PROCESS
Amelia Kurniawati ST., MT.
Goal
memahami konsep dasar pengambilan
keputusan keputusan dalam setiap
organisasi ataupun individu
mengetahui berbagai macam ilustrasi
dalam penyelesaian masalah keputusan
manajemen
mengidentifikasi terhadap masalah yang
dihadapai perusahaan
menyusun masalah secara hierarki
menyusun prioritas keputusan.
a
w
s
si
a
h
Ma apat
d
Outline
PENDAHULUAN
KONSEP-KONSEP DASAR
KEGUNAAN AHP
LANGKAH DAN PROSEDUR ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS
CONTOH PENERAPAN
LATIHAN SOAL
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Sumber masalah dalam pengambilan
keputusan:
ketidakpastian
ketidaksempurnaan informasi
keberagaman kriteria
AHP
AHP..
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah
suatu metode analisis
dikembangkan oleh Thomas L.Saaty
untuk menyusun struktur masalah dan
mengambil keputusan atas suatu alternatif
penerapannya sudah meluas ke berbagai
model alternatif; contoh: analisis manfaat
biaya, memilih portofolio, peramalan.
AHP..
merupakan teori umum mengenai
pengukuran;
Empat macam skala pengukuran yang
biasanya digunakan secara berurutan adalah
skala nominal, ordinal, interval dan rasio.
Skala yang lebih tinggi dapat dikategorikan
menjadi skala yang lebih rendah, namun
tidak sebaliknya.
AHP..
Contoh: Pendapatan per bulan yang berskala rasio
dapat dikategorikan menjadi tingkat pendapatan
yang berskala ordinal atau kategori (tinggi,
menengah, rendah) yang berskala nominal.
Sebaliknya jika pada saat dilakukan pengukuran
data yang diperoleh adalah kategori atau ordinal,
data yang berskala lebih tinggi tidak dapat diperoleh.
AHP..
AHP digunakan untuk menurunkan skala rasio dari
beberapa perbandingan berpasangan yang bersifat
diskrit maupun kontinu.
Perbandingan berpasangan tersebut dapat
diperoleh melalui pengukuran aktual maupun
pengukuran relatif dari derajat kesukaan, atau
kepentingan atau perasaan.
Jadi, metode ini sangat berguna untuk membantu
mendapatkan skala rasio dari hal-hal yang semula
sulit diukur seperti pendapat, perasaan, perilaku,
dan kepercayaan.
KONSEP-KONSEP DASAR
Kegunaan AHP
secara umum:
untuk
perencanaan,
memecahkan
penentuan alternatif,
berbagai masalah
penyusunan prioritas,
kompleks yang tak
pemilihan kebijaksanaan,
terstruktur
alokasi sumber,
penentuan kebutuhan,
peramalan hasil,
perancangan sistem,
pengukuran kinerja,
optimasi.
Kegunaan AHP
Keunggulan:
(1)
Kegunaan AHP
Keunggulan:
(2)
Kegunaan AHP
Kelemahan:
Menuntut partisipasi pihak yang benar-benar
mengetahui masalah, khususnya dalam
penyusunan hierarki permasalahan.
Jika dalam pengambilan keputusan
berkelompok terdapat perbedaan yang
sangat ekstrim maka AHP tidak dapat
langsung diterapkan, sebagai pendahuluan
dapat diterapkan metode yang dapat
menyatukan pendapat/masalah.
HIERARKI
merupakan identifikasi elemen-elemen
suatu masalah yang tersusun secara logis
dan sistematik dalam tingkatan/level
dimana setiap tingkat merupakan
kelompok elemen-elemen yang
homogen/sama dan setiap elemen
mempunyai tingkatan yang sama harus
bersifat bebas/independent.
HIERARKI
Struktur hierarki yang dibuat dalam AHP
adalah kumpulan pertimbangan dan
alternatif keputusan yang tergambar
dalam bentuk tingkatan hierarki (level).
Setiap tingkatannya meliputi beberapa
elemen (kriteria dan subkriteria).
HIERARKI
2 jenis hierarki:
hierarki struktural: hierarki yang menyusun
sistem kompleks ke dalam elemen-elemen
berdasarkan sifat elemen tersebut.
Struktur: gambaran logika manusia dalam menilai,
memilih alternatif, dan menerima informasi
HIERARKI
Pegangan dalam menyusun hierarki:
Walaupun suatu hierarki tidak dibatasi dalam
jumlah tingkat (level) tetapi sebaiknya dalam
setiap sub sistem hierarki tidak terdapat terlalu
banyak elemen (sekitar lima sampai sembilan
elemen).
Karena setiap elemen akan dibandingkan
dengan elemen lain dalam suatu sub sistem
hierarki yang sama, maka elemen-elemen
tersebut haruslah setara dalam kualitas.
HIERARKI
Kriteria-kriteria yang dimasukkan dalam AHP harus:
Lengkap; mencakup semua aspek penting dari
masalah.
Operasional; dapat dianalisis, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif, dan dapat dikomunikasikan.
Independen; kriteria yang satu tidak tergantung dari
kriteria yang lain.
Minimum; jumlah kriteria harus optimal untuk
memudahkan analisis.
HIERARKI
contoh:
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data perbandingan berpasangan
(pairwise comparison) dapat dilakukan dengan
metode kuesioner
Kemudian data diterjemahkan ke dalam nilai
kontribusi relatif terhadap masing-masing tujuan
atau kriteria yang setingkat di atasnya.
Metode penilaian & pemilihan alternatif yang
umum digunakan adalah Pair-wise Comparison
Judgement Matrices (PCJM). Metode lainnya
adalah Liberatore. (Dalam perkuliahan ini, yang
dibahas hanya PCJM)
PENGUMPULAN DATA
Intensitas
kepenting
an
1
2,4,6,8
Keterangan
Kedua elemen
sama pentingnya
Elemen yang
satu sedikit lebih
penting daripada
elemen yang lain
Elemen yang
satu lebih
penting daripada
elemen yang
lainnya
Elemen yang
satu sangat
penting daripada
elemen yang
lainnya
Mutlak lebih
penting
Nilai tengah di
antara dua
pendapat yang
berdampingan
Ta
be
l in
te
(M nsita
eto s
Penjelasan
de kep
PC en
Dua elemen mempunyai
JM ting
)
an
pengaruh yang sama
besar terhadap tujuan
PENGUMPULAN DATA
Hasil perbandingan secara berpasangan elemen-elemen operasi
akan membentuk matriks perbandingan yang dinyatakan sebagai
berikut:
A1
A3
...
An
A1
...
a1n
A2
...
a2n
...
...
...
An
...
A2
...
...
Ann
PENGUMPULAN DATA
A1 A2 A3 ... An
A1 a1 a1 a1 ... a1n
A2
1
a2
2
a2
3
a2
...
An
1
...
an
2
...
an
3
...
an
...
a2n
...
...
Ann
PENGUMPULAN DATA
Penilaian yang melibatkan banyak partisipan (MULTI
PARTISIPAN) akan menghasilkan pendapat yang berbeda
antara satu partisipan dengan partisipan lainnya.
AHP hanya membutuhkan satu jawaban untuk satu matriks
berpasangan. Jadi semua jawaban partisipan harus dirataratakan.
Untuk mendapatkan satu nilai perbandingan rasio tersebut,
Thomas L. Saaty memberikan metode perataan geometris
atau Geometric Mean Theory (GM).
Perataan geometris menyatakan bahwa jika terdapat n
partisipan yang melakukan perbandingan berpasangan,
maka terdapat n nilai untuk tiap pasangan.
PENGUMPULAN DATA
Untuk mendapatkan satu nilai tertentu dari semua nilai tersebut,
maka masing-masing nilai harus dikalikan satu sama lain kemudian
hasil perkalian tersebut dipangkatkan dengan (1/n).
Secara matematis, dapat dituliskan sebagai berikut :
Aij =(ZI x Z2 x Z3 x ... x Zn)1/n
dimana :
Aij = nilai rata-rata perbandingan antara kriteria Ai dengan Aj
untuk n partisipan
Zi = nilai perbandingan antara kriteria Ai dengan Aj untuk
partisipan ke- i
i = 1,2,3,...,n ;
n = jumlah partisipan.
PENGUMPULAN DATA
A1
A2
A3
...
An
A1
a11
a13
...
a1n
A2
...
a2n
...
...
...
An
...
...
...
Ann
PERHITUNGAN BOBOT
A2
...
An
A1
w1/w1 w1/w2
...
w1/wn
A2
w2/w1 w2/w2
...
w2/wn
...
...
...
wn/wn
...
An
...
...
wn/w1 wn/w2
i = 1,2,....n
AW = nW
W adalah vektor eigen dari matriks A dengan
eigenvalue (n).
(A -maksI)W = 0
PERHITUNGAN KONSISTENSI
Penyimpangan dari konsistensi dinyatakan dengan
Indeks Konsistensi (Consistency Index) yang disingkat
CI. Nilai CI didapat dari persamaan berikut:
PERHITUNGAN KONSISTENSI
Random Index untuk matriks A :
1.98(n 2)
RI
n
PERHITUNGAN KONSISTENSI
Nilai
I nd
Ukuran Matriks
1,2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
eks
R
ando
PERHITUNGAN KONSISTENSI
Perbandingan antara CI dan RI untuk suatu matriks
didefinisikan sebagai Ratio Konsistensi (CR).
SOLUSI
Dilakukan perhitungan bobot lokal,
dan bobot global untuk setiap kriteria,
sub-kriteria serta alternatif sehingga
dapat diperoleh solusi.
CONTOH PENERAPAN
Langkah 1
definisi permasalahan dan Tujuan :
memilih lokasi pembangunan pabrik
Langkah 2
Struktur Hierarki
Penentuan
lokasi
Luas
wilayah
Palembang
posisi
geografis
Aceh
upah
buruh
Medan
ketersediaan
bahan baku
Batam
Padang
Kepadatan
penduduk
Bandar
Lampung
Langkah 3
Langkah 3
PCJM kriteria terhadap tujuan :
matriks perbandingan berpasangan
KRITERIA
Posisi
Geografis
Upah Buruh
Ketersediaan
Bahan Baku
Luas Wilayah
Kepadatan
Penduduk
TOTAL
5,00
3,00
5,00
2,00
0,20
1,00
0,25
4,00
0,50
0,33
4,00
1,00
5,00
1,00
0,20
0,25
0,20
1,00
0,50
0,50
2,00
1,00
2,00
1,00
2,23
12,2
5
5,45
17,00
5,00
Langkah 4
Normalisasi PCJM kriteria terhadap tujuan :
matriks normalisasi
4,00 : 12.25
0,56 : 5,00
Posisi
Ketersediaa Luas
Upah
Kepadatan
Priority
KRITERIA Geogra
n Bahan Wilaya
Jumlah
Buruh
Penduduk
vector
fis
Baku
h
Posisi
0,45
0,41
0,55
0,29
0,40
0,42
2,10
Geografis
Upah Buruh 0,09
0,08
0,05
0,24
0,10
0,11
0,56
Ketersediaa
n Bahan
0,15
0,33
0,18
0,29
0,20
0,23
1,15
Baku
Luas
0,09
0,02
0,04
0,06
0,10
0,06
0,31
Wilayah
Kepadatan
0,22
0,16
0,18
0,12
0,20
0,18
0,88
Penduduk
Kriteria yang menjadi prioritas utama adalah posisi
TOTAL
1,00
1
5
geografis1,00
karena1,00
memiliki1,00
nilai priority
vector1,00
terbesar, yaitu 0,42
Langkah 4
Uji Konsistensi
max =
CI =
5.3799
= 0.094977
CR =
= 0.085648
(konsisten)
Langkah 5
Perhitungan yang sama juga dilakukan
pada tiap alternatif, dengan
membandingkan tiap-tiap lokasi terhadap
masing-masing kriteria.
Langkah 5
1 : Posisi Geografis
matriks perbandingan berpasangan
Posisi
Geografis
Aceh
Medan
Batam
Aceh
Medan
Batam
Padang
1,00
5,00
4,00
0,20
1,00
0,20
0,25
5,00
1,00
0,33
4,00
2,00
0,25
0,33
0,33
2,32
0,50
2,00
2,00
10,75
1,00
4,00
3,00
14,33
Padang
3,00
Palembang
5,00
Bandar Lampung 4,00
TOTAL
22,00
Palemba Bandar
ng
Lampung
0,20
0,25
3,00
3,00
0,50
0,50
0,25
1,00
1,00
5,95
0,33
1,00
1,00
6,08
Langkah 5
1 : Posisi Geografis
Normalisasi
Posisi
Geografis
Aceh
Medan
Batam
Padang
Palembang
Bandar
Lampung
TOTAL
Aceh
Palem- Bandar
bang Lampung
0,03
0,04
0,50
0,49
0,08
0,08
Priority
vector
0,04
0,40
0,11
0,05
0,23
0,18
0,09
0,43
0,09
0,02
0,47
0,09
0,02
0,28
0,14
0,14
0,23
0,11
0,14
0,05
0,19
0,07
0,28
0,04
0,17
0,05
0,16
0,08
0,19
0,18
0,14
0,19
0,21
0,17
0,16
0,18
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
Langkah 5
1 : Posisi Geografis
Uji Konsistensi
max = 6.289156558
CI = 0.0578313
CR = 0.046638155 (konsisten)
Langkah 5
2 : Upah Buruh
matriks perbandingan berpasangan
Aceh
Medan
1,00
0,50
2,00
1,00
4,00
0,50
3,00
2,00
Palembang
0,33
0,50
Batam
0,25
2,00
1,00
3,00
0,33
2,00
Padang
Palembang
Bandar
Lampung
TOTAL
0,33
3,00
0,50
2,00
0,33
3,00
1,00
3,00
0,33
1,00
0,50
2,00
0,33
0,33
0,50
2,00
0,50
1,00
5,42
7,83
9,33
14,00
3,00
11,50
Upah Buruh
Padang
Bandar
Lampung
3,00
3,00
Langkah 5
2 : Upah Buruh
Normalisasi
Bandar
PalemPriority
Medan Batam Padang
Lampun
bang
vector
g
0,26 0,43 0,21
0,11
0,26
0,24
0,13 0,05 0,14
0,17
0,26
0,14
Upah Buruh
Aceh
Aceh
Medan
0,18
0,09
Batam
0,05
0,26
0,11
0,21
0,11
0,17
0,15
Padang
Palembang
Bandar
Lampung
TOTAL
0,06
0,55
0,06
0,26
0,04
0,32
0,07
0,21
0,11
0,33
0,04
0,17
0,06
0,31
0,06
0,04
0,05
0,14
0,17
0,09
0,09
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
Langkah 5
3 : Ketersediaan bahan baku
matriks perbandingan berpasangan
Ketersediaa
n Bahan
Baku
Aceh
Medan
Batam
Padang
Palembang
Bandar
Lampung
TOTAL
Aceh
Meda
PalemBatam Padang
n
bang
Bandar
Lampung
1,00
2,00
3,00
2,00
4,00
0,50
1,00
2,00
0,33
3,00
0,33
0,50
1,00
0,33
3,00
0,50
3,00
3,00
1,00
4,00
0,25
0,33
0,33
0,25
1,00
0,33
0,33
0,50
0,33
3,00
3,00
3,00
2,00
3,00
0,33
1,00
15,00 9,83
7,17
14,50
2,50
5,50
Langkah 5
3 : Ketersediaan bahan baku
normalisasi
Ketersedia
an Bahan
Baku
Aceh
Aceh
0,07
Bandar
PalemPriority
Medan BatamPadang
Lampu
bang
vector
ng
0,05 0,05 0,03
0,10
0,06
0,06
Medan
0,13
0,10
0,07
0,21
0,13
0,06
0,12
Batam
0,20
0,20
0,14
0,21
0,13
0,09
0,16
Padang
0,13
0,03
0,05
0,07
0,10
0,06
0,07
Palembang
Bandar
Lampung
TOTAL
0,27
0,31
0,42
0,28
0,40
0,55
0,37
0,20
0,31
0,28
0,21
0,13
0,18
0,22
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
Langkah 5
4 : Luas Wilayah
matriks perbandingan berpasangan
Luas
Wilayah
Aceh
Medan
Batam
Padang
Palembang
Bandar
Lampung
TOTAL
1,00
2,00
3,00
1,00
3,00
Meda
PalemBatam Padang
n
bang
0,50
0,33
1,00
0,33
1,00
2,00
3,00
1,00
0,50
1,00
0,50
0,50
0,33
2,00
1,00
0,25
1,00
2,00
4,00
1,00
2,00
0,33
0,50
0,33
0,33
1,00
12,00 3,67
7,83
9,83
3,42
12,50
Aceh
Bandar
Lampung
0,50
3,00
2,00
3,00
3,00
Langkah 5
4 : Luas Wilayah
normalisasi
Bandar
PalemPriority
Medan Batam Padang
Lampun
bang
vector
g
0,14
0,04
0,10
0,10
0,04
0,08
0,27
0,26
0,31
0,29
0,24
0,26
Luas
Wilayah
Aceh
Aceh
Medan
0,08
0,17
Batam
0,25
0,14
0,13
0,05
0,15
0,16
0,15
Padang
Palembang
Bandar
Lampung
TOTAL
0,08
0,25
0,09
0,27
0,26
0,26
0,10
0,41
0,07
0,29
0,24
0,24
0,14
0,29
0,17
0,09
0,06
0,03
0,10
0,08
0,09
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
Langkah 5
5 : Kepadatan Penduduk
matriks perbandingan berpasangan
Kepadatan
Penduduk
Padang
Palembang
Bandar
Lampung
Aceh
Medan
1,00
3,00
0,33
1,00
0,50
3,00
3,00
4,00
2,00
2,00
2,00
3,00
Batam
2,00
0,33
1,00
4,00
0,50
0,50
Padang
Palembang
Bandar
Lampung
TOTAL
0,33
0,50
0,25
0,50
0,25
2,00
1,00
3,00
0,33
1,00
0,50
3,00
0,50
0,33
2,00
2,00
0,33
1,00
7,33
2,75
8,75
17,00
6,17
10,00
Langkah 5
5 : Kepadatan Penduduk
normalisasi
Bandar
Kepadatan
Bata Padan PalemPriority
Aceh Medan
Lampun
Penduduk
m
g
bang
vector
g
Aceh
0,14
0,12 0,06 0,18 0,32
0,20
0,17
Medan
0,41
0,36
0,34 0,24
0,32
0,30
0,33
Batam
0,27
0,12
0,11 0,24
0,08
0,05
0,15
Padang
0,05
0,09
0,03 0,06
0,05
0,05
0,05
Palembang
Bandar
Lampung
TOTAL
0,07
0,18
0,23 0,18
0,16
0,30
0,19
0,07
0,12
0,23 0,12
0,05
0,10
0,11
1,00
1,00
Langkah 6
Priority vector
Aceh
Medan
Batam
Padang
Palembang
Bandar
Lampung
Posisi
Geografis
Upah
Buruh
Ketersediaan
Luas Wilayah
Bahan Baku
Kepadatan
Penduduk
0,42
0,04
0,40
0,11
0,08
0,19
0,11
0,24
0,14
0,15
0,06
0,31
0,23
0,06
0,12
0,16
0,07
0,37
0,06
0,08
0,26
0,15
0,14
0,29
0,18
0,17
0,33
0,15
0,05
0,19
0,18
0,09
0,22
0,09
0,11
Langkah 6
Priority Ranking
Priority
ranking
Aceh
0,09
Medan
0,28
Batam
0,14
Padang
0,07
Palembang
0,25
Bandar Lampung
0,16
kriteria
=
+
+
+
+
0,42
0,11
0,23
0,06
0,18
x
x
x
x
x
Alt.
Aceh
0,04
0,24
0,06
0,08
0,17
LATIHAN SOAL
Soal 1.
Pada matriks perbandingan di bawah ini tentukan
prioritas masing-masing kriteria dan tentukan konsistensi
matriks perbandingannya?
Kriteria
IBP
Financial
Customer
Learning &
Growth
IBP
Financial
Customer
Learning & Growth
1
0.5
3
1
2
1
4
1
0.333
0.25
1
0.333
1
1
3
1
Soal 2.
Pada matriks perbandingan di bawah ini tentukan
prioritas masing-masing sub kriteria dari Learn & Growth
dan tentukan konsistensi matriks perbandingannya?
Sub Kriteria
Information on
Capital
Organizational
Capital
Human capital
Information
on Capital
Organizational
Capital
Human
capital
1/5
1/4
Soal 3.
Humam baru saja lulus SMA. Dia berencana melanjutkan
ke Perguruan Tinggi. Pilihannya adalah jurusan Teknik
Industri. Ada 3 Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi
piihannya, yaitu ITB, UI, dan UGM. Humam adalah orang
Desa Prembun. Kriteria yang Humam gunakan untuk
memilih PTN: Reputasi PT (R), Biaya Hidup (B), Budaya
Akademik (A), Fasilitas Pendidikan (F), dan Dosen (D).
Walaupun baru lulus SMA, Human cukup mengerti tentang
bagaimana menentukan prioritas pilhann tersebut setelah
diterangkan oleh orang tuanya. Kerangkan analisis untuk
kriteria Perguruan Tinggi adalah:
Soal 3.
R
Soal 4.
Jika diketahui data sbb:
Faktor Keamanan lebih penting dari Faktor kenyamanan (5 :1)
Faktor Keamanan jelas lebih penting dari Faktor kebersihan (7:1)
Faktor Keamanan sama penting dengan Faktor Harga (1:1)
Faktor Keamanan sedikit lebih penting dari Faktor kelengkapan (3:1)
Faktor Kenyamanan sedikit lebih penting dari Faktor kebersihan (3:1)
Faktor Kenyamanan sama penting dengan Faktor harga (1:1)
Faktor Kenyamanan sama penting dengan Faktor kelengkapan (1:1)
Faktor Kebersihan sama penting dengan Faktor harga (1:1)
Faktor kebersihan sedikit kurang penting dibanding Faktor kelengkapan (1:3)
Faktor Harga sedikit kurang penting dibanding Faktor kelengkapan (1:3)
Berdasarkan data di atas, hitunglah:
Matriks perbandingannya
Faktor apa yang dianggap paling penting
Apakah pendapat di atas terkategori konsisten
Soal 5.
Pada matriks perbandingan di bawah ini tentukan prioritas
masing-masing kriteria dan tentukan konsistensi matriks
perbandingannya?
IBP
Finan
Learning &
Customer
cial
Growth
Kriteria
IBP
0.333
Financial
0.5
0.25
Customer
0.333
Soal 6.
Pada matriks perbandingan di bawah ini tentukan prioritas
masing-masing sub kriteria dari Learn & Growth dan
tentukan konsistensi matriks perbandingannya?
Sub Kriteria
Information on
Capital
Organizational
Capital
Human capital
1/5
1/4