Anda di halaman 1dari 25

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN KUALITATIF

TENTANG
ANALISIS DATA DALAM PENELITIAN KUALIATATIF

(DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK 3 DI SEMESTER IV)

DISUSUN OLEH :
AMELIA MUTIARANI : 219.0
FITRIA RAHMADHNI : 219.021
MELIA : 219.038
ZULHAJI : 219.041

DOSEN PEMBIMBING : IHSAN HADI, M.PD

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
STAI-YDI LUBUK SIKAPING
TA. 2020M/1441H
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh keyakinan
serta usaha maksimal. Semogadengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif
bagi kita semua.

Selanjutnya penulis ucapkan terimakasih kepada bpk.Ihsan Hadi, M.Pd yang telah
memberikan tugas makalah ini kepada penulis sehingga dapat memicu motifasi penulis untuk
senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai "Analisis Data
Dalam Penelitian kualitatif '' sehingga penulis dapat menemukan hal-hal baru yang belum
penulis ketahui.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lubuk Sikaping, Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................I

DAFTAR ISI.......................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................1


B. RUMUSAN MASALAH ………………………………….
C. TUJUAN PENULISAN …………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. CARA PENGORGANISASI DATA........................................


B. PEMBUATAN CODING..........................................................
C. ANALISIS TEMATIK..............................................................
D. ANALISIS DATA...............................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………13
B. SARAN ………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Metode penelitian adalah sebuah ilmu yang mempelajari cara atau teknik dalam
melakukan penelitian baik berupa penelitian akademis maupun penelitian umum. Secara garis
besar metode penelitian populer terbagi menjadi dua macam, penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Metode penelitian kualitatif bersikap mencari hakikat dan banyak digunakan dalam penelitian
dalam ranah sosial, budaya, dan masyarakat.

Kedua metode penelitian diatas membutuhkan data sebagai acuan bahan penelitiannya.
Peneliti diharuskan mencari data se-objektif mungkin kemudian mengolah data tersebut hingga
diperoleh kesimpulan dari peneliannya tersebut. Data merupakan bahan penetian bagi penelitian
kuantitatif dan merupakan inti bagi penelitian kualitatif. Data yang telah di dapatkan oleh peneliti
kemudian dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian.

Oleh karena itu materi tentang analisis data harus benar-benar dipahami oleh peneliti.
Peneliti harus mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan analisis data sesuai dengan metode
penelitian yang ditentukannya. Maka dalam materi pembahasan dibawah ini, penulis berusaha
menjelaskan beberapa cara atau teknik analisis data dalam suatu penelitian ilmiah. Kemudian
penulis memfokuskan materi dalam pembahasan analisis metode penelitian kualitatif agar
pembahasan tidak terlalu meluas dan panjang lebar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara pengorganisasian data ?
2. Bagaimana cara pembuatan coding ?
3. Apa itu analisis tematil ?
4. Apa itu analisis data ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Bagaimana cara pengorganisasian data
2. Untuk mengetahui Bagaimana cara pembuatan coding
3. Untuk mengetahui Apa itu analisis tematil
4. Untuk mengetahui Apa itu analisis data
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara Pengorganisasian Data

1
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena
dengan analisislah data terseut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan
masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecahkan dalam kelompok-
kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi, serta diperas sedemikian rupa,
sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk
menguji hipotesis.

Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok serta hubungan-hubungan yang


terjadi dianalisis, perlu dibuat penasiran-penafsiran terhadap hubungan-hubungan antara
fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-fenomena lain di luar
penelitian tersebut. Berdasarkan analisis dan penafsiran yang di buat, perlu pula ditarik
kesimpulan-kesimpulan yang berguna, serta implikasi-implikasi dan saran-saran untuk
kebijakan selanjutnya.

1. Editing
Sebelum data diolah, data perlu di edit lebih dahulu. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pengeditan data:
a. Apakah data sudah lengkap dan sempurna?
b. Apakah data sudah cukup jelas tulisannya untuk di baca?
c. Apakah semua catatan dapat dipahami?
d. Apakah semua data sudah cukup konsisten?
e. Apakah data cukup uniform?
f. Apakah ada response yang tidak sesuai?
2. Pengkodean data

1
Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2005.
Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang,
ataupun hanya “Ya” dan “Tidak”. Untuk memudahkan analisis, maka jawaban-
jawaban tersebut perlu di beri kode.
3. Membuat tabulasi
Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak
lain adalah memasukkan data ke dalam tabel-tabel, dan mengatur angka-angka
sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori
4. Menganalisis data
Langkah pertama dalam analisis adalah membagi data atas kelompok atau
kategori-kategori. Kategori tidak lain dari bagian. Beberapa cirri dalam membuat
kategori adakah sebagai berikut:
a. Kategori yang dibuat harus sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian
b. Kategori harus lengkap
c. Kategori harus bebas dan terpisah
d. Tiap kategori harus berasal dari satu kaidah klasifikasi
e. Tiap kategori harus dalam satu level
5. Analisis hubungan
Peneliti juga harus melihat hubungan yang terjadi antara variabel-variabel dalam
penelitiannya. Beberapa jenis hubungan yang perlu diketahui.
6. Hubungan simetris
Apabila sebuah variable berhubungan dengan variabel yang lain, tetapi adanya
variable tersebut bukan disebabkan atau bukan dipengaruhi oleh variabel yang
lain.
7. Hubungan asimetris
Hubungan antara variabel, di mana satu variabel mempengaruhi variabel yang
lain, tetapi hubungan tersebut tidak timbal balik
8. Hubungan timbal balik
Hubungan antara variabel yang bersifat hubungan dua arah dan saling
mempengaruhi satu sama lain.
9. Analisis silang
Analisis silang adalah analisis dengan menggunakan tabel silang. Tabel silang ini
dapat berbentuk frekuensi atau persentase.
10. Analisis Sosiometrik
Analisis sosiometrik adalah analisis dalam mengadakan pilihan. Pilihan tersebut
dapat saja mengenai pilihan terhadap orang, partai politik, kelompok minoritas,
pengaruh, garis komunikasi, dan sebagainya.
11. Analisis semantic differensial
Dalam analisis perbedaan semantic, peneliti dihadapkan kepada kajian skala yang
telah diberikan pada sifat-sifat bipolar, baik dalam kategori evaluasi, potensi,
ataupun kegiatan. Analisis ini dapat dikerjakan dengan menggunakan analisis
variance-variance, tetapi analisis sering dilakukan adalah dengan cara yang lebih
mudah, yaitu dengan menggunakan analisis jarak klaster ataupun analisis skor
faktor.
12. Penafsiran data
Penafsiran atau interpretasi tidak lain dari pencarian pengertiaan yang lebih luas
tentang penemuan-penemuan. Penafsiran data tidak dapat dipisahkan dari analisis,
sehingga sebenarnya penafsiran merupakan aspek Penafsiran atau interpretasi
tidak lain dari pencarian pengertiaan yang lebih luas tentang penemuan-
penemuan. Penafsiran data tidak dapat dipisahkan dari analisis, sehingga
sebenarnya penafsiran merupakan aspek tertentu dari analisis, dan bukan
merupakan bagian yang terpisah dari analisis. Secara umum, penafsiran adalah
penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang
dipaparkan.
13. Generalisasi dan kesimpulan
Generalisasi adalah penarikan suatu kesimpulan umum dan analisisGeneralisasi
adalah penarikan suatu kesimpulan umum dan analisis penelitian. Generalisasi
yang di buat harus berkaitan pula dengan teori yang mendasari penelitian yang
dilakukan. Setelah generalisasi dibuat, maka peneliti perlu pula menarik
kesimpulan-kesimpulan dari penelitian. Peneliti harus cukup hati-hati dalam
membuat kesimpulan penelitiannya. Tiap peneliti tidak pernah luput dari bias
pribadi yang ada kalanya bias ini akan mempengaruhi kesimpulan yang akan
ditarik.
14. Peneliti hendaknya tidak mencampuradukkan antara kesimpulan dan
rekomendasi. Karena itu, peneliti ilmu-ilmu social harus hati-hati sekali dalam
menyimpulkan hasil penelitiannya, lebih-lebih lagi karena kesimpulan yang
ditarik mempunyai implikasi yang pancamuka, baik implikasi ekonomi, politik,
maupun social

B. PEMBUATAN CODING

Teknik koding adalah langkah yang dilakukan seorang peneliti untuk mendapatkan
gambaran fakta sebagai satu kesatuan analisis data kualitatif dan teknik mengumpulkan
serta menarik kesimpulan analisis psikologis terhadap data yang diperoleh. Koding
sebagaimana diuraikan oleh Saldana (2009) dimaksudkan sebagai cara mendapatkan kata
atau frase yang menentukan adanya fakta psikologi yang menonjol, menangkap esensi fakta,
atau menandai atribute psikologi yang muncul kuat dari sejumlah kumpulan bahasa atau
data visual. Data tersebut dapat berupa transkrip wawancara, catatan lapangan observasi
partisipan, jurnal, dokumen, literatur, artefak, fotografi, video, website, korespondensi email
dan lain sebagainya. Kode dengan demikian merupakan proses transisi antara koleksi data
dan analisis data yang lebih luas (Saldana, 2009).

Berikut ini beberapa tahapan yang perlu dilakukan seorang peneliti agar bisa memulai
koding dengan baik.
1. Menyiapkan Data Mentah Menjadi Verbatim
Apakah anda sudah siap dengan data secara keseluruhan ?
Data yang sudah terkumpul bukan data mentah, seperti rekaman, video, gambar,
coraat-coret observasi, atau jenis data mentah lainnya yang belum diubah dalam sebuah
bahasa atau kalimat. Data yang akan dikoding adalah data yang sudah berbentuk kata-
kata atau sekumpulan tanda yang sudah peneliti ubah dalam satuan kalimat atau tanda
lain yang bisa memberikan gambara bahasa dan visual.

Jika data wawancara, maka peneliti perlu menyiapkan transkrip wawancara


secara utuh dari hasil rekaman suara menjadi sekumpulan kalimat sebagaimana audio
asli dari hasil wawancara. Biasanya dikenal istilah “verbatim.” Jika data observasi
terstruktur atau partisipan, maka siapkan juga hasil check list, sejenisnya sesuai dengan
teknik observasi peneliti atau narasi catatan lapangan yang sudah berbentuk lembaran.
Jikalau berbentuk foto, anda sudah siapkan narasi dari sebuah foto atau menandai
dengan kata-kata, hal yang penting menunjukkan adanya fakta psikologis. Begitu juga
data dokumen lain, peneliti membuat terpisah dari data aslinya, yakni dengan meng-
copy agar data asli tidak rusak karena boleh jadi data asli adalah data penting. Jika
data yang anda temukan atau anda bangun dalam bentuk video, dibutuhkan
transkrip audio agar peneliti mendapat secara langsung paparan percakapan selain
melihat secara bersamaan fakta gerak visual video. Dalam konteks video, koding akan
diproses lebih kompleks, tidak hanya mencatat hasil pengamatan data visual, tetapi
juga isi percakapannya.

Perlu diperhatikan, setiap data yang sudah diubah menjadi data yang siap
dikoding, jangan lupa memberikan “kode” untuk setiap jenis data. Misalnya peneliti
mempunyai data transkrip wawancara pada satu subyek, maka untuk data ini dapat
anda beri kode NT1. NT dapat dijadikan sebagai penanda nama subyek, NATRI.
Angka 1 dapat menjadi tanda dilakukan wawancara pertama. Sebagai misal jika
wawancara kedua, maka peneliti bisa memberikan kode NT2. NT2 berarti penanda
subyek hasil wawancara dari Natri pada kali kedua. Data yang berbeda, misalnya dari
hasil observasi, bisa diperlakukan sama sebagaimana penjelasan di atas.

2. Pemadatan Fakta

Mengapa dibutuhkan pemadatan fakta dari setiap data yang sudah terkumpul ?
Setelah administrasi data terbangun, peneliti menuju langkah selanjutnya, yakni
melakukan pemadatan fakta. Pemadatan fakta bertujuan memperoleh fakta-fakta
psikologis dari data yang sudah terkumpul untuk dipilah “perfsakta secara terpisah-
pisah.” Pemadatan fakta dapat diambil dari seluruh data, baik dari transkrip hasil
wawancara, catatan lapangan, video, dokumentasi dan data lain yang ada. Kesalahan
yang sering terjadi pada pemula, pemadatan fakta dilakukan tidak “per-fakta,” tetapi
langsung diinterpretasikan dalam sebuah narasi pendek.
3. Menyiapkan Probing untuk Pendalaman Data
Ketika ada pemadatan fakta dan interpretasi, kadang data masih menimbulkan sebuah
tanda tanya baru, bagaimana menyikapi data yang seperti itu ?

Jika data dianggap belum lengkap dan menimbulkan pertanyaan bagi peneliti,
hal ini memberikan kesempatan bagi peneliti membuat catatan kecil untuk didalami.
Catatan ini dapat berupa investasi pertanyaan wawancara lanjutan sehingga peneliti
akan mendapatkan data yang lebih mendalam. Data yang mendalam sangat dibutuhkan
bagi peneliti kualitatif karena akan menambah kredibilitas analisis dan semakin
menunjukkan keunikan hasil penelitian. Teknik ini disebut sebagai “probing.” Hasil
probing akan diperlakukan sebagaimana wawancara yakni dibuat transkrip verbatim.
Probing dilakukan untuk mendapatkan cross-check data ke subyek dengan tujuan agar
fakta-fakta psikologis lebih akurat dan mendalam. Probing menjadi siklus pendalaman
data sehingga data sudah dianggap jenuh (exhausted) sehingga dengan demikian
peneliti mencukupkan penggalian data.

4. Pengumpulan Fakta Sejenis


Jika semua data sudah dilakukan pemadatan fakta dan diinterpretasikan, lalu mau
diapakan fakta-fakta dan interpretasi yang sudah dilakukan.

Setelah pemadatan fakta dilakukan tuntas atas semua data yang dimiliki
peneliti, langkah berikut adalah pengumpulan fakta sejenis. Tujuan pengumpulan
fakta sejenis untuk mengetahui kualitas fakta psikologis yang sudah diperoleh dari data
verbatim wawancara atau lainnya. Pengumpulan fakta sejenis membantu peneliti
melakukan sistematisasi kategorisasi dan pada akhirnya menemukan tema-tema kunci
sebagai bahan menarasikan data.

Pengumpulan fakta sejenis juga membantu peneliti untuk mengetahui apakah


data yang diperoleh sudah mendalam, mencerminkan data triangulasi, data dianggap
mencukupi atau belum sehingga dibutuhkan pendalaman data. Selain itu, pengumpulan
fakta sejenis dapat membantu peneliti untuk mengukur kredibilitas dan keandalan data
kualitatif. Peneliti dalam pengumpulan fakta sejenis akan mengetahui bahwa data
dengan kategori tertentu dianggap sudah cukup mewakili kesimpulan analisis atau
masih terasa kering sehingga perlu didalami lagi. Pengumpulan fakta sejenis dapat
membantu peneliti melakukan investasi pertanyaan pendalaman (probing). Dalam
pengumpulan fakta sejenis kita dapat mengetahui susunan fakta dan temuan analisis
sehingga kualitas tumpukan fakta sejenis apakah akan dipertahankan sebagai data
yang dapat dianalisisatau fakta yang ada akan diabaikan karena bukan merupakan fakta
yang dibutuhkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Melalui pengumpulan
fakta sejenis, peneliti akan mempertahankan fakta sejenis dan boleh jadi akan menggali
lagi fakta itu karena dianggap masih menyisakan pertanyaan pendalaman yang
mendukung pembuktian menjawab masalah penelitian.

5. Menentukan kategorisasi

Setelah pengumpulan fakta sejenis dilakukan oleh peneliti, lantas diapakan kumpulan
fakta sejenis tersebut ?

Jika pengumpulan fakta sejenis dilakukan dan peneliti sudah mendapatkan fakta
yang mendalam dan meluas, peneliti akan memperoleh gambaran data berbasis fakta
secara visual. Pekerjaan ini akan menyenangkan karena peneliti sudah mulai dapat
melihat dan memahami dinamika psikologis dari data yang sudah digali. Peneliti dapat
memulai untuk menyusun narasi hasil penelitian. Oleh karena itu dari kumpulan
pemadatan fakta sejenis dan kesimpulan interpretasi, peneliti akan dapat membuat
kategorisai. Kategorisasi dapat diartikan sebagai kesimpulan analisis setelah peneliti
melihat kumpulan fakta dan kesalinghubungan diantara fakta. Kesalinghubungan fakta
ini juga akan dibantu kode interpretasi sehingga pembuatan kata, frase atau kalimat
kategorisasi akan betul- betul mencerminkan varian fakta sejenis. Dalam psikologi,
kategorisasi dapat diibaratkan merupakan kesimpulan diagnosis dari gejala awal fakta
yang didapat.

6. Membangun konsep dan menarasikan

Bagaimana pada saat kita sudah menemukan kategorisasi dari data yang kita peroleh
dan mendapatkan banyak kategorisasi.

Ketika peneliti sudah mendapatkan banyak kategorisasi, maka tugas selanjutnya


memilih kebutuhan yang utama yaitu kategorisasi apa saja yang paling penting
menjawab masalah penelitian. Jika temuan kategorisasi kemudian tidak sejalan dengan
masalah awal penelitian berarti seorang peneliti harus memihak temuan fakta di
lapangan. Peneliti boleh jadi akan mengubah desain penelitiannya termasuk rumusan
masalah penelitian atau menurut Creswell (2013) mengenai kebutuhan akan studi yang
perlu dijawab karena peneliti telah menemukan fakta yang benar-benar berpijak di
lapangan (emik), termasuk masalah atau fokus penelitian yang dipilih. Melalui cara ini
ajuan proposal penelitian menjadi lebih match dengan realitas di lapangan. Pada
penelitian kualitatif, konfirmasi ide penelitian dengan fakta dilapangan dibutuhkan agar
penelitian kita tidak hanya menarik di ide peneliti dengan sejumlah pijakan literatur
tetapi tidak berkesinambungan dengan realitas di lapangan karena diksi, bahasa,
budaya, dan seting penelitian boleh jadi tidak ditemukan di referensi atau
sebagaimana yang dibayangkan oleh peneliti sebelumnya. Hal ini seringkali terjadi
pada mahasiswa penyusun skripsi, setelah mereka saya minta mengoding data
pendahuluan, pikiran yang sebelumnya dijadikan pijakan, masalah atau ketertarikan
studinya, ternyata terbantahkan setelah mereka mengumpulkan data, mengkoding dan
memetakan data untuk dipilih fokus studinya. Apa yang dipikirkan tidak sejalan
dengan fakta yang di lapangan.

C. Analisis Tematik
2
Thematic analysis merupakan salah satu cara untuk menganalisa data
dengan tujuan untuk mengidentifikasi pola atau untuk menemukan tema melalui
data yang telah dikumpulkan oleh peneliti (Braun & Clarke, 2006). Cara ini
merupakan metode yang sangat efektif apabila sebuah penelitian bermaksud untuk
mengupas secara rinci data-data kualitatif yang mereka miliki guna menemukan
keterkaitan pola-pola dalam sebuah fenomena dan menjelaskan sejauhmana
sebuah fenomena terjadi melalui kacamata peneliti (Fereday & Muir-Cochrane,
2006). Bahkan Holoway & Todres (2003) mengatakan bahwa thematic analysis
ini merupakan dasar atau pondasi untuk kepentingan menganalisa dalam

2
Meleong J Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2004.
penelitian kualitatif.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif,
dan thematic ini analysis ini sangat penting untuk dipelajari karena dianggap
sebagai core skills atau pengetahuan dasar untuk melakukan analisa dalam
penelitian-penelitian kualitatif. Bahkan lebih lanjut dapat dikatakan bahwa
pengidentifikasian tema yang mejadi ciri khas thematic analysis ini merupakan
salah satu generic skills bagi sebagian besar metode analisa kualitatif (Holloway &
Todres, 2003).

a. Tahapan melakukan thematic analysis.

Beberapa tahapan dalam melakukan analisa data ini kurang lebih sama
dengan teknik analisa kualitatif yang lain, misalnya adalah tahapan paling awal
yang dilakukan, yaitu memahami data yang telah diperoleh. Dalam thematic
analysis peneliti perlu untuk meluangkan waktunya untuk ‘mengenal lebih dekat’
data yang mereka telah peroleh sebelum melakukan tahapan-tahapan berikutnya.
Untuk lebih rinci bagaimana teknis melakukan analisa data dengan menggunakan
metode thematic analysis, berikut ini disampaikan tahapan-tahapannya.

b. Memahami data

Mendapatkan data yang diinginkan bukan berarti peneliti memahami


fenomena yang sedang diteliti. Karena penelitian kualitatif bertujuan untuk
mengupas secara mendalam apa yang terjadi dari sebuah peristiwa melalui
perspektif partisipan, maka rekaman dan transkrip wawancara ibaratnya adalah
‘harta karun’ peneliti yang perlu untuk dieksplorasi maknanya lebih dalam.
Disini peneliti perlu untuk memahami dan menyatu dengan data kualitatif yang
diperolehnya. Dan tidak ada cara lain yang lebih efektif untuk lebih menyatu
dengan data selain membaca dan membaca kembali transkrip wawancara dan
bahkan mendengarkan kembali rekaman wawancara atau menonton lagi
rekaman video yang sudah dibuat selama proses pengumpulan data. Rekaman
wawancara bisa menjadi sumber penting dalam proses analisa data karena
peneliti bisa mendapatkan informasi-informasi atau insights yang melalui
percakapan-percakapan yang dilakukannya bersama partisipan. Maka dari itu
peneliti sempatkan waktu paling tidak satu kali untuk mendengarkannya
kembali. Kegiatan ini menjadi lebih penting lagi apabila yang membuat
transkrip wawancaranya bukan peneliti sendiri.
Satu hal lagi yang juga penting dilakukan diproses ini adalah dengan
data ini adalah dengan membuat catatan pribadi selama membaca transkrip
atau saat sedang mendengarkan rekaman wawancara. Penulisan catatan ini
bisa dilakukan sesuai dengan minat masing-masing peneliti. Misalnya catatan
bisa ditulis dibuku tulis khusus untuk kepentingan penelitian, atau langsung
ditulis ditranskrip wawancara. Catatan ini dilakukan untuk menandai poin-
poin penting yang bisa jadi ditemui didalam transkrip atau rekaman. Yaitu hal-
hal yang sekiranya berpotensi menarik perhatian peneliti saat mulai
menganalisa data ditahapan selanjutnya, pengcodingan data misalnya.
Selain itu, penulisan catatan ini juga berfungsi membantu peneliti
untuk membaca data sebagai data. Artinya, peneliti tidak hanya memahami
data dari apa yang kelihatan dipermukaan, tapi sejauhmana peneliti bisa
menemukan makna yang terkandung didalam data tersebut. Oleh karena itu,
ditahapan ini peneliti diharapkan untuk bisa membaca secara aktif, kritis, dan
mulai memikirkan apa saja kira-kira makna yang tbisa ditemukan didalam data
yang ia baca.
Tujuan utama tahapan pertama ini adalah supaya peneliti mulai merasa
memahami isi data yang ia peroleh, dan mulai menemukan beberapa hal
didalam data yang terkait dengan pertanyaan penelitiannya. Untuk mencapai
hal itu, maka sangat wajar apabila peneliti mau untuk membaca transkrip
wawancaranya minimal sekali, dua kali bahkan tiga kali sekalipun sampai
peneliti benar-benar merasa paham dan ‘dekat’ dengan data. Plus, digabung
dengan catatan-catatan yang dibuat selama membaca akan merupakan satu hal
vital sifatnya observatif untuk menelusuri kedalaman data yang ia baca.
Membuat catatan disini bukan berarti peneliti mulai meng-coding
datanya. Namun catatan-catatan itu bisa berupa coretan-coretan atau highlight
dilembaran transkrip wawancara, atau bisa juga seperti catatan kecil buku
diary yang umumnya hanya bisa dipahami oleh peneliti sendiri. Karena
memang tujuan catatan ini adalah selain sebagai menggarisbawahi beberapa
hal yang berpotensi untuk di coding nantinya, juga sebagai reminder bagi
peneliti untuk mengamati data yang ia miliki hingga tiap baris transkrip
wawancara yang ia miliki.

c. Menyusun Kode

Tahapan kedua dalam proses thematic analysis adalah mulai meng-


coding. Meng-coding ini bisa diibaratkan pustakawan yang sedang
menentukan subyek dari judul buku. Atau seperti pembaca yang berusaha
menemukan pikiran utama sebuah paragraph.

Kode bisa juga dianggap sebagai label, atau fitur yang terdapat dalam
data yang terkait dengan pertanyaan penelitian. Dalam hal ini peneliti lah yang
menentukan data mana saja dalam transkrip wawancaranya yang perlu dikode.
Bagi peneliti yang baru melakukan coding, kemungkinan besar ia akan
memberikan kode semua data dalam transkrip. Ini tidak apa-apa
dilakukan, karena nanti ditahapan berikutnya, peneliti akan meninjau kembali
semua kode yang ia buat dan akan mengevaluasi kode mana yang relavan
dengan penelitiannya dan kode mana yang tidak relevan.

Kode dapat dibuat baik secara semantik, artinya menggambarkan


secara langsung apa yang tampak dari data. Peneliti menuliskan kode sesuai
dengan apa yang tampak di permukaan. Ini biasanya dilakukan peneliti dengan
cara menuliskan kode sesuai dengan kata-kata yang digunakan oleh partisipan.
Metode peng-kode-an ini disebut juga sebagai in vivo kode.

Selain itu kode juga dapat dibuat dengan menuliskan makna yang
terkandung didalam data. Disini penulis mencoba menginerpretasikan apa
yang tersembunyi dibalik kata-kata partisipan.

d. Mencari Tema
Ditahapan ini peneliti mulai berpindah perhatian dari yang semula mencari
kode sekarang berganti menjadi mencari tema. Seperti yang direkomendasikan
oleh Braun & Clarke (2006), tahap ketiga dalam thematic analysis adalah mencari
tema, tema yang sesuai dengan tujuan penelitian. Tema ini menggambarkan
sesuatu yang penting yang ada di data terkait dengan rumusan masalah penelitian.
Lebih lanjut disampaikan oleh Boyatzis (1998), tema ini menggambarkan pola
dari fenomena yang diteliti.

Meski dikatakan mencari tema, namun mencari disini bukan berarti ibarat
seorang arkeolog yang menggali tanah untuk menemukan tema yang tersembunyi
dibalik data. Tetapi lebih seperti seorang seniman yang menentukan bagaimana ia
akan memahat batu yang ia miliki. Batu ini diibaratkan data, dan tema diiibaratkan
karya seni hasil pahatannya. Penelitilah yang menentukan tema apa yang akan
muncul sesuai dengan data yang ia miliki. Ibarat pematung yang punya kebebasan
dalam menentukan wujud dan bentuk patungnya, peneliti juga memiliki kebebasan
dalam menginterpretasi data untuk memunclkan tema- tema tadi.
Konsekwensinya, hal ini menunjukkan betapa bervariasinya hasil yang akan
didapatkan sesuai dengan kreatifitas seniman, atau sesuai interpretasi peneliti.

Sebagai contoh, ditahapan ini yang saya lakukan adalah meninjau kembali
semua kode dan kelompok yang sudah dibentuk. Mengecek kembali semua kode
ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa kode didalam masing-masing
kelompok mempunyai makna yang sama. Misalnya didalam penelitian saya ada
kode yang berbunyi Komitmen terhadap open access, dan ada satu kode yang
berbunyi Motivasi memilih open access. Setelah saya melihat transkrip wawancara
kembali, saya menemukan bahwa dua kode ini sama-sama menunjukkan bahwa
partisipan memiliki kemauan dalam memilih jurnal open access sebagai tempat
publikasi artikel mereka. Dari sini saya memutuskan bahwa dua kode ini memiliki
memiliki kemiripan, yaitu sama-sama memilih open access sebagai tempat
publikasi. Saya lalu memutuskan dua kode tersebut saya masukkan dalam satu
kelompok, dimana kelompok itu saya beri nama Pemilihan Tempat untuk
Publikasi.
Dalam menentukan nama kelompok, sekali lagi kita perlu berpedoman
kepada pertanyaan penelitian sehingga nama-nama kelompok senantiasa konsisten
dan relevan dengan fenomena yang sedang diteliti. Pertanyaan penelitian kami
adalah “bagaimana pengalaman peneliti saat menggunakan open access terkait
dengan literasi informasi mereka?”

Oleh karena itu, kode dan nama kelompok yang dibuat sesuai dengan
pertanyaan penelitian diatas. Pun, pengecekan kembali semua kode dan kelompok
dilakukan untuk memastikan semua kode dan kelompok menjawab pertanyaan
penelitian.

Langkah pertama dalam menentukan tema adalah dengan menentukan


tema tentatif terlebih dahulu. Disebut tentatif karena tema-tema yang nantinya
akan dibuat merupakan tema awal hasil analisa dan ada kemungkinan berubah
sesuai dengan peninjauan yang dilakukan terhadap tema-tema tentatif tersebut.

D. ANALISIS DATA
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.Analisis data
merupakan proses berkelanjutan yang membutruhkan refleksi terus menerus terhadap data,
mengajukan pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian.

Tahap Analisis Data :

1. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan transkipsi
wawancara, men-scanning materi, mengetikdata lapangan, atau memilah-milah dan
menyususn data tersebut ke dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada sumber
informasi.
2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun general sense atas
informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara keseluruhan. Dalam prose
ini yang perlu diperhatikan adalah gagasan umum apa yang terkandung dalam perkataan
3
partisipan, bagaimana nada gagasan-gagasan tersebut, dabn bagaimana kesan dari
partisipan. Pada tahap ini, para peneliti kualitatif terkadang menulis catatan-catatan
khusus atau gagasan umun tentang data yang diperoleh.
3. Menganalisi lebih detail dengan mengkoding data. Koding merupakan proses mengolah
materi atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum memaknainya (Rossman
dan Rallis, 1998 :171). Langkah ini melibatkan beberapa tahap yaitu, mengambil data
tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses pengumpulan, mensegmentasi
kalimat-kalimat atau gambar-gambar tersebutr kedalam kategori-kategori kemudian
melabeli kategori ini dengan istilah-istilah khusus yang seringkali didasarkan pada
istilah/bahasa yang benar-benar berasal dari parrtisipan.
Dalam penelitian kualitatif. data coding atau pengodean data memegang peranan
penting dalam proses analisis data, dan menentukan kualitas abstraksi data hasil
penelitian Ketika peneliti melakukan analisis, yang dikodekan adalah makna pernyataan,
perilaku, peristiwa, perasaan, tindakan dari informan, dan lain-lain tergantung apa yang
terkandung dalam segmen data yang dihadapi. Ada sejumlah pertanyaan yang dapat
peneliti ajukan ketika ia berhadapan dengan segmen-segmen data, yang sekiranya dapat
membantu untuk melakukan pengodean sebagai berikut:
a. Apa yang sedang terjadi disini?
b. Apa asumsi-asumsi yang berada di balik peristiwa ini?
c. Apa yang ingin disampaikan oleh informan lewat pernyataan ini?
d. Secara esensial, apa sebenarnya yang sedang informan ini lakukan?
e. Apa maksud informan ini melakukan hal ini?
f. Apa makna dari peristiwa ini?
g. Perasaan apa yang tercermin lewat pernyataan informan ini?
4. Terapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting, orang-orang, kategori-kategori,
dan tema-tema yang akan dianalisis. Deskripsi ini melibatkan usaha penyampaian

3
Helaluddin & Hengky Wijaya. Analisis Data Kualitatif.Makasar : Sekolah Tinggi Theologhia Jaffray, 2019.
informasi secara detail mengenai orang-orang, lokasi-lokasi, peristiwa dalam setting
tertentu. Peneliti dapat membuat kode-kode untuk mendeskripsikan semua informasi ini,
lalu menganilisnya untuk proyek studi kasus, etnografi, atau penelitian naratif. Setelah
itu, terapkan proses coding untuk membuat sejumlah kecil tema tau kategori, bisa lima
hingga tujuh kategori. Tema-tema inilah yang biasanya menjadi hasil utama dalam
penelitian kualitatif dan sering kali digunakan untuk membuat judul dalam bagian hasil
penelitian. Setelah mengidentifikasi tema-tema selama proses koding, peneliti kualitatif
dapat memanfaatkan lebih jauh tema ini untuk membuat analisis yang lebih kompleks.
5. Tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali dalam narasi
atau laporan kualitatif. Pendekatan yang popular adalah dengan menerapkan pendekatan
naratif dalam menyampaikan hasil analisis. Pendekatan ini bisa meliputi pembahasan
tentang kronologi peristiwa, tema-tema tertentu atau tentang keterhubungan antartema.
Para peneliti kualitatif juga dapat menggunakan visual-visual, gambar-gambar, atau tabel
untuk membantu menyajikan pembahasan. Mereka dapat menyajikan suatu proses
(sebagaimana dalam grounded theory), menggambarkan secara spesifik lokasi penelitian
(sebagaiman dalam etnografi), atau memberikan informasi deskriptif tentang partisipan
dalam sebuah tabel (sebagaimana dalam studi kasus)
6. Langkah terakhir dalam analis data adalah menginterpretasi atau memaknai data.
Mengajukan pertanyaan seperti “Pelajaran apa yang bisa diambil dari semua ini”. Akan
membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan.pelajaran ini dapat berupa
interpretasi pribadi si peneliti, dengan berpijak pada kenyataan bahwa peneliti membawa
kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadinya kedalam penelitian. Dalam hal ini,
penelitian menegaskan apakah hasil penelitiannya membenarkan atau justru menyangkal
informasi. Interptratasi ini juga bisa berupa pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu
dijawab selanjutnya: pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari data dan analis, dan bukan
dari hasil ramalan penelitian. Jadi, interpretasi data dalam penelitian kualitatif dapat
berupa banyak hal, dapat diadaptasikan untuk jenis rancangan yang berbeda, dan dapat
bersifat pribadi, berbasis penelitian dan tindakan.
1) engolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan
transkipsi wawancara, men-scanning materi, mengetikdata lapangan, atau
memilah-milah dan menyususn data tersebut ke dalam jenis-jenis yang berbeda
tergantung pada sumber informasi.
2) Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun general sense
atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara keseluruhan.
Dalam prose ini yang perlu diperhatikan adalah gagasan umum apa yang
terkandung dalam perkataan partisipan, bagaimana nada gagasan-gagasan
tersebut, dabn bagaimana kesan dari partisipan. Pada tahap ini, para peneliti
kualitatif terkadang menulis catatan-catatan khusus atau gagasan umun tentang
data yang diperoleh.
3) Menganalisi lebih detail dengan mengkoding data. Koding merupakan proses
mengolah materi atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan sebelum
memaknainya (Rossman dan Rallis, 1998 :171). Langkah ini melibatkan beberapa
tahap yaitu, mengambil data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama
proses pengumpulan, mensegmentasi kalimat-kalimat atau gambar-gambar
tersebutr kedalam kategori-kategori kemudian melabeli kategori ini dengan
istilah-istilah khusus yang seringkali didasarkan pada istilah/bahasa yang benar-
benar berasal dari parrtisipan.
4) Dalam penelitian kualitatif. data coding atau pengodean data memegang peranan
penting dalam proses analisis data, dan menentukan kualitas abstraksi data hasil
penelitian Ketika peneliti melakukan analisis, yang dikodekan adalah makna
pernyataan, perilaku, peristiwa, perasaan, tindakan dari informan, dan lain-lain
tergantung apa yang terkandung dalam segmen data yang dihadapi.
5) Terapkan prose coding untuk mendeskripsikan setting, orang-orang, kategori-
kategori, dan tema-tema yang akan dianalisis. Deskripsi ini melibatkan usaha
penyampaian informasi secara detail mengenai orang-orang, lokasi-lokasi,
peristiwa dalam setting tertentu. Peneliti dapat membuat kode-kode untuk
mendeskripsikan semua informasi ini, lalu menganilisnya untuk proyek studi
kasus, etnografi, atau penelitian naratif. Setelah itu, terapkan proses coding untuk
membuat sejumlah kecil tema tau kategori, bisa lima hingga tujuh kategori.
Tema-tema inilah yang biasanya menjadi hasil utama dalam penelitian kualitatif
dan sering kali digunakan untuk membuat judul dalam bagian hasil penelitian.
Setelah mengidentifikasi tema-tema selama proses koding, peneliti kualitatif
dapat memanfaatkan lebih jauh tema ini untuk membuat analisis yang lebih
kompleks.
6) Tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali dalam
narasi atau laporan kualitatif. Pendekatan yang popular adalah dengan
menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis. Pendekatan
ini bisa meliputi pembahasan tentang kronologi peristiwa, tema-tema tertentu atau
tentang keterhubungan antartema. Para peneliti kualitatif juga dapat menggunakan
visual-visual, gambar-gambar, atau tabel untuk membantu menyajikan
pembahasan. Mereka dapat menyajikan suatu proses (sebagaimana dalam
grounded theory), menggambarkan secara spesifik lokasi penelitian (sebagaiman
dalam etnografi), atau memberikan informasi deskriptif tentang partisipan dalam
sebuah tabel (sebagaimana dalam studi kasus).
7) Langkah terakhir dalam analis data adalah menginterpretasi atau memaknai data.
Mengajukan pertanyaan seperti “Pelajaran apa yang bisa diambil dari semua ini”.
Akan membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan.pelajaran ini
dapat berupa interpretasi pribadi si peneliti, dengan berpijak pada kenyataan
bahwa peneliti membawa kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadinya
kedalam penelitian. Dalam hal ini, penelitian menegaskan apakah hasil
penelitiannya membenarkan atau justru menyangkal informasi. Interptratasi ini
juga bisa berupa pertanyaan-pertanyaan baru yang perlu dijawab selanjutnya:
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari data dan analis, dan bukan dari hasil
ramalan penelitian. Jadi, interpretasi data dalam penelitian kualitatif dapat berupa
banyak hal, dapat diadaptasikan untuk jenis rancangan yang berbeda, dan dapat
bersifat pribadi, berbasis penelitian dan tindakan.
4

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Cara Pengorganisasian Data
a. Editing
b. Pengkodean data
c. Membuat tabulasi
d. Menganalisis data
e. Analisis hubungan
f. Hubungan simetris
g. Hubungan asimetris
h. Hubungan timbale balik
i. Hubungan silang
j. Analisis Sosiometrik
k. Analisis semantic differensial
l. Penafsiran data
m. Generalisasi dan kesimpulan

2. PEMBUATAN CODING

4
Faisal, Sanapiah. Pengumpulan dan Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif. Dalam Bungin (Edt). (b).
Analisis Data Penelitian Kualitatif; Memahami Filosofis dan metodologis ke Arah Penguasaan Model
Aplkasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.
a. Menyiapkan Data Mentah Menjadi Verbatim
b. Pemadatan Fakta
c. Menyiapkan Probing untuk Pendalaman Data
d. Pengumpulan Fakta Sejenis
e. Menentukan kategorisasi
f. Membangun konsep dan menarasikan

3. Analisis Tematik
Thematic analysis merupakan salah satu cara untuk menganalisa data dengan tujuan
untuk mengidentifikasi pola atau untuk menemukan tema melalui data yang telah
dikumpulkan oleh peneliti (Braun & Clarke, 2006).

4. ANALISIS DATA
a. Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis
b. Membaca keseluruhan data
c. Menganalisi lebih detail dengan mengkoding data
d. Terapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting, orang-orang,
kategori-kategori, dan tema-tema yang akan dianalisis.
e. Tunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali
dalam narasi atau laporan kualitatif
f. Langkah terakhir dalam analis data adalah menginterpretasi atau memaknai
data. Mengajukan pertanyaan seperti “Pelajaran apa yang bisa diambil dari
semua ini”.
DAFTAR PUSTAKA

1. Faisal, Sanapiah. Pengumpulan dan Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif. Dalam
Bungin (Edt). (b). Analisis Data Penelitian Kualitatif; Memahami Filosofis dan
metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplkasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003.
2. Helaluddin & Hengky Wijaya. Analisis Data Kualitatif.Makasar : Sekolah Tinggi
Theologhia Jaffray, 2019.
3. Meleong J Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2004.
4. Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta, 2005.

Anda mungkin juga menyukai