Anda di halaman 1dari 53

1

A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Pembelajaran Akidah

Akhlak kelas IX di MTs Ibadurrahman Aik Ampat Tahun Pelajaran

2021/2022

B. Latar Belakang

Menurut Undang- Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan

Dosen, Guru harus memiliki empat Kompetensi dalam dirinya, yaitu,

Kompetensi pedagogik, kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melaui pendidikan profesi. 1

Adanya kompetensi yang harus dimiliki seorang guru sesuai bidang

kehliannya masing-masing dapat menjadikaannya guru yang profesional dan

dengan terus meningkatkan penguasaan terhadap kompetensi tersebut agar

kedepannya guru tidak akan canggung menghadapi siswa dengan berbagai

macam permasalahannya. Guru yang berkompeten akan mampu menciptakan

lingkungan belajar yang kreatif, menyenangkan mampu mengelola kelasnya,

sehingga peserta didik dapat belajar dengan optimal, salah satu kompetensi

yang sangat penting di miliki guru adalah kompetensi pedagogik2.

Menurut Jamil Suprihatiningrum, “kompetensi pedagogic merupkan

kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman siswa dan pengelola

pembelajaran yang mendidik dan dialogis.”3 Menurut pendapat Rmayulis

bahwa:

1
Undang-undang Republik Indonesia Tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005,
( Jakarta : Sinar Garfika, 2012), hlm. 9
2
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, ( Bandung :
Alfabeta, 2014) hal. 9
3
Jamil suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja. hlm 101
2

Yang di maksud dengan kompetensi pedagogik yakni antara lain


kemampuan pemaham tentang peserta didik secara mendalam dan
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Kompetensi pedagogic
guru di tandai dengan kemampuannya menyelenggarakan proses
pebelajaran yang bermutu, serta sikap dan tindakan yang dapat di
jadikan teladan.4
Kemudia sebagaimana yang di tegaskan dalam peraturan pemerintah

Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru Bab II Kompetensi

dan sertifikasi Pasal ke dua Bagian satu Kompetensi pasal 3 ayat 4

kompetensi pedagogic adalah :

Kemampuan seorang pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta


didik yang meliputi: a) pemahaman wawasan atau landasan
pendidikan, b) pemahan terhadap peserta didik, c) pengebangan
kurikulum atau silabus, d) perancangan pembelajaran, e) pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, f) pemanfaatan teknologi
pembelajaran, g) evaluasi hasil belajar, h) pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang di miliki.5
Dari penjelasan di atas, dapat di pahami bahwa yang di maksud dengan

kompetensi pedagogik adalah pemahaman guru mengenai peserta didik serta

pengelolaan atau pemanajemenan pembelajaran, yang berguna untuk

mengetahui karakteristik peserta didik sehingga bisa mengetahui apa yang di

butuhkan dan di perlukan oleh peserta didik.

Dalam permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru menjelaskan bahwa, Kompetensi Pedagogik

memiliki beberapa indikator diantaranya guru harus menguasai karaktrinsik

4
Ramayulis , Profesi dan eitika. Hlm. 90
5
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, dalam
file pdf, hlm. 6
3

peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kuntural, emosional, dan

intelektualnya, guru harus menguasai teori belajar dan prinsip dalam

pembelajaran, guru harus dapat mengembangkan kurikulum yang terkait

dengan mata pelajaran yang diampu, guru harus dapat menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik, guru harus memfasilitasi pengembangan potensi

peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki, guru harus

dapat berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun pada peserta didik,

guru harus dapat menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil

belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran dan guru juga harus bisa melakukan tindakan replektif untuk

peningkatan kualitas pembelajaran. 6

Disamping guru harus memiliki kompetensi pedagogic, guru juga harus

menguasai kurikulum yang digunakan. Berhasil atau tidaknya pendidikan

sangat bergantung kepada kurikulum, karena kurikulum merupakan pedoman

dari kegiatan proses pembelajaran. Tanpa adanya kurikulum, maka tujuan

pendidikan tidak akan tercapai. Oleh karena itu kurikulum merupakan suatu

wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Dalam dunia pendidikan

kurikulum memiliki kedudukan yang sangat penting, hal ini dikarenakan

adanya keterkaitan konsep-konsep perkembangan kurikulum, sebagaimana

dalam perkembangan kurikulum pendidikan saat ini menggunakan kurikulum

2013 yang lebih menekankan pada aspek sikap, pengetahuan dan

keterampilan. Kurikulum 2013 merupakan salah satu kebijakan pemerintah

6
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru, (Jakarta : Sinar Garfika, 2012 ), hlm. 9
4

melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan dalam rangka meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum memegang kedudukan kunci

dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi dan proses

pendidikan yang pada akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan

suatu lembaga pendidikan.7Oleh karena itu dapat di katakan bahwa,

kebehasilan pendidikan sangat di pengaruhi oleh guru itu sendiri.8

Profesi guru di atur dalam UU NO 14 thun 2005 pasal 8 yang menyatakan

bahwa guru wajib memiliki kulaifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan pendidikan Nasional.9 Adapun kompetensi di atas di jelaskan

dalam UU RI NO. 14 Thun 2005 pasal 10 ayat 1 tentang guru dan dosen

bahwasanya setiap guru harus mempunyai empat kompetensi, yaitu:

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial.10 Kompetensi merupakan kemampuan seseorang dalam

menjalankan profesinya, kemampuan yang di terapkan dalam berfikir,

berprilaku, dan bersosialisasi secara konsisten dan terus menerus. Salah satu

dari keempat kompetensi tersebut yang berkaitan dengan proses pembelajaran

di kelas adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan seorang guru dalam mengola pembelajaran siswa, meliputi


7
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 5.
8
Ahmad Fatah Yasin, Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Penddikan Agama
Islam Di Madrasah (Studi Kasus di MIN Malang I), Jurnal el-Qudwah 1:5, hlm. 157, Online at:
https://media.neliti.com/media/publications/242218-pengembangan-kompetensi-pedagogik-guru-
p-9bd15171.pdf. Di makses pada tanggal 4 Juli 2021.
9
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 Tentang Guru dan
Dosen.
10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 Tentang Guru dan
Dosen.
5

pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran

dalam kelas, evaluasis hasil belajar siswa, dan mengembangkan siswa dalam

mengaktualisasi berbagai kompetensi yang dimilikinya.11

Kompetensi merupakan kemampuan seorang dalam menjalankan

profesinya, kemampuan yang di terapkan dalam berfikir, prilaku,

bersosialisasi secara konsisten, dan terus menerus. Salah satu dari kompetensi

yang empat itu yang berkaitan dengan proses pembelajaran dalam kelas ialah

kompetensi pandagogik. Kompetensi Pedagogik ialah kemampuan mengelola

pembelajaran siswa, meliputi pemahaman terhadap siswa, perencanaan dan

pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi hasil pembelajaran, dan

pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang di

milikinya.12

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran atau bisa di sebut

dengan kompetensi pedagogik di jelaskan dalam Al-Qur’an surah an-nahl ayat

125 sebagai berikut:

“serulah (manusia) kepada jalan tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
tuhanmulah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”13(QS. An-
Nahl: 125)
Ayat di atas di sebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengajak semua

orang agar mengikuti ajaran-ajaran Allah SWT. Ayat ini menyatakan: Wahai

11
Rusdiana dan Yeti Heryati, Penddikan Profesi Keguruan, (Bandung: V Pustaka Setia,
2015), hlm. 86.
12
Ibid
13
Kementerian Agama, al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: PT Sinergi Pustaka Indonesia,
2009), 281.
6

Nabi Muhammad, serulah, yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua

yang anggup engkau seru kepada jalan yang di tunjukkan tuhanmu yakni

ajaran islam dengan hikmah pengajaran yang baik dan bantahlah mereka,

yakni siapapun yang menolak atau meragukan ajaran islam dengan cara yang

terbaik di pahami oleh ulama menjelaskan tentang tiga macam metode dakwah

yang harus di sesuaikan dengan sasaran. Terhadap Cendikiawan yang

memiliki pengetahuan yang tinggi, di perintahkan dengan hikmah, yakni

berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepribadian mereka.

Terhadap kaum awam, di perintahkan untuk menerapkan mau’izah, yakni

memberikan nasehat dan perumpamaan yang menyentuh jiwa sesuai dengan

taraf pengetahuan mereka yang sederhana. Sedang terhadap Ahl Al-Kitab dan

penganut agama lainyang di perintahkan adalah jidal/perdebatan dengan cara

yang terbaik yaitu dengan logika dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan

dan umpatan. 14

Penjelasan di atas selaras dengan kompetensi pedagogik yang harus di

miliki oleh seorang guru dalam mengelola pembelajaran.

Secara pedagogis kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran perlu

dapat perhatian, karena pendidikan di indonesia di nyatakan kurang berhasil,

di nilai kering dari aspek pedagogis, dan sekolah nampak lebih mekanis

sehingga peserta didik cenderung kedil karena tidak mempunyai dunianya

sendiri.

Slameto menyatakan bahwa “dalam proses pembelajaran, guru

mempunyai tugas untuk mendorong, mebimbing, dan memberi fasilitas belajar


14
M. Quraish Shihab, (2002), 383-384.
7

bagi siswanya untuk mencapai tujuan” pernyataan tersebut menjelaskan

bahwa seorang guru merupakan kunci pokok terciptanya kegiatan

pembelajaran yang efektif, efesien, dan bermakna sehingga dapat mencapai

keberhasilan belajar yang di harapkan. Keberhasilan pembelajaran sendiri

dapat di lihat dari perolehan prestasi belajar siswa yang optimal.15

Prestasi belajar siswa menjadi titik akhir dalam menentukan keberhasilan

guru dalam mendidik siswanya dengan kegiatan-kegiatan terencana dan

terstandarisasi, salah satu cara untuk mencapai prestasi belajar dengan

meningkatkan kualitas pendidikan dari mulai pembenahan kemampuan guru

khususnya kemampuan pedagogik dalam mengelola pembelajaran. Terkhusus

bagi guru Akidah Akhlak, permasalahan yang terjadi adalah para siswa

menyepelekan mata pelajaran tersebut, padahal jika dikaji lebih dalam lagi

ternyata materi Akidah Akhlak ini sama dengan mata pelajaran

padaumumnya, yang menyangkut tiga ranah penting yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotorik.16

Sewaktu peneliti melakukan observasi awal di MTs Ibadurrahman Aik

Ampat, peneliti melihat adanya permasalahan bagi guru Akidah Akhlak dalam

pengamplikasian proses pembelajaran. Hal ini terlihat ketika guru

mengabaikan komponen-komponen dalam kompetensi pedagogik guru,

seperti perancangan rencana pelaksanaan pembelajaran ketika hendak

memulai proses pembelajaran, pemberian reward kepada siswa untuk

membangkitkan semangat, metode mengajar yang monoton dan kurang


15
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Radika Cipta,
2010, 97.
16
Moh. Zaiful Rosyid, dkk, Prestasi Belajar, (Batu: Litersi Nusantara, 2019), hlm. 5.
8

bervariasi serta masih banyak lagi permasalahan- permasalahan yang ada,

sehingga menyebabkan siswa banyak yang mengabaikan pembelajaran Akidah

Akhlak, dan beranggapan bahwa materi Akidah Akhlak hanya berkisar itu-itu

saja.17

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Dalam

Pembelajaran Akidah Akhlak kelas IX di MTs Ibadurrahman Aik

Ampat Tahun Pelajaran 2021/2022”

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah peneliti uraikan, maka

peneliti merumuskan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Kompetensi Pedagogik Guru dalam pembelajaran akidah

ahlak kelas IX di MTs Ibadurrahman Aik Ampat Tahun Pelajaran

2021/2022?”

2. Apa kendala pelaksanaan kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran

Akidah Akhlak kelas IX di MTs Ibadurrahman Aik Ampat Tahun

pelajaran 2021/2022.

3. Bagaimana cara mengatasi hambatan pelaksanaan kompetensi pedagogik

guru Akidah Akhlak kelas IX di MTs Ibadurrahman.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

17
Hasil pengamatan di MTs Ibadurrahman Aik Ampat pada tanggal 20 Agustus 2021
9

Tujuan merupakan suatu target yang hendak dicapai dalam melaksanakan

suatu kegiatan. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini

bertujuan

1. Untuk mendiskripsikan kompetensi pedagogik guru dalam

pembelajaran Akidah Akhlak kelas IX di MTs Ibadurraman Tahun

pelajaran 2021/2022.

2. Untuk menganalisis kendala pelaksanaan kompetensi pedagogik guru

dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas IX di MTs Ibadurrahman Aik

Ampat tahun pelajaran 2021/2022.

3. Untuk mengetahui solusi dari hambatan pelaksanaan kompetensi

pedagogik.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan kegunaan hasil penelitian yang akan

dilaksanakan. Manfaat penelitian dapat di bagi menjadi dua yaitu manfaat

teoritis dan manfaat prkatis:

Menambah wawasan intelektual dan khazanah keilmuan para pelaku

pendidikan dalam hal pengembangan Pendidikan Guru Madrasah

Tsnawiyah pada bidang konsep dasar pendidikan

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Pendidik

Pendidik memperoleh pengalaman dan wawasan dalam

meningkatkan kompetensi pada dirinya sendiri khususnya


10

kompetensi pedadogik, sehingga dapat berdampak baik terhadap

proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran akidah akhlak.

b. Bagi Madrasah

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengoptimalkan

proses pembelajaran terutama terkait dengan kompetensi

pedagogik guru.

c. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan keilmuan peneliti mengenai

kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran Akidah Akhlak.

d. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi dan tambahan imfomasi bagi mereka

terkait dengan penelitian kompetensi pedagogik guru dalam

pembelajaran Akidah Akhlak.

E. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Analisis Kompetensi Pedagogik

Guru Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak kelas IX di MTs

Ibadurrahman Aik Ampat Tahun Pelajaran 2021/2022.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini di lakukan di MTs Ibadurrahman Aik Ampat. Tempat

lokasi penelitian ini di ambil dengan mempertimbangkan dapat bekerja

sama dengan guru mata pelajaran akidah akhlak kelas IX MTs


11

Ibadurrahman Aik Ampat sehingga dapat mempermudah peneliti mencari

data, peluang, dan subjek penelitian

F. Telaah Pustaka

Peneliti menyadari bahwasanya tulisan dan kajian mengenai analisis

kompetensi pedagogik guru sudah ada, adanya penelitian terdahulu sebagai

perbandingan terhadap penelitian yang ada baik menganai kekurangan

maupun kelebihan yang ada. Penelitian ini merupakan pengembangan

penelitian yang sudah ada. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian yang peneliti teliti diantaranya:

1. Auhan Nazihil Wafa “Analisi Kompetensi Pedagogik Guru Kimia MAN di

Kabupaten Jepara”,(2016). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kompetensi pedagogik guru kimia MAN di kabupaten Jepara sudah

memenuhi peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007

tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.18Relevansi

penelitian yang ditulis oleh Auhan Nazihil Wafa dengan penelitian ini

terletak pada variabel independen yaitu tentang analisis kompetensi

pedagogik guru, selain itu pendekatan yang digunakan juga sama yaitu

pendekatan kualitatif. Adapunperbedaannya terletak pada variabel

dependen, penelitian yang ditulis Auhan Nazihil Wafa tidak menggunakan

variabel dependen, sedangkan penelitian ini menggunakan variabel

dependen hasil belajar siswa.

18
Auhan Nazihil Wafa, Analisi Kompetensi Pedagogik Guru Kimia MAN di Kabupaten
Jepara,(Semarang: UIN Walisongo Semarang, 2016), Online at:
http://eprints.walisongo.ac.id/5884/1/103711007.pdf.Diakses pada tanggal 01 Juli 2021
12

2. Faridatul Ainiyah “Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Peningkatan

Motivasi Belajar Bahasa Arab Siswa di Madrasah Tsaniwiyah

Darussalam Subah Batang Jawa Tengah”, (2014). Hasil penelitian

Faridatul Ainiyah menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru di

MTs Darussalam ini sudah baik dan sangat berperan penting dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa.19

Relevansi penelitian yang ditulis oleh Faridatul Ainiyah dengan

penelitian ini terletak pada variabel independen yaitu tentang kompetensi

pedagogik guru, selain itu pendekatan yang digunakan juga sama yaitu

pendekatan kualitatif. Adapun perebedaannya terletak pada variabel

dependen, penelitian yang ditulis Faridatul Ainiyah menggunakan

variabel dependen peningkatan motivasi belajar siswa, sedangkan

penelitian ini menggunakan variabel dependen peningkatan pembelajaran

akidah akhlak.

3. Tuti Auliyah Tahir “Peranan Kinerja Guru Dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Kelas IX Di MTs Yaspi Sambung Jawa

Makassar”, (2014). Hasil penelitian Tuti Auliyah menunjukkan bahwa

peran kinerja guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX di

MTs Yaspi tergolong sangat baik dan tingkat prestasi siswa dalam kategori

baik.

19
Faridatul Ainiyah, Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Peningkatan Motivasi Belajar
Bahasa Arab Siswa di MTs Darussalam Subah Batang Jawa Tengah, (Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, 2014), Online at: http://digilib.uin-suka. ac.id /15122/ 1/1220410081_bab-i_iv-atau-
v_daftar-pustaka %281 %29. Pdf. Diakses pada tanggal 01 Juli 2021
13

Relevansi penelitian yang ditulis oleh Tuti Auliyah dengan

penelitian ini terletak pada variabel dependen yaitu tentang prestasi

belajar siswa di MTs.20 adapun perbedaanya terletak pada variabel

independen, penelitian yang ditulis Tuti Auliyah menggunakan variabel

independen peran kinerja guru, sedangkan penelitian ini menggunakan

variabel independen kompetensi pedagogik guru. Selain itu perbedaan

kedua terletak pada pendekatan penelitan. Penelitian yang ditulis Tuti

Auliyah menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan penelitian ini

penggunakan pendekatan kualitatif.

G. kerangka Teori

1. Kompetensi Pedagogik Guru

a. Pengertian Kompetensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi diartikan

sebagai kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan sesuatu.21

Kompetensi secara teoritis merupakan suatu kecakapan yang harus

dimiliki seseorang. Kecakapan tersebut berupa kecakapan

pengetahuan, kecakapan sikap, dan kecakapan keterampilan.22

Menurut Ilyas kompetensi adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh

seseorang dapat berupa pengetahuan, keterampilan dan sebagainya

20
66Tuti Auliyah Tahir, Peranan Kinerja Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas IX Di MTs Yaspi Sambung Jawa Makassar, (Makassar: UIN Aaludin, 2014), Online at:
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6611/1/TUTI%20AULIYAH%20TAHIR.pdf diakses pada
tanggal 01 Juli 2021
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Online at: https://kbbi.kemendigbud.go.id Diakses Pada
Tanggal 13 September 2021.
22
Firdos Mujahidin, Strategi Mengelola Pembelajaran Bermutu, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), hlm. 72
14

untuk dapat mengerjakan suatu pekerjaan.23 Sedangkan Hamdani

mengatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan meliputi

seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku seseorang (dalam

hal ini guru dan dosen) dalam melaksanakan sesuatu.24

Mulyasa menyatakan bahwa kompetensi merupakan perpaduan

unsur pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, yang di refleksikan

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.25 Pengertian kompetensi secara

lebih jelas di kemukakan oleh Hornby bahwa kompetensi adalah orang

yang memiliki kesanggupan, kekuasaan, kewenangan, keterampilan,

serta pengetahuan untuk melakukan apa yang diperlukan (competence

is person having ability, power, authority, skill, knowledge to do what

is needed). Dalam hal ini seorang harus memiliki proses pendidikan

dan latihan untuk memiliki kompetensi tertentu, ada pemenuhan

kualifikasi akademik tertentu dan keikut sertaan dalam latihan-latihan

memumgkinkan seseorang memiliki kompetensi tertentu ntuk

menjalankan tugas tertentu atau kelayakan untuk menduduki suatu

profesi.

Jejen Musfah mendefinisikan kompetensi sebagai kemampuan

seseorang, baik itu kemampuan pengetahuan, kemampuan

23
M. Ilyas Isamil, Kinerja dan Kompetensi Guru Dalam pembelajaran, Lentera
Pendidikan, 13:1,2010,hlm.53. Onlineat:http://journal. uinalauddin. ac. Id/index.
Php/lentera_pendidikan/article/view/3809. Diakses Pada Tanggal 11 Agustus 2021.
24
Hamdani, Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Mengajar Dengan Hasil
Belajar Siswa Kelas IX Pada Mata Pelajaran Fikih di MAN 2 Model Medan, Jurnal Ansiru, 1:1,
2017, hlm. 47. Online at: http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ansiru/article/view/807/676 Diakses
Pada Tanggal 11 Agustus 2021.
25
E. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik,
danImplementasi,. Bandung:Remaja Rosdakarya, h. 38.
15

keterampilan, dan kemampuan sikap yang dapat diwujudkan dalam

kerja nyata yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungan

sekitarnya, baik itu kemampuan pengetahuan, kemampuan

keterampilan, dan kemampuan sikap yang dapat diwujudkan dalam

kerja nyata yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungan

sekitarnya.26

Seorang guru baru pun harus menguasai kompetensi. Kompetensi

minimal yang harus dimiliki oleh seorang guru baru yaitu menguasai

keterampilan belajar dalam hal membuka dan menutup pelajaran,

bertanya, member penguatan, dan mengadakan variasi mengajar. 27

Berdasarkan kompetensi minimal tersebut, seorang guru diharapkan

dapat meningkatkan keterampilan dalam mengelola pembelajaran

seperti melakukan variasi mengajar, supaya siswa tidak mudah bosan

dalam proses pembelajaran.

Sementara itu, menurut Undang-undang Nomor 14 tentang Guru

dan Dosen Bab 1 Pasal 10 dijelaskan bahwa kompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yangharus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan. Dalam kaitannya dengan

kompetensi guru, melalui Standar Nasional Pendidikan Nasional

26
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teoti dan Praktik, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), hlm. 29.
27
Hasan Saragih, Kompetensi Minimal Seorang Guru dalam Mengajar”,
JurnalTabularasaPPS
UNIMED5:1,2008,hlm.23.Onlineat:http://digilib.unimed.ac.id/715/1/Kompetensi%20minimal
%20seorang%20guru%20dalam%20mengajar.Pdf.Diakses pada tanggal 10 Juli 2021
16

Nomor 19 Tahun 2005 BAB IV Pasal 28 ayat 4 pemerintah

menetapkan sebagai berikut:

1) Kompetensi pedagogik

2) Kompetensi Kepribadian

3) Kompetensi Sosial

4) Kompetensi Professional.28

Jadi kompetensi merupakan seperangkat kemampuan seseorang,

baik kemampuan pengetahuan, kemampuanketerampilanmaupun sikap

dalam melaksanakan tugas keprofesionalanya

b. Pengertian Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan seorang guru

mengelolah pembelajaran siswa. Secara etimologi pendidikan atau

pedagogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata pais yang

berarti anak dan again yang memiliki arti membimbing. Jadi

paedagogie berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. 29 Dalam

kamus Bahasa Inggris mengatakan bahwa “pedagogy is the art or

science of teaching, educational” yang artinya bahwa pedagogik

adalah seni atau ilmu mengajar dalam pendidikan.30 Menurut Undang-

Undang Dasar Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 disebutkan

bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

28
Peraturan Pemerinta Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 28 Tentang Standar Nsional
Pendidikan
29
Helmawati, Pendidik Sebagai Model, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), hlm.
193
30
Citation, Random House Dictionary. New York: Random House Inc. Dcitionary. com
17

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta

didik.31

Menurut Hamdani pedagogik adalah sesuatu hal yang berkaitan

dengan ilmu mendidik atau kegiatan belajar mengajar, ilmu tersebut

didukung dengan ilmu filsafat, sosiologi, psikologi dan metodologi

pengajaran.32 Menurut Andreia Irina, dkk bahwa “The concept of

pedagogical competence also tends to be used with the meaning of

minimum professional standard, often specified by law, which should

raise a person in fulfilling a particular role of the teaching profession”

yang artinya kompetensi pedagogik digunakan sebagai standar

profesional minimum, ditentukan oleh Undang-undang yang berkaitan

dengan peran dan profesi keguruan.33

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan pada penjelasan pasal 28, ayat 3,

butir a, sudah secara jelas mendeskripsikan bahwa kompetensi

pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik,

yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

31
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10 Tentang Guru dan
Dosen
32
Hamdani, Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Mengajar Dengan Hasil
Belajar Siswa Kelas IX Pada Mata Pelajaran Fikih di MAN 2 Model Medan, Jurnal Ansiru, 1:1,
2017, hlm. 48. Online at: http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ansiru/article/view/807/676. Diakses
pada tanggal 14 Maret 2021
33
Andreia Irina dan Liliana, Pedagogical Competences – The Key to Efficient Education,
International Online Journal of Educational Sciences ISSN: 1309-2707, 2011, hlm. 412. Online at:
http://www.acarindex.com/dosyalar/makale/acarindex-1423904375.pdf Diakses pada tanggal 25
September 2021
18

peserta didikuntuk mengaktualisasikan bernagai potensi yang di

milikinya.34

Sedangkan menurut Badan Standar Nasional Pendidikan yang

dimaksud kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam

pengelolaan siswa yang meliputi pemahaman wawasan, pemahaman

tentang siswa, pengembangan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran

yang mendidik, evaluasi hasil belajar dan pengembangan potensi

siswa.35 Jadi menurut peneliti kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

c. Komponen Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yang di maksud dalam penelitian ini yaitu

kompetensi pedagogik berdasarkan Permendikbud nomor 17 tahun

2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru, standar

kompetensi intinya adalah sebagai berikut:

1) Menguasai karakteristik siswa

Kemampuan yang di nilai dalam aspek ini ialah bagaimana

guru mampu mengetahui karakteristik siswa dalam membantu

proses pembelajaran siswa. Karakteristik itu bisa di lihat dari fisik

intelektual, sosial emosional, moral, dan latar belakang sosial dan

budaya. Adapun indikator pencapaian kompetensi adalah sebagai

berikut:

a) Guru menelaah karakteristik siswa


34
Departemen Pendidikan nasional Republik indonesia.2005. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, h. 90
35
Badan Standar Nasional Pendidikan Tahun 2006
19

b) Guru memetakan potensi siswa

c) Guru menentukan kemampuan awal siswa

d) Guru mendiagnosis kesulitan belajar siswa.36

Pemahaman tentag karakteristik siswa dapat mempengaruhi bentuk

layanan yang di berikan oleh guru. Oleh sebab itu guru harus

mempunyai pemahaman yang lebih spesifik terhadap siswanya,

sehingga layanan yang di berikan sesuai dengan perbedaan individual

antar siswa. Dalam menelaah karakteristik masing-masing siswa, guru

harus ingat denga tiga hal yaitu, tingkat kecerdasan siswa, peminatan

siswa, dan kreativitas siswa. Serta kondisi fisik siswa tersebut. Berikut

ini dalah penjelasannya:

a) Tingkat kecerdasan

Tingkat kecerdasan masing-masing siswa berbeda-beda

pengetahuan tentang tingkat kecerdasan siswa akan akan

membantu guru dalam menerapkan metode pembelajaran. Selain

itu dapat membantu guru untuk menemukan berbagai cara yang

efektif dalam nenangani perbedaan karakteristik masing-masing

siswa.37

36
Sunardi dan Imam Sujadi, dkk, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Kompetensi
Pedagogik Guru Kelas SD, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan, 2017, hlm. 7
37
Rifma, Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru, (Jakarta: Kencana, 2016),
hlm. 63-64
20

b) Kreativitas

Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan bentuk

dalam upaya mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa

melalui pengalaman belajar. Namun seing kali guru tidak sadar

aktivitas pembelajaran yang di laksanakan justru menghambat

kreativitas siswa. Maka guru di harapkan mampu merangsang

kreativitas siswa melalui pemilihan metode yang tepat dan tidak

terkesan kaku.38

c) Kondisi fisik

Kondisi fisik siswa merupakan salah satu aspek yang sangat

penting dalam mendukung proses belajarsiswa. Ketika seorang

siswa mempunyai kondisi yang sanat berbeda dengan kondisi fisik

siswa lainnya, maka guru harus menerapkan layanan khusus yang

bebeda.39

2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembalajaran yang

mendidik

Dalam aspek ini kamampuan yang di nilai adalah

penerapan memahami berbagai teori belajar, pendekatan, strategi,

metode, dan teknik pembelajaran yang kreativ, yang mampu

memotivasi siswa untuk belajar, terdapat ada lima indikator

pencapainya antara lain:

38
Rifma, Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru, hlm. 66
39
Ibid
21

a) Guru menelaah prinsip-prinsip pembelajaran yang akan di

laksanakan

b) Guru menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang

mendidik secara kreatif yang sifatnya mendidik

c) Guru menganalisis berbagai strategi pembelajaran yang kreatif

dan mendidik

d) Guru menggunakan berbagai macam metode untuk untuk

memberikan motivasi belajar kepada siswa.40

3) Mengembangkan kurikulum yang di gunakan dengan mata

pelajaran yang di ampu

Kemampuan yang di nilai dalam aspek ini ialah, di

antaranya guru menyusun silabus, guru merancang RPP sesuai

dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Adapun indikator

pencapaian kompetensi ini sebagai berikut:

a) Guru menelaah prinsi-prinsip pengembangan kurikulum

b) Guru merancang proses pembelajaran sesuai dengan silabus

c) Guru menentukan tujuan pembalajaran

d) Guru melaksanakan urutan pembelajaran

e) Guru menyusun indikator

f) Guru memilih materi pembelajaran sesuai dengan tujuan, tepat,

dan sesuai dengan konteks kehidupan siswa sehari-hari.41

40
Sunardi dan Imam Sujadi, dkk, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Kompetensi
Pedagogik Guru Kelas SD, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan, 2017, hlm. 12.
41
Nanang Priatna dan Tito Sukamto, Pengembangan Profesi Keguruan, hlm. 41-42.
22

Menurut permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang

standar proses, di rancang dalam bentuk silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada standar isi,

perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran dan persiapan media dan sumber

pembelajaran, dan perangkat penilaian pembelajaran.42 Penyusunan

silabus dan RPP di sesuaikan dengan pendekatan pembelajaran

yang akan di gunakan.

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata

pelajaran atau tema tertentu. Komponen-komponen dari silbaus

sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut: identitas, kompetensi

inti, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Sedangkan menurut permendikbud Nomor 81 A Lampiran

IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran komponen RPP dalam

kurikulum 2013 antara lain sebagai berikut:

a) Identitas sekolah, identitas pelajaran, tema atau subtema dan

kelas

b) Materi pokok

c) Alokasi waktu

d) Tujuan pembelajaran, komptensi dasar, dan indikator

pencapaian kompetensi

42
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun
2013, Lampiran tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Bab III.
23

e) Materi pembelajaran

f) Metode pembelajaran,

g) Media, alat, dan sumber belajar

h) Langkah-langkah pembelajaran

i) Penilaian hasil belajar.43.

4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik

Kemampuan yang di miliki guru adalah guru harus mampu

menyusun dan merancang pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

kebutuhan siswa, menyusun dan menggunakan berbagai sumber

belajar, dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah, seperti

tekhnologi yang ada. Ada sebelas indikator yang harus di lakukan

oleh guru, antara lain:

a) Guru melaksakan belajar dan pembelajaran sesuai dengan RPP

yang sudah di susun

b) Guru melakukan pembelajaran bertujuan untuk membantu

proses belajar siswa

c) Guru mengomunikasikan informasi yang baru, misalkan seperti

materi tambahan

d) Guru menyikapi kesalahan yang di lakukan oleh siswa

e) Guru melakukan kegiatan sesuai dengan kurikulum

f) Guru melaksanakan proses pembelajaran yang bervariasi dan

efektif

43
Peraturan Menteri dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013,
Lampiran tentang Implementasi Kurikulum 2013 Pedoman Umum Pembelajaran, hlm. 39-40
24

g) Guru mengelola ruang kelas dengan efektif

h) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan

kondisi kelas

i) Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya

j) Guru melakukan pembelajaran dengan cara sistematis

k) Guru memanfaatkan alat bantu belajar, seperti audio visual,

LCD dan lain-lain.44

Dalam proses pembelajaran yang mendidik, kemampuan

yang harus di milii oleh seorang guru yaitu menciptakan situasi

kelas saat proses pembelajaran yang kondusif sesuai dengan

rencana yang suda di susun dalam bentuk RPP. Selain itu guru juga

harus memperhatikan keterampilan tehnik saat mengajar, seperti

menggunakan media pembelajaran, metode yang menyenangkan,

dan keterampilan dalam menilai hasil belajar siswa. Kegagalan

pelaksanaan proses pembelajaran sebagian besar di sebabkan oleh

pemilihan metode pembelajaran yang kurang bervariasi, sehingga

membuat siswa merasa bosen karna tidak lagi menyenangkan,

sehingga tidak membuat atusias siswa untuk belajar.45

5) Memanfaatkan teknologi untuk kepentingan pembelajaran

Dalam aspek ini kemampuan yang harus di miliki oleh guru

adalah memanfaatkan sumber pembelajaran dan sarana prasarana

44
Nanang Priatna dan Tito Sukamto, Pengembangan Profesi Keguruan, hlm. 43-44
45
Rifma, Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru, hlm. 87
25

pendukung proses pembelajaran. Teknologi pembelajaran

merupakan saran pendukung untuk memudahkan guru dalam

proses pembelajaran, memanfaatkan sumber belajar yang lain

seperti laboratorium, perpustakaan dan lain-lain.46Adapaun

berbagai indikator pencapaiannya antara lain:

a) Guru menggunakan media pembelajarran yang sesuai dengan

karakteristik dari siswauntuk mencapai tujuan pembelajaran

b) Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan

mata pelajaran untuk mencapai tujuan pembeajaran yang

utuh.47

6) Memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang di milikinya

Pengembangan potensi siswa merupakan bagian dari

kompetensi pedagogik yang harus di miliki oleh seorang guru.

Kemampuan yang di nilai dalam aspek ini ialah bagaimana seorang

guru mampu menganalisis dan mengidentifikasi potensi siswa.

Terdapat ada tujuh indikator yang di lakukan oleh seorang guru, di

antaranya:

a) Guru menganalisis hasil belajar siswa berdasarkan segala

bentuk penilaian

46
Zulhandayani, dkk, Deskripsi Kompetensi Pedagogik Guru di SDN 40 Banda Aceh,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2:2, 2017, hlm 193. Online at:
https://media.neliti.com/media/publications/187467-ID-deskripsi-kompetensi-pedagogik-guru-di-
s.pdf Diakses pada tanggal 14 Agustus 2021.
47
Sunardi dan Imam Sujadi, dkk, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Kompetensi
Pedagogik Guru Kelas SD, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan, 2017, hlm. 53.
26

b) Guru merancang dan melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan pola pembelajaran yang sesuai

c) Guru merancang pembelajaran yang bisa mendorong siswa

untuk berfikir kritis dankreatif

d) Guru harus aktif membantu siswa dalam proses belajar

e) Guru mengidentifikasi minat siswa,bakat siswa, potensi

siswadan kesulitan masing-masing siswa dalam proses

pembelajaran

f) Guru memberikan ruang belajar kepada siswa sesuai dengan

cara belajarnya masing-masing

g) Guru memusatkan interaksinya dengan siswa.48

7) Berkomuniasi dengan siswa secara efektif, empati, dan santun

kepada siswa

Dalam proses penilaian kemampuan yang harus di nilai

adalah bagaimana guru mampu berkomunikasi dengan siswa

secara efektif, empatik, dan santun kepada siswa. Terdapat ada

enam indikator yang harus di lakukan oleh seorang guru, di

antaranya:

a) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui

tingkat pemahan dan menjaga keaktivan siswa

b) Guru memberikan perhatian dan mendengarkan tanggapan dari

para siswa

48
Nanang Priatna dan Tito Sukamto, Pengembangan Profesi Keguruan, hlm. 45-46
27

c) Guru menanggapi petanyaan-pertanyaan para siswa dengan

tepat dan benar

d) Guru mendesain pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja

antar para siswa

e) Guru memberikan feedback terhadap para siswa

f) Guru memberikan perhatian dan respon pertanyaan para siswa

dengan baik dan relevan.49

8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

siswa

Kemampuan yang di nilai dalam espek ini adalah

bagaimana guru itu mampu menyelenggarakan penilaian dan

evaluasi hasil belajar siswa dengan cara berkesinambungan.

Adapaun beberapa pencapaian indikator kompetensinya ialah

sebagai berikut:

a) Guru menentukan penilaian, pengukuran, evaluasi, dan tes

sesuai dengan karakteristik mata pelajaram

b) Guru mengklasifikasi jenis dan bentuk penilaian

c) Guru merinci aspek-aspek penilaian proses dan hasil belajar

d) Guru menerapkan prosedur penilaian sikap

e) Guru menerapkan prosedur penilaian pengetahuan

f) Guru menerapkan prosedur penilaian keterampilan

g) Guru menyusun instrumen penilaian sikap sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran


49
Nanang Priatna dan Tito Sukamto, Pengembangan Profesi Keguruan, hlm. 47-48
28

h) Guru menyusun instrumen penilaian pengetahuan sesuai

dengan karakteristik mata pelajaran

i) Guru menyusun instrumen penilaian keterampilan sesuai

dengan karakteristik mata pelajaran

j) Guru menganalisis hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.50

Dalam kurikulum 2013, evaluasi yang di gunakan oleh guru

adalah penilaian Autentik (authentic assessment). Assessment bisa

di sebut dengan istilah penilaian, pengukuran, pengujian atau

evaluasi. Istilah autentik sinonim dari asli, nyata, valid atau

reliabel.51 Jadi penilaian autentik adalah pengukuran yang

berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan terhadap hasil

belajar siswa dalam segala aspek baik sikap, keterampilan dan

pengetahuan.

Adapun beberapa tehnik instrumen penilaian yang di

gunakan untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan

dan pengetahuan adalah sebagai berikut:

a) Penilaian Kompetensi Sikap

50
Sunardi dan Imam Sujadi, dkk, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Kompetensi
Pedagogik Guru Kelas SD, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan, 2017, hlm. 72
51
Muhammad Fathurrohman, Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013: Strategi
Alternatif Pembelajaran di Era Global, (Yogyakarta: KALIMEIA, 2015), hlm. 434
29

Penilaian Kompetensi Sikap di lakukan dengan berbagai

cara di antaranya melakukan observasi, penilaian diri, dan

penilaian teman sebaya.

b) Penilaian Kompetensi Keterampilan

Penilaian Kompetensi Keterampilan di lakukan dengan

berbaicara, antara lain mealui tes tulis, tes lisan, penugasan, dan

lain-lain. Bentuk tes tertulis ada dua bentuk, yaitu memilih

jawaban dan mensuplay jawaban. Dalam memilih jawaban

dapat berupa pilihan ganda, menjodohkan, sebab akibat

maupun dua pilihan (salah, benar). Sedangkan dalam

mensuplay jawaban dapat berupa isian, jawaban singkat, atau

uraian. Selanjutnya untuk penugasan biasanya berupa

pekerjaan rumah, atau projek yang di lakukansecara individu

maupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.52

Hasil penilaian autentik dapat di gunakan oleh seorang guru

dalam merencanakan program ramedial dan pengayaan. Selain

itu, hasil penilaian autentik juga dapat di gunakan sebagai

bahan untuk memperbaiki proses penilanian belajar yang sesuai

dengan standar penilaian pendidikan.

9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran
52
Peraturan Menteri dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014, hlm. 15
30

Dalam aspek ini kemampuan yang harus di miliki oleh

seorang guru melaksakan tindak lanjut untuk perbaikan dan

pengembangan hasil pembelajaran siswa, sehingga kualitas

pembelajaran semakin meningkat. Adapaun indikator

pencapaiannya adalah sebagai berikut:

a) Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah di

laksanakan

b) Guru menjelaskan karakteristik penelitian tindakan kelas

kepada para siswa

c) Guru menjelaskan prinsip-prinsip tindakan kelas.53

Berdasarkan uraian di atas, maka Kompetensi Pedagogik

yang dapat di ukur oleh peneliti adalah meliputi pemahan terhadap

karakteristik siswa, kemampuan merencanakan pelaksanaan

pembelajaran Aqidah Akhlaq dan penilaian hasil belajar siswa.

10) Pengembangan silabus

Silabus atau kurikulum hal penting dalam perencanaan

pembelajaran. Dari tingkat SD sampai perguruan tinggi, silabus

menjadi acuan utama. Silabus ibarat kerangka pembelajaran yang

akan dilakukan selama periode pembelajaran yang akan datang.

Dimana pengembangan silabus ini di buat lansung oleh pihak

guru, selaku user.

53
Sunardi dan Imam Sujadi, dkk, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017 Kompetensi
Pedagogik Guru Kelas SD, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan, 2017, hlm. 82.
31

Selama proses pengembangan silabus, guru menuliskan

sesuai dengan kondisi spesifik yang terjadi di lingkungan sekolah.

Tujuannya memudahkan memberikan pemahaman kepada siswa

teori-teori yang kaku menjadi mudah di pahami dan mudah di

terapkan dan mudah di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

11) Rancangan pembelajaran

Kompetensi pedagogik tidak luput dari salah. Upaya dalam

menghindari kesalahan, maka perlu membuat rancangan

pembelajaran. Rancangan yang sengaja di buat secara strategis

dan antisipatif. Langkah ini sebagai bahan untuk menjaga jika ada

skenario rancangan yang muncul tiba-tiba.

Sub kompetensi dalam rancangan pembelajaran yang

meliputi penguasaan pengembangan dan isu dalam pendidikan.

Termasuk bagaimana mengembangkan bahan ajar dalam berbagai

media dan format untuk mata pelajaran tertentu sekaligus

menguasai strategi pengembangan kreatif.

Selama proses merancang strategi pembelajaran, guru juga

harus merancang strategi lain, misalnya merancang strategi

pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran, merancang strategi

pembelajaran mata pelajaran yang berbasis ITC ataupun yang

tidak.

d. Kompetensi guru Akidah Akhlak


32

Dalam melakukan peran dan tugasnya dengan baik, guru harus

menguasai kompetensi yang telah di tetapkan dan menguasai ilmu

yang akan di sampaikan kepada para siswa, selain itu di perlukan juga

keahlian khusus dalam bidangnya. Begitu pula dengan guru agama.

Adapun syarat-syarat untuk menjadi guru agama islam yaitu, seorang

pendidik atau guru harus beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

ikhlas, berakhlak mulia, berkepribadian yang baik, mempunyai

kecakapan dalam mendidik.

Ketika seorang guru akidah akhlak itu memiliki kompetensi guru

yang baik maka guru memahami dengan baik tentang peserta didik,

dan tentang wawasan pendidikan. Ketika seorang guru memahami apa

yang di lakukan dalam dunia pendidikan, maka salah satunya mereka

sebagai guru akidah dan akhlak mereka pasti mengupayakan

perkembangan peserta didiknya.

Menurut pemenag Nomor 90 Tahun 2013 Pasal 30 tentang

penyelenggaraan pendidikan madrasah, bahwa seorang guru harus

mempunyai kualifikasi umum meliputi: beriman dan bertakwa kepada

Allah SWT. berakhlaq baik, sehat jasmani dan rohani. Selain itu juga,

seorang guru Al-Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah

Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan mata pelajaran agama islam

lainnya, wajib beragama Islam dan dan wajib memiliki Kompetensi

Baca Tulis Al-Qur’an.54

54
Permenag Nomor 90 Tahun 2013 pasal 30 tentang penyelenggaraan pendidikan
madrasah, hlm 12-13
33

Jadi dapat di simpulkan bahwa, guru selain menguasai Kompetensi

Pedagogik, seorang guru Akidah Akhlak juga harus beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT. Berakhlak mulia, sehat jasmani dan

rohani, beragama islam, dan wajib menguasai kompetensi baca tulis al-

Qur’an.

2. Konsep Dasar Pembelajaran Akidah Akhlak

a. Pengertian Konsep Pembelajaran Akidah Akhlak

Dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20

tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.55

Menurut Jamil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan

terencana yang melibatkan lingkungan untuk memudahkan siswa

dalam belajar.56 Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

proses interaksi antara siswa dengan guru agar terjadi proses belajar

mengajar.

Akidah adalah bentuk mashdar dari kata “’aqada, ya’qidu

‘aqdan-‘aqidatan yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian,

dan kokoh. Sedangkan secara teknis akidah berarti iman, keperayaan,

dan keyakinan.Sedangkan akhlak berasal dari kata khuluq jamaknya

khuluqun yang berarti budi pekerti, etika dan moral.57

55
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
56
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017),
hlm. 75
57
M. Irfangi, Implementasi Metode Kisah dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di
Madrasah Aliyah, Jurnal Kependidikan 5:1 e-ISSN 2598-4845 2017, hlm. 75. Online at:
file:///C:/Users/User-iD/Downloads/1255-Article%20Text-2390-2-10-20181116.pdf Diakses pada
tanggal 29 Mei 2021
34

Secara terminologis, akhlak adalah pranata perilaku manusia dalam

segala aspek kehidupan. Menurut Ibrahim Anis Akidah ialah ilmu

yang objeknya membahas nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan

manusia dapat disifatkan dengan baik dan buruknya.58

Jadi pembelajaran Akidah Akhlak adalah upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami,

menghayati dan mengimani Allah SWT, sehingga perilaku dalam

kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.

b. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Al-Akhlak al-Karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan

dibiasakan sejak dini oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, terutama

dalam rangka mengantisipasi dampak negative era globalisasi.

Menurut Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2

Tahun 2008, tujuan mata pelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah

Tsnawiyah adalah sebagai berikut:

1) Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, penumpukan,

dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, dan

pembiasaan tentang akidah Islam, sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang keimanannya dan ketaqwaannya

kepada Allah SWT

58
Ummu Kulsum Yunus dan Kurnia Dewi, Strategi Guru Akidah Akhlak dalam
Menanamkan Karkater Islami Peserta Didik MTs. Guppi Samata Gowa, Jurnal 7:1 2018, hlm. 85.
Online at: file:///C:/Users/User-iD/Downloads/4936-11251-1-SM.pdf.Diakses pada tanggal 29 Mei
2021
35

2) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik

dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagaimanifestasi dari

ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.59

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsnawiyah

Mata pelajaran akidah akhlak di Madrasah Tsnawiyah berdasarkan

kurikulum yang berbasiskompetensif bertujuan untuk menumbuhgkan

dan meningkatkan keimanan peserta didik yag di wujudkan dalam

akhlaknya yang terpuji,melalui pemberian dan pemupukan,

pengetahuan, penghayatan dan pengamalan peserta didik yerhadap

akidah dan akhlak islam, sehingga menjadi manusianmuslim yang

terus berkembang dan meningkat kualitas kemimannya dak

ketakwaannya terhadap Allah SWT. Menurut Peraturan Menteri

Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 ruang lingkup mata

pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsnawiyah meliputi:

1) Aspek Akidah (Keimanan). Adapun aspek keimanan meliputi,

dasar dan tujuan akidah Islam sifat-sifat Allah, Al-Asma’ al-husna

iman kepada Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, hari

akhir serta Qada Qadar.

2) Aspek Akhlak akhalk terpuji yang terdiri atas bertahud ikhlas,

ta’at, khauf, taubat, tawakkal, ikhtiya, shabar, syukur, qana’ah,

59
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.
36

tawadu’, khuznuz-zan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif,

produktif, dan pergaulan remaja.

3) Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya’, nifak, anaaniah,

putus asa, ghadlab, tamak, takabur, hasad, dendam, ghibah, fitnah,

dan namiimah.

4) Aspek adab meliputi: adab beribadah: adab shalat, membaca al

qur’an, dan adab berdoa, adab kepada oranang tua dan guru, adab

kepada saudara, teman, tetangga, adab terhadap lingkungan yaitu:

kepada binatang dan tumbuhan, di tempat umum dan di jalan.60

5) Aspek kisah teladan meliputi: Nabi Sulaiman dan ummatnya,

Ashabul Kahfi, Nabi Yunus dan Nabi ayub, Kisah Shabat, Abu

Bakar ra, Umar bih Khatab ra, Ustman bin Affan ra, dan Ali bin

Abi Thalib.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian merupakan prinsip dasar yang digunakan

dalam mengapresiasikan sesuatu. Peneliti menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif, yaitupeneliti mendeskripsikan data yang telah

dikumpulkanberupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Penelitian

kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang memfokuskan pada

pencarian makna, konsep, pengertian,gejala, maupun deskripsi tentang

60
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah.
37

fenomena, fokus, dan multi metode yang bersifat alami dan holistik, dan

disajikan secara naratif.61

Adapun untuk memperoleh data dari lapangan, peneliti terjun

langsung ke tempat penelitian yaitu di MTs Ibadurrahman Aik Ampat

guna memperoleh data yang akurat. Pada penelitian ini, data yang hendak

dikumpulkan adalah tentang analisis kompetensi pedagogik guru dalam

pembelajaran Akidah Akhlak di tingkat MTs Khusunya untuk kelas IX.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrument kunci yang

sebagai pengumpul data, karena di sini peneliti sebagai peran utama

dalam seluruh proses kegiatan penelitian saat berada di lapangan, jadi

kehadiran peneliti di lapangan itu harus.

Oleh sebab itu, dalam proses penelitian di sekolah peneliti harus

mencoba untuk menciptakan hubungan atau interaksi yang baik dengan

responden yang akan menjadi sumber data pada penelitian ini. Terdapat

beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti dalam proses kegiatan

penelitian:

a.Melakukan observasi terhadap kondisi lokasi penelitian, keadaan sosial

guru peserta didik.

b.Melakukan wawancara kepada beberapa pihak yang terkait seperti

kepala sekolah, guru-guru, dan siswa untuk mendapatkan informasi

dan data yang valid.

61
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, danPenelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 329
38

c.Menarik kesimpulan tentang hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi yang didapatkan untuk mengatasi berbagai macam

kelemahan atau kekurangan yang ada di lokasi penelitian, sehingga

kelemahan tersebut bisa diatasi.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di MTs Ibadurrahman Aik

Ampat, Desa Pekat Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat

(NTB). Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini adalah

karena peneliti mempunyai adik yang sekolah disini peneliti juga adalah

alumni sekolah ini dan peneliti pernah melakukan observasi awal di

tempat ini selama 1 bulan sehingga peneliti ingin mengetahui lebih banyak

tentang sekolah ini dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian.

4. Sumber data

Maksud dari sumber data dalam penelitian ini adalah, menurut

Lofland dikutip oleh Moeleong, sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selain itu adalah data tambahan

seperti dokumen dan lain-lain.62

Adapun sumber data terdiri atas dua macam, yaitu:

a.Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data pada pengumpul data.63 Dalam penelitian ini data

primer yang diperoleh oleh peneliti adalah hasil wawancara dengan


62
Moeleong J Lexy, Metodologi Penelitian....., Hal. 157
63
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), hlm. 16
39

kepala sekolah, beberapa guru dan siswa MTs Ibadurrahman Aik

Ampat, mengenai kompetensi pedagogik guru di MTs

Ibadurrahman Aik Ampat.

b.Sumber data skunder

Sumber data skunder adalah sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misal lewat

orang lain atau dokumen.64 Sumber data skunder yang diperoleh

peneliti adalah sumber data langsung yang diperoleh dari pihak-

pihak yang berkaitan berupa data-data sekolah dan berbagai

literatur yang relevan dengan pembahasan, seperti dokumen-

dokumen tentang kompetensi guru dan cara guru mengajar.

5. Teknis Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah untuk

mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti adalah sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Observasi adalah proses sistematis dalam merekam pola prilaku

manusia, objek dan kejadian-kejadian tanpa menggunakan pernyataan

atau berkomunikasi dengan subjek. Proses tersebut mengubah fakta

menjadi data. Istilah observasi di arahkan pada kegiatan

memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.


64
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif....., hal. 137
40

Observasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan proes

penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel

psokologis untuk menegaskan diagnosis prikologis, yang di dalamnya

terdapat proses dan pegukuran dan penggunaan berbagai teknik untuk

mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis.

Psikodiagnostik byukan hanya milik psikologi klinis, walaupun istilah

diagnosis di dominasi di psikologi klinis. Macam-macam observasi di

bagi menjadi dua antara lain:

1) Observasi partisipan, yaitu peneliti terlibat langsung dalam

kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang

digunakan sebagai narasumber penelitian.

2) Observasi non-partisipan, yaitu peneliti tidak ikut secara

langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.65

Adapun jenis observasi yang lakukan peneliti adalah

observasi non-partisipan, peneliti tidak tinggal ditempat penelitian,

akan tetapi penulis sesekali datang ketempat penelitian dan mencatat

gejala-gejala yang ada hubungannya dengan permsalahan yang akan

diteliti yang tidak diperoleh melalui metode pokok untuk

mendapatkan data skunder guna mendukung data primer.

Dengan metode ini, peneliti berharap agar mudah untuk

memperoleh data yang diperlukan dengan pengamatan dan

pencatatan terhadap suatu objek yang diteliti, sebagai pendukung

65
Aunu Roriq Djailani, “Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif”, Jurnal
Ilmiah, Vol XX. No 1 (Maret 2013), hal. 84-85
41

penelitian ini, data yang peneliti observasi adalah kompetensi

pedagogik guru di MTs Ibadurrahman Aik Ampat.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan

informan.66 Peneliti sebagai pewawancara yaitu orang yang

mengajukan pertanyaan dan responden sebagai orang yang

memberikan jawaban atas pertanyaan.

Adapun yang di wawancarai oleh peneliti adalah:

a) Kepala Sekolah

b) Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak kelas IX

c) Siswa-siswi MTs Ibadurrahman Aik Ampat

Menurut Sugiyono wawancara ada tiga macam, yaitu

wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara

tidak terstruktur. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a) Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bilamana peneliti sudah mengetahui tentang

informasi apa yang akan diperoleh. Sebelum penelitian, peneliti

mempersiapkan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis

66
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 186
42

dan jawabannya pun telah disiapkan. Dalam wawancara

terstruktur, peneliti juga harus membawa alat bantu lainnya,

seperti tape recorder, gambar, brosur dan material yang lainnya. 67

b) Wawancara semiterstruktur

Wawancara semiterstruktur termasuk dalam kategori in-

dept interview yaitu pelaksanaannya lebih bebas bila dibandigkan

wawancara terstruktur. Informan dimintai pendapat dan ide-ide

oleh peneliti.

c) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang

bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

dalam pengumpulan data. Peneliti hanya menggunakan garis-garis

besar permasalahan yang ditanyakan. Peneliti lebih banyak

mendengarkan apa yang diceritakan responden, sehingga peneliti

dapat menganalisis setiap jawaban dari responden, maka dari itu

peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang

lebih terarah.68

Berdasarkan paparan diatas, teknik wawancara yang

digunakan penelitian ini adalah wawancara terstruktur untuk

mengumpulkan data-data yang ingin diperoleh. Peneliti telah

menyiapkan berbagai pertanyaan yang ditulis dalam pedoman

67
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
hlm. 233
68
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
hlm. 233
43

wawancara. Metode ini digunakan untuk menggali data tentang

bagaimana kompetensi pedagogik guru pada mata Akidah Akhlak.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan atau karya seseorang

tentang sesuatu yang sudah berlalu. Dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data langsung

dari tempat penelitian meliputi peraturan-peraturan, laporan

kegiatan, atau data-data yang relevan dengan penelitian.

Dokumentasi digunakan peneliti untuk mencari data dan

informasi berupa keadaan fisik sekolah, Visi dan Misi sekolah,

keadaan guru dan peserta didik, keadaan sarana prasarana madrasah

dan gambar atau poto struktur organisasi madrasah, yang sangat

berguna untuk peneliti melengkapi penelitiannya. Dengan demikian,

melalui metode dokumentasi ini peneliti akan mencari dan

mendapatkan data-data yang terkait penerapan keterampilan yang

meliputi; latar belakang kompetensi pedagogik guru di MTs

Ibadurrahman Aik Ampat.

6. Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di

lapangan. Adapun teknik analisis yang dipakai peneliti dalam penelitian

ini adalah teknik model Miles Huberman, yaitu:

a. Reduksi Data (Data Reduction)


44

Reduksi data merupakan merangkum, memilih dan memfokuskan

pada hal-hal penting. Data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

mengumpulkan data, reduksi data berlansung selama kegiatan

penelitian di laksanakan.

b. Penyajian Data (Data Display)

Langkah ke dua setelah data di reduksi adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa

di lakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, Flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and

Huberman menyatakan “the most frekuent form of display data for

qualitative research data in yhe past has been narative tex” yang

paling sering di gunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif, dengan

mendisplaykan data, memudahkan peneliti untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja untuk selanjutnya berdasarkan apa

yang telah di pahami tersebut.

c. Frekuensi Data (Data Verivication)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles

and Huberman dalam penarikan kesimpulan data verifikasi.

Kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak di temukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi


45

apabila kesimpulan yang di kemukakan pada tahap awal, di dukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang di kemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa dalam penelitian

kualitatif adalah dapat menjawab rumusan masalah yang di rumuskan

sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah di

kemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah penelitian kualitatif

masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti terjun ke

lapangan.69

7. Pengujian Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran objektif .karena

itu keabsahan data dalam penelitian kualitatif sangat penting. Melalui

keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat

tercapai. Jadi triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yng

berbeda-beda yaitu wawancara, observsi, dan dokumentasi. Triangulasi

ini selin digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk

memperkaya data.

69
Sugioyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (bandung: Alfabeta, CV, 2015), hlm.
46

Denzin dalam Moeleong, membedakan empat macam triangulasi

diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik dan teori.70

a. Triangulasi dengan sumber

Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan latar yang berbeda dalam penelitian kualitatif, langkah untuk

mencapai kepercayaan itu adalah:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara;

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang dengan situasi

penenlitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

4) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang

berkaitan.

b.Triangulasi dengan metode

1) Pengecekan dengan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian

beberapa teknik pengumpulan data;

2) Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama.

c. Triangulasi Penyidik

70
Lexy J Moeleong, Metodologi Penelitian....., hal 330
47

Triangulasi penyidik adalah dengan jalan memanfaatkan peneliti

atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat

kepercayan data. Cara lainnya adalah membandingkan hasil pekerjaan

seseorang analisis dengan analisis lainnya.

d.Triangulasi dengan teori

Hasil akhir sebuah penelitian kualitatif berupa rumusan informasi.

Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori

yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan

atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu triangulasi teori dapat

meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti maupun menggali

pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil analisis data yang

diperoleh.

Jadi, triangulasi adalah cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan-perbedaan kontrusi kenyataan yang ada dalam konteks suatu

studi, sewaktu pengumpulan data tentang berbagai kenyataan dan

hubungan dari berbagai pandangan.

8. Sistematika Pembahasan

Agar penulisan penelitian ini dapat mengarah pada sasaran yang

diharapkan, maka penelitiakan menjelaskan sistematika penulisan yang

merupakan konsep dasar dalam pembahasan selanjutnya. Adapun

sistematikanya adalah sebagai berikut:


48

Pada BAB I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari konteks

penelitian, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka

kerangka teori, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.

Pada BAB II yaitu bab yang berisi paparan data dari hasil penelitian yang

di lakukan ketika proses penelitian di tempat tersebut, khususnya yang

menyangkut dengan rumusan masalah dana aspek-aspek penunjang dari hasil

penelitian, pada bab ini peneliti berusaha mengungkapkan hasil temuannya

dengan berusaha untu tidak melakukan intervensi terhadap data-data yang

telah di temukan. Hal ini di lakukan supaya menjaga naturalitas dari hasil

penelitian yang di lakukan.

Pada BAB III pada bab ini berisis tentang pembahasan yang merypakan inti

sari dari penelitian ini. Peneliti menjelaskan atau menguraikan tentang

pembahsan hasil jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah di sebutkan

dalam rumusan masalah, yakni Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Akidah Akhlak kelas IX di MTs Ibadurrahman dan Apa saja kendala

pelaksanaan kompetensi pedagogik guru dalam prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IX di MTs Ibadurrahman beserta

solusinya.

Pada BAB IV ini peneliti melakukan sintesis dari apa yang sudah di analisis

dalam suatu pembahasan tersebut. Hasil dari sintesis yang telah di lakukan ini

di ungkapkan dalam bentuk kesimpulan akhir dengan rumusan masalah yang

menjadi patokan utama dalam penelitian ini.

I. Rencana Jadwal Penelitian


49

Rencana kegiatan penelitian ini akan di laksanakan dengan rincian sebagai

berikut:

BULAN KE-
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7

1 Penyelesaian Pembuatan √
Proposal
2 Seminar Proposal √

3 Pelaksanaan Penelitian √

4 Penyelesaian Skripsi √

DAFTAR PUSTAKA

Sagala, Syaiful. 2014. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.


Surabaya: Alfabeta.
Sadullah, Uyoh. 2018. Pedagogik( Ilmu Mendidik). Bandung : Alfabeta.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan


Praktek.Bandung: Remaja Rosdakarya.
50

Al Qur’an. Ar-Rad ayat 11. Alqur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Kementerian


Agama Republik Indonesia. 2017.

Citation. Random House Dictionary. New York: Random House Inc. Dcitionary.
Com.
Darmadi. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika
Belajar Siswa. Yogyakarta: CV Budi Utama. 2017.
Deka, Silpia dan Neviyarni. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Prestasi Belajar
Siswa. Jurnal Ilmiah Konseling 2:1. 2013. 01-Maret-
2020-file:///C:/Users/User-iD/Downloads/1016-2417-1-PB.pdf
Djunaid, Hamzah. Konsep Pendidikan Dalam Al-Qur’an. Lintera Pendidikan.
17:1.2014. 03 Januari
2020.http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/
article/download/521/496.
E.f.S, Roida. Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestas
Belajar Matematika. Jurnal Formatif 2:2. ISSN: 2088-351X. 03 Januari
2020.https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/93.
Faizah, Noor. wawancara oleh peneliti, wawancara 1, transkip. 20 Agustus. 2021.

Fathurrohman, Muhammad. Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013: Strategi


Alternatif Pembelajaran di Era Global. Yogyakarta: KALIMEIA. 2015.
Hamdani, Hubungan Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Mengajar Dengan
Hasil Belajar Siswa Kelas IX Pada Mata Pelajaran Fikih di MAN 2 Model
Medan. Jurnal Ansiru. 1:1. 2017.-01-Maret-2020. http://jurnal.
uinsu.ac.id /index. php /ansiru/article/view/807/676
Hasan, Iqbal. Analisi Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
2006.
Hasil pengamatan di MTs Ibadurrahman Aik Ampat pada tanggal 25 Agustus
2021.
Helmawati. Pendidik Sebagai Model. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2016.

Irfangi, M. Implementasi Metode Kisah dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di


Madrasah Aliyah. Jurnal Kependidikan 5:1 e-ISSN 2598-4845 2017. -29
51

Agustus 2021- file:///C:/Users/User-iD/Downloads/1255-Article%20Text-


2390-2-10-20181116.pdf
Irina, Andreia dan Liliana. Pedagogical Competences – The Key to Efficient
Education. International. Online Journal of Educational Sciences ISSN:
1309-2707.2011.25Juli2020.
http://www.acarindex.com/dosyalar/makale/acarindex-1423904375.pdf
Isamil, M. Ilyas. Kinerja dan Kompetensi Guru Dalam pembelajaran. Lentera
Pendidikan. 13:1. 2010. -11 Desember 2019-
http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/
view/3809.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 13 Maret 2020- https://kbbi.kemendigbud.go.id.

Lasmanah, Aan. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model


Kooperatif Teknik Think Pair Shere(TPS) Terhadap Siswa Kelas VII A
SMPN Sukasari. Jurnal Analisa 2:3. 2016. -01 Juli 2021-
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/analisa/article/view/1221
Marbun, Stefanus M. Psikologi Pendidikan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
2018.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2014.
Mujahidin, Firdos. Strategi Mengelola Pembelajaran Bermutu. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2017.
Musfah, Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teoti dan Praktik. Jakarta: Prenadamedia Group. 2011.
Nidawati, Belajar Dalam Perpektif Psikologi dan Agama, Jurnal Pioner 1:1, 2013.
hlm. 16. 25 Juli 2021.
.https://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/Pionir/article/download/153/134
Nizwardi dan Ambiyar. Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
2016.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam
dan Bahasa Arab di Madrasah.
52

Peraturan Menteri dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014.
Lampiran tentang Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
Peraturan Menteri dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013.
Lampiran tentang Implementasi Kurikulum 2013 Pedoman Umum
Pembelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2013. Lampiran tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Permendikbud Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Guru.
Raco, J.R. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakter, dan Keunggulanna.

Jakarta: PT Grasindo. 2010.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam Cetakan ke 7. Jakarta: Kalam Mulia. 2006.

Rifma. Optimalisasi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru. Jakarta: Kencana.


2016.
Rusdiana dan Yeti Heryati. Penddikan Profesi Keguruan. Bandung: CV Pustaka
Setia. 2015.
Saragih, Hasan. Kompetensi Minimal Seorang Guru dalam Mengajar”. Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED 5:1. 2008. -Juli 2020-
http://digilib.unimed.ac.id/715/1/Kompetensi%20minimal%20seorang
%20guru%20dalam%20mengajar.pdf.
Shabir, M. Kedudukan Guru Sebagai Pendidik, Jurnal Auladuna 2:2. -6 Januari
2020- file:///C:/Users/User-iD/Downloads/878-1648-1-SM.pdf.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta. 2008
Suharti, dkk. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.
2020.
53

Sunardi dan Imam Sujadi, dkk, Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017
Kompetensi Pedagogik Guru Kelas SD. Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. 2017
Syafi’i, Ahmad dkk., Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa Dalam Berbagai
Aspek dan Faktor Yang Mempengaruh. Jurnal Komunikasi Pendidikan
2:2.2018.10-Maret-2020.http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/
komdik/article/download/114/102.
Tahir, Tuti Auliyah. Peranan Kinerja Guru Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Kelas IV Di MI Yaspi Sambung Jawa Makassar. Makassar:
UIN Aaludin. 2014. -01 Maret 2020-
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6611/1/TUTI%20AULIYAH
%20TAHIR.pdf.
Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana. 2017.

Anda mungkin juga menyukai