Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Pendidikan

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses

pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri.

Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya

manusia yang berkualitas dan sektor ekonomi yang satu dengan lainnya saling

berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan. Produk yang ingin dihasilkan dari

proses pendidikan adalah berupa lulusan yang mempunyai kemampuan

melaksanakan perananperanannya untuk masa yang akan datang. Peranan bertalian

dengan jabatan dan pekerjaan tertentu, yang tentunya bertalian dengan kegiatan

pembangunan di masyarakat [8].

Tujuan pendidikan merupakan seperangkat hasil pendidikan yang tercapai

oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh

kegiatan pendidikan, yakni bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan diarahkan

untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan

fungsi sentral. Tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

8
9

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Sebagai pengajar atau pendidik, dosen merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya, setiap adanya inovasi

pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia

yang dihasilkan dan upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor dosen. Hal ini

menunjukkan bahwa betapa eksisnya peran dosen dalam dunia pendidikan.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan

satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang, sebagai

subyek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang

harus dilakukan oleh dosen sebagai pengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu

dalam satu kegiatan manakala terjadi interaksi dosen dengan mahasiswa maupun

mahasiswa dengan mahasiswa pada saat pengajaran berlangsung. Inilah makna

belajar dan mengajar sebagai suatu proses. Interaksi dosen-mahasiswa sebagai

makna utama proses pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan

pengajaran yang efektif [8].

1.2. Metode Pembelajaran Resitasi

Istilah Metode berasal dari bahasa Yunani “Metodos”. Kata ini terdiri atas

dua suku kata, yaitu “Metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos’ jalan

atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Setiap

metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing, semakin

mampu pendidik mengurangi kelemahan dalam mempergunakan suatu metode,

maka akan semakin tinggi pula efisiensi dan efektivitasnya. Proses belajar mengajar
10

yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar secara

bergantian. Masing-masing metode ada kelemahan serta keuntungannya. Tugas

dosen ialah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar-

mengajar. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat bergantung

kepada tujuan, isi proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar [8].

Metode resitasi sering disebut dengan metode pekerjaan rumah, adalah di

mana murid diberi tugas khusus di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode

ini anak-anak dapat mengerjakan tugas tidak hanya di rumah, tetapi dapat juga

dikerjakan di perpustakaan, laboratorium, di ruang praktek dan sebagainya. Ada

lagi yang menyebutkan bahwa metode resitasi adalah suatu cara mengajar yang

dicirikan dengan adanya kegiatan perencanaan antara murid dengan pendidik

mengenai suatu persoalan atau problem yang harus diselesaikan peserta didik dalam

jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara peserta didik dengan

pendidik. Pemberian tugas itu pada hakikatnya adalah menyuruh peserta didik

melakukan suatu pekerjaan yang baik dan berguna bagi dirinya, dalam

memperdalam dan memperluas pengetahuan atau peningkatan pemahaman

terhadap suatu materi pelajaran yang seringkali memerlukan pendalaman yang

lebih dari sekedar penjelasan yang diberikan oleh seorang pendidik.

Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik meliputi pemberian tugas, yaitu [8]:

1. Mempertimbangkan apakah tugas itu akan dikerjakan secara individu maupun

kelompok.

2. Mempertimbangkan kemampuan dan kecerdasan peserta didik.

3. Dapat dimengerti maksud dan tujuannya oleh peserta didik.


11

4. Selalu mengecek apakah peserta didik benar-benar mengerti apa yang sedang

atau telah dikerjakan.

5. Selalu melayani pertanyaan dari peserta didik jika belum jelas dan memperjelas

tugas yang harus diselesaikan.

6. Tidak membebani peserta didik, oleh karena itu diberikan dalam bentuk

mingguan atau bulanan.

Dalam pembelajaran, kegiatan peserta didik meliputi:

1. Memilih dan mendiskusikan tugas dengan pendidik.

2. Menerima tugas yang telah dibicarakan bersama pendidik.

3. Menyusun rencana penyelesaian tugas.

4. Mencari sumber-sumber data.

5. Mengolah data, baik yang sifatnya tugas individu maupun tugas kelompok.

6. Menyerahkan tugas yang telah selesai dikerjakan.

Metode resitasi merupakan metode mengajar dengan menugaskan siswa

untuk membuat resume/rangkuman suatu bahan pelajaran dengan kalimat mereka

sendiri, adapun kelebihan metode resitasi adalah:

1. Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang kondusif.

2. Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pelajaran, sebab dalam

metode ini anak-anak harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas)

yang telah dikerjakan.

3. Memberi kebiasaan anak untuk giat belajar.

4. Memberikan tugas anak yang bersifat praktis, umpamanya membuat laporan

tentang kegiatan peribadatan di daerah masing-masing, kegiatan amal sosial dan

sebagainya.
12

Berbagai metode pembelajaran terdapat kelebihan dan kelemahan, adapun

kelemahan dalam metode resitasi, yaitu:

1. Seringkali tugas di rumah dikerjakan orang lain, sehingga anak tidak

mengetahui tentang pekerjaan itu, yang berarti tujuan pelajaran itu tidak dapat

terpenuhi.

2. Sulit untuk memberikan pekerjaan/tugas karena perbedaan individual anak

dalam kemampuan dan minat belajar.

3. Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya

menyalin pekerjaan dari temannya.

4. Apabila tugas itu terlalu banyak atau berat akan mengganggu keseimbangan

mental anak tersebut.

Jenis tugas yang dapat diberikan kepada peserta didik, antara lain:

1. Tugas membuat rangkuman (report) beberapa halaman topik, bab atau buku

seperti: merangkum beberapa halaman atau topik, merangkum suatu bab

(Chapter Report), dan merangkum suatu buku atau beberapa buku (Book

Report).

2. Tugas membuat makalah.

3. Tugas menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal tertentu.

4. Tugas mengadakan wawancara atau observasi.

5. Tugas mendemonstrasikan sesuatu.

6. Tugas menyelesaikan proyek atau pekerjaan tertentu.

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bahwa penerapan metode

resitasi terdapat kelebihan dan kekurangan, karenanya bagi seorang pendidik

terlebih pendidik agama hendaknya memperhatikan beberapa kaidah dan saran-


13

saran atas pelaksanaan metode penugasan tersebut, agar tujuan yang diinginkan

dapat tercapai. Penerapan metode penugasan agar tercapai dengan baik hendaknya

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: tugas itu harus jelas dan tegas, suatu tugas

disertai penjelasan-penjelasan tentang kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi,

tugas itu harus berhubungan dengan yang telah anak pelajari, tugas itu hendaknya

didiskusikan dahulu oleh pendidik dan murid, tugas itu hendaknya disesuaikan

dengan kesanggupan, dan tugas hendaknya dilakukan oleh anak didik, karena

mereka yakin akan nilainya.

Langkah-langkah dalam penggunaan metode pembelajaran resitasi

(penugasan) yaitu [3]:

1. Fase Pemberian Tugas

Fase ini perlu dipertimbangkan apakah tujuan-tujuan, jenis tugas dan waktu

yang diberikan untuk mengerjakan tugas tersebut haruslah jelas sehingga

peserta didik dapat mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan

mereka tidak akan bertanya-tanya lagi apa yang harus mereka kerjakan dan apa

yang menjadi tugasnya.

2. Fase Pelaksanaan Tugas.

Dalam proses ini pendidik harus membimbing dan mengontrol peserta didik

apakah tugas dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan sendiri oleh peserta

didik atau dikerjakan orang lain. Peserta didik juga dianjurkan untuk mencatat

hasilhasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematis dilanjutkan dengan

membuat laporan dan powerpoint untuk diskusikan di kelas.


14

3. Fase Mempertanggung Jawabkan Tugas.

Apabila telah selesai melaksanakan atau mempelajari tugas, maka mereka harus

membuat laporan, yang bentuknya telah ditentukan sesuai dengan tujuan tugas

kemudian hasil tugas tersebut dipertanggung jawabkan di kelas melalui

presentase. Selanjutnya dapat berupa tanya jawab atau diskusi kelas.

1.3. Monitoring Hasil Pembelajaran

Monitoring merupakan proses pengumpulan dan analisis informasi

berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan kontinu tentang

kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk

penyempurnaan program/ kegiatan itu selanjutnya [9].

Monitoring pembelajaran siswa saat penting didapatkan agar dapat

memantau perkembangan belajar siswa. Siswa yang kurang memperhatikan di

kelas merupakan bahan evalusi untuk guru dan orang tua agar anak dapat mampu

mengikuti pelajaran yang ada [10].

Sistem monitoring adalah sistem yang dibuat agar dapat memberikan

feedback ketika program menjalankan fungsinya. Yang dimaksud dari feedback

adalah memberikan informasi keadaan sistem pada saat itu. Sistem monitoring

dapat diartikan sebagai kumpulan prosedur dan program untuk menjalankan sistem

informasi yang dibuat untuk mencatat data berdasarkan informasi yang didapatkan

[11].

Sistem monitoring bertujuan untuk mengetahui kelancaran proses

pembelajaran yang dilakukan selama semester berjalan oleh pihak Program Studi.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan


15

pelaksanaan proses pembelajaran, serta untuk melakukan perbaikan terhadap

prosesnya. Selain itu tujuan dari evaluasi juga menghasilkan informasi yang dapat

dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan, penyusunan kebijakan maupun

penyusunan program berikutnya. Evaluasi keberhasilan penyelenggaraan proses

pembelajaran dilakukan terhadap kegiatan belajar mengajar [9].

1.4. Text Mining

Text mining merupakan proses menambang data yang berupa teks dimana

sumber data biasanya didapatkan dari dokumen dan tujuannya adalah mencari kata-

kata yang dapat mewakili isi dari dokumen sehingga dapat dilakukan analisa

keterhubungan antar dokumen. Tujuan dari text mining adalah mengekstrak

informasi yang berguna dari sumber data. Jadi, sumber data yang digunakan pada

text mining adalah sekumpulan dokumen yang memiliki format yang tidak

terstruktur melalui identifikasi dan eksplorasi pola yang menarik. Adapan tugas

khusus text mining antara lain, pengkategorisasian teks (text categorization) dan

pengelompokan teks (text clustering) [12].

Text mining merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk

melakukan klasifikasi, dimana text mining merupakan variasi dari data mining yang

berusaha menemukan pola yang menarik dari sekumpulan data tekstual yang

berjumlah besar. Dalam penerapan text mining, terdapat beberapa langkah yang

perlu dilakukan antara lain [13]:

1. Tokenizing

Tokenizing merupakan proses penguraian deskripsi yang semula berupa kalimat

menjadi kata. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah:


16

a. To lower case, yaitu mengubah semua karakter huruf menjadi huruf kecil.

b. Remove number, yaitu menghilangkan karakter angka yang ada pada kata

tersebut.

c. Remove url, yaitu menghilangkan link internet.

d. Remove punctuation, yaitu menghilangkan delimiter-delimiter seperti tanda

titik(.), koma(,) dan spasi.

2. Filtering

Filtering adalah tahap mengambil kata penting dari hasil proses token. Bisa

menggunakan algoritma stop list atau word list. Filtering dapat juga diartikan

sebagai proses mengambil kata-kata penting dari hasil proses token atau

penghapusan stopwords. Stopwords merupakan kosa kata yang bukan

merupakan ciri (kata unik) dari suatu dokumen.

3. Stemming

Stemming merupakan tahap untuk mencari root kata dari hasil filtering.

Stemming adalah proses pemetaan dan penguraian berbagai bentuk (variants)

dari suatu kata menjadi bentuk kata dasarnya (stem). Pada tahapan ini juga akan

dilakukan pembuangan stopword (stopword removal) adalah kosakata yang

bukan merupakan ciri (kata unik) dari suatu dokumen. Stopword untuk bahasa

Indonesia diperoleh dari: http://www.ranks.nl/stopwords/indonesian.

4. Tagging

Tagging merupakan tahap untuk mencari bentuk awal/root dari tiap kata lampau

atau hasil dari proses stemming.


17

5. Tahap Analyzing

Analyzing merupakan tahap penentuan seberapa jauh keterhubungan antar suatu

kata atau term terhadap suatu dokumen atau kalimat dengan menghitung

nilai/bobot keterhubungan.

1.5. Metode TextRank

TextRank merupakan graph-based ranking algorithm (graf dengan model

pemeringkatan) untuk pemrosesan teks. TextRank yang digunakan pada sistem ini

adalah metode yang menghasilkan ekstraksi berupa kalimat (TextRank for Sentence

Extraction). TextRank sangatlah fleksibel karena dapat digunakan pada berbagai

bahasa tanpa mengubah algoritmanya. Hal ini dikarenakan TextRank tidak

memerlukan data training untuk proses pengelolahan dokumen [6].

Dalam melakukan proses peringkasan, algoritma TextRank terdiri dari

beberapa tahap yaitu tahap preprocessing, tahap representasi graf dengan

melakukan perhitungan nilai content overlap similarity dan nilai TextRank, serta

tahap pemeringkatan kalimat. Skema mengenai tahapan yang dilakukan dalam

perancangan sistem peringkas otomatis ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
18

Dokumen
(single document)

Preprocessing

Segmentasi Tokenisasi

Representasi graf

Content overlap similarity

TextRank
Konvergen di
bawah error
threshold

Hasil ekstraksi

Evaluasi

Gambar 2.1 Skema Algoritma TextRank [6]

Pada Gambar 2.1, pertama-tama, dokumen akan dimasukkan ke dalam

sistem. Dokumen yang dimasukkan merupakan single-document. Kemudian di

dalam sistem, dokumen tersebut dipecah menjadi kalimat-kalimat tunggal yang

berdiri sendiri. Setiap kalimat akan direpresentasikan sebagai vertex dan kumpulan

vertex inilah yang membangun sebuah graf. Vertex di dalam graf tersebut akan

terhubung oleh edges. Edges ini didapatkan dari perhitungan nilai similarity

antarkalimat. Selanjutnya akan dicari nilai dari semua vertex dengan menggunakan

algoritma TextRank. Setelah didapatkan nilai dari semua vertex, maka diurutkanlah
19

nilai tersebut dari nilai yang tertinggi ke nilai yang terendah untuk menghasilkan

daftar kalimat top-rank.

Kalimat yang berada di daftar urutan teratas akan dipilih menjadi ringkasan

ekstraktif untuk dokumen tersebut. Banyaknya kalimat yang akan menjadi hasil

ringkasan tergantung dari persentase nilai kompresi yang ditentukan oleh user.

Dalam penelitian ini, akan dihasilkan ringkasan yang masih mengandung setengah

kalimat yang ada dalam dokumen dan tiga perempat kalimat dari dokumen.

Informasi dokumen semakin banyak yang hilang apabila hasil ringkasan hanya

berisi seperempat kalimat dari seluruh dokumen. Sehingga user dapat memilih nilai

kompresi 50% atau 75% [6].

1. Preprocessing

Preprocessing terdiri dari 2 tahap yaitu segmentasi dan tokenisasi. Pada tahap

segmentasi, kalimat-kalimat dalam dokumen dipecah menjadi kalimat-kalimat

tunggal. Pemecahan dokumen ini dilakukan dengan menggunakan splitter,

yaitu berupa tanda baca titik (“.”), tanda seru (“!”), tanda tanya (“?”), dan

newline. Dalam proses segmentasi ini, gelar seseorang dan suatu singkatan

harus dapat dikenali. Misalnya gelar pada nama seorang presiden Indonesia “Ir.

H. Joko Widodo” dan pada nama spesies bahasa latin “E .coli”. Kemudian pada

tahap tokenisasi, tiap kalimat akan dipecah menjadi kata-kata/frasa yang berdiri

sendiri dan terpisah oleh spasi.

2. TextRank dan Content Overlap Similarity

TextRank merupakan graph-based ranking algorithm (graf dengan model

pemeringkatan) untuk pemrosesan teks dari dokumen bahasa alami atau

manusia. Dokumen yang diolah berupa dokumen tunggal (single-document).


20

Terdapat dua jenis pengelolahan bahasa dalam TextRank, yaitu TextRank for

keyword extraction (ekstraksi kata kunci) dan TextRank for sentence extraction

(ekstraksi kalimat). Pada TextRank for sentence extraction akan dibangun

sebuah graf yang berisi hubungan antarkalimat dalam dokumen. Vertex di

dalam graf ini direpresentasikan sebagai unit satuan yang akan diberikan

peringkat. Vertex ini mempunyai similarity yang dihubungkan oleh edges. Jenis

similarity yang digunakan adalah content overlap. Similarity disini juga dapat

ditentukan dengan menggunakan cosine similarity, tergantung dari kebutuhan

sistem yang akan dibangun. Content overlap antara dua kalimat didefinisikan

sebagai jumlah kata yang sama (word overlap) antara kedua kata dan

dinormalisasi dengan membagi jumlah word overlap dengan panjang tiap

kalimat. Pembobotan tidak dilakukan karena nilai kesamaan antar kalimat

langsung dihitung berdasarkan banyaknya kata yang sama antar kalimat.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

|𝑊𝑘 ||𝑊𝑘 ∈𝑆𝑖 &𝑊𝑘 ∈𝑆𝑗 |


𝑆𝑖𝑚𝑖𝑙𝑎𝑟𝑖𝑡𝑦(𝑆𝑖 , 𝑆𝑗 ) = (1)
log(|𝑆𝑖 |)+log(|𝑆𝑗 |)

Keterangan :

Wk = Jumlah kata (term) yang sama antara kalimat Si dan Sj.

Si = Panjang kalimat Si.

Sj = Panjang kalimat Sj.

TextRank sendiri merupakan rumus yang berasal dari metode PageRank.

Rumus pada metode PageRank ini telah diubah/dimodifikasi untuk kebutuhan

meringkas suatu dokumen. Rumus dari PageRank adalah sebagai berikut:


1
𝑆(𝑉𝑖 ) = (1 − 𝑑) + 𝑑 ∗ ∑𝑗∈𝐼𝑛(𝑉𝑖 ) |𝑂𝑢𝑡(𝑉 𝑆(𝑉𝑗 ) (2)
𝑗 )|

Keterangan :
21

Vi = vertex yang dihitung skor-nya.

Vj = vertex yang bertetanggaan dengan Vi.

d = damping factor yang nilainya antara 0 dan 1, biasanya 0.85.

Graf yang dihasilkan oleh TextRank merupakan graf yang tidak mempunyai

arah (undirected) dan berbobot (weighted) atau undirected weighted graph.

Rumus dari TextRank adalah:


𝑤𝑗𝑖
𝑊𝑆(𝑣𝑖 ) = (1 − 𝑑) + 𝑑 ∗ ∑𝑣𝑗 ∈𝐴𝑑𝑗(𝑣𝑖 ) ∑ 𝑤𝑠(𝑣𝑗 ) (3)
𝑣𝑘 ∈𝐴𝑑𝑗(𝑉𝑗 ) 𝑤𝑗𝑘

Keterangan:

WS = Weight Sentence (Bobot Kalimat).

w = nilai content overlap similarity.

Vi = vertex yang dihitung skor-nya.

Vj = vertex yang bertetanggaan dengan Vi.

Vk = vertex yang bertetanggaan dengan Vj.

d = damping factor yang nilainya antara 0 dan 1, biasanya 0.85.

Dengan demikian, langkah-langkah untuk melakukan peringkasan dalam

TextRank:

1. Lakukan ektraksi kalimat dengan menjadikan seluruh kalimat sebagai vertex

dalam graf.

2. Identifikasi hubungan antarkalimat dengan membuat edges antara vertex-vertex.

Dapat digunakan content overlap similarity untuk mengidentasikannya.

3. Beri skor awal vertex untuk menentukan iterasi.

4. Lakukan iterasi algoritma TextRank sampai error rate tiap vertex konvergen di

bawah threshold. Error Rate disini adalah perbedaan antar dua skor vertex yang

dihitung pada iterasi yang berurutan dengan rumus:


22

𝑆 𝑘+1 (𝑉𝑖 ) − 𝑆 𝑘 (𝑉𝑖 ) (4)

Keterangan :

Vi = Vertex yang dihitung skornya

k = pada iterasi ke-k

5. Setelah graf terbentuk, kemudia vertex diurutkan berdasarkan skor akhirnya.

Lalu diambil top-rank sebagai hasil ekstraksi ringkasannya.

Anda mungkin juga menyukai