Anda di halaman 1dari 4

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BERBANTUAN VIRTUAL LABORATORIUM DAN PENYELIDIKAN SEDERHANA


PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN TOPIK PROSES PENCERNAAN
MEKANIS DAN KIMIAWI
Oleh : Febrilia Andika Sasmitasari, S.Pd.

Motivasi belajar merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada proses


pembelajaran. Peserta didik yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dapat memperkecil
kesulitan yang terjadi pada saat proses belajar. Ada tidaknya motivasi belajar pada peserta
didik dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan,
memperhatikan pelajaran atau tidak.
Pada saat proses pembelajaran tentunya tidak sedikit permasalahan yang dihadapi oleh
pendidik, misalnya pendidik harus menghadapi peserta didik yang pasif dalam pembelajaran,
peserta didik tidak fokus belajar, peserta didik tidak berani bertanya atau sibuk bercerita
dengan sendirinya dan masih banyak permasalahan-permasalahan di dalam kelas.
Berdasarkan data dari beberapa wali kelas, siswa SMPN 1 Bandar latar belakang ekonomi
menengah kebawah. Banyak peserta didik yang mengalami brokenhome sehingga sebagian
besar peserta didik di SMPN 1 Bandar tinggal bersama kakek-neneknya. Hal ini tentu
menyebabkan seorang peserta didik menjadi kurang perhatian dan pengawasan dalam belajar
dari orang tuanya. Akibatnya, pendidikan peserta didik tersebut diserahkan sepenuhnya
kepada pihak sekolah. Tidak adanya dukungan orang tua dalam belajar membuat kebanyakan
peserta didik menjadi tidak semangat dan memiliki motivasi belajar yang rendah.
Berikut beberapa kondisi yang menjadi latar belakang masalah yang muncul:
1. Perubahan model pembelajaran dari daring ke luring membuat motivasi belajar peserta
didik menurun karena mereka terbiasa belajar dirumah dan tidak terkontrol dengan
maksimal.
2. Model pembelajaran yang kurang inovatif sehingga peserta didik dikelas terlihat tidak
fokus, tidak aktif dalam kerja kelompok, dan lebih sering bercerita sendiri daripada
mendengarkan penjelasan dari pendidik
3. Peserta didik kurang medapatkan pengalaman belajar berbasis TPACK dengan
penggunaan media yang kurang menarik sehingga pembelajaran kurang berpusat kepada
peserta didik. Peserta didik lebih banyak mendengar penjelasan dari guru.
Beberapa latarbelakang tersebut menjadi salah satu penyebab motivasi belajar peserta didik
menurun. Berdasarkan masalah yang muncul, untuk meningkatkan motivasi belajar pada
siswa kelas 8 SMP maka strategi yang digunakan yaitu: menggunakan model Problem
dengan metode Eksperimen agar peserta didik lebih tertarik dalam belajar mata pelajaran
IPA, khususnya materi Proses Pencernaan Mekanik dan Kimiawi. Dalam proses
pembelajaran yang dilakukan selama kegiatan PPL, pendidik berusaha melaksanakan
pembelajaran yang bersifat student center, dengan menggunakan model pembelajaran PBL
dan tugas pendidik selama proses ini hanyalah sebagai fasilitator dalam belajar.
Setiap proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tertentu, dpasti
memiliki tantangan tersediri. Pelaksanaan Pembelajaran Project Based Learning memiliki
tantangan sebagai berikut:

1
1. Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi, akhirnya siswa yang
pintar masih mendominasi meskipun kelompok sudah dibagi secara heterogen.
2. Masih ada peserta didik yang mengeluh saat melakukan penyelidikan karena cukup
membuat mual saat mengunyah nasi untuk mempraktikkan proses pencernaan mekanis
dan kimiawi.
3. Masih ada peserta didik yang belum percaya diri untuk mempresentasikan hasil
laporannya di depan kelas sehingga seringkali suara kurang keras sehingga tidak
terdengar jelas.
4. Masih ada peserta didik yang masih belum aktif dan bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran sehingga harus berulangkali diingatkan agar kembali fokus
belajar.
Tantangan-tantangan tersebut dapat mendorong pendidik untuk mampu belajar kembali
dan menerapkan media yang diminati oleh peserta didik dipadukan dengan model
pembelajaran inovatif yang mendukung.
Dibalik keberhasilan dalam menggunakan suatu model pembelajaran, pasti terdapat
berbagai pihak yang terlibat dalam mensukseskannya. Adapun yang terlibat dalam kegiatan
yaitu:
1. Peserta didik sebagai objek sasaran pembelajaran agar dapat termotivasi saat belajar.
2. Pendidik sebagai pendidik atau fasilitator dalam hal meningkatkan kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional.
3. Kepala sekolah, waka kurikulum, dan waka sarana prasarana sebagai pendukung dalam
menunjang semua kegiatan pembelajaran.
Langkah-Langkah yang dilakukan diantaranya:
1. Model dan metode pembelajaran yang inovatif
Pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning dan penyelidikan sederhana
(Eksperimen).
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan menggunakan model Problem Based Learning
diantaranya:
a. Kegiatan pendahuluan
Salam dan doa, apersepsi dan menarik perhatian peserta didik dengan ice breaking,
memberi motivasi berupa manfaat pembelajaran dan menyampaikan tujuan
pembelajaran, pemberi acuan dan pemberian soal pretest untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik terkait materi yang akan dipelajari.
b. Kegiatan inti
Orientasi masalah
Orientasi disajikan dalam bentuk video yang disiapkan dalam LKPD dan handout
pada peserta didik. Tugas peserta didik adalah mengamati dan mencermati video
tersebut supaya dapat memberikan pendapatnya mengenai masalah yang tersaji dalam
video, video yang disajikan adalah video orang yang meninggal karena tersedak mie
instan, Peserta didik diperintahkan membuat pertanyaan atau rumusan masalah
terhadap yang terjadi pada gambar tersebut.
Mengorganisasikan peserta didik dalam belajar
untuk menjawab rumusan masalah yang sudah peserta didik buat kemudian peserta
didik saya bagi menjadi 6 kelompok supaya dapat berdiskusi dengan bantuan virtual

2
laboratorium dan melakukan penyelidikan sederhana menggunakan bahan nasi dan
cairan betadine (lugol).
Membimbing penyelidikan kelompok
dalam penyelidikan dan diskusi peserta didik diberikan LKPD terlebih dahulu
kemudian diberikan juga satu set alat dan bahan untuk melakukan penyelidikan
sederhana. Sebelum peserta didik melakukan penyelidikan sederhana dan menjawab
pertanyaan pada LKPD peserta didik diminta terlebih dahulu untuk menonton sebuah
video penyelidikan sederhana agar peserta didik mengetahui dengan sendirinya
langkah-langkah yang harus mereka lakukan dalam penyelidikan.
Setelah penyelidikan selesai peserta didik diberikan bahan ajar berupa handout untuk
mendukung belajar peserta didik dan membimbing jika ada peserta didik yang bertanya.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada fase ini peserta didik melanjutkan berdiskusi dan menjawab pertanyaan seputar
proses pencernaan mekanis dan kimiawi yang ada dalam LKPD dengan bantuan
Virtual labpratorium dan handout yang sudah dibagikan supaya hasilnya dapat
dipresentasikan dalam bentuk karya. Sedangkan pendidik tetap memantau keterlibatan
peserta didik dalam kelompoknya sembari melakukam penilaian sikap.
Tidak lupa pendidik juga mewajibkan supaya ada satu kelompok yang bersedia
menyajikan hasil karyanya ke depan kelas dan mewajibkan setiap kelompok untuk
bertanya kepada kelompok yang sedang tampil.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, dilakukan dengan cara
mempresentasikan hasil diskusi terkait solusi dari rumusan masalah yang telah dibuat
di depan kelas.
c. Kegiatan penutup
Proses pembelajaran diakhiri dengan penutup dengan memberikan penguatan kepada
peserta didik, memberikan posttest, membagikan angket respon setelah belajar
menggunakan model pembelajran inovatif berbantuan media interaktif virtual
laboratorium dan penyelidikan sederhana, memberikan refleksi kepada peserta didik,
memberikan tindak lanjut berupa tugas membuat laporan, dan mengakhirinya dengan
salam dan doa bersama.
2. Pemanfaatan media
Pada proses pembelajaran memperbolehkan pendidik membawa media Gadget untuk
dapat mengakses aplikasi Virtual Laboratorium yang sudah terinstal, kemudian melakukan
penyelidikan dengan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan dilingkungan sekitar
seperti gelas plastik, sendok dan betadine. Proses evaluasi pembelajaran menggunakan
Untuk kebutuhan belajar dan literasi digital anak menyimak beberapa informasi melalui
video yang ditayangkan pada infokus/proyektor sehingga dapat meningkatkan perhatian
peserta didik. Sedangkan pada bagian penilaian pendidik memberikan Pretest
menggunakan googleform.
Praktik pembelajaran juga menggunakan materi dan sumber daya seperti Peralatan
Laptop dan LCD Proyektor. Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini,
sangat bersemangat tertarik terhadap materi yang disampaikan, hal tersebut dilihat dari
kegiatan melakukan percobaan sederhana dan tugas yang diberikan juga mampu

3
diselesaikan dengan baik dan mereka jadi lebih paham bagaimana makanan diproses
dalam tubuh dan apa saja yang berperan di dalamnya. Ditambah lagi penggunaan Media
belajar berbasis TPACK (Virtual Laboratorium berbasis Augmented Reality dari
Kemendikbud, penyelidikan menggunakan alat-alat sederhana, pretest menggunakan
googleform)
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui
posttest dengan nilai rata-rata mencapai 75 sehingga dapat dikatakan sudah memenuhi
KKM. Selain itu, berdasarkan observasi angket motivasi belajar peserta didhasilkan rata-
rata-rata 84% pada bagian menunjukan ketertarikan dan semangat dalam mengikuti proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Problem based learning dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik
sesuai tujuan pembelajaran.

Gambar persentase hasil angket motivasi belajar


Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini sangat baik dan senang.
Hal tersebut dapat terlihat ketika peserta didik sangat antusias dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dan diperjelas pada saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran.
Peserta didik memberikan refleksi pembelajaran dengan sangat menyenangkan.
Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah dilakukan
adalah pendidik harus selalu memiliki kemauan untuk berupaya dan belajar melakukan
hal-hal baru dalam melakukan proses pembelajaran kepada peserta didik. Saat memilih
strategi, metode, model dan media pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar
harus disesuaikan dengan dengan karakteristik peserta didik dan juga karakteristik
materinya, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan meningkatkan
hasil belajar peserta didik. Semoga setiap hal-hal positif yang sudah diupayakan dapat
memberikan dampak positif juga kepada peserta didik kedepannya dan demi kemajuan
pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai