0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
31 tayangan10 halaman
Praktik ini menggunakan metode Problem Based Learning untuk meningkatkan pemahaman siswa SD tentang materi Transformasi Energi. Tantangannya adalah kurangnya pemahaman siswa akibat Covid-19 dan kurangnya penggunaan media menarik. Langkah yang diambil adalah menggunakan video, kartu, dan observasi lingkungan sebagai media, serta melibatkan siswa dalam diskusi kelompok.
Praktik ini menggunakan metode Problem Based Learning untuk meningkatkan pemahaman siswa SD tentang materi Transformasi Energi. Tantangannya adalah kurangnya pemahaman siswa akibat Covid-19 dan kurangnya penggunaan media menarik. Langkah yang diambil adalah menggunakan video, kartu, dan observasi lingkungan sebagai media, serta melibatkan siswa dalam diskusi kelompok.
Praktik ini menggunakan metode Problem Based Learning untuk meningkatkan pemahaman siswa SD tentang materi Transformasi Energi. Tantangannya adalah kurangnya pemahaman siswa akibat Covid-19 dan kurangnya penggunaan media menarik. Langkah yang diambil adalah menggunakan video, kartu, dan observasi lingkungan sebagai media, serta melibatkan siswa dalam diskusi kelompok.
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2022 LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SDN Kalicari 03 Kota Semarang
Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi Transformasi Energi melalui penerapan media Problem Based Learning berbantu media video dan flashcard. Penulis 1. Kiky Rosita Dewi, S.Pd. (Guru) 2. Sri Purbiyatmi, S.Pd. (Kepala Sekolah) 3. Lasminto, S.Pd. (Teman sejawat) 4. Rangga Adi Wicaksono (Siswa kelas IV) 5. Khalea Rosela (Siswa kelas IV) Tanggal 12 Desember 2022 Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah: Kondisi yang menjadi latar Covid-19 yang memberi dampak besar pada belakang masalah, mengapa proses pembelajaran mengakibatkan peserta didik praktik ini penting untuk mengalami lost learning. Hal ini terlihat dari dibagikan, apa yang menjadi rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata peran dan tanggung jawab pelajaran IPAS materi Transformasi Energi di kelas IV anda dalam praktik ini. SDN Kalicari 03, 17 dari 28 siswa belum mencapai nilai 70. Artinya hanya 40% siswa yang dapat mencapai nilai 70 atau lebih. Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil wawancara dengan rekan sejawat dan peserta didik, faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman materi peserta didik antara lain: 1. Hasil Kajian Literatur Menurut Sunarti,dkk. (2020) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman peserta didik adalah: a. Penggunaan media oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. b. Pemilihan model dan metode pembelajaran yang dilakukan guru. Sumber: https://doi.org/10.17509/eh.v12i1.18508 2. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah disebutkan bahwa faktor-faktor penyebab rendahnya pemahaman konsep peserta didik antara lain: a. Guru kurang memiliki komitmen diri untuk sepenuhnya mengerjakan tupoksi di kelas. b. Guru belum mengusai model pembelajaran yang inovatif. c. Peserta didik kurang dilibatkan dalam pembelajaran. d. Sumber belajar hanya bersumber dari buku siswa 3. Hasil wawancara dengan rekan sejawat Faktor-faktor penyebab rendahnya pemahaman konsep peserta didik pada pembelajaran IPAS antara lain: a. Guru lebih sibuk dengan tugas tambahan. b. Kurangnya minat peserta didik pada pembelajaran IPAS karena materi yang sulit dipahami c. Pemilihan media pembelajaran dalam mengajarkan materi transformasi energi kurang menarik. 4. Hasil Wawancara dengan Peserta Didik Faktor-faktor penyebab rendahnya pemahaman konsep peserta didik pada pembelajaran IPAS antara lain: a. Peserta didik sering mengantuk di kelas karena pembelajaran yang diberikan guru terlalu membosankan b. Peserta didik merasa asing dengan nama- nama benda elektronik. c. Peserta didik tidak terbiasa mempresentasikan hasil pemahaman konsepnya di depan kelas d. Peserta didik tidak terbiasa dengan diskusi kelompok. Mengapa praktik ini penting dibagikan? Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena saya kira banyak rekan guru yang mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya alami. Praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya sendiri, juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru yang lain. Selain itu, meningkatkan pemahaman pada materi transformasi energi penting untuk saya dalam menjalankan profesi sebagai pendidik. Selain itu, agar peserta didik paham tentang alat-alat elektronik yang ada di sekitar lingkungannya.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini:
Saya yang berperan sebagai guru yaitu membuat rencana pembelajaran, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, serta memberikan tindak lanjut. Selain itu saya mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif, dengan menggunakan metode, media video pembelajaran dan model pembelajaran PBL yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Tantangan : Tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai Apa saja yang menjadi tujuan tersebut yaitu: tantangan untuk mencapai 1. Perlunya persiapan yang matang sebelum tujuan tersebut? Siapa saja melakukan proses pembelajaran, baik materi, yang terlibat? bahan yang akan diajarkan, dan media pembelajaran yang digunakan, serta mengkondisikan peserta didik dan lingkungan kelas. 2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media video pembelajaran inovatif, kreatif, dan menyenangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik. 3. Pengkondisian kelas yang menyenangkan dan tetap kondusif. Yang terlibat dalam proses pembelajaran ini yaitu: 1. Dosen Pembimbing, yaitu memberikan arahan, masukan dan saran dalam penyusunan perangkat pembelajaran serta memberikan saran dan masukan dalam pelaksanaan aksi. 2. Guru Pamong, yaitu memberikan saran dan masukan dalam pelaksanaan aksi. 3. Kepala Sekolah, selaku pimpinan didalam lembaga yang terlibat dalam tantangan ini karena kepala sekolah sekalu pimpinan yang memberi izin pada guru untuk melakukan inovasi pembelajaran. 4. Rekan Sejawat, yaitu memberikan masukan dan saran dalam pemilihan solusi serta memberikan masukan dan saran dalam pelaksanaan aksi. 5. Peserta Didik, yaitu subjek utama pembelajaran.
Aksi : Berdasarkan tantangan yang dihadapi guru, langkah-
Langkah-langkah apa yang langkah yang harus dilakukan yaitu: dilakukan untuk 1. Pembuatan perangkat pembelajaran yang menghadapi tantangan disesuaikan dengan materi dan karakteristik tersebut/ strategi apa yang peserta didik. digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini? 2. Pemilihan media atau alat peraga yang sesuai dengan karakteristik peserta didik yaitu mengunakan video pembelajaran,Flipbook, kartu benda, serta pengamatan lingkungan sekitar sehingga pembelajaran akan bermakna.
Media kartu benda
Media Video tentang energi
Media FlipBook
a. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pembelajaran yaitu guru PPL, peserta didik, dan rekan sejawat.
b. Sumber daya yang dibutuhkan untuk
membuat media pembelajaran inovatif yaitu bahan ajar, laptop, LCD, jaringan internet, Flipbook, aplikasi Canva untuk membuat bahan ajar dan LKPD, lingkungan kelas sebagai sumber pengamatan.
3. Berkaitan dengan penggunaan strategi
pembelajaran. Guru memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. Siswa dikelompokkan berdasarkan hasil assesmen diagnostik. Strategi pembelajaran yang dilakukan harus menyentuh semua gaya belajar siswa.
4. Mengimplementasikan sintaks model
pembelajaran Problem Based Learning dalam proses pembelajaran yaitu: 1) Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada peserta didik
Pade fase ini, peserta didik diajak
mengamati sebuah gambar orang yang menggosokkan kedua telapak tangan. Kemudian guru memberikan permasalahan “Apa yang kamu rasakan saat menggosokkan kedua telapak tangan? Mengapa hal itu bisa terjadi?”
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar.
Pada fase ini, peserta didik dibagi menjadi
6 kelompok heterogen. Peserta didik diajak untuk mengamati benda-benda di lingkungan kelas untuk dianalisis transformasi energi yang terjadi.
3) Membimbing penyelidikan individu
maupun kelompok. Pada fase ini, peserta didik menganalisis bentuk perubahan energi yang terjadi pada benda-benda yang ada di dalam kelas dengan diskusi kelompok dan bimbingan guru. 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Pada fase ini, setiap anggota kelompok
mempresentasikan hasil diskusi LKPD di depan kelas. Peserta didik dari kelompok lain secara bergantian menanggapi hasil presentasi kelompok penyaji.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Pada fase ini, guru menganalisis dan
mengevaluasi hasil presentasi dengan memberikan masukan dan tanggapan sebagai penguatan. 5. Pemilihan Asesmen 1. Asesmen Diagnostik - Pertanyaan pemantik - Tanya jawab 2. Formatif - Observasi - Performa - Evaluasi 3. Penilaian Ketercapaian Profil Pancasila Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari aksi dan Langkah-langkah yang Bagaimana dampak dari aksi dilakukan yaitu : dari Langkah-langkah yang Kegiatan penerapan Model Problem Based dilakukan? Apakah hasilnya Learning berbantuan media Video dan Flash Card efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon pada pembelajaran IPAS Materi Transformasi Energi orang lain terkait dengan di kelas IV SDN Kalicari 03 memiliki banyak kesan strategi yang dilakukan, Apa dan dampak yang sangat baik diantaranya adalah: yang menjadi faktor 1. Penerapan Model Problem Based Learning keberhasilan atau berbantuan media Video dan Flashcard berhasil ketidakberhasilan dari meningkatkan pemahaman peserta didik kelas IV strategi yang dilakukan? Apa pada pembelajaran IPAS Materi Transformasi pembelajaran dari keseluruhan proses Energi. Dengan data peningkatan nilai IPAS yang tersebut? diperoleh peserta didik sebelum menerapkan model Problem Based Learning berbantuan media Video dan Flashcard dari 28 siswa Kelas IV hanya 11 siswa yang memperoleh nilai 70 atau lebih. Setelah menerapkan Model Problem Based Learning berbantuan media Video dan Flashcard meningkat menjadi 25 siswa. Terdapat peningkatan yang cukup signifikan. 2. Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran karena siswa melakukan kegiatan pengamatan sekitar dan pemecahan masalah dengan diskusi kelompok. 3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan sudah berbasis TPACK. Apakah hasilnya efektif Atau tidak efektif? Mengapa? 1. Hasilnya sudah efektif, karena peserta didik sangat antusias saat proses pembelajaran berlangsung. Rencana pembelajaran sudah dirancang dengan matang dari segi media, model, metode, serta strategi yang diterapkan dalam pembelajaran. 2. Penerapan model pembelajaran PBL bisa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam memecahkan suatu permasalahan. Hal ini terbukti pada saat peserta menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKPD dengan kegiatan diskusi. 3. Penggunaan Media Video dan Flashcard sangat membantu peserta didik dalam memahami materi Transformasi Energi. Karena peserta didik lebih tertarik dengan media audiovisual dibanding ceramah atau buku teks. Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan: 1. Peserta didik merasa senang dengan pembelajarannya, dibuktikan pada saat kegiatan refleksi di akhir pembelajaran. 2. Kepala Sekolah mendukung terhadap inovasi pembelajaran yang dilakukan guru. 3. Rekan sejawat di sekolah menjadi terinspirasi dalam menerapkan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, penyusunan perangkat pembelajaran inovatif. Yang menjadi faktor keberhasilan yaitu : 1. Kemampuan guru dalam menguasai fase-fase yang terdapat pada model pembelajaran, penerapan metode dan media yang digunakan pada saat pembelajaran. 2. Peserta didik yang semangat dalam mengikuti pembelajaran. 3. Dukungan kepala sekolah yang sudah mengijinkan pelaksanaan PPL. 4. Rekan sejawat yang turut membantu mempersiapkan alat dalam proses perekaman kegiatan pembelajaran. 5. Bimbingan dan arahan dari Dosen dan Guru Pamong. Ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan: 1. Pengambilan video pada saat pelaksanaan proses pembelajaran PPL Aksi Ke-1 belum maksimal karena hanya memakai satu kamera. 2. Jumlah peserta didik yang banyak menyebabkan guru kesulitan mengelola dan mengkondisikan kelas dengan baik. 3. Ruang kelas yang sempit sehingga pengaturan tempat duduk peserta didik yang kurang sesuai. Terlihat beberapa peserta didik duduk membelakangi papan tulis. 4. Flashcard yang ukurannya relatif kecil dan belum sesuai. Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut? 1. Guru mampu menerapkan model pembelajaran yang inovatif, mengajak siswa untuk berfikir kritis. 2. Guru mampu mendesain pembelajaran yang menarik sehingga menumbuhkan semangat peserta didik. 3. Guru harus mampu menyentuh seluruh gaya belajar siswa melalui penerapan pembelajaran yang berdiferensiasi.