Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik Dalam Pembelajaran
Lokasi SDN 2 Mangunreja
Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar Tujuan yang ingin Setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan model Problem Based dicapai Learning dengan media benda konkret, video dan pemanfaatan aplikasi padlet, peserta didik mampu menganalisis dan menyajikan hasil informasi pada mata Pelajaran IPS materi tentang dampak globalisasi terhadap kerjasama ASEAN di berbagai bidang. Penulis Kartika Maharani Tanggal 20 Nopember 2023
Situasi A. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, antara lain:
1. Tingkat keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran masih rendah. Peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan guru dan hanya sebagian siswa saja yang menjawab pertanyaan dari guru. Interaksi yang terjalin antara guru dan siswa maupun antarsiswa belum dapat terjalin secara pro aktif. 2. Kemampuan berfikir kritis siswa yang relatif rendah untuk menyelesaikan pembelajaran berbasis masalah. Kemampuan berfikir kritis merupakan pengembangan kompetensi abad 21 yang perlu dikuasai oleh peserta didik. Melatih kemampuan peserta didik untuk dapat menguasai kompetensi abad 21 khususnya kemampuan berfikir kritis menjadi tantangan untuk guru untuk dapat menyelesaikannya. 3. Pembelajaran yang belum dapat menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran/ student centered. Pembelajaran yang berpusat pada guru disebabkan kurangnya penerapan model pembelajaran inovatif serta penggunaan media pembelajaran yang kurang beragam yang mengakibatkan kegiatan pembelajaran hanya terfokus pada guru sebagai pusat pembelajaran dan penggunaan metode konvensional yang masih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. B. Alasan mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, yaitu : 1. Dapat memberikan motivasi bagi diri sendiri untuk mengembangkan kompetensi profesional guru dan juga diharapkan dapat menjadi referensi dan inspirasi bagi rekan guru yang lain. 2. Mengaplikasikan model pembelajaran inovatif dalam pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. 3. Penggunaan metode dan media pembelajaran yang bervariasi supaya pembelajaran yang dilaksanakan tidak hanya berpusat pada guru namun siswa sebagai subjek pembelajaran yang perlu diberikan porsi lebih banyak dalam setiap proses pembelajaran. 4. Agar terjalin interaksi yang aktif antara guru dengan peserta didik maupun antarpeserta didik satu dengan lainnya dalam proses pembelajaran. Dengan tujuan terciptanya iklim kelas yang aktif dan menyenangkan. C. Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini, antara lain: 1. Melakukan identifikasi masalah pembelajaran yang terjadi di kelas. 2. Mencari alternatif solusi dari berbagai sumber seperti berkonsultasi dengan teman sejawat, melakukan wawancara dengan kepala sekolah, pengawas dan pakar, juga melalui pencarian literatur yang terkait dengan permasalahan yang diidentifikasi. 3. Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi meliputi penyusunan RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran, dan instrumen penilaian. 4. Melaksanakan rencana aksi dan melakukan analisis hasil pembelajaran untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran. 5. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Tantangan A. Tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan, adalah :
1. Peserta didik belum terbiasa memecahkan masalah-masalah kontekstual. 2. Menentukan permasalahan yang menantang dan dapat memancing minat peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan serta dapat dihubungkan dengan pengalaman peseta didik. 3. Guru jarang mengikuti pelatihan terkait pembelajaran inovatif yang sehingga kurang memiliki pengetahuan terkait model-model pembelajaran yang inovatif.
B. Pihak yang terlibat, antaralain :
1. Guru sebagai pengajar yakni saya sendiri. 2. Teman sejawat berperan sebagai observer dan pihak yang membantu proses persiapan rencana aksi. 3. Kepala sekolah memiliki peran sebagai penasihat dan penanggungjawab. 4. Peserta didik berperan sebagai objek dalam kegiatan pembelajaran yakni peserta didik kelas VI SDN 2 Mangunreja. Aksi A. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan : 1. Guru mengidentifikasi masalah dan melakukan koordinasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat dan pakar dengan melaksanakan wawancara untuk mencari solusi terhadap tantangan yang telah diindentifikasi, serta melakukan kajian literatur dari berbagai sumber baik buku maupun jurnal online. 2. Merumuskan solusi yang tepat untuk menghadapi tantangan. 3. Pelaksanaan rencana aksi sesuai dengan perangkat pembelajaran yang sudah dibuat. 4. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran. B. Strategi yang digunakan antara lain: 1. Penerapan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning dalam proses pembelajaran terkait materi dampak globalisasi terhadap kerjasama antarnegara ASEAN di berbagai bidang. 2. Penggunaan media yang beragam seperti benda konkrit yang mendeskripsikan dampak globalisasi berupa kemudahan mendapatkan produk dari luar Indonesia. Media lainnya berupa penggunaan media interaktif melalui tayangan powerpoint dan video pembelajaran yang bersumber dari youtube kemudian di unduh. 3. Menyiapkan instrumen penilaian dan melaksanakan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan selama proses pembelajaran, 4. Membuat soal evaluasi berbasis HOTS. C. Proses yang dijalankan Melaksanakan pembelajaran pada materi dampak globalisasi terhadap kerjasama ASEAN di berbagai bidang dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning yang terdiri atas 5 sintaks, yaitu: Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah Guru bertanya jawab dengan peserta didik terkait materi dampak globalisasi terhadap kerjasama ASEAN di berbagai bidang. Kemudian peserta didik menyimak tayangan video pembelajaran untuk dapat menganalisis permasalahan tentang dampak globalisasi terhadap kerjasama ASEAN. Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar Peserta didik dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang heterogen terdiri atas 5 orang pada setiap kelompoknya, lalu diberikan LKPD yang perlu didiskusikan bersama kelompoknya tentang bentuk kerjasama antarnegara ASEAN serta peran Indonesia dalam kerjasama ASEAN di berbagai bidang. Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan diskusi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi. Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil Membuat laporan hasil penyelesaian masalah pada lembar kerja yang tersedia dan mempresentasikannya. Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Melaksanakan evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis.
D. Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan
strategi Sumber daya yang diperlukan yaitu sumber daya yang berada di sekolah, berupa laptop, media smartboard, dan ruangan yang nyaman. Selain itu sumber daya yang diperlukan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu pemahaman guru akan pembuatan RPP juga kreatifitas dalam merancang kegiatan yang membuat peserta didik lebih aktif dalam belajar seperti menggunakan media powerpoint interaktif dan video pembelajaran serta model PBL dalam pembelajaran materi yang diperlukan yaitu materi tentang dampak globalisasi terhadap kerjasama ASEAN di berbagai bidang yaitu dari buku siswa tema 4 kelas VI dan sumber dari internet serta LKPD yang dirancang oleh guru. Refleksi A. Dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang dilakukan 1. Penerapan model PBL dalam pembelajaran mampu mengembangkan keterampilan berfikir kritis peserta didik. Peserta didik lebih aktif selama proses pembelajaran, dan memberi kesempatan kepada peserta didik dalam menemukan cara untuk menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah. Dengan demikian peserta didik menjadi terasah dalam keterampilan berfikir kritis dan mampu memecahkan masalah. 2. Penggunaan media pembelajaran inovatif dan interaktif memicu peningkatan aktifitas peserta didik di kelas. Media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong peserta didik lebih aktif ketika belajar. Media pembelajaran sangat membantu meningkatkan pemahaman dan pembelajaran menjadi menarik. 3. Melalui kegiatan berdiskusi, dapat melatih kemampuan berkolaborasi peserta didik. Peserta didik menjadi lebih terasah karena proses diskusi untuk pemecahan masalah menuntut adanya kerjasama antar anggota kelompok. B. Hasil dan respon peserta didik terkait strategi yang dilakukan Hasil dari langkah-langkah yang diterapkan sangat efektif, dilihat dari kegiatan pembelajaran yang telah dapat menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran, kemampuan berfikir kritis siswa juga meningkat, interaksi antara peserta didik dengan guru juga antarpeserta didik dapat terjalin dengan baik dan aktif. Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang, dapat dilihat dari kegiatan refleksi akhir pembelajaran, peserta didik memberikan refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan media yang digunakan sangat menarik serta mudah untuk dipahami. C. Faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan Salah satu faktor yang menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL berhasil yaitu dengan meningkatnya kemampuan peserta didik untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Peserta didik dapat mengidentifikasi permasalahan dan mengembangkan kemampuan berfikir kritisnya untuk menentukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan permalahan. Pengguanaan media pembelajaran yang bervariasi mampu menstimulus minat peserta didik dan dapat memicu peningkatan aktifitas peserta didik di kelas. Media pembelajaran sangat membantu meningkatkan pemahaman dan pembelajaran menjadi menarik. Pembelajaran yang dapat diambil dari proses yang sudah dilakukan adalah guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model pembelajaran yang inovatif. Sebagai guru kita harus terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman serta harus merancang pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik, menciptakan pembelajaran yang menarik, dan bermakna dan guru perlu terus belajar untuk mengembangkan kemampuan baik kompetensi pedagogic maupun kompetensi professional.