MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA
1 Karakteristik Model Q ▪Karakteristik kebijakan inventori model Q ditandai oleh 2 hal mendasar yaitu: 1. Besarnya ukuran lot pemesanan (Qo) selalu tetap untuk setiap kali pemesanan dilakukan 2. Pemesanan dilakukan apabila jumlah inventori yang dimiliki telah mencapai suatu tingkat tertentu (r) yang disebut titik pemesanan ulang (reorder point) ▪Untuk mengatasi kondisi kekurangan inventori, dapat ditempuh melalui dua cara sebagai berikut: 1. Pemesanan ulang (back order), yaitu melakukan pemesanan darurat untuk memenuhi kekurangan tersebut, dimana ongkos yang ditimbulkan biasanya lebih mahal dari pemesanan normal. Kondisi backorder biasa terjadi dalam pasar yang sifatnya monopolistik atau pemakai mau menunggu sampai barang tersedia 2. Kehilangan penjualan (lost sales), yaitu membiarkan pelanggan tidak terpenuhi pemesanannya. Keadaan ini menyebabkan pelanggan mencari barang di tempat lain. Biasanya terjadi pada situasi persaingan ketat. MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 2 Asumsi Model Q 1. Permintaan selama horison perencanaan bersifat probablistik dan berdistribusi normal dengan rata-rata dan deviasi estándar 2. Ukuran lot pemesanan (Qo) konstan untuk setiap kali pemesanan, barang akan datang serentak dengan waktu ancang-ancang (L), pesanan dilakukan pada saat inventori mencapai titik pemesanan 3. Harga barang (p) konstan baik terhadap kuantitas barang yang dipesan maupun waktu 4. Ongkos pesan (A) konstan untuk setiap kali pemesanan dan ongkos simpan (h) sebanding dengan harga barang dan waktu penyimpanan. 5. Ongkos kekurangan inventori sebanding dengan jumlah barang yang tidak dapat dilayani atau sebanding dengan waktu pelayanan (tidak tergantung pada jumlah kekurangan)
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 3
Komponen Model Q ▪ Kriteria Kinerja Kriteria kinerja yg menjadi fungsi tujuan dari model Q adalah minimasi ongkos total inventori dengan mengoptimalkan tinggkat pelayanan. Karena fenomenanya bersifat probabilistik maka semua ongkos yang dibahas bukanlah ongkos riil tapi ekpektasi ongkos yang terjadi selama satu tahun. Ekspektasi ongkos total inventori terdiri dari empat elemen yaitu ongkos beli, ongkos pesan, ongkos simpan dan ongkos kekurangan barang.
OT = Ob + O p + Os + Ok
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 4
Komponen Model Q ▪ Variabel Keputusan Variabel keputusan yang terkait dalam penentuan kebijakan inventori probabilistik model Q yaitu : 1. Ukuran lot pemesanan untuk setiap kali melakukan pembelian (Qo) 2. Saat pemesanan dilakukan/titik pemesanan ulang (r) ▪ Parameter Paramater yang digunakan dalam model Q: 1. Harga barang per unit (p) 2. Ongkos tiap kali pesan (A) 3. Ongkos simpan per unit per periode (h) 4. Ongkos kekurangan inventori (cu)
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 5
Komponen Model Q ▪ Variabel Keputusan Variabel keputusan yang terkait dalam penentuan kebijakan inventori probabilistik model Q yaitu : 1. Ukuran lot pemesanan untuk setiap kali melakukan pembelian (Qo) 2. Saat pemesanan dilakukan/titik pemesanan ulang (r) ▪ Parameter Paramater yang digunakan dalam model Q: 1. Harga barang per unit (p) 2. Ongkos tiap kali pesan (A) 3. Ongkos simpan per unit per periode (h) 4. Ongkos kekurangan inventori (cu)
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 6
Formulasi Model Q – Lost Sales ▪ Formulasi dan solusi hanya berlaku bila kekurangan inventori diperlakukan dengan cara lost sales. ▪ Hal ini berarti pemakai tidak mau menunggu barang yang diminta sampai dengan tersedia di gudang ▪ Pemakai akan pergi dan mencari barang kebutuhannya di tempat lain
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 7
Formulasi Model Q Lost Sales ▪ Ongkos Total
OT = Ob + O p + Os + Ok ▪ Ongkos Pembelian
Ob = D p ▪Ongkos Pengadaan/Pemesanan
AD Op = qo
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 8
Formulasi Model Q Lost Sales ▪ Ongkos Simpan qo Os = h + r − DL + N 2 ▪ Ongkos Kekurangan cuD Ok = N q0 N = S L f ( z ) − z (z ) ▪ Formulasi Model Q Lost Sales AD qo D OT = Dp + + h ( ) + r − DL + N + (Cu N) qo 2 qo atau AD qo D OT = Dp + + h ( ) + r − DL + (Cu + h) N qo 2 qo
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 9
Solusi Model Q-Lost Sales
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 10
Contoh Soal Model Q-Lost Sales ▪Kebutuhan suatu barang tiap tahun berdistribusi normal dengan harga rata-rata sebesar 100.000 unit dan standar deviasi sebesar 10% dari harga rata-rata. Untuk pengadaan barang, dipasok dari sebuah supplier dengan ongkos pesan sebesar Rp. 2.500.000,- per pesan, harga barang Rp. 25.000,- per unit dan waktu ancang-ancang 3 bulan. Bila ongkos kekurangan barang sebesar Rp. 100.000,- per unit dan ongkos simpan sebesar 20% dari harga barang per unit per tahun. ▪Tentukan: 1. Kebijakan inventori dengan model Q Lost Sales 2. Tingkat pelayanan optimal 3. Ongkos total inventori
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 11
Jawaban ▪ D = 100.000 unit/tahun ▪ S = 10.000 unit/tahun ▪ L = 3 bulan = ¼ tahun ▪ SL = 5.000 unit per tahun ▪ A = Rp 2.500.000 per pesan ▪ p = Rp 25.000 per unit ▪ h = 20% x Rp 25.000/ unit/ tahun = Rp 5.000 /unit/tahun ▪ Cu = Rp 100.000/unit
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 12
Jawaban (Iterasi 1)
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 13
Jawaban (Iterasi 1)
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 14
Jawaban (Iterasi 1)
Lanjutkan Iterasi 2 dst sampai mendapat nilai r1=r2
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA-POLITEKNIK APP JAKARTA 15