Anda di halaman 1dari 13

EKMA4413 Riset

Operasi
Program Studi
Manajemen
Modul 2
Oleh: M. Mujiya Ulkhaq
Seoul, 13th of October 2013

Pulau Komodo, Manggarai Barat, NT

Tinjauan Umum Modul 2


Secara umum, Modul 2 akan membahas mengenai penentuan jumlah persediaan yang sebaik-baiknya, jang
an terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.
Modul 2 terdiri dari dua kegiatan belajar:
Kegiatan Belajar 1 Model Persediaan yang Sederhana;
Kegiatan Belajar 2 Beberapa Macam Model Persediaan yang Lain.
Setelah mempelajari Modul 2, diharapkan mampu menjelaskan cara-cara menghemat biaya dengan jalan m
engatur persediaan.
Secara khusus, setelah mempelajari Modul 2, diharapkan mampu menentukan:
Jumlah persediaan barang yang bisa menghemat biaya;
Saat pemesanan barang yang tepat;
Besar biaya yang dianggap perusahaan yang berhubungan dengan keputusan pembelian barang.

Model Paling Sederhana


Model ini berlaku untuk menentukan jumlah pembelian barang, bahan baku atau bahan pemban-tu yang pe
nggunaannya secara teratur. Dalam model ini belum memasukkan kemungkinan keterlambatan
pengiriman barang.
Asumsi:
1. Kebutuhan barang sepanjang tahun relatif stabil dan bisa diperkirakan;
2. Biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan barang yang disimpan tergantung pada banyaknya
barang yang disimpan;
3. Besar biaya pemesanan barang untuk setiap kali pesan sama;
4. Barang yang disimpan tidak mudah rusak;
5. Barang selalu tersedia di pasar, dalam jumlah berapa pun kebutuhan barang akan selalu bisa terbeli;
6. Harga barang relatif stabil.

Model Paling Sederhana


Terminologi
R
: Kebutuhan barang selama satu tahun.
Q
: Jumlah setiap kali pemesanan.
R/Q : Frekuensi pemesanan.
Q/R : Jangka waktu pemesanan.
Cs
: Cost of set-up (biaya set-up) atau biaya sekali
pesan, merupakan biaya yang dikeluarkan setiap
kali memesan barang. Besarnya selalu sama
(tidak terpengaruh oleh jumlah barang yang
dipesan). Contoh: biaya pengiriman surat
pesanan, ongkos teleks, interlokal, pengiriman
petugas pembelian, dsb.
Ci
: Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang),
adalah biaya yang dikeluarkan ketika melakukan
penyimpanan barang. Besarnya tergantung pada
banyaknya barang yang disimpan serta lamanya
waktu penyimpanan. Contoh: biaya asuransi,
sewa gedung yang didasarkan pada volume atau
berat dan lama penyimpanan, depresiasi barang
(apabila persentase susutnya tergantung pada
lamanya penyimpanan).

Biaya pemesanan setahun


= Biaya sekali pesan frekuensi pemesanan
= Cs R/Q
Biaya pemeliharaan setahun= Biaya pemeliharaan per unit frekuensi pemesanan
luas segitiga
= Ci R/Q (.Q.Q/R)
= .Q.Ci

Model Paling Sederhana


Hubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, dan total biaya
Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs +
(Q/2).Ci
Jumlah 2
Pembelian
yang ekonomis (Q*)
RCs

Q*

Ci

Jangka waktu setiap siklus pembelian


Q*
2Cs
(t*)
t*

RCi

Contoh:
Seorang pedagang selama satu tahun harus
memenuhi permintaan sebanyak 24.000 kg.
Permintaan sepanjang tahun diasumsikan sama.
Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 3.500.
Biaya penyimpanan setiap kg barang Rp 10
2 RCs
2 24000 3500

4.098,78
Ci
10
Q * 4.098,78
t*

0.171
R
24.000
Q*

Model dengan Keterlamb


atan

Dalam model ini dimungkinkan keterlambatan penyediaan barang, tetapi keterlambatan ini memerlukan tambahan biaya. Jadi, perusahaan selain menanggung biaya set-up, pemeliharaan barang, juga me
nanggung biaya keterlambatan.
Asumsi yang dipakai adalah besar biaya ekstra karena keterlambatan bergantung pada jumlah kekurangan b
arang dan jangka waktu keterlambatan.
Terminologi
R
: Kebutuhan barang selama satu tahun.
Q
: Jumlah setiap kali pemesanan.
R/Q : Frekuensi pemesanan.
Q/R : Jangka waktu pemesanan.
Cs
: Cost of set-up (biaya set-up).
Ci
: Cost of inventory (biaya pemeliharaan
barang).
Ct
: Cost of lateness (biaya keterlambatan).
Cs setahun
= Biaya sekali
pesan frekuensi pemesanan
= Cs R/Q
Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit
frekuensi
pemesanan luas segitiga
= Ci R/Q (.S.S/R)
= S2.Ci/2Q
Ct setahun = Biaya keterlambatan per unit/jangka
waktu frekuensi pemesanan luas
segitiga
= Ct R/Q .(Q-S)/R.(Q-S)
6
= Ct.(Q-S)2/2Q

Model dengan Keterlamb


atan

Hubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, biaya keterlambatan, dan total biaya.
Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs + S2.Ci/2Q + Ct.(Q-

S)2/2Q
Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*)

2 RCs Ct Ci
Ci
Ct

Q*

Jumlah Pembelian yang dimasukkan dalam inventory


yang ekonomis (S*)

2 RCs
Ct
Ci
Ct Ci

S*

Jangka
Q *waktu setiap siklus pembelian (t*)

t*

Contoh:
Seorang pedagang selama satu tahun
harus memenuhi permintaan sebanyak
1.000
buah.
Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 100.
Biaya penyimpanan barang sebesar 20%
dari harga barang yang senilai Rp 20.
Kalau terjadi keterlambatan konsumen
masih mau membeli, tetapi perusahaan
menanggung biaya ekstra sebesar Rp 3,65
setiap barang setiap tahun.
Q*

2 RCs Ct Ci
21000 100 3.65 4

323,7
Ci
Ct
4
3.65

2 RCs
Ct
21000 100

Ci
Ct Ci
4
Q * 323.7198
t*

0,324
R
1000
S*

Biaya total yang


optimal:
2

3.65
154,5
3.65 4

Cost*

R
S * Ci Ct Q * S
Cs

Q*
2Q *
2Q *

Cost*

1000
155 2 4 3.65 324 155
100

617,82
324
2 324
2 324

Model dengan Potongan


Harga

Dalam model ini berlaku potongan harga beli apabila membeli dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu ada d
ua harga beli: P1 kalau tidak ada potongan dan P2 kalau ada potongan. Misal potongan harga didapatkan k
alau membeli barang sejumlah b. Apabila kita membeli barang kurang dari b, maka harga belinya adalah P
1, dan bila membeli barang lebih dari b, maka harga belinya adalah P2.
Total Biaya se tahun tanpa potongan harga
Total Biaya se tahun dengan potongan harga

= RP1 + (R/Q).Cs + (Q/2).Ci


= RP2 + (R/Q).Cs + (Q/2).Ci

Contoh 1:

Model dengan Potongan


Harga

Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau


jumlah pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga
beli gandum Rp 20.000 per kuintal. Namun apabila
pembelian lebih atau sama dengan 500 kuintal, maka
harga beli gandum Rp 18.500. Biaya penyimpanan
sebesar Rp 400 per kuintal dan biaya setiap kali pesan
sebesar Rp 35.000.
2 RCs
2 2400 35000
Q min

648,074
Ci
400
Karena Qmin b, maka Q* = Qmin.

Contoh 3:
Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau
jumlah pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga
beli gandum Rp 20.000 per kuintal. Namun apabila
pembelian lebih atau sama dengan 500 kuintal, maka
harga beli gandum Rp 18.500. Biaya penyimpanan
sebesar Rp 600 per kuintal dan biaya setiap kali pesan
sebesar Rp 5.000.
2 RCs
2 2400 5000
Q min

200
Ci
600
Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan
perbandingan:
Total biaya dengan Qmin:
= RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci
= 2.400(20.000) + (2.400/200)5.000 + (200/2)600
= Rp 48.120.000
Karena total biaya dengan Qmin lebih murah dari b, maka
Q* adalah pembelian dengan Qmin (200 kuintal)

Contoh 2:

Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau


jumlah pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga
beli gandum Rp 20.000 per kuintal. Namun apabila
pembelian lebih atau sama dengan 500 kuintal, maka
harga beli gandum Rp 18.500. Biaya penyimpanan
sebesar Rp 400 per kuintal dan biaya setiap kali pesan
sebesar Rp 10.000.
2 RCs
2 2400 10000
Q min

346,41
Ci
400
Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan
perbandingan:
Total biaya dengan Qmin:
= RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci
=
2.400(20.000)
+
(2.400/346.41)10.000
+
(346.41/2)400
= Rp 48.138.564.06
Total biaya dengan b:
= RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci
= 2.400(18.500) + (2.400/500)10.000 + (500/2)400
= Rp 44.548.000,00
Karena total biaya dengan b lebih murah dari Qmin, maka
Q* adalah pembelian dengan b (500 kuintal)
Total biaya dengan b:
= RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci
= 2.400(18.500) + (2.400/500)5.000 + (500/2)600
= Rp 48.174.000,00

Model dengan Produksi S


endiri

Dalam model ini, barang tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri. Dalam memproduksi barang, tentu saja tidak
bisa sekaligus dalam jumlah yang banyak, bergantung pada produktivitas atau kapasitas produksinya.
Terminologi
R
: Kebutuhan barang selama satu
tahun.
Pr
: Tingkat produksi setiap tahun.
Q
: Jumlah produk (inventory).
t1
:
Waktu
sampai
produk
mencapai
kapasitas
maksimal
(tanpa
konsumsi)
t2
:
Waktu sampai produk habis
(tanpa produksi)
Cs
:
Cost of set-up (biaya set-up).
Produksi
konsumsi
Ci
: tanpaCost
of inventory (biaya
barang).
Pr = Q/tpemeliharaan
1
Produksi tanpa konsumsi

Konsumsi tanpa produksi

Apabila dalam memproduksi barang juga disertai dengan


konsumsi, maka (dengan asumsi tingkat produksi lebih besar
dari pada tingkat konsumsi), maka sisa produk akan masuk ke
persediaan dengan jumlah persediaan selalu bertambah
dengan slope (Pr R).
Maka jumlah persediaan maksimal (Max) dapat dicari dengan:
Slope = Max / Waktu (t1)
(Pr R) = Max / (Q/Pr)
Max = Q/Pr (Pr R)

Konsumsi tanpa produksi


R = Q/t2
Ingat!
Slope = Tangen = Sisi depan/Sisi Samping

10

Model dengan Produksi S


endiri
Terminologi
R
: Kebutuhan barang selama satu tahun.
Q
: Jumlah setiap kali pemesanan.
R/Q : Frekuensi pemesanan.
Q/R : Jangka waktu pemesanan.
Cs
: Cost of set-up (biaya set-up).
Ci
: Cost of inventory (biaya pemeliharaan
barang).
Ct
: Cost of lateness (biaya keterlambatan).
Cs setahun
= Biaya sekali
pesan frekuensi pemesanan
= Cs R/Q
Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit
frekuensi
pemesanan luas segitiga
= Q/2
Ci (Pr R)/Pr
Total Biaya
se tahun:

{(R/Q).Cs} + {Q/2 Ci (Pr R)/Pr}


Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*)

Q*

2 RCs
Ci

Pr
Pr R

Jangka waktu setiap siklus pembelian


(t*) Q *
Q*
Pr R
t1
t*
t2 Q *

Pr
R
R Pr
11

Model dengan Produksi S


endiri

Contoh:

Suatu perusahaan memerlukan onderdil untuk membuat suatu produk sebanyak 100.000 buah setiap tahun.
Onderdil tersebut diproduksi sendiri dengan tingkat produktivitas sebanyak 200.000 buah selama 1 tahun
(asumsi produksi terus). Setiap memulai berproduksi memerlukan biaya sebesar Rp 5.000. Biaya pembuatan
onderdil setiap buah sebesar Rp 10 dan biaya pemeliharaan sebesar 20% dari nilai persediaan.
Jumlah pemesanan yang optimal:
2 RCs
Ci

Q*

Pr

Pr R

2100.000 5.000
2

200.000
31.622,78
200.000 100.000

Jangka waktu yang optimal setiap produksi pemesanan onderdil:


t*

Q * 31622.78

0,015811
Pr
200.000

Jangka waktu yang optimal setiapsiklus pesanan (jangka waktu antara suatu produksi dengan produksi
berikutnya):
Q * 31622.78
t*

100.000

0,31623

Jumlah biaya
yang
optimal:
R
Q * Pr
R
Cost*
Cs

Ci
Q*
2
Pr
100.000
31.622,78 200.000 100.000
Cost*
5.000

2 31.623,78
31.622,78
2
200.000

12

Terima Kasih

Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya

EKMA4413 Riset
Operasi
Program Studi
Manajemen
Modul 2
Oleh: M. Mujiya Ulkhaq
Seoul, 13th of October 2013

Pulau Komodo, Manggarai Barat, NT

Anda mungkin juga menyukai