Operasi
Program Studi
Manajemen
Modul 2
Oleh: M. Mujiya Ulkhaq
Seoul, 13th of October 2013
Q*
Ci
RCi
Contoh:
Seorang pedagang selama satu tahun harus
memenuhi permintaan sebanyak 24.000 kg.
Permintaan sepanjang tahun diasumsikan sama.
Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 3.500.
Biaya penyimpanan setiap kg barang Rp 10
2 RCs
2 24000 3500
4.098,78
Ci
10
Q * 4.098,78
t*
0.171
R
24.000
Q*
Dalam model ini dimungkinkan keterlambatan penyediaan barang, tetapi keterlambatan ini memerlukan tambahan biaya. Jadi, perusahaan selain menanggung biaya set-up, pemeliharaan barang, juga me
nanggung biaya keterlambatan.
Asumsi yang dipakai adalah besar biaya ekstra karena keterlambatan bergantung pada jumlah kekurangan b
arang dan jangka waktu keterlambatan.
Terminologi
R
: Kebutuhan barang selama satu tahun.
Q
: Jumlah setiap kali pemesanan.
R/Q : Frekuensi pemesanan.
Q/R : Jangka waktu pemesanan.
Cs
: Cost of set-up (biaya set-up).
Ci
: Cost of inventory (biaya pemeliharaan
barang).
Ct
: Cost of lateness (biaya keterlambatan).
Cs setahun
= Biaya sekali
pesan frekuensi pemesanan
= Cs R/Q
Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit
frekuensi
pemesanan luas segitiga
= Ci R/Q (.S.S/R)
= S2.Ci/2Q
Ct setahun = Biaya keterlambatan per unit/jangka
waktu frekuensi pemesanan luas
segitiga
= Ct R/Q .(Q-S)/R.(Q-S)
6
= Ct.(Q-S)2/2Q
Hubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, biaya keterlambatan, dan total biaya.
Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs + S2.Ci/2Q + Ct.(Q-
S)2/2Q
Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*)
2 RCs Ct Ci
Ci
Ct
Q*
2 RCs
Ct
Ci
Ct Ci
S*
Jangka
Q *waktu setiap siklus pembelian (t*)
t*
Contoh:
Seorang pedagang selama satu tahun
harus memenuhi permintaan sebanyak
1.000
buah.
Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 100.
Biaya penyimpanan barang sebesar 20%
dari harga barang yang senilai Rp 20.
Kalau terjadi keterlambatan konsumen
masih mau membeli, tetapi perusahaan
menanggung biaya ekstra sebesar Rp 3,65
setiap barang setiap tahun.
Q*
2 RCs Ct Ci
21000 100 3.65 4
323,7
Ci
Ct
4
3.65
2 RCs
Ct
21000 100
Ci
Ct Ci
4
Q * 323.7198
t*
0,324
R
1000
S*
3.65
154,5
3.65 4
Cost*
R
S * Ci Ct Q * S
Cs
Q*
2Q *
2Q *
Cost*
1000
155 2 4 3.65 324 155
100
617,82
324
2 324
2 324
Dalam model ini berlaku potongan harga beli apabila membeli dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu ada d
ua harga beli: P1 kalau tidak ada potongan dan P2 kalau ada potongan. Misal potongan harga didapatkan k
alau membeli barang sejumlah b. Apabila kita membeli barang kurang dari b, maka harga belinya adalah P
1, dan bila membeli barang lebih dari b, maka harga belinya adalah P2.
Total Biaya se tahun tanpa potongan harga
Total Biaya se tahun dengan potongan harga
Contoh 1:
648,074
Ci
400
Karena Qmin b, maka Q* = Qmin.
Contoh 3:
Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau
jumlah pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga
beli gandum Rp 20.000 per kuintal. Namun apabila
pembelian lebih atau sama dengan 500 kuintal, maka
harga beli gandum Rp 18.500. Biaya penyimpanan
sebesar Rp 600 per kuintal dan biaya setiap kali pesan
sebesar Rp 5.000.
2 RCs
2 2400 5000
Q min
200
Ci
600
Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan
perbandingan:
Total biaya dengan Qmin:
= RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci
= 2.400(20.000) + (2.400/200)5.000 + (200/2)600
= Rp 48.120.000
Karena total biaya dengan Qmin lebih murah dari b, maka
Q* adalah pembelian dengan Qmin (200 kuintal)
Contoh 2:
346,41
Ci
400
Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan
perbandingan:
Total biaya dengan Qmin:
= RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci
=
2.400(20.000)
+
(2.400/346.41)10.000
+
(346.41/2)400
= Rp 48.138.564.06
Total biaya dengan b:
= RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci
= 2.400(18.500) + (2.400/500)10.000 + (500/2)400
= Rp 44.548.000,00
Karena total biaya dengan b lebih murah dari Qmin, maka
Q* adalah pembelian dengan b (500 kuintal)
Total biaya dengan b:
= RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci
= 2.400(18.500) + (2.400/500)5.000 + (500/2)600
= Rp 48.174.000,00
Dalam model ini, barang tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri. Dalam memproduksi barang, tentu saja tidak
bisa sekaligus dalam jumlah yang banyak, bergantung pada produktivitas atau kapasitas produksinya.
Terminologi
R
: Kebutuhan barang selama satu
tahun.
Pr
: Tingkat produksi setiap tahun.
Q
: Jumlah produk (inventory).
t1
:
Waktu
sampai
produk
mencapai
kapasitas
maksimal
(tanpa
konsumsi)
t2
:
Waktu sampai produk habis
(tanpa produksi)
Cs
:
Cost of set-up (biaya set-up).
Produksi
konsumsi
Ci
: tanpaCost
of inventory (biaya
barang).
Pr = Q/tpemeliharaan
1
Produksi tanpa konsumsi
10
Q*
2 RCs
Ci
Pr
Pr R
Pr
R
R Pr
11
Contoh:
Suatu perusahaan memerlukan onderdil untuk membuat suatu produk sebanyak 100.000 buah setiap tahun.
Onderdil tersebut diproduksi sendiri dengan tingkat produktivitas sebanyak 200.000 buah selama 1 tahun
(asumsi produksi terus). Setiap memulai berproduksi memerlukan biaya sebesar Rp 5.000. Biaya pembuatan
onderdil setiap buah sebesar Rp 10 dan biaya pemeliharaan sebesar 20% dari nilai persediaan.
Jumlah pemesanan yang optimal:
2 RCs
Ci
Q*
Pr
Pr R
2100.000 5.000
2
200.000
31.622,78
200.000 100.000
Q * 31622.78
0,015811
Pr
200.000
Jangka waktu yang optimal setiapsiklus pesanan (jangka waktu antara suatu produksi dengan produksi
berikutnya):
Q * 31622.78
t*
100.000
0,31623
Jumlah biaya
yang
optimal:
R
Q * Pr
R
Cost*
Cs
Ci
Q*
2
Pr
100.000
31.622,78 200.000 100.000
Cost*
5.000
2 31.623,78
31.622,78
2
200.000
12
Terima Kasih
EKMA4413 Riset
Operasi
Program Studi
Manajemen
Modul 2
Oleh: M. Mujiya Ulkhaq
Seoul, 13th of October 2013