Anda di halaman 1dari 13

Makalah Mengenai

Dependent Demand (Permintaan Dependen)


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasi II

Disusun Oleh:

1. Afsaroh Istikhomah (12010118120077)


2. Aini Nur Milati (12010118120099)
3. Afmia Yunianti (12010118140334)

Kelompok :4
Dosen Pengampu : Dr. Susilo Toto Raharjo, S.E., M.T.

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat dibuat. Makalah yang berjudul “Makalah Tentang Dependent
Demand (Permintaan Dependen) Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasi
II ” dibuat dengan tujuan untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Sistem Informasi
Manajemen Operasi II yang diampu oleh Bapak Dr. Susilo Toto Raharjo, S.E., M.T . Tidak
lupa, kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang selalu mendukung
dalam menyelesaikan makalah.
Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan Makalah ini dan hasil dari
Makalah terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga, kami sangat membuka bagi
siapapun yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun bagi kelompok kami.
Kami berharap dengan selesainya makalah dengan judul “Makalah Tentang Dependent
Demand (Permintaan Dependen) Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasi
II” dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

marang, 22Maret 2020

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................................................2

Daftar Isi ................................................................................................................3

BAB I

Pendahuluan ...........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ......................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................6

BAB II

Pembahasan ............................................................................................................7

BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................49


3.2 Saran .....................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................50


BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu
yang dnamakan metode keilmuan. Sebagai dari pengatahuan, ilmu
dikonsumsikan (Suriasumatri 2001, 9), Metode keilmuan yang didapati
sekarang ini merupakan kerangka pemikiran yang logis.
Material Requirement Planning(MRP), Teknik yang digunakan untuk
perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung
(dependent) pada item ditingkat (level) yang lebih tinggi.
Oleh karena itu penting bagi mahasiswa untuk mempelajari MRP sebelum
secara langsung masuk dunia kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.2.1 Apa pengertian dari Material Requirement Planning?
1.2.2 Apa Tujuan dari Material Requirement Planning ?
1.2.3 Apa Kelebihan dan kekurangan Material Requirement Planning?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.3.1 Memenuhi salah satu tugas Manajemen Persediaan
1.3.2 Membantu kami memahami pembahasan dari makalah ini
BAB II
Pembahasan

A. Permintaan Dependen
Permintaan dependen adalah permintaan untuk sebuah jenis barang yang berkaitan
dengan permintaan jenis barang yang lain. Permintaan untuk jenis barang dikatakan
dependen ketika hubungan antarbarangnya dapat ditentukan. Oleh karena itu, ketika
manajemen menerima sebuah pesanan atau membuat perkiraan permintaan untuk produk
akhir, jumlah yang diperlukan untuk semua komponen dapat dihitung karena semua
komponen merupakan jenis barang dependen. Teknik dependen yang digunakan dalam
sebuah lingkungan produksi disebut perencanaan kebutuhan bahan (material
requirement planning – MRP).
MRP telah berkembang menjadi dasar bagi Perencanaan Sumber Daya Perusahaan
(Enterprise Resource Planning – ERP) karena menyediakan struktur yang bersih untuk
permintaan dependen. ERP adalah sebuah sistem informasi untuk mengidentifikasikan dan
merencanakan sumber daya pada skala perusahaan yang diperlukan untuk mengambil,
membuat, mengirim, dan menghitung pesanan pelanggan.

B. Persyaratan Model Persediaan Dependen


1. Jadwal produksi induk (apa yang akan dibuat dan kapan).
2. Spesifikasi atau daftar kebutuhan bahan (bahan dan komponen yang
diperlukan untuk membuat produk).
3. Ketersediaan persediaan (apa yang ada di persediaan).
4. Pesanan pembelian yang belum dipenuhi (apa yang berada dalam pemesanan
juga disebut tagihan yang diperkirakan).
5. Waktu tunggu (berapa waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai
komponen)
1. Jadwal Produksi Induk
Sebuah jadwal produksi induk (master production schedule – MPS) memerinci apa
yang akan dibuat dan kapan. Jadwal ini harus sesuai dengan produksi. Rencana produksi
menetapkan keseluruhan tingkat keluaran dalam terminology yang luas. Salah satu
keunggulan utama MRP adalah kemampuannya menentukan dengan tepat kelayakan
sebuah jadwal di dalam keterbatasan kapasitasnya.
Proses perencanaan ini dapat memberikan hasil yang sempurna. Jadwal produksi
induk menunjukkan apa yang diperlukan untuk memenuhi permintaan dan sesuai dengan
rencana produksi. Jadwal produksi induk adalah sebuah pernyataan tentang apa yang akan
diproduksi, dan bukan perkiraan permintaan. Jadwal produksi induk dapat dinyatakan
dalam salah satu istilah berikut:
 Pesanan pelanggan pada sebuah perusahaan dengan bengkel kerja (membuat
berdasarkan pesanan – make to order).

 Modul pada sebuah perusahaan berulang (merakit berdasarkan pesanan atau


perkiraan – assemble to order atau forecast).

 Sebuah barang jadi pada sebuah perusahaan kontinu (membuat simpanan


berdasarkan perkiraan – stock to forecast).

2. Daftar Kebutuhan Bahan


Daftar kebutuhan bahan (bill of material – BOM) adalah daftar jumlah komponen,
komposisi, dan bahan yang diperlukan untuk membuat sebuah produk. Gambar individu
tidak hanya menguraikan dimensi fisis, tetapi juga pengolahan khusus serta bahan baku asal
dari setiap bagian. Walaupun demikian, karena sering terburu-buru menghadirkan sebuah
produk baru ke pasar, gambar dan daftar kebutuhan bahan mungkin tidak lengkap atau
bahkan tidak pernah ada. Daftar kebutuhan bahan dapat diatur menurut modul produk.
Moduk bukanlah produk akhir yang dijual, tetapi merupakan komponen yang dapat
diproduksi dan dirakit menjadi unit.
Modul-modul ini sering menjadi komponen utama dari produk akhir atau pilihan
produk. Daftar kebutuhan bahan untuk modul disebut daftar moduler (modular bill). 
Daftar perencanaan adalah pengelompokkan bahan yang dibuat untuk menugaskkan
induk tiruan kepada daftar bahan; disebut juga daftar “palsu”. Daftar bahan sementara
adalah daftar bahan untuk komponen, biasanya bahan yang dirakit, yang hanya ada sesaat,
tidak pernah dipersediakan. Pengodean tingkat rendah adalah angka yang
mengidentifikasikan barang pada tingkat terendah yang ada.

3. Catatan Persediaan yang Akurat


Informasi mengenai apa yang ada dalam persediaan adalah hasil dari manajemen
persediaan yang baik. Manajemen persediaan yang baik adalah kebutuhan mutlak bagi
sebuah sistem MRP untuk dapat bekerja.

4. Pesanan Pembelian yang Belum Terpenuhi


Informasi mengenai pesanan yang belum dipenuhi perlu diketahui sebagai hasil
sampingan dari departemen pembelian dan pengendalian persediaan yang dikelola dengan
baik. Ketika pesanan pembelian dipenuhi, catatan pesanan tersebut dan tanggal pengiriman
yang sudah dijadwalkan harus tersedia bagi karyawan bagian produksi. Hanya dengan data
pembelian yang baik, para manajer dapat menyiapkan rencana produksi yang baik dan
melaksanakan sistem MRP secara efektif.

C. Struktur MRP
Walaupun sebagian besar sistem MRP bersifat terkomputerisasi, prosedur MRP
mudah dan dapat dilakukan secara manual. Jadwal produksi induk, daftar kebutuhan bahan,
catatan persediaan dan pembelian, serta waktu tunggu untuk setiap jenis barang komposisi
dari sebuah sistem perencanaan kebutuhan bahan. Bila komposisi ini tersedia dan akurat,
langkah berikutnya adalah membuat sebuah rencana kebutuhan bahan bruto.
Gambar 1  Struktur MRP

Rencana kebutuhan bahan bruto adalah jadwal yang menunjukkan permintaan


total untuk sebuah barang (setelah dikurangi persediaan di tangan dan tagihan terjadwal)
dan (1) kapan harus dipesan dari pemasok, atau (2) ketika produksi harus dimulai untuk
memenuhi permintaan pada tanggal tertentu. Jika ada persediaan yang sudah siap, maka
dibuatlah sebuah rencana kebutuhan neto.

D. Manajemen MRP
1. Dinamika MRP
Model MRP dapat disesuaikan untuk mencerminka perubahan-perubahan yang
terjadi. Untungnya, kekuatan utama MRP adalah kemampuan perencanaan ulang yang tepat
waktu dan akurat. Perubahan ini sering menghasilkan kegelisahan sistem. Terdapat dua
alat bantu yang sangat menolong ketika berusaha mengurangi kegelisahan sistem MRP.
Alat bantu pertama adalah pagar waktu, yaitu cara untuk memungkinkan sebuah segmen
jadwal induk untuk dirancang sebagai “tidak untuk dijadwal ulang”. Alat bantu kedua
adalah pegging, yaitu menelusuri BOM ke atas, mulai dari komponen hingga ke barang
induk. Dengan MRP,manajer operasi dapat bereaksi terhadap dinamika dunia
nyata,seberapa sering manajer mengharapkan perubahan pada perusahaan tersebut
,keputusan professional diperlukan.

2. MRP dan JIT


Sebuah sistem MRP yang digabungkan dengan JIT memberikan yang terbaik bagi
keduanya. MRP menyediakan jadwal induk yang baik dan gambaran kebutuhan yang
akurat; kemudian, JIT cepat memindahkan bahan dalam lot yang kecil-keci, mengurangi
persediaan barang setengah jadi (penjadwalan kapasitas terbatas / ember, pendekatan ember
kecil, pendekatan arus yang diseimbangkan, supermarket).
E. Teknik Penentuan Ukuran Lot
Ada berbagai cara menentukan ukuran lot dalam sebuah sistem MRP; peranti lunak
MRP komersil umumnya memiliki beberapa pilihan teknik penentuan ukuran lot. Beberapa
teknik tersebut akan dibahas pada pembahasan berikut.
- Lot untuk lot, yaitu teknik penentuan ukuran lot yang menghasilkan secara tepat
apa yang diperlukan untuk memenuhi rencana. Keputusan ini konsisten dengan
sasaran sistem MRP, yaitu memenuhi kebutuhan permintaan yang dependen.
- Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity – EOQ), dapat
digunakan sebagai suatu teknik penentuan ukuran lot. Namun EOQ lebih mudah
dipakai ketika terdapat permintaan bebas yang relatif tetap, bukan ketika permintaan
diketahui.
- Penyeimbang Periode Bagian (Part Period Balancing – PPB), adalah sebuah
pendekatan yang lebih dinamis untuk menyeimbangkan biaya penyetelan dan
penyimpanan. PPB menggunakan informasi tambahan dengan mengubah ukuran lot
untuk menggambarkan kebutuhan ukuran lot berikutnya di masa datang.
- Alogaritma Wagner-Whitin, adalah sebuah model pemrograman dinamis yang
menambahkan beberapa kerumitan pada perhitungan ukuran lot. Prosedur ini
mengasumsikan sebuah horizon waktu yang terbatas di luar keadaan di mana tidak
ada kebutuhan neto tambahan.
F. Pengembangan Dari MRP
1. Perencanaan Kebutuhan Bahan II
Adalah teknik yang benar-benar ampuh. Sistem ini memungkinkan, dengan adanya
MRP, penambahan dan persediaan dengan variabel sumber daya lain. Dalam kasus ini,
MRP menjadi material resource planning (perencanaan sumber daya bahan).

2. MRP Loop-Tertutup
Perencanaan kebutuhan bahan loop-tertutup berarti sebuah sistem MRP yang
menyediakan umpan balik untuk penjadwalan dari sistem pengendalian persediaan. Sistem
ini menyediakan informasi mengenai rencana kapasitas, jadwal produksi induk, dan
rencana produksi.
3. Perencanaan Kapasitas
Laporan beban memperlihatkan kebutuhan sumber daya dalam sebuah pusat kerja
untuk semua pekerjaan yang dibebankan pada pusat kerja tersebut, semua pekerjaan yang
direncanakan, dan pesanan yang diharapkan. Berikut kiat untuk mengurangi beban dan
memperkecil dampak waktu tunggu yang diubah:
a. Tumpang tindih yang mengurangi waktu tunggu, mengirimkan bagian-bagian
barang ke operasi kedua sebelum keseluruhan lot diselesaikan pada operasi pertama.
b. Pemilahan operasi mengirimkan lot kedua mesin berbeda untuk operasi yang sama.
c. Pemilahan lot atau pesanan, yaitu memecah pesanan dan menjalankan sebagian
pesanan sebelum waktunya.

G. Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP)

Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (Enterprise Resource Planning – ERP)


adalah peranti lunak yang memungkinkan perusahaan untuk: (1) mengotomatisasi dan
mengintegrasikan banyak proses bisnis mereka, (2) berbagi basis data dan praktik bisnis
yang umum di seluruh perusahaan, serta (3) menghasilkan inforasi dalam waktu terkini.
Tujuan suatu sistem ERP adalah mengoordinasikan bisnis perusahaan secara menyeluruh,
mulai dari mengevaluasi pemasok hingga menagih ke pelanggan. Sistem ERP mencakup
hal-hal berikut:
1. Peranti lunak Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management –
SCM) untuk mendukung komunikasi antar vendor yang canggih, aktivitas e-
commerce, dan aktivitas yang penting bagi logistic dan pergudangan yang
efisien.
2. Peranti lunak Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship
Management – CRM) untuk masukan bagi bisnis.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem ERP


Kelebihan
1. Menyediakan integrasi antara proses rantai pasokan, produksi, dan
administrasi.
2. Menciptakan basis data yang umum dan sama.
3. Dapat melakukan perbaikan, rekayasa, “proses-proses yang terbaik”.
4. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara berbagai unit dan lokasi
bisnis.
5. Memiliki sebuah basis data peranti lunak dengan pengodean yang dapat
diperoleh dengan mudah, tanpa pemesanan khusus.
6. Dapat memberikan suatu keuntungan strategis dibandingkan dengan pesaing.

Kekurangan
1. Sangat mahal untuk dibeli, bahkan lebih mahal lagi untuk melakukan
kustomisasi.
2. Penerapan mungkin mengharuskan dilakukannya perombakan besar pada
perusahaan dan proses-proses yang dimilikinya.
3. Sangat rumit dan banyak perusahaan tidak dapat menyesuaikan diri.
4. Melibatkan proses berkelanjutan jika ingin diterapkan, yang mungkin tidak
akan pernah berhenti.
5. Keahlian dalam ERP terbatas sehingga menimbulkan masalah berkelajutan
dalam ketenagakerjaan.

H. MPR dalam Industri Jasa


Permintaan atas komponen dari banyak layanan jasa (seperti pembuatan dapur
umum di perusahaan, rumah sakit dan restoran) adalah bersifatnya dependen, sehingga
model MRP dapat diterapkan secara luas dalam jaringan distribusi. Pada jaringan distribusi
(seperti toko eceran), manajer operasi harus menjaga agar salurannya terus menerima
pasokan barang. Perencanaan Sumber Daya Distribusi (Distribution Resource Planning /
DRP) : merupakan rencana pemulihan stok yang terfase waktunya untuk semua tingkat
jaringan distribusi. DRP ini prosedur dan logikanya sama dengan MRP.
 Data dan informasi yang diperlukan dalam DRP :
(1) kebutuhan bruto, yang jumlahnya sama dengan perkiraan permintaan atau
ramalan penjualan,
(2) tingkat persediaan minimal untuk memenuhi permintaan konsumen,
(3) waktu antara/tenggang (lead time) yang akurat,
(4) definisi dari struktur distribusi (struktur DRP)

BAB III

Penutup
A. Kesimpulan

Perencanaan kebutuhan bahan (MRP) adalah cara yang lebih disukai untuk menjadwalkan
produksi dan persediaan ketika permintaan yang ada bersifat dependen. Agar MRP dapat
berfungsi, manajemen harus memiliki jadwal induk, kebutuhan yang tepat untuk semua
komponen , catatan persediaan dan pembelian yang akurat, serta waktu tunggu yang akurat.
Produksi biasanya berupa lot untuk lot pada sebuah system MRP.Ketika diterapkan
secara tepat, MRP dapat berperan besar dalam pengurangan persediaan dan meningkatkan
pelayanan pelanggan. Teknik MRP menjadikan manajer operasi dapat menjadwal dan
mengisi kembali persediaan berdasarkan “kebutuhan untuk memesan” dan bukan yang
berdasarkan pada “waktu untuk memesan”.

Pengembangan system MRP yang terus berlanjut mendorong integrasi data


produksi dengan berbagai aktivitas lain, termasuk rantai pasokan dan penjualan. Hasilnya,
sekarang telah tersedia system manajemen sumber daya perusahaan (ERP) yang
berorientasi pada basis data yang terintegrasi.Ketika sudah sukses, system ERP yang mahal
dan sukar diimplementasi ini mendukung strategi diferensiasi, respon, dan biaya
kepemimpinan.

B. Daftar pusaka

http://kuliahmanajemenundip.blogspot.com/2016/05/manajemen-operasional-mrp-
material.html

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/perencanaan-kebutuhan-bahan

Anda mungkin juga menyukai