Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH MANAJEMEN OPERASI

Penanganan bahan dan perencanaan kebutuhan bahan dependen (MRP)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen Operasi

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh: Kelompok 6

Rachma Hidayati Azzara (221011105)

Mery Krisna (2210111019)

Siti Mardiani (2210111020)

Nitya Soraya Rachmani (2210111022)

Shifa Laila Putri (2210111042)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasihlagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berisikan tentang”’ . Makalah Ini telah
kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagaipihak,baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini khususnya kepada
dosen pengampu manajemen operasi A yaitu Jenji Gunaedi Argo SE, MM.

Kami menyadaribahwa makalah inimasihjauh dari kata sempurna, baik darisegi isi, bahasa,
dan lainnya. Oleh karena itu, dengan keterbatasan yang kami miliki dengan lapang dada
kami mempersilahkan bagi pembacauntuk memberikan saran dan kritikkepadakamisehingga
kami dapat memperbaikimakalah ini. Harapan kami semoga makalah inidapat
memperkayakhazanah pengetahuan, literatur, dan bermanfaat bagi pembaca. Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telahmeluangkanwaktu untuk
membacamakalah ini.

Jakarta, 18 Agustus 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................... I

Daftar isi................................................................................................................................... II

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2

1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 3

BAB 2 Pembahasan

2.1 Pengertian Material Requirement Planning (MRP).................................................... 4

2.2 Tujuan Material.............................................................................................................. 5

2.3 Input, Proses, Output Material Requirement Planning.............................................. 6

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Material Requirement Planning..................................... 7

2.5 Struktur Sistim Material Requirement Planning (MRP)............................................ 8

2.6 Perencanaan Kebutuhan............................................................................................. 9

2.7 Studi Kasus................................................................................................................... 10

BAB 3 Kesimpulan

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 11

3.2 Saran.............................................................................................................................. 12
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Dalam dunia manufakturdan manajemen rantai pasokan, efisiensidalam mengelolabahan baku


dan perencanaan produksi menjadi kritis untuk menjaga operasional yang lancar. Sebelum
adanya konsep MRP, perusahaan sering menghadapi tantangan dalam mengatur persediaan
bahan baku dan mengantisipasi kebutuhan produksi. Proses manual yang tergantung pada
estimasi subjektif sering kali menghasilkan persediaan yang tidak seimbang atau bahkan
kekuranganbahan saat diperlukan.

Penanganan bahan dan perencanaan kebutuhan bahan dependen (MRP) muncul sebagai
solusi untuk mengatasi tantangan ini. Konsep MRP pertama kali dikembangkan padatahun
1960-an oleh Joseph Orlicky dankemudiandiimplementasikanoleh perusahaan-perusahaan
manufaktur. MRP memanfaatkan komputer untuk menghitung dan mengelola persediaan
bahan baku berdasarkan jadwal produksi dan permintaan pelanggan. Hal ini membantu
perusahaan menghindaripemborosanbahan baku, mengurangibiaya persediaan, serta
meningkatkanakurasi dalammemenuhikebutuhan produksi.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan integrasisistem, MRP berkembang menjadi MRP
II dan akhirnya menjadisistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP). Meskipun
demikian, pemahaman tentang prinsipdasar MRP tetap penting dalam merancang sistem
manajemen yang efisien. Dengan menggabungkan perencanaan kebutuhan bahan dengan
informasi yang lebih akurat dan real-time, perusahaan dapat mengoptimalkan rantai
pasokan mereka, mengurangi biayaproduksi, dan merespons perubahan pasar dengan lebih
cepat.

Bahan baku menjadi faktor utama dalam mendukung kelancaran proses produksi, baik
di perusahaan besar maupun kecil. Penentuan persediaan bahan baku berbeda-beda di
setiap perusahaan, termasuk jumlah unit persediaan yang ada, waktu penggunaan persediaan,
dan biaya untuk pembelian bahan baku. Menurut Yamit (1999:288), adatiga alasan mengapa
persediaan diperlukanoleh perusahaan:
1. Untuk mengatasiketidakpastiandalam permintaan yang tiba-tibamuncul.

2. Untuk menghadapiketidakpastian pasokandaripemasok.

3. Untuk mengatasi ketidakpastian dalam waktu pemesanan. Karena pentingnya persediaan


bahan baku, perusahaan perlu memperhatikan interaksi antar item persediaan agar
dapat menentukan kebutuhan material secara cepat dan akurat untuk meningkatkan
efisiensi. Oleh karena itu, perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku menjadi
langkah penting yang harusdilakukan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dan Manfaat Tata Letak ?

2. Apa Maksud dan Tujuan Perencanaan Layout dalam Penanganan bahandan


perencanaan kebutuhan bahan dependen (MRP)?

3. Bagaimana Cara Pengaturan Layout dalam Penanganan bahandan perencanaan


kebutuhan bahan dependen (MRP)?

4. Bagaimana Bagian Material Handling dapat meningkatkanefisiensi danefektivitas

sistem penanganan material dalamkonteks organisasi atau fasilitastertentu, denganfokus


pada analisis proses, integrasi teknologi, perencanaan layout, pelatihan karyawan,

manajemen inventaris, pemantauankinerja, pengelolaan pemeliharaan, kolaborasi antar


departemen, danevaluasi berkala?

5. Apa Faktor yang harusdi pertimbangkandalammemilih peralatan Material Handling?

6. Bagaimana Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Material Requirements Planning (MRP)?

7. Studi Kasus PT. Tri Point Centralindo dalam Material Requirements Planning (MRP)

1.3 Tujuan

1. Untuk mengkaji pengertian dan Manfaat Tata Letak dalamkonteks organisasi


atau fasilitas tertentu.
2. Menjelaskan pemahaman singkat danjelas tentang konsep Perencanaan Layout dalam
konteks manajemen bahandan MRP.
3. Memahami dan merencanakan pengaturan layout yang optimal dalam
proses
penanganan bahan serta merencanakan kebutuhan bahan yang
bergantung pada sistem Material Requirements Planning (MRP).
4.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian MRP

Material Requirements Planning (MRP) adalah suatu pendekatan sistematis dalammanajemen


produksi yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan bahan baku dankomponen yang
dibutuhkan dalam proses produksi. MRP memungkinkan perusahaan untuk merencanakan
kebutuhan bahan berdasarkanjadwal produksi, permintaan pelanggan, serta informasi tentang
persediaan yang ada. Dengan memanfaatkan data-data ini, MRP dapat menghitung jumlahdan
waktu pemesanan yang optimal, sehinggamembantu menghindarikekurangan persediaan yang
dapat mengganggu produksi dan mengurangibiaya penyimpanan yang tidak perlu. Selain itu,
MRP juga membantu perusahaan untuk mengelola rantai pasokan dengan lebih efektif,
merespons perubahan permintaan atau pasokan dengan cepat, serta mengoptimalkan
proses produksi secara keseluruhan.

Agar tetap menjaga kelancarandan stabilitas tanpa mengalamiketerlambatandalam pengiriman


barangjadi atau peningkatan biaya bahan baku, metode yang cocokadalah Material Requirement
Planning (MRP). Ini memiliki keuntungan dalam "merencanakan dan mengontrol
komponen barang (item) yang tergantung pada item-level yang lebih tinggi" (Nasution,
2003:127). MRP menjadi sangat berperan saat perlu merencanakan kebutuhan bahan
baku, dimana setiap permintaan untuk komponen tergantung padajumlah produk akhir
yang dihasilkan. Sebelum lebih jauh, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan
MRP. Menurut Render & Heizer (2005:106), MRP adalahmetodeterkait permintaan yang
menggunakan daftarkebutuhan bahan, persediaan, estimasi penerimaan, dan jadwal
produksi induk untuk menentukan kebutuhan material. Dalam pandangan Nasution
(2008:245), material requirement planning (MRP) adalah suatu prosedur logis, aturan,
danteknik pencatatan terkomputasi yang dirancang untuk menerjemahkan MPS (Master
Production Scheduling) menjadi kebutuhan bersihuntuk semua item.
Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu metode atau prosedur logis yang
digunakan untuk mengubah Jadwal Produksi Induk (JPI) dari barangjadi atau end
itemmenjadikebutuhan bersihuntuk berbagaikomponen yang diperlukandalampelaksanaan JPI.
MRP digunakan untuk menentukan jumlah material yang diperlukan untuk mendukung Jadwal
Produksi Induk dan juga menentukan kapan kebutuhan material tersebut akan dijadwalkan.
(Orlicky, et al., 1994). Material Requirement Planning (MRP) adalah sistem informasi
berbasis komputer yang
dirancang untuk mengkoordinasikan proses pemesanan dan penjadwalan kebutuhan
material (termasuk bahan baku, komponen, dan sub-assembly). (Oden, et al., 1998).

Perencanaan MRP melibatkanseluruh kebutuhan komponen MRP, termasuk kebutuhan material,


dengan dua fungsi utamanya, yaitu pengendalian persediaan dan penjadualan
produksi. Sementara itu, tujuan MRP adalah untuk menentukan kebutuhan, mengelola
persediaan, menjadwalkan produksi, menjagajadwal yang valid danterkini, serta berguna dalam
lingkungan manufaktur yang kompleks dantidak pasti.

Tujuan MRP

Tujuan utama sistem MRP adalah untuk mengontrol tingkat persediaan dan melaksanakan
operasi prioritasuntuk item-item yang dipesan, agar diperoleh material yang tepat, dansumber
daya yang tepat, untuk penempatan yang tepat, dan padawaktu yang tepat. Beberapa tujuan lain
diantaranya:

A. Mengurangi Jumlah Persediaan Jika dilihat dari tujuan utamanya, MRP adalah sstem
untuk menentukan jumlah komponen/bahan baku yang dibutuhkandankapan
komponen/bahan baku tersebut dibutuhkansesuaijadwal produksi induk (master

produksi schedule). Nah, dengan adanyasistemini juga akan membuat perusahaan


manufaktur yang bersangkutanhanya perlu membeli material (komponen/bahan baku)
tersebut pada saat dibutuhkan saja (mengestimasi). Sehingga, cara tersebut bisa

digunakan untuk menghindari kelebihan persedian material.

B. Mengurangi Waktu Tenggang (Lead Time) Tujuan yang selanjutnya dari MRP
adalah bisa membantu mengidentifikasikan jumlah dan waktu material yang
dibutuhkan sehingga pihak purchasing bisa melakukan tindakan yang tepat
khususnya untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan. Maka dari itu, penggunaan
sistem MRP juga dapat membantu untuk menghindariketerlambatan produksi yang
umumnya disebabkan oleh masalahkekurangan material.

C. Komitmen Pengiriman Realistis ke Pelanggan Perusahaan yang menggunakan


sistem MRP, maka merekabisa menginformasikandengan cepat dari pihak produksi
kebagian pengiriman
barangsehinggabisamengestimasikemungkinanwaktupengirimannya.
D. Meningkatkan Efisiensi Operasi Tujuan berikutnya dari MRP adalah bisamembantu
setiapunit kerja agar selaluterkoordinasidenganbaik. Dengan begitu, perusahaandapat
meningkatkan efisiensi kegiatan operasionalnya ketimbang perusahaan yang
tidak menerapkan sistem MRP.

Dengan demikian, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan dalam MRP
(Material Requirements Planning), yaitu:

1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat: MRP membantu dalam menentukankapan
kebutuhan material atau pekerjaanharusselesaisehingga dapat memenuhi Jadwal Induk
Produksi (JIP).

2. Menentukan kebutuhan minimal untuk setiapitemmelaluisistempenjadwalan.

3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan: MRP akan menentukankapan pesanan


harusdibuat atau pembatalan pesanan jika diperlukan.
4. Menentukan penjadwalanulang atau pembatalan suatujadwal yang harusdirencanakan
berdasarkankapasitas yang tersedia.

Input, Proses, Output Material Requirement Planning (Sistem MRP)


1. Master Production Schedule (MPS)

Master production schedule ataujadwal produksi indukadalah suatu perencanaan


yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk akhir yang
diinginkandan waktupenyediaan (Utama, 2019, hlm. 188). Rencana initerdiri atas
tahapanwaktudan jumlah produk jadi yang akandiproduksi oleh sebuah perusahaan
manufaktur. Master
production scheduledigunakan untuk mengetahuijadwalmasing-masing barang
yang akandiproduksi, yaitukapanbarang tersebut akandibutuhkansehingga
dapat kita
gunakan sebagailandasan penyusunan MRP. Master production schedule inipada

umumnya berdasarkan order (pesanan) pelanggandan perkiraan order (forecast)


yang dibuat oleh perusahaansebelumdimulainyasistem MRP. Pada dasarnya,
MRP adalah terjemahaandari MPS (jadwal produksi induk) untuk material.

2. Inventory Status File


Inventory statusfile, atau berkas status persediaan, adalah hasil perhitungan persediaan
dankebutuhan bersihuntuk setiap periode perencanaan (Utama, 2019, hlm. 189). Setiap
persediaan harus memberikan informasi status yang jelas danterbarumengenaijumlah
persediaan yang ada saat ini,jadwalpenerimaan material, rencana pembelian yang akan
diserahkankepemasok, serta berbagai perubahan persediaan sehubungan dengan
adanya kerugian akibat sisa bahan, pesanan yang dibatalkan, dan lain-lain. Informasi
ini juga
harus meliputijumlah lot (lot sizes), teknik lot size, lead time (tenggang waktu),
safety stock level, jumlah material yang rusak/cacat, dan catatan penting lainnya.
Data ini menjadi landasan untuk pembuatan MRP karena memberikan informasi
tentang jumlah persediaan bahan baku dan barangjadi yang aman (minimum) serta
keterangan lainnya, sepertikapan kitamendapat kiriman barang, berapa jangka
waktu pengiriman barang (lead time), dan berapa besarkelipatan jumlah pemesanan
barang (lot size).

3. Bill of Materials (BOM)

Bill of material (BOM) adalah daftar yang berisi informasi mengenaijumlah

masing-masing bahan baku, bahan pendukung, dan sub-assy (semi produk) yang

dibutuhkanuntukmembuat suatu produk jadi (Utama, dkk, 2019, hlm. 190).


Informasi tersebut dapatdisusundalambentuk pohon produk (product structure tree).
Bill of material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tetapi juga berguna untuk
pembebanan biaya dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan

untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill of material yang digunakan dengan cara
ini biasanya

dinamakan daftar pilih. Informasi tersebut sangatrincisehingga BOM dapat digunakan


untuk mengetahui susunan barang yang akandiproduksi, menggunakan bahan apa saja,
apakah bahan tersebut langsung dibeli atau dibuat dengan bahan dasar yang lain
sehingga jelas dalam menentukan pemesanan bahan-bahan baku agar produksitetap
berjalan lancar.

Pohon struktur produk (product structure tree) adalah salah satu item informasi yang
adadalam bill of material. Pohon struktur produk merupakan bagan informasi tentang
hubungan antara produk akhir dengan komponen-komponen penyusunnya. Tidak
hanya memberikan informasi tentang hubungan antara komponen dalam suatu
perakitan, struktur produk juga memberikan informasi tentang semua item, seperti
nomor komponendan jumlah yang dibutuhkan pada setiap pembelian. Struktur produk
dibagilagimenjadidua jenis, yaitusebagai berikut.
1. Struktur produk level tunggal yang menggambarkan hubungan antara produk
akhir komponen-komponen penyusunnya dimana komponen-komponen tersebut
langsung membentuk produk akhir atau berada satu level di bawah produk akhir.

2. Struktur produk multi level yang menggambarkan hubungan antara produk akhir
dengan komponen penyusunnya dimana komponen-komponen tersebut
memerlukan komponen-komponen lain untuk membuatnya dan begitu seterusnya.
Misalnya, untuk membuat satu unit produk akhir X diperlukan dua it komponen A
dan satu unit
komponen B, sementara untuk membuat satu unit komponen B diperlukan tiga
unit komponen C dan satu unit komponen D.

Output:

● Order Release Requirement (kebutuhan material yang akandipesan)

● Order Scheduling (jadwal pemesanan material)

● Planned Order (rencana pesan di masa yang akandatang). Agar lebih mudah

dipahami, intip bagan dari 3 INPUT penting yang ada pada Material
Requirement Planning (MRP).

Kelebihan dan Kelemahan MRP

Kelebihan Material Requirement Planning Kelemahan Material Requirement

(MRP) Planning (MRP)

1) Kemampuan memberi harga 1) penggunaan sistem MRP adalah


lebih kompetitif; integritas data. Jika terdapat data
salah pada data persediaan, bill
material data/master schedule
kemudian juga akan menghasilkan
data salah;

2) Mengurangi harga penjualan; 2) MRP sistem membutuhkan


data spesifik berapa lama
perusahaan menggunakan berbagai
komponen dalam memproduksi
produk tertentu (asumsi semua
variable);

3) Mengurangi Inventori; 3) sistem ini juga


mengasumsikan bahwa "lead time"
dalam proses in
manufacturing sama untuk setiap
item produk yang dibuat.

4) Pelayanan pelanggan yang lebih

baik;

5) Respon terhadappermintaan pasar


lebih baik;

6) Kemampuan mengubah jadwal

induk;

2.1 Pengertian dan Manfaat Tata Letak

Tata letak adalah salah satu aspek penting yang sangat berpengaruh pada
kelangsungan proses produksipada suatu perusahaan. Tata letak yang baik akan
memberikanaliran bahan yang efisien, jarak pemindahan bahan yang lebih pendek, dan
ongkos pemindahan bahan yang minimum. Prinsip Tata Letak Fasilitas Menurut (Nursyanti
dan Rahayu, 2019) prinsip dalam perancangan tata letak terdiri dari: Barang dengan
frekuensi pengeluaran yang sering (fast moving) dapat diletakkan pada lokasi yang
mudahdicapai atau sebaliknya barang yang lambat lambat (slow moving) pendistribusiannya
ditempatkan kelokasi yang kedalam gedung.
Manfaat dari tata letak sendiriadalahdapat membantu untuk menghindariketerlambatan
produksi yang disebabkan oleh material. Membuat komitmen pengiriman yang realistis kepada
pelanggan. Dengan menggunakan tata letak dalam MRP, pihak produksi dapat
memberikan informasi yang cepat terhadap kemungkinan waktu pengirimannya.
Pekerjaan merancang fasilitas biasanya mulaidengan suatu analisis tentang produk atau jasa
yang akandiberikan, dan sebuah perhitungan tentang aliran barang atau kegiatanmenyeluruh.
Kemudian berlanjut tentang perencanaan secara rinci mengenai susunan masing-masing tempat
kerja, laluketerkaitan antara tempat kerja, daerah yang berhubungan erat dikelompokkan
dalam satu satuan yang biasa disebut dengandepartemen, yang kemudian menjadi satu tata
letakakhir (Apple, J.M.,1990:3).

2.2 Maksud dan Tujuan Perencanaan Layout


Pengertian Perencanaan Layout Perencanaan layout menurut Sukanto Reksohadiprodjo
dan Indriyo Gito Sudarmo 2000:127 adalahpemilihan secara optimum penempatan mesin-
mesin, peralatan-peralatan produksi, tempat kerja, tempat penyimpanan dan fasilitas
service, bersama-sama dengan penentuan bentuk gedung perusahaannya. Selain itu,
perencanaan tata letak didefinisikansebagai tempat pengaturan sumber daya fisik yang
digunakan untuk membuat produk (Herjanto, 2008). Tata letak adalah salah satu kunci yang
menentukan efisiensisebuah operasi perusahaan dalam jangka panjang.

Tujuan utama tata letak adalah untuk menyajikan elemen gambar dan teks dengan cara yang
berkomunikasi dan membuatnya lebih mudah bagi pembaca untuk menerima informasi yang
disajikan.

Sebuah kisi diciptakan untuk memecahkan masalah penataan elemen visual dalam sebuah
ruangan. Sistem raster digunakan sebagai alat untuk menyederhanakan pembuatan komposisi
visual. Sistem grid memungkinkan desainer grafis untuk membuat sistem untuk
mempertahankan konsistensi ketika mengulang komposisi yang dibuat. Tujuan utama
menggunakan sistem raster dalam desain grafis adalah untuk menciptakan desain yang
komunikatif dan menyenangkan.

2.3 Cara Pengaturan Layout


Sejajarkan Elemen Desain dalam Grid (kisi-kisi)
Pastikan anda menempatkan setiap teks maupun elemen grafis pada halaman, agar
mereka memiliki koneksi visual satu sama lain. Anda bisa membuatnya dengan
keselarasan horizontal ataupun vertikal, serta menyeleraskan object disepanjang tepi
yang sama atau center.

Pilih Visual Tunggal


Selanjutnya, buatlah layout sederhana cukup dengan menggunakan satu visual yang
kuat. Akan tetapi, anda perlu menambahkan beberapa gambar yang saling terhubung
atau selaras. Sehingga bisa membentuk unit visual tunggal dengan cara yang sama.

Keseimbangan Tata Letak Visual / Teks


Perhatikan keseimbangan tata letak visual yang tepat, baik dari segi jumlah teks maupun
elemen grafis. Untuk membuat tata letak formal yang lebih statis, anda bisa membuat
keseimbangan simetris 2 atau 4 kolom dari empat gambar pada umumnya.
Aturan Sepertiga
Aturan sepertiga yaitu komposisi yang baik memiliki pengaturan teks dan grafisnya yang
ditempatkan dengan salah satu pedoman. Elemen paling penting dibagian ini, berpusat
pada salah satu titik, dimana garis berpotongan dari hasil pembagian halaman menjadi
tiga bagian horizontal dan vertikal.

Menambahkan Ruang Kosong Di Tempat Yang Tepat


Hindari memberi teks atau gambar yang berlebihan meski terlihat selaras dan seimbang,
hal ini bisa merusak komposisi yang ada. Sebab setiap halaman membutuhkan ruang
untuk bernafas. Solusinya, anda bisa meletakkannya pada tepi halaman agar teks tidak
terjebak ditengah-tengah.

Menambahkan Ruang Kosong Di Tempat Yang Tepat


Hindari memberi teks atau gambar yang berlebihan meski terlihat selaras dan seimbang,
hal ini bisa merusak komposisi yang ada. Sebab setiap halaman membutuhkan ruang
untuk bernafas. Solusinya, anda bisa meletakkannya pada tepi halaman agar teks tidak
terjebak ditengah-tengah.

Selain belajar tips membuat layout halaman yang baik, ada baiknya anda mengetahui
jenis-jenis produk desain grafis yang penting sekali untuk dipelajari. Baik itu dari dokumen
persuasi, identitas, informasi, publikasi dan lain sebagainya.

Gunakan Dua Atau Lebih Dari Elemen Desain Yang Sama


Buatlah pengulangan elemen desain minimal dua, bisa berasal dari bentuk penggunaan
konsisten keselarasan, warna yang sama untuk item terkait, serta gaya yang digunakan
hingga ukuran grafisnya.

Tekankan Perbedaan Antar Unsur Desain


Ada baiknya anda menggunakan beberapa unsur desain yang berbeda, seperti elemen
kontras termasuk warna dan juga keselarasan. Semakin besar perbedaannya, maka
semakin besar pula kontras dan tata letaknya yang terlihat lebih efektif.

2.4 Tugas Bagian Material Handling

Material Handling System atau yang biasa disingkat dengan MHS adalah sistem yang
mengacu pada pengerjaan tugas mengenai pergerakan, pengepakan, pembongkaran,
penyimpanan, perlindungan, kontrol produk dan bahan. Dari
manufaktur,pergudangan,distribusi hingga ke pembuangan. Material handling adalah
salah satu aspek penting dalam proses produksi. Proses ini mencakup pergerakan,
perlindungan, penyimpanan, dan pengendalian bahan dan produk di seluruh
manufaktur, pergudangan, distribusi, konsumsi dan pembuangan. Dengan menerapkan
prinsip-prinsip material handling yang baik, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas serta mengurangi biaya operasional.

Dalam merancang tata letak pabrik, maka aktivitas pemindahan bahan (material
handling) merupakan salah satu faktor yang cukup penting untuk diperhatikan dan
diperhitungkan. Aktivitas pemindahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu
memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam suatu operasi. Selanjutnya hal yang
harus diperhatikan adalah tipe layout yang akan digunakan. Ongkos material handling
adalah ongkos yang dikeluarkan untuk melakukan pemindahan material dari satu
departemen menuju departemen yang lain untuk dilakukannya proses produksi
selanjutnya. Tujuan ongkos material handling adalah menjaga atau mengembangkan
kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan terhadap
material (Mercubuana, 2010).

Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi Menghemat penggunaan luas lantai.


Mengurangi beban manusia dan kecelakaan. Meningkatkan semangat kerja,
Mengurangi biaya handling atau penanganan. Mengurangi biaya overhead. Mengurangi
biaya produksi (Mercubuana, 2010).

Kegunaan luas lantai adalah saat digunakan dalam membantu untuk perhitungan Ongk
Handling antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil perhitungan. Beberapa akt
bahan yang perlu diperhitungkan adalah sebagai berikut. Pemindahan bahan dari guda
(receiving) menuju departemen fabrikasi maupun departemen assembling. Pemindaha
terjadi dari satu departemen menuju departemen yang lainnya. Pemindahan bahan dari
departemen assembling menuju gudang bahan jadi (shipping). Alat angkut yang
dipergunakan (Binus, 2004).

2.5 Faktor yang harus di pertimbangkan dalam memilih peralatan Material


Handling

Saat ini sudah semakin banyak sekali peralatan-peralatan yang digunakan untuk
material handling dan ditujukan untk berbagai kebutuhan proses material handling
sehingga kita perlu memilih peralatan mana saja yang memang paling cocok untuk
kebutuhan material handling kita. Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih peralatan material handling :

1. Sifat –sifat material

Hal pertama yang perlu dipertimbangkan penting adalah sifat dan juga material yang
akan ditangani, sifatnya dapat berupa padat, cair ataupun gas serta ukurang, bentuk
serta berat bahannya. Hal yang perlu diketahui adalah bahan yang dipindahankan itu
merupakan bahan yang beracun, korosif, ataupun rapuh. Sifat bahan yang berbeda ini
memerlukan metode serta alat yang juga berbeda.

2. Layout dan karakteristik bangunan

Faktor yang harus di perhatikan selanjutnya adalah ketersediaan ruang dan


penanganan. Tingkat ketinggian langit-langit yang rendah dan dapat menjadi
penghalang bagi alat-alat tertentu seperti Hoist dan Crane. Kolom bangunan di tempat
tertentu juga bisa membatasi ukuran peralatan yang akan digunakan. Jika gedung yang
digunakan adalah gedung bertingkat, maka alat yang digunakan juga tentu saja
berbeda dengan gedung yang hanya memiliki satu lantai.

3. Arus aliran produksi

Jika alirna produksi cukup tidak berubah antara dua posisi yang tetap atau hampir tidak
berubah, maka kiita juga dapat menggunakan peralatan tetap seperti Conveyor atau
Peluncuran (chute). Namun, apabila aliran produksi tidak konstan dan selalu berubah
dari satu titik ke titik lainnya maka peralatan bergerak seperti trolley tentu saja akan
menjadi pilihan yang terbaik.

4. Pertimbangan biaya
Biaya adalah salah satu hal terpenting yang dipertimbangkan dalam pemeliharaan
material handling. Dan faktor-faktir diatas dapat mempersempit kisaran pilihan
peralatan yang sesuai, sementara biaya dapat membantu mengambil keputusan
terakhir dan dapat memulai pemilihan. Biaya investasi seperti pembelian awal, biaya
perawatan dan juga biaya operasi adalah biaya utama yang perlu untuk
dipertimbangkan.

5. Sifat operasi

Pemilihan peralatan material handling juga tergantung pada sifat operasi material
handlingtersebut bersifat sementara ataupun permanen, apakah alirannya
berkesinambungan atau putus atau pola aliran material adalah vertical ataupun
horizonta.

6. Faktor teknis

Pemilihan alat material handling juga pastinya tergantung dari faktor teknis seperti
dimensi pintu dan juga langit-langit, ruang lantai serta kondisi lantai serta kekuatan
struktural bangunan.

7. Keandalan peralatan

Keandalan peralatan serta reputasi produsen dan layanan purna jual juga memainkan
pernanan penting dalam memilih berbagai produk material handling yang berkualitas.

2.6 Perencanaan Kebutuhan Kapasitas Material Requirements Planning (MRP)

MRP (Material Requirement Planning) adalah sistem informasi yang merancang

pesanan dan penjadwalan permintaan persediaan yang dependent (bahan baku,

komponen, dan subassembly) yang dibutuhkan untuk mendukung jadwal induk

produksi (Nasution, 1999). Menurut Handoko (2003), MRP adalah sistem persediaan

yang pertama kali memperkenalkan bahwa persediaan bahan baku, komponen, dan

barang jadi memerlukan penanganan yang berbeda. MRP dapat mengatasi masalah

yang kompleks timbul dalam persediaan yang memproduksi banyak produk, masalah

tersebut antara lain: kebingungan dan pelayanan yang tidak memuaskan para

konsumen. MRP memang lebih kompleks pengelolaannya tapi dapat menghasilkan

banyak keuntungan, seperti mengurangi biaya persediaan dan biaya produksi.


Tujuan utama sistem MRP adalah untuk mengontrol tingkat persediaan dan

melaksanakan operasi prioritas untuk item-item yang dipesan, agar diperoleh

material yang tepat, dan sumber daya yang tepat, untuk penempatan yang tepat, dan

pada waktu yang tepat. Disamping itu sistem MRP mengidentifikasikan item apa

yang harus dipesan, berapa kuantitas item yang harua dipesan, dan bilamana waktu

memesan item itu. Ada tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP (Gaspersz,

2005) yaitu jadwal induk produksi, catatan keadaan persediaan, dan struktur produk.

2.7 Studi Kasus PT. Tri Point Centralindo dalam Material Requirements

Planning (MRP

PT. Tri Point Centralindo adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi kemasan
makanan, peralatan makan, serta kebutuhan manufaktur yang berbahan dasar plastik. PT.
Tri Point Centralindo merupakan perusahaan plastik dan foam yang berskala menegah.
Produksi plastik PT. Tri Point Centralindo mencapai sekitar 1.680.000 karton atau sejumlah
840.000.000 unit dalam setahun. Produk utama yang diunggulkan dari PT. Tri Point
Centralindo adalah kemasan makanan yang berbahan dasar plastik (Mika) serta kotak
makan yang berbahan dasar foam. Produk PT. Tri Point Centralindo yang berbahan dasar
plastik menggunakan nama dagang “LUX” dan berbahan dasar foam menggunakan nama
dagang “LUXOR”.

Dalam menjalankan kegiatan produksi perusahaan sangat bergantung pada persediaan


bahan baku yang membutuhkan perencanaan dan pengendalian bahan baku yang akurat
untuk memenuhi kebutuhan produksi dan permintaan konsumen. Sebagai pelaku bisnis
dalam industri plastik, PT. Tri Point Centralindo tidak terlepas dari fakta yang berkembang
dalam industri plastik nasional sebagai imbas dari terbatasnya produksi bahan baku plastik
dalam negeri yang menyebabkan tingginya impor serta harga bahan baku plastik yang
cenderung meningkat.

Perusahaan mengalami berbagai persoalan serupa seperti yang dialami oleh sebagian
besar perusahaan plastik berskala kecil dan menengah. Kendala yang dialami oleh
perusahaan yaitu beberapa kali perusahaan mengalami kekurangan bahan baku, akan
tetapi ketika pasokan bahan baku tersedia perusahaan melakukan pembelian yang
jumlahnya melebihihi kebutuhan dengan tujuan untuk berjaga-jaga apabila pasokan bahan
baku kurang. Dengan kekurangan bahan baku perusahaan tidak dapat berproduksi secara
optimal sehingga kebutuhan konsumen tidak dapat terpenuhi.

Total biaya pengendalian persediaan yang dihasilkan dari perhitungan metode Material
Requirement Planning (MRP) lebih rendah dari total biaya yang telah dikeluarkan
perusahaan dengan sistem persediaan yang lama. Penerapan MRP memberikan manfaat
bagi perusahaan berupa penghematan biaya pengendalian. Penghematan dapat tercapai
karena dalam sistem MRP menekankan tingkat persediaan bahan baku seminimal mungkin
sesuai dengan kebutuhan. Dengan keputusan melakukan produksi sesuai dengan jumlah
permintaan, perusahaan dapat menghemat biaya pengendalian bahan baku sebesar Rp
10.658.065 atau sebesar 3,33% dari keadaan sebelumnya sebesar Rp319.659.565.
Penerapan MRP menghasilkan total biaya pengendaliaan persediaan bahan baku sebesar
Rp 309.001.500 dengan jumlah produksi sesuai dengan jumlah permintaan.

BAB III

PENUTUP

A. Saran

Dari makalah ini pada MRP lebih disarankan untuk lebih teliti dalam menentukan kebutuhan
pada saat yang tepat karena pada dasarnya adalah MRP membantu dalam menentukan kapan
setiap kebutuhan material atau pekerjaan harus selesai sehingga dapat memenuhi Jadwal
Induk Produksi (JIP). Pemilihan alat material handling juga pastinya tergantung dari
faktor teknis seperti dimensi pintu dan juga langit-langit, ruang lantai serta kondisi lantai
serta kekuatan struktural bangunan.

B. kesimpulan

Dari penggunaan MRP tersebut, kita dapat mengetahui tata cara pembuatan layout dan
mengetahui setiap tujuan layout, selain itu kita dapat memahami apa itu arti MRP secara
luas apalagi dalam kehidupan sehari hari khususnya di dalam ruang lingkup perusahaan
manufaktur seperti perusahaan PT. Tri Point Centralindo PT. Tri Point Centralindo adalah
perusahaan manufaktur yang memproduksi kemasan makanan, peralatan makan, serta
kebutuhan manufaktur yang berbahan dasar plastik
DAFTAR PUSTAKA

Siti Zahrotul Uyun, Adi Indrayanto, & Retno Ayu Kurniasih. (2020).
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN
MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP).
Siti Zahrotul Uyun, Adi Indrayanto, Retno Kurniasih, 22(1),
103–112. Diakses https://doi.org/10.32424/jeba.v22i1.1568 pada tanggal 20
September 2023 pukul 19.23wib
Gaspersz, V., 2005. Production Planning and Inventory Control Berdasarkan
Pendekatan Sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21, Cetakan
Kelima, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Handoko, T.H., 2003. Dasar–Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi


Pertama, Yogyakarta: BPFE. Nasution, A. H., 1999, Perencanaan dan Pengendalian
Produksi, Cetakan Pertama, Jakarta: Guna Widya.

Smith, S. B., 1989. Computer Based Production and Inventory Control , Englewood
Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R., dan Tjakraatmadja, J.H., 2006. Teknik Tata
Cara Kerja, Bandung: Penerbit Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung.

Wignjosoebroto, S., 2008. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama,
Cetakan Keempat, Jakarta: Guna Widya.

Anda mungkin juga menyukai