Anda di halaman 1dari 44

ANALISIS PEMILIHAN METODE MATERIAL

REQUIREMENT PLANNING (MRP) YANG TEPAT BAGI


PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU
KAPAS DI PT. XYZ.
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Metedologi Penelitian

Oleh :
SONYA FARIDA / 41037003200010

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hanya panjatkan kepada Allah SWT yang selalu
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Analisis Pemiihan Metode Material Requirement
Planning (MRP) yang Tepat bagi Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku di
PT. XYZ.” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Nusantara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya
dukungan, bantuan, bimbingan, nasehat, dan doa dari berbagai pihak selama
proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih setulus-tulusnya kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam proses
penyusunan skripsi ini. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan akan
dibalaskan dengan kebaikan lagi oleh Allah SWT.
Penulis memohon maaf atas segala kesalahan yang pernah dilakukan. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca atau
yang berkepentingan.
Bandung, 15 Mei
2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4 Batasan Masalah........................................................................................2
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................2
1.6 Posisi Penelitian........................................................................................3
1.7 Sistematika Penulisan................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................7
2.1 Persediaan..................................................................................................7
2.1.1 Pengertian Persediaan........................................................................7
2.1.2 Jenis-jenis persediaan.........................................................................8
2.1.3 Biaya Persediaan................................................................................9
2.1.4 Model Persediaan.............................................................................10
2.2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan................................................11
2.2.2 Prinsip-prinsip Pengendalian Persediaan.........................................11
2.2.3 Metode Pengendalian Persediaan.....................................................12
2.3 Peramalan................................................................................................13
2.3.1 Pengertian peramalan.......................................................................13
2.3.2 Model-model Peramalan..................................................................13
2.4 Material Requirements Planning (MRP)................................................14
2.4.1 Pengertian Material Requirements Planning (MRP).......................14
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Material Requirements Planning (MRP).......15
2.4.3 Input dan Output Sistem Material Requirements Planning (MRP).15
2.4.4 Langkah Dasar Pengolahan Material Requirements Planning (MRP)
17
2.4.5 Teknik Penentuan Ukuran Lot.........................................................18

ii
2.4.6 Format Material Requirements Planning (MRP)............................20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................22
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................22
3.2 Metode Penellitian...................................................................................22
3.2.1 Jenis dan Sumber Data.....................................................................22
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data...............................................................22
3.3 Prosedur Penelitian..................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................vi

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Posisi Penelitian......................................................................................3


Tabel 2. 1 Format MRP..........................................................................................20

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 2 Prosedur Penelitian............................................................................24

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dengan semakin pesatnya dunia industri pada saat ini. Produsen semakin
bersaing untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan harga jual yang
murah. Selain itu, perusahaan manufaktur harus dapat memuaskan konsumen
dengan memenuhi pesanan konsumen tepat waktu.
Oleh karena itu, perusahaan manufaktur harus memiliki jasa, kebijakan dan
kualitas produk yang dapat diandalkan konsumen. Sistem produksi yang efisien
mungkin dapat menunjang perencanaan dan pengendalian produksi yang baik.
Secara khusus, salah satu langkah perencanaan dan pengendalian diterapkan
untuk penyediaan bahan baku sehingga permintaan bahan baku dapat dipenuhi
secara memadai dengan biaya yang relatif rendah. Selama periode ini, perusahaan
biasanya melakukan perencanaan dan pengendalian dengan metode yang tidak
baku, hanya berdasarkan pengalaman sebelumnya atau metode yang masih
konvensional.
Ini sering menyebabkan ketidakstabilan jumlah persediaan bahan baku atau
yang menyebabkan pembengkakan biaya yang dapat mengganggu atau
menghalangi proses produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.
Membantu memecahkan masalah di atas, terutama masalah perencanaan dan
pengendalian permintaan bahan baku, dapat diatasi dengan Material Requirements
Planning (MRP). Sistem ini diharapkan dapat diimplementasikan bebutuhan
bahan baku dapat dipenuhi dengan presisi dan biaya dapat ditekan seoptimal
mungkin.
PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. PT XYZ
memproduksi berbagai jenis kain untuk kebutuhan tekstil seperti hijab, pakaian,
dll. Menurut wawancara dengan manajer PT. XYZ diketahui bahwa dalam
penerapan sistem produksi di PT. XYZ dalam perencanaan persediaan bahan baku
terdapat masalah seperti keterbatasan fasilitas pabrik sehingga terkadang pesanan

1
diberikan ke pihak ke-3 untuk pemenuhan permintaan konsumen. Jadi, penelitian
ini

2
diharapkan dapat memberikan beberapa saran perbaikan berguna bagi manajemen
PT. XYZ untuk lebih efektif dalam menjalankan proses produksi.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian terhadap
PT.XYZ dengan judul “ANALISIS PEMILIHAN METODE MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING (MRP) YANG TEPAT BAGI
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU KAPAS DI PT.
XYZ.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasar pada masalah penelitian yaitu tentang keterbatasan fasilitas dan
kapasitas perusahaan, selanjutnya dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1. Bagaimana merencanakan persediaan bahan baku pada PT. XYZ?
2. Pendekatan lot sizing apa yang efisien terhadap produk benang pada PT.
XYZ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah :
1. Menganalisis perencanaan persediaan bahan baku pada PT. XYZ.
2. Menganalisis metode lot sizing yang efisien untuk produk benang pada
PT. XYZ.

1.4 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian dilakukan di Divisi Produksi PT. XYZ.
2. Produk/bahan baku yang diteliti adalah kapas beserta komponennya.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

3
1. Sebagai bahan untuk perbandingan teori dan praktek tentang perencanaan
MRP bagi kebutuhan persediaan sehingga peneliti mendapatkan wawasan
yang sangat penting di masa yang akan datang.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk membenahi langka-
langkah maupun kebijakan sistem produksi, terutama yang berhubungan
dengan perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) yang optimal dan
penekanan biaya pada persediaan bahan seefisien mungkin.
3. Menambah kontribusi untuk pengembangan IPTEK yang terkait dengan
perencanaan bahan baku (MRP).

1.6 Posisi Penelitian


Tabel 1. 1 Posisi Penelitian

Tahun
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian
Penelitian
Lot for Lot (LFL),
Analisa Perencanaan Economic Order
Kebutuhan Material Quantity (EOQ),
Sri Lestari, pada Perusahaan Fixed Period
dan Distian Manufaktur Kertas Requirement
1 2018
Dwi dengan Metode (FPR), Period
Nurdiansah Material Order Quantity
Requirement (POQ), Fixed
Planning (MRP) Order Quantity
(FOQ)
Analisis
Pengendalian
Persediaan Dengan Lot for Lot (LFL),
Nyimas Desy Metode Material Fixed
Rizkiyah, dan Requirement Order Quantity
2 2019
Rifqi Planning (MRP) (FOQ), dan
Fadhlurrahman pada Produk Kertas Economic Order
IT170-80gsm Quantity (EOQ)
di PT Indah Kiat
Pulp & Paper Tbk
Penerapan
Perencanaan
Material Produk
Tahu Putih Kuning
Hermanto, dengan Metoe
Widiyarini, Material
3 2020 Lot for Lot (LFL)
dan Dona Requirement
Fitria Planning (MRP)
pada Pabrik Aypsu,
Bojong Nangka
Kabupaten
Tanggerang
Analisis Pemiihan
Metode Material
Lot for Lot (LFL),
Requirement
Fixed Order
Planning (MRP)
4 Sonya Farida 2023 Quantity (FOQ),
yang Tepat bagi
dan Least Unit
Perencanaan dan
Cost (LUC)
Pengendalian Bahan
Baku di PT. XYZ.

Catatan :
Dalam penelitian pertama, menggunakan beberapa metode peramalan
permintaan produk, seperti Regresi Linear, Moving Average, dan Exponential
Smoothing. Hasil peramalan permintaan produk kemudian digunakan untuk
membuat Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule/MPS) dan
perencanaan kebutuhan material dengan metode Lot For Lot (LFL). Penelitian ini
menunjukkan bahwa MRP dengan metode LFL dapat membantu perusahaan
dalam merencanakan kebutuhan material dengan biaya yang lebih murah dan
efektif..
Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada sebuah perusahaan kertas
dengan menggunakan data permintaan kertas pada bulan Juli 2017 sampai dengan
Juli 2018. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan
beberapa metode peramalan permintaan produk, seperti Regresi Linear, Moving
Average, dan Exponential Smoothing.
Penelitian ke-dua membahas tentang kendala yang sering dialami oleh
perusahaan dalam pengendalian persediaan, seperti kelebihan stok, dan bagaimana
MRP dapat membantu perusahaan mengatasi kendala tersebut. Selain itu, jurnal
ini juga membahas tentang metode peramalan Moving Average, Double
Exponential Smoothing, dan Holt Winter Multiplicative yang digunakan dalam
MRP. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa MRP dapat membantu perusahaan mengendalikan
persediaan bahan baku dengan lebih efektif dan efisien
Pada penelitian ke-tiga, metode penelitian yang digunakan dalam jurnal
tersebut adalah metode penelitian campuran (mixed methods research). Penelitian
ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu penelitian kepustakaan, observasi non-
partisipan, dan metode dokumentasi. Hasil dari jurnal tersebut adalah penerapan
metode Material Requirement Planning (MRP) dalam perencanaan persediaan
bahan baku tahu putih kuning pada pabrik AYPSU Bojong Nangka Kabupaten
Tangerang. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode MRP
memberikan hasil yang positif bagi perusahaan, selain untuk menghemat biaya
persediaan, dan juga dapat menjamin kelancaran proses produksi sehingga proses
produksi, berjalan secara efisien. Selain itu, penelitian ini juga membahas cara
perusahaan menggunakan metode moving average untuk melakukan peramalan
penjualan dan hasil analisis untuk jadwal induk produksi..
Sementara pada penelitian milik peneliti, metode penelitian yang digunakan
dalam jurnal tersebut adalah metode penelitian campuran (mixed methods
research). Penelitian ini dilakukan dengan empat cara, yaitu penelitian
kepustakaan, observasi non-partisipan, wawancara, dan metode dokumentasi. Isi
penelitian membahas cara perusahaan menggunakan teknik MRP yang paling
menekan biaya produksi seoptimal mungkin dengan membandingkan 3
pendekatan teknik lot sizing.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan pembahasannya, penulisan skripsi ini dibagi menjadi
beberapa bab sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan
masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi konsep-konsep dan teori-teori yang berhubungan dengan
pemecahan masalah.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi langkah-langkah pengumpulan data yang diperoleh, dan Langkah-
langkah pemecahan.
BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi data-data hasil penelitian yang dilakukan peneliti serta tahap-tahap
pengolahan data.
BAB V : ANALISIS PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian deksripsi objek penelitian, analisis data, interpretasi hasil dan
argumentasi terhadap hasil penelitian
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil dan analisa pembahasan, sekaligus saran-
saran yang mungkin berguna bagi perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Persediaan
2.1.1 Pengertian Persediaan
Pengertian persediaan menurut para ahli :
1. Menurut Kieso dan Weygandt (2010), persediaan merupakan aset
perusahaan yang terdiri dari barang-barang yang dijadikan sebagai
pendukung produksi atau digunakan untuk dijual.
2. Menurut Mohammad Ramdhan Adi Nugroho (2018), persediaan adalah
kumpulan barang yang dijaga oleh perusahaan untuk keperluan
produksi atau penjualan.
3. Menurut Miftakhul Huda (2017), persediaan adalah barang atau bahan
yang perusahaan miliki untuk mendukung kegiatan produksi atau
penjualan.
4. Menurut Soemarsono (2010), persediaan adalah suatu
penganekaragaman barang yang dipegang oleh suatu perusahaan
dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan produksi atau penjualan
pada saat waktu yang akan dating.
5. Menurut Soemarsono (2010), persediaan adalah suatu
penganekaragaman barang yang dipegang oleh suatu perusahaan
dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan produksi atau penjualan
pada saat waktu yang akan datang.
6. Menurut Soemarsono (2010), persediaan adalah suatu
penganekaragaman barang yang dipegang oleh suatu perusahaan
dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan produksi atau penjualan
pada saat waktu yang akan datang.
Kesimpulan dari pengertian persediaan di atas adalah persediaan
merupakan kumpulan barang atau bahan yang dimiliki oleh perusahaan untuk
mendukung kegiatan produksi atau penjualan. Persediaan juga merupakan aset

8
perusahaan yang dijaga dan diatur dengan baik agar tidak menyebabkan kerugian
baik dari sisi biaya

9
maupun kerugian dari sisi nilai barang yang kurang dikonsumsi. Persediaan perlu
dikelola dengan baik agar dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan
dan meningkatkan profitabilitasnya.
2.1.2 Jenis-jenis persediaan
Menurut Sofjan Assauri (1993; 219), persediaan yang terdapat dalam
perusahaan dapat dibedakan menurut beberapa cara. Dilihat dari fungsinya,
persediaan dapat dibedakan atas :
1. Batch Stock atau Lot Size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena
kita membeli atau membuat bahan-bahan/barang-barang dalam jumlah
yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu..
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3
3. Anticipation Stock yaitu persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman
yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau
penjualan permintaan yang meningkat.
Di samping perbedaan menurut fungsi, persediaan itu dapat pula dibedakan
atau dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut di dalam urutan
pengerjaan produk yaitu :
1. Persediaan Bahan Baku (Raw Materials stock) yaitu persediaan dari
barang-barang berwujud yanng digunakan dalam proses produksi, barang
mana dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari
supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan
pabrik yang menggunakannya.
2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchased
parts/komponent stock) yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari
parts yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung
diassembling dengan parts lain, tanpa melalui proses produksi
sebelumnya.
3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan
(supplies stock) yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang
diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi

11
atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak
merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in
process/progress stock) yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari
tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah
menjadi suat
2.1.3 Biaya Persediaan
Biaya persediaan adalah biaya yang terlibat dalam mempertahankan barang
dalam persediaan. Biaya persediaan terdiri dari beberapa elemen, antara lain:
1. Biaya pembelian: Biaya pembelian adalah biaya yang terkait dengan
memperoleh barang yang akan disimpan dalam persediaan, seperti biaya
pembelian barang, biaya pengiriman, biaya pajak, dan biaya administrasi.
2. Biaya simpan: Biaya simpan adalah biaya yang terkait dengan
penyimpanan barang dalam persediaan. Biaya ini meliputi biaya
penyewaan gudang (jika perlu), biaya asuransi untuk persediaan, biaya
perawatan, dan biaya manajemen persediaan.
3. Biaya penjualan: Biaya penjualan adalah biaya yang terkait dengan
menjual barang dari persediaan. Biaya ini meliputi biaya pemasaran, biaya
pengiriman barang, dan biaya administrasi.
4. Biaya kekurangan stok: Biaya kekurangan stok adalah biaya yang terkait
dengan kehilangan penjualan atau peluang bisnis karena persediaan
kosong. Biaya ini termasuk biaya pengiriman ekspres, biaya pemesanan
baru, dan potensi kehilangan pelanggan yang terkait dengan kekurangan
persediaan.
5. Biaya pembuangan: Biaya pembuangan adalah biaya yang terkait dengan
membuang persediaan yang rusak atau kadaluarsa. Biaya pembuangan
dapat termasuk biaya pengiriman barang rusak ke tempat pembuangan,
biaya penghapusan persediaan, dan biaya ganti rugi atas produk yang
rusak atau kadaluarsa.
Dalam bisnis, penting untuk mengendalikan biaya persediaan agar efisien dan
mengoptimalkan keuntungan. Salah satu cara untuk mengendalikan biaya
persediaan adalah dengan mengoperasikan sistem manajemen persediaan yang
efektif dan efisien.
2.1.4 Model Persediaan
Model persediaan adalah cara atau teknik dalam mengelola stok barang atau
bahan baku yang dimiliki perusahaan. Terdapat beberapa jenis model persediaan
yang umum digunakan, antara lain:
1. Model Persediaan dengan Metode EOQ (Economic Order Quantity):
Model ini menghitung jumlah yang optimal untuk memesan suatu barang
atau bahan baku. Persediaan akan diisi ulang hanya jika jumlahnya sudah
mencapai titik pemesanan ekuilibrium.
2. Model Persediaan dengan Metode Reorder Point : Model ini berfokus
pada waktu kapan harus memesan ulang barang atau bahan baku. Jumlah
pemesanan ulang dihitung dengan memperhatikan persediaan minimal
(safety stock) yang harus selalu tersedia untuk menghadapi situasi yang
tidak terduga.
3. Model Persediaan dengan Metode Just-In-Time (JIT): Model ini
mengelola persediaan dengan meminimalkan persediaan yang dimiliki
perusahaan sehingga tidak mengganggu efisiensi produksi dan biaya
operasional. Barang atau bahan baku dipesan ketika dibutuhkan dan
jumlah yang dipesan disesuaikan dengan permintaan pasar.
4. Model Persediaan dengan Metode Perdagangan dengan Diskon
Persentase: Model ini menghitung jumlah persediaan yang harus diisi
ulang pada saat memperoleh diskon dari pemasok atau vendor. Perusahaan
harus membayar lebih sedikit untuk jumlah yang lebih besar, sehingga
perusahaan perlu memperhitungkan berapa banyak persediaan yang
diperlukan untuk memperoleh diskon yang maksimal.
Model persediaan yang tepat harus dipilih sesuai dengan volume produksi dan
karakteristik persediaan yang dimiliki perusahaan. Dengan menggunakan model
persediaan yang efektif, perusahaan dapat mengoptimalkan biaya produksi dan
meningkatkan efisiensi operasional.
2.2 Pengendalian Persediaan
2.2.1 Pengertian Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan adalah pengaturan dan pengelolaan stok barang atau
barang yang berada di gudang atau toko. Tujuan utama dari pengendalian
persediaan adalah untuk memastikan ketersediaan barang yang tepat pada waktu
yang tepat, dalam jumlah yang tepat, dan dengan biaya yang efisien.
Menurut beberapa ahli, pengendalian persediaan dapat diartikan sebagai
berikut:
1. Chase dan Jacobs (2011) menyatakan bahwa pengendalian persediaan
adalah suatu proses yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan memelihara tingkat persediaan yang optimal.
2. Wild dan Davis (2016) mendefinisikan pengendalian persediaan sebagai
suatu sistem yang mencakup prosedur atau metode untuk memantau
tingkat persediaan, memperkirakan permintaan, dan mengambil tindakan
untuk meminimalkan biaya persediaan.
3. Slack, Brandon-Jones, dan Johnston (2016) mengatakan bahwa
pengendalian persediaan adalah proses yang dirancang untuk mengelola
persediaan yang ada dengan memenuhi permintaan pelanggan,
menghindari kekurangan persediaan, dan meminimalkan biaya dan risiko
yang terkait dengan persediaan.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian
persediaan adalah suatu proses atau sistem untuk memantau, mengelola, dan
mengontrol tingkat persediaan agar memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
efektif, efisien, dan menghindari biaya yang tidak perlu.
2.2.2 Prinsip-prinsip Pengendalian Persediaan
Menurut Hammer, et al (dikutip oleh Hardianto, 2003), sistem dan teknik
pengendalian persediaan harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang sesuai
dengan sebagai berikut :
1. Persediaan diciptakan dari pembelian bahan dan tambahan biaya pekerja
serta overhead untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
2. Persediaan berkurang melalui penjualan dan kerusakan.
3. Perkiraan yang tepat atas skedul penjualan dan produksi merupakan hal
esensial bagi pembelian, penanganan, dan investasi bahan baku yang
efisien.
4. Kebijakan manajemen yang berupaya menciptakan keseimbangan antara
keragaman dan kuantitas persediaan bagi operasi yang efisien dengan
biaya pemilikan persediaan tersebut merupakan faktor yang paling utama
dalam menentukan investasi persediaan.
5. Pemesanan bahan baku merupakan tanggapan terhadap perkiraan dan
penyusunan rencana pengendalian produksi.
6. Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai pengendalian atas
persediaan.
7. Pengendalian bersifat komparatif dan relatif, tidak mutlak. Hal ini
dilakukan manusia dengan berbagai pengalaman dan pertimbangan.
Aturan-aturan dan prosedur memberi jalan pada para personel dalam
membuat evaluasi dan mengambil keputusan.
2.2.3 Metode Pengendalian Persediaan
Menurut Riyanti Wiranata (2002), metode pengendalian persediaan
terdiri dari:
a) Metode pengendalian persediaan tradisional
Metode ini secara formal diperkenalkan oleh Wilson pada tahun 1929
dengan mencoba mencari jawaban atas 3 pertanyaan dasar :
- Berapa jumlah barang yang harus dipesan untuk tiap kali pemesanan
(economic order quantity - EOQ).
- Kapan saat pemesanan harus dilakukan (reorder point).
- Berapa jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (safety stock).
Metode ini menggunakan matematika dan statistik sebagai alat bantu
utama dalam memecahkan masalah kuantitatif dalam sistem persediaan.
b) Metode perencanaan kebutuhan material (material requirements planning
- MRP)
Menurut Mcleod (dikutip oleh Wiranata, 2002) MRP diperkenalkan
pertama kali pada tahun 1960-an oleh Joseph Orlicky dari J.I Case Company
dan kemudian dikembangkan menjadi MRP II pada tahun 1983 oleh Oliver

16
Wight dan George Plossl, yang semula Material Requirements Planning
diubah menjadi Manufacturing Resource Planning.
MRP merupakan strategi proaktif, orientasi ke depan dan
mengidentifikasikan materi yang diperlukan dan jumlah serta tanggal
diperlukannya. Menurut Rangkuti (dikutip oleh Wiranata, 2002) dalam
beberapa tahun ini, MRP telah menggantikan sistem persediaan tradisional
karena walaupun sistem persediaan tradisional lebih sederhana, namun
menimbulkan hal yang tidak menguntungkan, seperti biaya persediaan yang
tinggi dan pengiriman barang yang tidak tepat waktu. MRP bersifat komputer
oriented yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan dan
seperangkat mekanisme pencatatan yang dirancang untuk menjabarkan jadwal
induk produksi.
Selanjutnya, MRP II (Manufacturing Resource Planning) berupaya untuk
mengintegrasikan semua proses dalam sistem manufaktur yang berhubungan
dengan manajemen material.

2.3 Peramalan
2.3.1 Pengertian peramalan
Peramalan merupakan suatu teknik analisis statistik yang digunakan
untuk memperkirakan nilai suatu variabel di masa depan berdasarkan data
historis, secara umum peramalan digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan bisnis yang lebih baik.
2.3.2 Model-model Peramalan
Menurut Lindawati (2003), dalam sistem peramalan, penggunaan
model peramalan akan memberikan nilai ramalan yang berbeda dan derajat
dari forecast error yang berbeda pula. Salah satu seni dalam melakukan
peramalan adalah memilih model peramalan terbaik yang mampu
mengidentifikasikan dan menanggapi pola aktivitas historis dari data.
Secara umum, model peramalan dapat dikelompokkan ke dalam 2
kelompok utama, yaitu :
1. Metode Kualitatif
a. Metode Delphi

18
b. Metode Perbandingan Teknologi
c. Metode Subjective Curve Fitting
2. Metode Kuantitatif
a. Univariate (Time Series)
b. Last Period Demand
c. Simple Average •
d. Moving Average
e. Single/Double Exp Smoothing
f. Multiplikatif Winter/Dekomposisi
g. Casual (Struktural)
h. Regresi Multivariabel
Menurut Lindawati (2003) dalam melakukan peramalan terdapat
sejumlah indikator untuk pengukuran akurasi peramalan, tapi yang paling
sering dilakukan adalah MAD (Mean Absolute Demand = rata-rata
penyimpangan absolut), MAPE (Mean Absolute Percentage Error = rata-
rata persentase kesalahan absolut), MSE (Mean Absolute Error = rata-rata
kuadrat kesalahan). Akurasi peramalan akan semakin tinggi apabila nilai
MAD, MAPE, dan MSE semakin kecil. Menurut Hartini (2006) pengertian
dari MAD, MAPE, dan MSE, yaitu :
1. MAD yaitu rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa
memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan kenyataannya.
2. MAPE yaitu persentase kesalahan hasil peramalan terhadap permintaan
aktual selama periode tertentu yang akan memeberikan informasi
persentase kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
3. MSE yaitu penjumlahan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap
periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.

2.4 Material Requirements Planning (MRP)


2.4.1 Pengertian Material Requirements Planning (MRP)
Material Requirements Planning (MRP) adalah salah satu sistem
perencanaan produksi yang berfokus pada pengaturan kebutuhan material
dalam sebuah proses

20
produksi. MRP digunakan untuk mengoptimalkan pengelolaan persediaan bahan
baku, bahan jadi, dan barang dalam proses produksi dengan mempertimbangkan
faktor-faktor seperti waktu pengiriman, lead time, dan kapasitas produksi.
2.4.2 Tujuan dan Manfaat Material Requirements Planning (MRP)
a) Menurut Herjanto (1999), tujuan MRP adalah :
1. Meminimumkan persediaan (inventory) MRP menentukan sebarapa
banyak dan kapan suatu item diperlukan disesuaikan dengan Jadwal
Produksi Induk.
2. Meningkatkan efisiensi MRP juga mendorong peningkatan efisiensi
karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu pengiriman
barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Produksi
Induk.
3. Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan item yang diperlukan
baik dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu
tenggang produksi maupun pengadaan komponen.
b) Manfaat Material Requirements Planning Menurut Render dan Heizer
(dikutip oleh Rovianty, 2007), manfaat dari MRP adalah :
1. Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen.
2. Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja.
3. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik.
4. Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar.
2.4.3 Input dan Output Sistem Material Requirements Planning (MRP)
Menurut Chase, et al (dikutip oleh Rovianty, 2007), MRP memiliki
tiga input informasi yang diperlukan, yaitu :
1. Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedules (MPS))
MPS adalah perencanaan dalam suatu fase yang menentukan berapa
banyak dan kapan perusahaan merencanakan, membuat tiap akhir produk
akhir. MPS dibuat dengan cara membagi rencana produksi total dalam
bermacam-macam
produk akhir yang akan dibuat, dimana hasil ramalan tersebut dipakai untuk
membuat rencana produksi yang pada akhirnya dibuat rencana yang lebih
terperinci atau rencana jangka pendek. MPS merupakan proses alokasi untuk
membuat sebuah produk yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas
yang dimiliki.
2. Struktur Produk (Bill of Material (BOM))
BOM merupakan daftar item yang diperlukan untuk membuat atau merakit
satu unit produk jadi. BOM file berisi penjelasan yang lengkap atas produk,
tidak hanya mencantumkan data mengenai bahan baku dan item tetapi juga
mencantumkan mengenai urutan-urutan produksi. BOM juga sering disebut
sebagai struktur pohon produk (product structure tree) karena BOM ini
menunjukkan bagaimana sebuah produk itu dibentuk oleh komponen-
komponen. Strutur produk ini menunjukkan berapa banyak setiap item dan
bagian produk yang akan diperlukan, urutan perakitan bila strutur produk
dimasukkan ke dalam master BOM, yang memperinci semua nama
komponen, nomor identitas, nomor gambar, dan sumber bahan baik yang
dibuat dalam perusahaan ataupun yang dibeli dari pihak luar. Daftar
komponen ini akan dirakit, sehingga master BOM juga merupakan suatu
bentuk pemrosesan.
3. Catatan Daftar Persediaan (inventory records file)
Catatan daftar persediaan merupakan catatan tentang persediaan item yang
ada ada di gudang dan yang sudah dipesan tapi belum diterima. Catatan ini
digunakan bila diperlukan dalam produksi. Isi catatan ini adalah nomor
identifikasi, kuantitas yang tersedia, tingkat stok pengaman (safety stock),
kuantitas yang telah direncanakan untuk produksi dan waktu tunggu
pengadaan (procurement leadtime) untuk tiap item. Catatan ini harus selalu up
to date dengan cara melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi
seperti penerimaan, pengeluaran, produk gagal dan pemesanan, untuk
menghindari adanya kekeliruan dalam perencanaan.
Menurut Wiranata (2002), rencana pemesanan merupakan output dari
MRP yang dibuat atas dasar lead time dari setiap item. Lead time dari
suatu item yang dibeli merupakan periode antara pesanan dilakukan
sampai barang diterima,

23
sedangkan untuk produk yang dibuat di pabrik sendiri, merupakan periode antara
perintah harus dibuat sampai dengan selasai diproses. Secara umum output dari
MRP adalah :
1. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukan
baik dari pabrik sendiri maupun dari supplier.
2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang.
3. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan.
4. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan.
Output dari MRP dapat pula disebut suatu aksi yang merupakan
tindakan atas pengendalian persediaan dan penjadwalan produksi.
2.4.4 Langkah Dasar Pengolahan Material Requirements Planning (MRP)
Menurut Hartini (2006), empat langkah dasar dalam pengolahan MRP
adalah sebagai berikut :
1. Netting (perhitungan kebutuhan bersih)
Kebutuhan bersih (NR) dihitung sebagai nilai dari kebutuhan kotor (GR)
minus jadwal penerimaan (SR) minus persediaan di tangan (OH). Kebutuhan
bersih dianggap nol bila NR lebih kecil dari atau sama dengan nol.
2. Lotting (penentuan ukuran lot)
Langkah ini bertujuan untuk menentukan besarnya pesanan individu yang
optimal berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan bersih. Langkah ini
ditentukan berdasarkan teknik lotting/lot sizing yang tepat. Parameter yang
digunakan biasanya adalah biaya simpan dan biaya pesan.
3. Offsetting (penentuan ukuran pemesanan)
Langkah ini bertujuan agar kebutuhan item dapat tersedia tepat pada saat
dibutuhkan dengan menghitung lead time pengadaan komponen tersebut.
4. Explosion
Langkah ini merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat
item (komponen) pada tingkat yang lebih rendah dari struktur produk yang
tersedia.
2.4.5 Teknik Penentuan Ukuran Lot
Menurut Heizer dan Render (2005), sebuah sistem MRP adalah cara yang
sangat baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan bersih. Bagaimana
pun, ketika terdapat kebutuhan bersih, maka keputusan berapa banyak yang perlu
dipesan harus dibuat. Keputusan ini disebut keputusan penentuan ukuran lot (lot-
sizing decision). Ada beberapa jalan untuk menentukan ukuran lot dalam sebuah
sistem MRP, yaitu :
1. Lot for lot (LFL))
Menurut Purwati (2008), metode lot for lot (LFL), atau juga dikenal
sabagai metode persediaan minimal, berdasarkan pada ide menyediakan
persediaan (atau memproduksi) sesuai dengan yang diperlukan saja, jumlah
persediaan diusahakan seminimal mungkin. Jumlah pesanan sesuai dengan
jumlah sesungguhnya yang diperlukan (lot for lot) ini menghasilkan tidak
adanya persediaan yang disimpan. Sehingga, biaya yang timbul hanya berupa
biaya pemesanan saja. Asumsi yang ada di balik metode ini adalah bahwa
pemasok (dari luar atau dari lantai pabrik) tidak mensyaratkan ukuran lot
tertentu; artinya berapapun ukuran lot yang dipilih akan dapat dipenuhi.
Metode ini mengandung risiko, yaitu jika terjadi keterlambatan dalam
pengiriman barang. Jika persediaan itu berupa bahan baku, mengakibatkan
terhentinya produksi. Jika persediaan itu berupa barang jadi, menyebabkan
tidak terpenuhinya permintaan pelanggan.
2. Fixed Order Quantity (FOQ)
Metode Fixed Order Quantity (FOQ) adalah metode yang menggunakan
jumlah pemesanan tetap untuk persediaan barang-barang tertentu dan dapat
ditentukan sewenang-wenang atau berdasarkan faktor-faktor intuitif. Menurut
Sawlani dkk. (2016:260), metode FOQ dapat membantu perusahaan dalam
investasi persediaan serta manajemen persediaan [12]. Teknik ini
diimplementasikan dengan pembesaran jumlah pesanan untuk mencocokkan
tingginya jumlah kebutuhan bersih pada suatu periode tertentu yang harus
dipenuhi, ini berarti bahwa ukuran kuantitas pemesanan (lot sizing) adalah
sama
untuk semua periode berikutnya di perencanaan. Metode ini dapat digunakan
untuk barang yang memiliki harga pemesanan yang tinggi.
Implementasi perhitungan dari metode Fixed Order Quantity pada tabel
MRP menggunakan rumus :
OHI =OHI −1 + SR−GR ………………………………………………...(2.1)
OHI =POR−NR ………………………………………………………...(2.2)
OHI =GR−OHI −1………………………………………………………(2.3)
POR=LS x Jumlah Lot …………………………………………………(2.4)
Keterangan :
OHI =on hand inventory
OHI −1=on hand inventory perido sebelumnya
SR=schedule receipts
GR=gross requirements
NR=nett requirements
POR= planned order receipt
LS=lot ¿¿
3. Least Unit Cost (LUC)
Least Unit Cost (LUC) merupakan metode yang digunakan untuk
menentukan periode pesan dengan menentukan ongkos per unit yang terkecil.
Menurut Fatma (2019:25), metode ini menggunakan jarak permintaan yang
akan datang menggunakan tabel perencanaan kebutuhan material (MRP)
untuk melengkapi kuantitas permintaan aktual dan usaha untuk meminimasi
biaya total persediaan [13]. Pada metode LUC, LTC, dan PPB mempunyai
kesamaan tertentu yaitu pada ketiga metode ini, ukuran kuantitas pemesanan
dan interval pemesanannya bervariasi. Langkah-langkah yang harus dilakukan
pada metode LUC adalah :
1. Menentukan biaya per unit dengan menghitung beberapa variable
sebelumnya seperti kumulatif demand. Kumulatif demand dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Dcum =D−Dcum −1 …………………………………...……………(2.5)
Keterangan :
Dcum =kumulatif demand
D=demand periode sekarang
Dcum−1=kumulatif demand periode sebelumnya
2. Langkah kedua adalah menghitung biaya simpan, biaya total dan biaya per
unit yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
I e =D x lama simpan x I …………………………………………...(2.6)
TRC e =I e x TRC e−1…………………………………………………..(2.7)
TRC e
Ongkos per unit = ……………………………………………...(2.8)
D
Keterangann :
I e =biaya simpan periode ke−e
D=demand
I =biaya simpan
TRC e =biayatotal periode ke−e
TRC e−1=biaya total periode sebelumnya
3. Langkah terakhir adalah menentukan keputusan pemesanan. Jika ongkos
per unit meningkat di periode selanjutnya, maka pemesanan akan berhenti
di periode tersebut. Jika ongkos per unit menurun di periode selanjutnya,
maka dilanjutkan lagi ke perhitungan selanjutnya menggunakan rumus
(2.6.), (2.7.), (2.8.), (2.9.). Setelah keputusan tersebut diketahui, langkah
selanjutnya adalah mengimplementasikan perhitungan pada tabel MRP.
Perhitungan tersebut menggunakan rumus (2.1.), (2.2.), (2.3.), dan (2.4.)
2.4.6 Format Material Requirements Planning (MRP)
Menurut Hartini (2006), format MRP yaitu :
Tabel 2. 1 Format MRP
Item : Lead Time :
Periode 1 2 3 4

GR

OH

NR

PORec
PoRel

28
Keterangan :
GR : Gross Requirement (kebutuhan kotor) adalah keseluruhan jumlah item
(komponen) yang diperlukan pada suatu periode.
OH : On Hand (persediaan di tangan) adalah jumlah persediaan akhir suatu
periode dengan memperhitungkan jumlah persediaan yang ada ditambah dengan
jumlah item yang akan diterima.
NR : Net Requirement (kebutuhan bersih) adalah jumlah kebutuhan bersih dari
suatu item yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan kasar pada suatu
periode yang akan datang.
PORec : Planned Order Receipts (rencana penerimaan pemesanan) adalah jumlah
item yang akan masuk sesuai dengan pemesanan.
PORel : Planned Order Release (rencana pemesanan) adalah jumlah item yang
direncanakan untuk dipesan agar memenuhi perencanaan masa datang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian berlokasi di PT XYZ, Jalan Raya Laswi, Kecamatan Majalaya,
Kabupaten Bandung. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2023 sampai dengan
selesai.

3.2 Metode Penellitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif jenis
komparatif, di mana tiga variabel yang terdiri dari tiga metode teknik lot sizing
(FOQ, LFL, LUC) yang akan dibandingkan hasil perhitungann total biayanya
untuk dijadikan usulan sebagai teknik yang dianjurkan untuk diterapkann pada
sistem perencanaan dan pengendalian bahan baku di PT. XYZ.
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
Sumber data berasal dari pihak internal perusahaan. Sedangkan jenis data yang
digunakan yaitu data primer dan data sekunder perusahaan tempat penelitian
dilakukan. Data-data tersebut meliputi:
1) Data Primer, berupa :
a. Aliran proses produksi
b. Biaya pesan
c. Biaya simpan
d. Lead Time pemesanan bahan baku
2) Data Sekunder, berupa :
a. BOM
b. Komposisi bahan
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data yang dihgunankan dalam penelitian ini antara lain:
1. Obsevasi
Dalam observasi ini peneliti terlibat kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian, untuk

30
melakukan pengamatan, peneliti ini melakukan apa yang dikerjakan oleh
sember data,

31
dengan observasi ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
Dalam suatu perusahaan atau organisasi peneliti dapat berperan sebagai
karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja,
bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan suatu satu karyawan
dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan hubungan supervisor dan
pimpinan. Keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan lain-lain. Dalam
observasi peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, dan berpatisipasi
dalam beraktivitas.
2. Wawancara
Dalam penelitian ini di lakukan dua metode wawancara yakni
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertayaan dan terwawancara
(interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Dalam
penelitian ini dilakukan dengan dua metode wawancara yaitu wawancara
tersetruktur dan wawancara tidak tersetruktur agar peneliti bisa bertaya
sebanyak-banyaknya dengan perolehan jenis data yang diperoleh atau
informasi.
Dalam wawancara tersetruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, apabila peneliti mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara peneliti
mengumpulkan data yang telah menyiapkan instrumen penelitian yang berupa
pertayaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
Wawancara terstruktur ini wawancara diberi pertanyaan yang sama, dalam
wawancara ini juga pengumpulkan dapat menggunakan, beberapa wawancara
sebagai pengumpulan data.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah alat pengumpulan data yang bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya manumental dari seseorang, secara ringkas
menurut lexi j.moleong bahwa dokumentasi adalah cara pengumpulan data
dengan mempelajari arsip atau dokumen-dokumen yaitu setiap bahan yang
tertulis baik internal maupun eksternal, yang berhubungan dengan masalalah
yang telah dibahas metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang

33
pemilihan metode material requirement planning yang tepat dalam
keberlangsungan produksi benang di PT XYZ.
4. Studi Literatur
Studi literatur adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan cara
melibatkan studi dan analisis terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan topik penelitian yang sedang diuji. Dokumen tersebut bisa berupa
buku, artikel jurnal, tesis, laporan penelitian, maupun dokumen lainnya yang
relevan dengan topik penelitian.

3.3 Prosedur Penelitian

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian


Keterangan :
1. Mengeplot Data Permintaan Masa Lalu
Berdasarkan data demand historis yang ada dilakukan pengeplotan data
tersebut dengan menggunakan software Excel. Berdasarkan grafik tersebut
maka akan diketahui pola data permintaan apakah mengikuti pola acak, trend
dll.
2. Peramalan
Melakukan peramalan dengan menggunakan bantuan software minitab
14.1, dengan membandingkan MAD (Mean Absolute Demand = rata-rata
penyimpangan absolut), MAPE (Mean Absolute Percentage Error = rata-rata
persentase kesalahan absolut), MSE (Mean Absolute Error = rata-rata kuadrat
kesalahan) yang terkecil
3. MPS
Pada tahap MPS (Master Production Schedule), dilakukan perencanaan
terhadap produksi barang dan jasa untuk jangka waktu tertentu.
4. MRP
Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan beberapa
metode MRP. Adapun metode itu adalah Lot for Lot (LFL), Fixed Order
Quantity (FOQ), dan Least Unit Cost (LUC). Perhitungan MRP tersebut
dilakukan dengan menggunakan bantuan software POM for Windows.
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Empat. Jakarta
(ID) : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Desy Rizkiyah, Nyimas, & Fadhlurrahman, Rifqi. 2019. Analisis Pengendalian
Persediaan Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) pada
Produk Kertas IT170-80gsm di PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Volume
XIII : 323.
Ery Irwansyah, Dwika. 2010. Penerapan Material Requirement Planning (MRP)
dalam Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku Jamu Sehat Perkasa
pada PT. Semarang. Semarang (ID) : Universitas Dipenogoro.
Hardianto. 2003. Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan
Memperhatikan Kapasitas Gudang di perusahaan Sumber Jaya. Surabaya
(ID) : Universitas Kristen Petra.
Hartini, Sri. 2006. PPC : Production Planning and Control. Edisi ketiga. .
Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri UNDIP.
Hermanto, Widiyarini, & Ftiria, Dona. 2020. Penerapan Perencanaan Material
Produk Tahu Putih Kuning dengan Material Requirement Planning (MRP)
pada Pabrik Aypsu Bojong Nangka, Kabupaten Tanggerang. Volome 12 :
210.
Khalida Eka Febrianti, Diana. 2021. Efektivitas Strategi Material Requirement
Planning (MRP) dalam Keberlangsungan Produksi Sosis Burhan’s Food,
Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember. Jember (ID) : Universitas Islam
Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Lestari, Sri, & Dwi Nurdiansah, Distian. 2018. Analisa Perencanaan Kebutuhan
Material pada Perusahaan Manufaktur Kertas dengan Metode Material
Requirement Planning (MRP). Volume 4 : 60.
Lindawati. 2003. Perencanaan bahan baku di CV. Solindo Tama.
Thesis/Dissertation. Surabaya (ID) : Universitas Kristen Petra.
Purwati, Sri. 2008. Analisis Peranan MRP (Material Requirement Planning)
Untuk Produk Kursi Benelux Pada CV Aksen Rattan Cirebon. Bandung
(ID) : Universitas Widyatama.
Rovianty, Andi Novi. 2007. Analisis Penerapan Material Requirement Planning
(MRP) dalam Upaya Mengendalikan Persediaan Bahan Baku Daging Pada
Long Horn Steak & Ribs. Bandung (ID) : Universitas Widyatama.

vi
Schroeder, Roger G. 1994. Manajemen Operasi : Pengambilan Keputusan dalam
Suatu Fungsi Operasi. Jilid 2. Edisi Ketiga. Jakarta (ID) : Erlangga.
Wiranata, Riyanti. 2002. Penerapan Sistem Material Requirements Planning
(MRP) Sebagai Alat Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan
Bahan Baku pada PT. Siantarjaya Ekatama Surabaya. Surabaya (ID) :
Universitas Kristen Petra.

vii

Anda mungkin juga menyukai