Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AUDIT MANAJEMEN PADA PT KERTAS

LECES Tbk. PROBOLINGGO


SYNDICATE ASSIGMENT
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Audit Manajeman
yang Dibina Oleh Ibu Ika Putri Larasati

Disusun Oleh
1. Bagus Teja Wirasukma
2. Kardian Nasir Dwi Prasetyo
3. Prima Alfasinda
4. Syahrul Mubarok
5. Yusnianto

UNIVERSTITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI PRODI S1-AKUNTANSI
2013
ABSTRAK
PT. Kertas Leces (Persero) adalah perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara yang
berkedudukan di Leces, Probolinggo dan bergerak di bidang produksi kertas. PT. Kertas Leces
adalah pabrik kertas tertua nomor dua di Indonesia, setelah pabrik kertas Padalarang, yang
mana didirikan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1939 dan mulai beroperasi
tahun 1940 dengan kapasitas produksi sebesar 10 ton/hari, menghasilkan kertas print yang
memproses bahan baku jerami dan dilakukan proses pensodaan.
Masalah dari PT Kertas Leces Indonesia adalah dalam hal kualitas produk yang masih
belum maksimal yang mengakibatkan PT Kertas Leces masih kurang dapat bersaing di pasar.
Hal ini dikarenakan fungsi produksi yang masih dalam proses pengembangan dan berusaha
melakukan inovasi untuk dapat memproduksi produk yg dapat bersaing dengan kompetitornya di
pasar.
Bukti bukti dari analisis yang kami lakukan pada PT Kertas Leces yang kami dapatkan
berupa dokumen-dokumen seperti dokumen perencanaan produksi dan data hasil produksi,
dokumen pembelian, dan dokumen standar proses produksi, serta terdapat hasil wawancara
kami bersama manajer produksi di PT Kertas Leces, dan hasil observasi kami di PT Kertas
Leces.
Berdasar bukti bukti tersebut kami menemukan temuan temuan dari audit kami. Pada
PT. Kertas Leces terdapat kesalahan pada fungsi Produksi dan fungsi penjualan. Pada fungsi
produksi adanya bahan baku yang masuk berupa pulp maupun dari kertas bekas yang akan di
recycle belum dapat dimaksimalkan sehingga keuntungan dan biaya yang dikeluarkan besar,
disamping itu penggunaan bahan bakar yang terbatas membuat PT. Kertas Leces harus berpikir
untuk mendapatkan alternative bahan bakar, karena bila hanya menggunakan bahan bakar yang
tersedia, hasil produksi yang dilakukan belumlah maksimal, seperti bleaching pada kertas, dll.
Kemudian disisi penjualan yang kurang mendukung dalam memasarkan produk PT. Kertas
Leces secara maksimal membuat PT Kertas Leces kurang cepat dalam mendapatkan bagian di
pasar.
Berdasarkan hasil temuan dan masalah yang terjadi pada PT Kertas Leces, maka
rekomendasi untuk mengatasi masalah ini antara lain:
1. Melakukan Respons cepat untuk penanganan masalah.
2. Recall mobil yang telah beredar dipasaran untuk dilakukan perbaikan.
3. Pemberian service gratis untuk perbaikan mobil.
4. Memperbaiki kinerja fungsi manufaktur dan fungsi pembelian

BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN
1.1 Sumber Dana
PT. Kertas Leces (Persero) adalah perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara
yang berkedudukan di Leces, Probolinggo dan bergerak di bidang produksi kertas. PT. Kertas
Leces adalah pabrik kertas tertua nomor dua di Indonesia, setelah pabrik kertas Padalarang, yang
mana didirikan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1939 dan mulai beroperasi tahun
1940 dengan kapasitas produksi sebesar 10 ton/hari, menghasilkan kertas print yang memproses
bahan baku jerami dan dilakukan proses pensodaan.
Setelah manajemen ditangani oleh pemerintah Indonesia, PT. Kertas Leces mengalami
perkembangan pembangunan fisik melalui empat tahapan yang dimulai pada tahun 1960 dan
berakhir tahun 1986, yang menghasilkan pabrik kertas dan pulp terintegrasi.
Kepemilikan saham 100% dimiliki oleh pemerintah, dan bentuk dari usaha ini adalah
BUMN. Sehingga semua sumber dananya juga berasal dari pemerintah.
Terhitung sejak Mei 2010, PT. Kertas Leces berhenti beroperasi. Alasan dari
pemberhentian operasi ini adalah karena Perusahaan Gas Negara (PGN) menghentikan pasokan
gasnya, lantaran PT. Kertas Leces sudah menunggak utang sebesar Rp. 41 miliar dan pada 4 Juni
2012, PT. Kertas Leces mulai beroperasi kembali. Hal ini disampaikan sendiri oleh Direktur
Utama PT. Kertas Leces, Budi Kusmarwoto. Dengan bahan yang masih tersisa di pabrik, PTKL
akan memproduksi kertas jenis Medium Liner, Kertas HVS untuk buku tulis, dan Kertas Tissue,
MG Paper, dengan proyeksi jumlah produksi 5.000 Ton/bulan.
Dengan alasan ini melalui menteri BUMN Dahlan Iskan berencana akan memeberikan
kucuran dana Rp50 miliar yang bersumber dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk
mencegah kebangkrutan PT Kertas Leces. Pemasukan dana lainnya juga bersumber dari hasil
penjualan aset dicibitung bekasi berupa penjualan aset gudang dan tanah PT Leces senilai Rp 16
miliar. Uang itu juga jadi modal awal produksi PT Leces yang dijadwalkan beroperasi lagi akhir
Mei 2012.

1.2 Kondisi Industri


Bisa dikatakan bahwa PT Kertas Leces adalah perusahaan yang sedang terlahir kembali.
Karena terhitung semenjak mei 2010 perusahaan ini berhenti beroprasi, dan pada 4 Juni 2012, PT
Kertas leces mulai beroprasi kembali. Pada awal operasinya PTKL hanya mengoperasikan tiga
mesin yaitu mesin 1, 3, 4 dengan memproduksi kertas Medium Liner, Kertas HVS untuk buku
tulis, dan kertas tissue, MG Paper, dengan proyeksi jumlah produksi 5.000 ton/bln. Sementara 2
Mesin Kertas yang lain yaitu Mesin Kertas 2 dan 5 akan menyusul berikutnya sambil menunggu
bahan baku datang yang rencananya akan memproduksi Security Paper (kertas berpengaman).
Akan tetapi, selama empat bulan beroprasi dengan dioperasikannya tiga mesin utama,
PTKL masih mengalami kerugian dikarenakan jumlah produksi yang hanya sebesar 20%. Maka
dari itu, untuk menghindari kerugian tersebut, rencananya PTKL akan mengoperasikan dua
mesin lagi untuk mencapai tingkat produksi 100%, karena untuk mencapai titik impasa saja
PTKL harus berproduksi sebesar 60%.
1.3 Produk dan Jasa
Kertas Industri
Brief Card Paper 120,150,160,180 gsm (trim width 2360 mm)
Corrugating Medium 120,125 gsm (trim width 2400 mm)
Kertas Tisu
Facial Tissue 13,13.5 gsm (trim width 2200 mm)
Toilet Tissue 15,16.5,18,21 gsm (trim width 2200 mm)
Napkin Tissue 20,22 gsm (trim width 2200 mm)
MG Tissue 14,17,18,19 gsm (trim width 2200 mm)
Towel Tissue 25,24 gsm (trim width 2200 mm)
Kertas Koran
Newsprint 45,48.8 gsm (trim width 6350 mm)
Kertas Tulis Cetak
Woodfree Writing 50,55,58,60 gsm (trim width 6350 mm)
Woodfree Offset & Printing 70,80,100 gsm (trim width 5350 mm)
Copy Paper 70, 80 gsm (trim width 5350 mm)
Duplicating 69 gsm (trim width 2360 mm)
Drawing Paper 70,90,100,120 gsm (trim width 2360 mm)

1.4 Pasar
Produk PT Kertas Leces dipasarkan di Dalam Negeri dan ke Luar Negeri dengan berbagai negara
tujuan.
a. Pasar Dalam Negeri
Pasar Dalam Negeri meliputi hampir seluruh Indonesia yang meliputi Propinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan Jakarta, serta di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku dan
Irian Jaya.
b. Pasar Luar Negeri
Kertas Tulis Cetak, Kertas Tissue, Kertas Photo Copy, Kertas Koran, Kertas Industri yang
diekspor ke berbagai negara antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Srilanka, India, Pakistan,
Jepang, Taiwan, Myanmar, Papua Nugini, Australia, Selandia Baru, Iran, Korea Selatan, Syria,
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, RRC, Inggris, Belanda dan Afrika Selatan.
1.5 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PT Kertas Leces terdapat di Lampiran 1

BAB II
ANALISIS PEST
Pengaruh lingkungan bisnis perusahaan di bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi
terhadap kinerja fungsi manufaktur PT Kertas Leces diuraikan sebagai berikut:
2.1 Kondisi Politik
Faktor politik yang memengaruhi bisnis PT Kertas Leces yaitu,
1. Adanya UU tentang kehutanan yang dibuat oleh pemerintah mengenai kawasan tentang hutan
produksi yang tercantum di UU no 41 tahun 1999 yang menetapkan tentang batasan dan aturan
pemakaian hutan produksi, sebagai tempat dimana PT Kertas Leces mendapat bahan baku untuk
produksi, akan membuat adanya kebijakan dari perusahaan dalam mengatur bahan baku yang
digunakan saat produksi.
2. Keputusan Pemerintah untuk meningkatkan harga BBM sehubungan dengan kenaikan harga
minyak dunia yang berdampak biaya angkut bahan baku yang meningkat dan juga bahan bakar
yang digunakan mesin dalam produksi , mengakibatkan PT Kertas Leces mengalami kesulitan
dalam produksi .
3. .
2.2 Kondisi Ekonomi
Faktor Ekonomi yang mempengaruhi bisnis PT Kertas Leces Indonesia, yaitu:

1. Bahan baku utama dalam memproduksi kertas yaitu kayu semakin mahal . Hal ini
diakibatkan pasokan kayu yang semakin berkurang , karena lahan yang semakin sempit
dan meningkatnya permintaan dibidang furniture sehingga akan menaikkan biaya
produksi perusahaan, resiko perubahan haga bahan bahan baku, ketika arga mengalami
kenaikan maka probabilitas perusahaan akan menurun.

2.

3.

2.3 Kondisi Sosial


Faktor Sosial yang mempengaruhi bisnis PT Kertas Leces Indonesia, yaitu:
1. Keengganan masyarakat untuk menggunakan media kertas sebagai sarana menulis karena
berkembangnya teknologi di era sekarang membuat masyarakat lebih memilih menggunakan
media elektronik misalnya laptop, tablet, smartphone dan lain sebagainya. hal ini akan menjadi
batasan perusahaan dalam merencanakan produksi.
2. Resiko HSE (Health, Safety, And Environment), adalah resiko kesehatan kerja,
keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan berpengaruh terhadap proses produksi.
Maka perusahaan harus memiliki kebijakan umum mengenai resiko tersebut agar
kegiatan produksi berjalan secara efektif dan efisien

3.

4.

2.4 Kondisi Teknologi


Faktor teknologi yang mempengaruhi PT kertas leces, yaitu:

1. Perkembangan teknologi kian hari semakin cangih. PT Kertas leces perlu mengikuti
perkembangan teknologi agar tidak tertinggal dari pesaing, khususnya dalam hal mesin
yang dapat meningkatkan produktifitas perusahaan.

2. Proses produksi dengan komputer dan sistem penanganan otomatis dapat membantu PT
Kertas leces dalam menjaga kualitas, mempercepat proses produksi dan keamanan
produk.

3. ..

BAB III
ANALISIS SWOT

Pengaruh resiko bisnis perusahaan dilihat dari faktor internal adalah kekuatan (strenght)
dan kelemahan (weakness), sedangkan dari faktor eksternal adalah kesempatan (opportunity) dan
ancaman (threats), diuraikan sebagai berikut:

3.1 Strength (Kekuatan)


Kekuatan pada PT Kertas Leces yaitu :
1. Adanya sifat kepemimpinan dipihak manajemen yang mampu untuk mengontrol dan mengawasi
karyawan apabila melakukan kelalaian dalam kerja. Rasa percaya diri dan budaya kerja
karyawan yang bekerja di PT Kertas Leces mampu untuk menciptakan inovasi baru yang
mendukung perkembangan PT. Kertas Leces dan juga adanya diskusi diluar jam kerja (informal)
untuk menampung saran dan masukan dari karyawaan mengenai lingkungan perusahaan.
2. ..

3.2 Weakness (Kelemahan)


Kelemahan PT kertas Leces yaitu :

1. PT Kertas Leces masih mengalami masalah seperti halnya kekurangan dana dan
terbatasnya bahan baku. hal ini karena PT Kertas Leces hanya mengandalkan sokongan
dana dari pemerintah karena dalam bentuk BUMN.

2. Adanya jenjang karir dalam perusahaan yang tidak pasti. Selain itu juga adanya sistem
outsourcing oleh PT Kertas Leces dan juga memperkerjakan pegawai tidak tetap lebih
banyak dari pada pegawai tetap yang menyebabkan tingkat perputaran pekerja semakin
tinggi sehingga berdampak pada ketidakselarasan tujuan antara tujuan perusahaan dengan
pegawai.

3. .

3.3 Oportunity (Kesempatan)


Kesempatan yang dimiliki oleh PT Kertas Leces yaitu :

1. Bertambahnya keinginan masyarakat untuk meningkatklan taraf hidup melalui


pendidikan yang lebih tinggi, dimana dalam proses tersebut di perlukan sarana dan
prasarana penunjang kegiatan seperti halnya buku paket, buku tulis yang berbahan kertas.
Hal ini menyebabkan kebutuhan akan kertas yang semakin meningkat.

2.

3.4 Threats (Ancaman)


Ancaman Pada PT Kertas Leces yaitu :

1. Produk yang dihasilkan memiliki kesamaan dengan produk yang dihasilkan oleh
pesaingnya, .

2. Kuliatas produksi yang dihasilkan produk pesaing lebih beik dibandingkan dengan
produk sendiri seperti pada produk .

BAB IV
PROGRAM AUDIT

Dalam melakukan audit pada PT Kertas Leces kami menyusun program audit sebagai
berikut:
1. Meminta rancangan perencanaan produksi pada fungsi produksi bagian perencanaan dan
pengembangan produk. Hal ini kami lakukan untuk mengetahui penggunaan bahan-bahan,
efesiensi waktu, dan jumlah biaya yang akan digunakan untuk proses produksi.
2. Melakukan analisis terhadap rancangan perencanaan produksi. Analisis yang kami lakukan ini
bertujuan untuk mengetahui spesifikasi jenis-jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi.
3. Meminta dokumen pembelian bahan baku pada fungi pembelian. Dalam hal ini tujuan kami
adalah untuk mengetahui kualitas dan kuantitas bahan baku yang akan di produksi.
4. Wawancara dengan supervisior dengan kepala bagian pembelian. Hal ini kami lakukan dengan
untuk memastikan apakah ada pengawasan selama proses pembelian, disamping itu kami juga
ingin mengetahui pengendalian manajemen dalam proses pembelian.
5. Memeriksa kelayakan mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Analisis ini
kami lakukan untuk mengetahui apakah mesin dan peralatan yang digunakan perusahaan masih
dapat berfungsi secara maksimal. Selain itu untuk megetahui apakah mesin dan peralatan
tersebut sebaiknya tetap dioperasikan atau tidak.
6. Memeriksa panduan pengoperasian mesin yang digunakan untuk proses produksi. Hal ini kami
lakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mengoperasikan mesin sesuai dengan
panduan yang telah ditetapkan sebelumnya di SOP (Standar Operasional Perusahaan).
7.
BAB V
TAHAP-TAHAP AUDIT MANAJEMEN
Kami melakukan survey pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal dan informasi
umum untuk memahami aktivitas operasi PT Kertas Leces Indonesia, diuraikan sebagai berikut.
5.1. Survey Pendahuluan
Kami melakukan survey pendahuluan terhadap PT Kertas Leces Indonesia dengan
mempelajari informasi umum perusahaan yang kami dapatkan dari laporan PT Kertas Leces
Indonesia. Berdasarkan hasil survey, kami mengetahui bahwa PT Kertas Leces merupakan
perusahaan manufaktur yang memproduksi kertas, dari mulai kertas industri sampai kertas tissue.
Di Indonesia, standar bahan dalam pembuatan kertas .
Kami juga melakukan studi kelayakan produk pada PT Kertas Leces Indonesia. Dalam
studi ini, kami menemukan tiga masalah yang ada di PT Kertas Leces, yang pertama adalah
masalah tentang kualitas produk. PT Kertas Leces memproduksi output yang kualitasnya jauh di
bawah standar pasar, sehingga membuat produk-produk kertas PT Kertas Leces kalah bersaing
dengan produk para competitor. Masalah yang kedua yaitu minimnya inovasi produk yang
dihasilkan, hal ini membuat produk-produk PT Kertas Leces tidak mampu memenuhi keinginan
konsumen. Masalah yang terakhir yaitu optimalisasi bahan baku
5.1.1 Tujuan Audit
Berdasarkan masalah di atas, kami menetapkan tujuan audit yaitu melakukan
pemeriksaan terhadap fungsi produksi PT. Kertas Leces. Pemeriksaan yang kami lakukan
meliputi pemeriksaan pada perencanaan produksi dan pelaksanaan proses produksi pada produk
kertas untuk menemukan sumber dari masalah yang dihadapi PT. Kertas Leces berkaitan dengan
kualitas, desain, dan pengoptimalan penggunaan bahan baku.

5.1.2. Ruang Lingkup Audit


Kami melaksanakan audit pada fungsi produksi di PT Kertas Leces dengan lingkup
terbatas pada:
1. Perencanaan produksi produk Kertas Leces.
2. Penetapan standar bahan-bahan berkaitan dengan produksi Kertas Leces.
3. Peninjauan standar yang telah ditetapkan berkaitan dengan produk Kertas Leces.
4. .
5.1.3. Kriteria
1. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi harus lulus uji kelayakan sebelum
diproduksi.
2. Proses pembuatan pulp pada umumnya menggunakan proses kimia, yaitu proses soda, sulfat
(kraft), sulfit, dan organosolv. Dinding kayu dari kayu-kayu lunak yang lebih banyak digunakan
dalam produksi pulp memiliki 40-45 % berat selulosa, 15-25% berat sem helulosa dan 26-30%
berat lignin.
3. ..

5.2. Perencanaan
Kami melakukan perencanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan program audit. adapun
perencanaan yang kami lakukan, diuraikan sebagai berikut :
5.2.1. Jadwal Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit PT Kertas Leces Indonesia membutuhkan waktu 2 bulan mulai tanggal
1 Maret hingga 30 April 2013 dengan rincian sebagai berikut:
1. Rapat awal dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2013
2. Pembentukan tim auditor yaitu tanggal 2 Maret 2013 dan menjelaskan tugas masing-masing
anggota tim.
3. Survey pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal dan informasi umum untuk memahami
aktivitas operasi PT Kertas Leces Indonesia kami laksanakan pada tanggal 3 Maret 2013 sampai
6 Maret 2013.
4. Observasi lapangan kami lakukan pada tanggal 7 Maret sampai dengan 19 Maret 2013. Dalam
observasi lapangan ini kami mengamati kegiatan produksi mulai dari perencanaan awal produksi,
pelaksanaan proses produksi, hingga uji kelayakan produk sebelum beredar di pasar.
5. Pengumpulan dokumen terkait proses produksi kami laksanakan pada 20 Maret sampai dengan
29 Maret 2013. Dokumendokumen yang kami kumpulkan meliputi, dokumen perencanaan
produksi, dokumen pembelian bahan baku, dokumen hasil produksi, dan dokumen hasil uji
kelayaan produk.
6. ..

5.2.2. Pengorganisasian Kegiatan Audit


Kami auditor dari KAP Yusnianto, dan rekan memerlukan 5 orang dalam mengaudit
fungsi pemasaran pada PT. Kertas Leces, dengan susunan tugas sebagai berikut:
1. Yusnianto, S.E., M.Si., A.k., sebagai supervisor yang bertugas mengawasi proses audit yang
dilakukan oleh auditor senior dan junior.
2. Syahrul Mubarok, S.E.,M.M., A.k., dan Bagus Teja Wirasukma, S.E., A.k. sebagai auditor senior
yang mengorganisasikan auditor junior.
3. Kardian N.D.P, S.E., A.k., dan Prima Alfasinda, S.E., A.k., sebagai auditor junior yang bertugas
mengumpulkan bukti dan melakukan observasi.

5.2.3. Instrumen
Instrumen audit yang akan kami gunakan adalah :
Dokumentasi :
Dokumen-dokumen yang akan kami kumpulkan adalah, dokumen perencanaan produksi dan
data hasil produksi, dokumen pembelian, dan dokumen standar proses produksi.
Wawancara :
Kami akan melakukan wawancara dengan manajer dan supervisor divisi produksi.
Observasi :
Kami akan melakukan observasi secara langsung terhadap proses produksi di perusahaann.

5.2.4. Program Audit


Kami juga melakukan program audit yang dapat dilihat pada lampiran no 2 dan 3 serta
penjelasanannya secara detail dapat dilihat pada bab 4.

5.3. Pengumpulan Bukti


Dalam melakukan audit fungsi produksi PT Kertas Leces, kami mengumpulkan bukti-
bukti berupa:
1. Dokumen perencanaan produksi dan data hasil produksi. Dengan cara mempelajari dokumen
yang dibuat sebelum proses produksi dilakukan dan data hasil produksi untuk mengetahui
komposisi bahan baku yang digunakan guna mendapatkan kualitas unggulan serta mencocokkan
data tersebut dengan data hasil produksi. Setelah dicocokan dengan data hasil produksi, kami
menemukan bahwa komposisi bahan baku yang direncanakan tidak sesuai dengan rencana
produksi. Hal ini berdampak pada kualitas produk yang dihasilakan pada kertas cetak dan tissue
tidak sesuai dengan standar pasar.
2. Dokumen pembelian. Dalam hal ini tujuan kami adalah untuk mengetahui kualitas dan kuantitas
bahan baku yang akan di produksi.
3. Standart proses produksi yang tercantum dalam SOP (berisi tentang prosses, komposisi, dan
penetapan standar kualitas). Dengan memahami standar yang telah ditetapkan, serta
mencocokannya dengan data hasil produksi, kami menemukan bahwa kualitas output tidak
sesuai dengan kriteria awal perencanaan produksi
4.

5.4. Analisis dan Penyelidikan Deviasi.


Setelah mempelajari kriteria dan mengumpulkan bukti-bukti sebagai bahan audit fungsi
produksi, kami membuat analisis dan penyelidikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi untuk masing-masing kriteria pada fungsi produksi PT Kertas Leces Indonesia adalah
sebagai berikut:

5.4.1. Kriteria : Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi harus
lulus uji kelayakan sebelum diproduksi.
Kondisi : Banyak output yang rusak
Sebab : Bahan baku yang diterima dari supplier tidak sesuai dengan
standar kualitas bahan baku perusahaan
Akibat : Kualitas output produk kertas leces mengalami penurunan
Rekomendasi : Fungsi produksi sebaiknya menerapkan uji kelayakan,
alasan yang mendasar dilakukannya uji kelayakan ini adalah karena kualitas bahan baku dari
supplier yang rendah. Perusahaan mungkin sudah dalam memilih supplier yang tepat

5.4.2. ..

*) tanda . Silahkan ditambahkan sendiri sesuai dengan pemikiran dan pendapat anda

Anda mungkin juga menyukai