Disusun Oleh
1. Bagus Teja Wirasukma
2. Kardian Nasir Dwi Prasetyo
3. Prima Alfasinda
4. Syahrul Mubarok
5. Yusnianto
BAB I
DESKRIPSI PERUSAHAAN
1.1 Sumber Dana
PT. Kertas Leces (Persero) adalah perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara
yang berkedudukan di Leces, Probolinggo dan bergerak di bidang produksi kertas. PT. Kertas
Leces adalah pabrik kertas tertua nomor dua di Indonesia, setelah pabrik kertas Padalarang, yang
mana didirikan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1939 dan mulai beroperasi tahun
1940 dengan kapasitas produksi sebesar 10 ton/hari, menghasilkan kertas print yang memproses
bahan baku jerami dan dilakukan proses pensodaan.
Setelah manajemen ditangani oleh pemerintah Indonesia, PT. Kertas Leces mengalami
perkembangan pembangunan fisik melalui empat tahapan yang dimulai pada tahun 1960 dan
berakhir tahun 1986, yang menghasilkan pabrik kertas dan pulp terintegrasi.
Kepemilikan saham 100% dimiliki oleh pemerintah, dan bentuk dari usaha ini adalah
BUMN. Sehingga semua sumber dananya juga berasal dari pemerintah.
Terhitung sejak Mei 2010, PT. Kertas Leces berhenti beroperasi. Alasan dari
pemberhentian operasi ini adalah karena Perusahaan Gas Negara (PGN) menghentikan pasokan
gasnya, lantaran PT. Kertas Leces sudah menunggak utang sebesar Rp. 41 miliar dan pada 4 Juni
2012, PT. Kertas Leces mulai beroperasi kembali. Hal ini disampaikan sendiri oleh Direktur
Utama PT. Kertas Leces, Budi Kusmarwoto. Dengan bahan yang masih tersisa di pabrik, PTKL
akan memproduksi kertas jenis Medium Liner, Kertas HVS untuk buku tulis, dan Kertas Tissue,
MG Paper, dengan proyeksi jumlah produksi 5.000 Ton/bulan.
Dengan alasan ini melalui menteri BUMN Dahlan Iskan berencana akan memeberikan
kucuran dana Rp50 miliar yang bersumber dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk
mencegah kebangkrutan PT Kertas Leces. Pemasukan dana lainnya juga bersumber dari hasil
penjualan aset dicibitung bekasi berupa penjualan aset gudang dan tanah PT Leces senilai Rp 16
miliar. Uang itu juga jadi modal awal produksi PT Leces yang dijadwalkan beroperasi lagi akhir
Mei 2012.
1.4 Pasar
Produk PT Kertas Leces dipasarkan di Dalam Negeri dan ke Luar Negeri dengan berbagai negara
tujuan.
a. Pasar Dalam Negeri
Pasar Dalam Negeri meliputi hampir seluruh Indonesia yang meliputi Propinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan Jakarta, serta di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku dan
Irian Jaya.
b. Pasar Luar Negeri
Kertas Tulis Cetak, Kertas Tissue, Kertas Photo Copy, Kertas Koran, Kertas Industri yang
diekspor ke berbagai negara antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Srilanka, India, Pakistan,
Jepang, Taiwan, Myanmar, Papua Nugini, Australia, Selandia Baru, Iran, Korea Selatan, Syria,
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, RRC, Inggris, Belanda dan Afrika Selatan.
1.5 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PT Kertas Leces terdapat di Lampiran 1
BAB II
ANALISIS PEST
Pengaruh lingkungan bisnis perusahaan di bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi
terhadap kinerja fungsi manufaktur PT Kertas Leces diuraikan sebagai berikut:
2.1 Kondisi Politik
Faktor politik yang memengaruhi bisnis PT Kertas Leces yaitu,
1. Adanya UU tentang kehutanan yang dibuat oleh pemerintah mengenai kawasan tentang hutan
produksi yang tercantum di UU no 41 tahun 1999 yang menetapkan tentang batasan dan aturan
pemakaian hutan produksi, sebagai tempat dimana PT Kertas Leces mendapat bahan baku untuk
produksi, akan membuat adanya kebijakan dari perusahaan dalam mengatur bahan baku yang
digunakan saat produksi.
2. Keputusan Pemerintah untuk meningkatkan harga BBM sehubungan dengan kenaikan harga
minyak dunia yang berdampak biaya angkut bahan baku yang meningkat dan juga bahan bakar
yang digunakan mesin dalam produksi , mengakibatkan PT Kertas Leces mengalami kesulitan
dalam produksi .
3. .
2.2 Kondisi Ekonomi
Faktor Ekonomi yang mempengaruhi bisnis PT Kertas Leces Indonesia, yaitu:
1. Bahan baku utama dalam memproduksi kertas yaitu kayu semakin mahal . Hal ini
diakibatkan pasokan kayu yang semakin berkurang , karena lahan yang semakin sempit
dan meningkatnya permintaan dibidang furniture sehingga akan menaikkan biaya
produksi perusahaan, resiko perubahan haga bahan bahan baku, ketika arga mengalami
kenaikan maka probabilitas perusahaan akan menurun.
2.
3.
3.
4.
1. Perkembangan teknologi kian hari semakin cangih. PT Kertas leces perlu mengikuti
perkembangan teknologi agar tidak tertinggal dari pesaing, khususnya dalam hal mesin
yang dapat meningkatkan produktifitas perusahaan.
2. Proses produksi dengan komputer dan sistem penanganan otomatis dapat membantu PT
Kertas leces dalam menjaga kualitas, mempercepat proses produksi dan keamanan
produk.
3. ..
BAB III
ANALISIS SWOT
Pengaruh resiko bisnis perusahaan dilihat dari faktor internal adalah kekuatan (strenght)
dan kelemahan (weakness), sedangkan dari faktor eksternal adalah kesempatan (opportunity) dan
ancaman (threats), diuraikan sebagai berikut:
1. PT Kertas Leces masih mengalami masalah seperti halnya kekurangan dana dan
terbatasnya bahan baku. hal ini karena PT Kertas Leces hanya mengandalkan sokongan
dana dari pemerintah karena dalam bentuk BUMN.
2. Adanya jenjang karir dalam perusahaan yang tidak pasti. Selain itu juga adanya sistem
outsourcing oleh PT Kertas Leces dan juga memperkerjakan pegawai tidak tetap lebih
banyak dari pada pegawai tetap yang menyebabkan tingkat perputaran pekerja semakin
tinggi sehingga berdampak pada ketidakselarasan tujuan antara tujuan perusahaan dengan
pegawai.
3. .
2.
1. Produk yang dihasilkan memiliki kesamaan dengan produk yang dihasilkan oleh
pesaingnya, .
2. Kuliatas produksi yang dihasilkan produk pesaing lebih beik dibandingkan dengan
produk sendiri seperti pada produk .
BAB IV
PROGRAM AUDIT
Dalam melakukan audit pada PT Kertas Leces kami menyusun program audit sebagai
berikut:
1. Meminta rancangan perencanaan produksi pada fungsi produksi bagian perencanaan dan
pengembangan produk. Hal ini kami lakukan untuk mengetahui penggunaan bahan-bahan,
efesiensi waktu, dan jumlah biaya yang akan digunakan untuk proses produksi.
2. Melakukan analisis terhadap rancangan perencanaan produksi. Analisis yang kami lakukan ini
bertujuan untuk mengetahui spesifikasi jenis-jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi.
3. Meminta dokumen pembelian bahan baku pada fungi pembelian. Dalam hal ini tujuan kami
adalah untuk mengetahui kualitas dan kuantitas bahan baku yang akan di produksi.
4. Wawancara dengan supervisior dengan kepala bagian pembelian. Hal ini kami lakukan dengan
untuk memastikan apakah ada pengawasan selama proses pembelian, disamping itu kami juga
ingin mengetahui pengendalian manajemen dalam proses pembelian.
5. Memeriksa kelayakan mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Analisis ini
kami lakukan untuk mengetahui apakah mesin dan peralatan yang digunakan perusahaan masih
dapat berfungsi secara maksimal. Selain itu untuk megetahui apakah mesin dan peralatan
tersebut sebaiknya tetap dioperasikan atau tidak.
6. Memeriksa panduan pengoperasian mesin yang digunakan untuk proses produksi. Hal ini kami
lakukan untuk mengetahui apakah perusahaan telah mengoperasikan mesin sesuai dengan
panduan yang telah ditetapkan sebelumnya di SOP (Standar Operasional Perusahaan).
7.
BAB V
TAHAP-TAHAP AUDIT MANAJEMEN
Kami melakukan survey pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal dan informasi
umum untuk memahami aktivitas operasi PT Kertas Leces Indonesia, diuraikan sebagai berikut.
5.1. Survey Pendahuluan
Kami melakukan survey pendahuluan terhadap PT Kertas Leces Indonesia dengan
mempelajari informasi umum perusahaan yang kami dapatkan dari laporan PT Kertas Leces
Indonesia. Berdasarkan hasil survey, kami mengetahui bahwa PT Kertas Leces merupakan
perusahaan manufaktur yang memproduksi kertas, dari mulai kertas industri sampai kertas tissue.
Di Indonesia, standar bahan dalam pembuatan kertas .
Kami juga melakukan studi kelayakan produk pada PT Kertas Leces Indonesia. Dalam
studi ini, kami menemukan tiga masalah yang ada di PT Kertas Leces, yang pertama adalah
masalah tentang kualitas produk. PT Kertas Leces memproduksi output yang kualitasnya jauh di
bawah standar pasar, sehingga membuat produk-produk kertas PT Kertas Leces kalah bersaing
dengan produk para competitor. Masalah yang kedua yaitu minimnya inovasi produk yang
dihasilkan, hal ini membuat produk-produk PT Kertas Leces tidak mampu memenuhi keinginan
konsumen. Masalah yang terakhir yaitu optimalisasi bahan baku
5.1.1 Tujuan Audit
Berdasarkan masalah di atas, kami menetapkan tujuan audit yaitu melakukan
pemeriksaan terhadap fungsi produksi PT. Kertas Leces. Pemeriksaan yang kami lakukan
meliputi pemeriksaan pada perencanaan produksi dan pelaksanaan proses produksi pada produk
kertas untuk menemukan sumber dari masalah yang dihadapi PT. Kertas Leces berkaitan dengan
kualitas, desain, dan pengoptimalan penggunaan bahan baku.
5.2. Perencanaan
Kami melakukan perencanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan program audit. adapun
perencanaan yang kami lakukan, diuraikan sebagai berikut :
5.2.1. Jadwal Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit PT Kertas Leces Indonesia membutuhkan waktu 2 bulan mulai tanggal
1 Maret hingga 30 April 2013 dengan rincian sebagai berikut:
1. Rapat awal dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2013
2. Pembentukan tim auditor yaitu tanggal 2 Maret 2013 dan menjelaskan tugas masing-masing
anggota tim.
3. Survey pendahuluan untuk memperoleh gambaran awal dan informasi umum untuk memahami
aktivitas operasi PT Kertas Leces Indonesia kami laksanakan pada tanggal 3 Maret 2013 sampai
6 Maret 2013.
4. Observasi lapangan kami lakukan pada tanggal 7 Maret sampai dengan 19 Maret 2013. Dalam
observasi lapangan ini kami mengamati kegiatan produksi mulai dari perencanaan awal produksi,
pelaksanaan proses produksi, hingga uji kelayakan produk sebelum beredar di pasar.
5. Pengumpulan dokumen terkait proses produksi kami laksanakan pada 20 Maret sampai dengan
29 Maret 2013. Dokumendokumen yang kami kumpulkan meliputi, dokumen perencanaan
produksi, dokumen pembelian bahan baku, dokumen hasil produksi, dan dokumen hasil uji
kelayaan produk.
6. ..
5.2.3. Instrumen
Instrumen audit yang akan kami gunakan adalah :
Dokumentasi :
Dokumen-dokumen yang akan kami kumpulkan adalah, dokumen perencanaan produksi dan
data hasil produksi, dokumen pembelian, dan dokumen standar proses produksi.
Wawancara :
Kami akan melakukan wawancara dengan manajer dan supervisor divisi produksi.
Observasi :
Kami akan melakukan observasi secara langsung terhadap proses produksi di perusahaann.
5.4.1. Kriteria : Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi harus
lulus uji kelayakan sebelum diproduksi.
Kondisi : Banyak output yang rusak
Sebab : Bahan baku yang diterima dari supplier tidak sesuai dengan
standar kualitas bahan baku perusahaan
Akibat : Kualitas output produk kertas leces mengalami penurunan
Rekomendasi : Fungsi produksi sebaiknya menerapkan uji kelayakan,
alasan yang mendasar dilakukannya uji kelayakan ini adalah karena kualitas bahan baku dari
supplier yang rendah. Perusahaan mungkin sudah dalam memilih supplier yang tepat
5.4.2. ..
*) tanda . Silahkan ditambahkan sendiri sesuai dengan pemikiran dan pendapat anda