Anda di halaman 1dari 16

PLEDOI / PEMBELAAN

No. Reg. Perkara:PDS-15/AMB/07/2021

Bahwa untuk mempermudah pemahaman terhadap Nota Pembelaan


(Pledoi) ini,maka disusun dengan sistematika sebagai berikut :

I.PENDAHULUAN

II. ANATOMI DAKWAAN & TUNTUTAN

III. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN

IV. ANALISA FAKTA PERSIDANGAN

V. ANALISA YURIDIS FAKTA PERSIDANGAN

VI. ANALISA DAKWAAN DAN TUNTUTAN JPU

VII. PENUTUP

Berikut ini kami sampaikan uraian Pembelaan terhadap Terdakwa, satu demi
satu secara berurutan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN :

Hal : Pledoi / Nota pembelaan


Dalam perkara pidana No : Pidana Khusus-Nomor 15/Ambon/07/2021
Tanggal : 21-Juni-2022
Lokasi : Pengadilan Negeri Ambon

Kepada Yth.,

Hakim Pemeriksa dan Pemutus Perkara


Nomor : Pidana Khusus-Nomor 15/Ambon/07/2021 Atas Nama Terdakwa
Gerrick Mickhael Toisuta

di-
Pengadilan Negeri Ambon

Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini :

1.Wa Ode Sapna,S.H.,M.H.,

2. Yoshua Andres Kabanga,S.H.,M.H

Kesemuanya adalah Advokat pada SAPNA & PARTNERS yang berkantor di


Jl. A. M. Sangadji, No. 77, Ambon-Maluku, bertindak untuk dan atas nama
serta kepentingan klien kami berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20
Mei 2022 Atas nama Terdakwa :

Nama Lengkap : GERICK TOISUTA alias GERICK


Tempat Lahir : Bandung
Umur /Tgl. Lahir : 20 tahun / 28 Agustus 2001
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Kristen Protestan
Agama : Kristen
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : Sarjana

 Status Tahanan : Sejak tanggal 31-Maret-2022 dilimpahkan oleh


Penuntut Umum ke Pengadilan Negeri Ambon dengan jenis
Penahanan Rumah Tahanan Negara

Bab II Anatomi Dakwaan Dan Tuntutan


-Anatomi Dakwaan

 Tertanggal pada surat dakwaaan,Terdakwa didakwa pada tanggal 20 April 2021


dengan isi dakwaan yang berjenis dakwaan subsidairitas dengan uraian sebagai
berikut :

-Primair : Pasal 3 UU RI No 8 Tahun 2010 juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP juncto


Pasal 64 Ayat (1) KUHP juncto Pasal 363 KUHP;

&

-Subsidair : Pasal 5 Ayat (1) UU RI No 8 Tahun 2010 juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1


KUHP juncto Pasal 64 Ayat (1) KUHP juncto Pasal 363 KUHP

-Anatomi Tuntutan

 Tertanggal pada surat tuntutan,Terdakwa ditutuntut pada tanggal 14 Juni 2022,dan JPU menjerat
terdakwa dengan Pasal 3 Ayat (1) UU RI No 8 Tahun 2010 atas tuntutan pencucian uang
dengan pidana penjara berdasarkan surat tuntutan JPU selama 8(delapan) tahun penjara
dengan perintah agar terdakwa segera ditahan..

BAB III
FAKTA YANG TERUNGKAP DALAM PERSIDANGAN

KETERANGAN SAKSI :

#Saksi A De Charge : Rudolfo Nurlatu,( Saksi Korban 1 )

dipersidangan dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut :


Bahwa benar saksi korban saat memberikan keterangan dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani dan bersedia memeberikan keterangan yang sebenar-
benarnya.

 Saksi tidak mempunyai hubungan darah dengan terdakwa

 Saksi Bekerja Pada PT Bank Mandiri Cabang Ambon, Saksi bekerja


sudah lebih dari 30 tahun, dan sekarang Saksi dipercayakan sebagai
Manajer bank

 Saksi tidak mengenal terdakwa.

 Saksi sebagai perwakilan dari PT. Bank Mandiri Cabang Ambon,


merasakan kerugian dari aksi criminal yang dilakukan terdakwa dengan
total kerugian yang kurang lebih sebesar Rp. 1.243.943.279 (satu milyar
dua ratu sempat puluh tiga juta Sembilan ratus empat puluh tuga ribu dua
ratus tujuh puluh sembilan rupiah).

 Keterangan dari saksi bahwa saksi mengetahui perbuatan terdakwa


dengan melihat CCTV yang berada di Bank, di dalam rekaman CCTV
bahwa selama 6 hari terdakwa dan salah satu temannya melakukan aksi
mereka di mesin ATM yaitu dari tanggal 21 februari s/d 27 februari.

 Tanggapan terdakwa :

 Terdakwa menerima dan setuju dengan keterangan yang diberikan oleh


saksi Rudolfo

#Saksi Fakta : Sandra (saksi fakta )

dipersidangan dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut :

Bahwa benar saksi korban saat memberikan keterangan dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani dan bersedia memeberikan keterangan yang sebenar-
benarnya.

 Saksi tidak mempunyai hubungan darah dengan terdakwa


 Saksi mengenal terdakwa karena merupakan temannya

 Saksi dan terdakwa berteman kurang lebih 17 tahun semenjak saksi


pindah ke Ambon

 Menurut keterangan saksi bahwa terdakwa saat ini masih bekerja pada
salah satu perusahaan di Kota Ambon yaitu PT. Hasrat Abadi

 Saksi bekerja di tempat yang sama dengan terdakwa

 Saksi mengatakan bahwa saksi kurang tau penyebab Terdakwa


melakukan tindakan kriminalnya

 Menurut keterangan saksi bahwa sebelum mereka melancarkan aksi


mereka sebelumnya mereka terlebih dahulu membuat perjanjian dengan
salah satu oknum bernama Yoshua, di dalam perjanjian tersebut oknum
bernama Yoshua memberikan tawaran kepada terdakwa untuk
mengambil uang di mesin ATM dengan imbalan sebesar 30% dari uang
yang di ambil dari mesin ATM

 Setelah mereka membuat perjanjian pada tanggal 9 februari 2021 saksi


dan terdakwa berangkat dari Jakarta menuju ke Ambon

 Saksi tidak kenal dengan oknum yang bernama Yoshua

 Saksi mengatakan bahwa komunikasi yang dilakukan Terdakwa dengan


Oknum yang bernama Yoshua dilakukan hanya melalui telepon genggam

 Kemudian pada tanggal 17 februari 2021 terdakwa mengajak saksi ke


tempat pemasangan alat skimmer dan alat Camera di mesin ATM yang
berada di ATM Jl. Pattimura dengan tujuan agar mereka mengetahui
pergerakan yang ada di dalam mesin ATM dan mereka mengumpulkan
data – data para nasabah yang berupa pin ATM dan mereka
memasukannya ke dalam kartu yang telah mereka sediakan lalu
kemudian mereka melakukan penarikan menggunakan kartu tersebut

 Saksi dan terdakwa melakukan penarikan di beberapa mesin ATM yang


ada di kota Ambon mulai dari tanggal 21 februari s/d 27 februari 2021
dengan jumlah penarikan kurang lebih 1.243.943.279 (satu miliar dua
ratus empat puluh tiga juta Sembilan ratus empat puluh tiga ribu dua ratus
tujuh puluh) dan mereka melakukan penarikan sebanyak 5-6 kali
penarikan hampir setiap hari.
 Tanggapan terdakwa :Terdakwa menerima dan setuju dengan keterangan
yang diberikan oleh saksi Rudolfo

#Saksi A De Charge : Diouf Latupeirissa

-dipersidangan dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut :

Bahwa benar saksi saat memberikan keterangan dalam keadaan sehat jasmani
dan rohani dan bersedia memeberikan keterangan yang sebenar- benarnya.

 Saksi mengenal terdakwa sebagai seorang tetangga

 Saksi mengetahui dengan jelas latar belakang dari terdakwa karena


TERDAKWA di lingkungan masyarakat berperilaku baik dan orangnya
membantu sesama walaupun dia memiliki keterbatasan ekonomi yang
minim.

 Dari sepengetahuan Saksi, tindakan kriminal yang dilakukan


TERDAKWA bukanlah keinginan dirinya sendiri tetapi ada yang
menyuruhnya untuk melakukan tindakan tersebut dari perintah tersebut
TERDAKWA mendapatkan tawaran berupa uang tunai.

 Menurut Saksi pada saat itu TERDAKWA ditawarkan dengan imbalan


mendapat 30% dari pengambilan uang dimesin ATM atau tercatat pada
keterangan Terdakwa sebesar Rp.300.000.000

 Menurut Saksi, TERDAKWA terpaksa menerima tawaran tersebut karena


keterbatasan ekonomi, dan TERDAKWA juga tidak mengetahui akibat
dari tindakan tersebut yang mana akan menimbulkan efek jerah kepada
dirinya sendiri.

Keterangan Ahli

#Saksi Ahli : ( Janes Peilouw )

 Saksi tidak mengenal terdakwa.

 Saksi baru pertama kali bertemu terdakwa saat dihadirkan ke ruang


sidang sebagai saksi ahli.

 Saksi merupakan seorang Cyber Security yang telah berpengalaman


dalam menangani Skimming ATM. Sehingga mengetahui dengan jelas
cara kerja yang digunakan dari saudara terdakwa dalam melakukan
Skimming ATM juga alat apa saja yang digunakan.
 Menurut Saksi, metode skimming adalah metode pencurian data yang
menggunakan alat khusus yaitu, Skimmer.

 Menurut Saksi,Cara kerja alat skimmer yakni dengan menyalin atau


menduplikasi data strip magnetic di kartu ATM atau kartu kredit.

 Saksi tahu dengan jelas bahwa seseorang yang menyalin atau


menduplikasikan data merupakan perbuatan yang melawan hukum
sebagai mana yang diatur pada UU No.11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan transaksi elektronik, yang dinyatakan bahwa tindakan seseorang
menyalin data dalam hal ini adalah informasi elektronik atau dokumen
elektronik tanpa hak atau melawan hukum merupakan suatu tindak
pidana yang mana diatur dalam Pasal 48 jo. Pasal 32 UU ITE.

 Menurut saksi,tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa merupakan


tindakan skimming,alat yang digunakan merupakan alat CCTV jenis
mikro A9 Magnetik dengan ukuran 1,5 inch yang mana CCTV tersebut
bisa terhubung langsung dengan Handphone para pelaku dan
memungkinkan alat CCTV yang mereka gunakan tidak dapat dijangkau
oleh kamera CCTV milik pihak BANK (ATM) karena berukuran mini

 Tanggapan terdakwa :

 Terdakwa menerima dan setuju dengan keterangan yang diberikan oleh


saksi Rudolfo

KETERANGAN TERDAKWA

Terdakwa di persidangan memberikan keterangan sebagai berikut:

 Terdakwa mengakui bahwa, Ia telah melakukan pengambilan uang dan


data” nasabah di Beberapa ATM di Ambon dengan bantuan alat skimmer

 Terdakwa mengakui bahwa Ia di tawar pekerjaan ini oleh oknum


bernama Yoshua

 Menurut keterangan Terdakwa,Ia dipaksa melakukan pekerjaan ini


dikarenakan keterbatasan ekonomi

Alat Dan Barang Bukti Petunjuk

Alat bukti yang diurai oleh JPU dalam surat dakwaannya adalah :
 10 Kartu ATM

 1 Unit leptop

 2 Kartu putih milik nasabah

 1 Telpon genggam

 1 Masker

1 Topi

 Uang tunai senilai Rp. 300.000.000, dan

 1 Kerudung

 1 Klip Rekaman CCTV

Barang bukti serta alat bukti yang diajukan dalam Persidangan tersebut telah
disita secara sah menurut hukum oleh karena itu dapat digunakan untuk
memperkuat pembuktian dan Majelis Hakim telah memperlihatkan barang bukti
tersebut kepada Terdakwa dan kepada saksi-saksi oleh yang bersangkutan telah
membenarkannya.

BAB IV ANALISIA FAKTA PERSIDANGAN

Keterangan Saksi

#Saksi A Charge : Rudolfo Nurlatu

 Saksi sebagai perwakilan dari PT. Bank Mandiri Cabang Ambon,


merasakan kerugian dari aksi criminal yang dilakukan terdakwa dengan
total kerugian yang kurang lebih sebesar Rp. 1.243.943.279 (satu milyar
dua ratus empat puluh tiga juta Sembilan ratus empat puluh tiga ribu dua
ratus tujuh puluh sembilan rupiah). Sedangkan pada sidang
pembuktian,tidak disediakan bukti catatan statistik kongkrit bahwa
kerugian PT. Bank Mandri Cabang Ambon sebesar Rp. 1.243.943.279
(satu milyar dua ratu sempat puluh tiga juta Sembilan ratus empat puluh
tuga ribu dua ratus tujuh puluh sembilan rupiah) disebabkan oleh
terdakwa bahkan catatan rekaman statistk terkait dengan defisi yang
terjadi pada pihak Bank juga tidak disediakan dalam sidang.

 Berdasarkan Keterangan dari saksi bahwa saksi mengetahui perbuatan


terdakwa dengan melihat CCTV yang berada di Bank. Sedangkan pada
rekaman CCTV yang diputar pada sidang pembuktian,wajah Terdakwa
tidak dapat di rekognisi. Tidak dijelaskan lebih lanjut terkait dengan
metode rekognisi Terdakwa oleh pihak bank pada sidang.

 Saksi mengatakan bahwa Ia bekerja PT Bank Mandiri Cabang Ambon,


dipercayakan sebagai Manajer bank akan tetapi tidak dijabarkan lebih
lanjut terkait bukti atas pernyataan saksi seperti CV(Curriculum Vitae)
dokumen lain yang secara legal menyatakan Status pekerjaan saksi.

#Saksi Fakta : Sandra

 Saksi mengatakan bahwa sampai sekarang Terdakwa bekerja di PT.


Hasrat Abadi sampai sekarang. Akan tetapi pada sidang pembuktian tidak
terdapat adanya dokumen yang mendukung pernyataan Saksi

 Saksi juga mengatakan bahwa Ia bekerja di tempat yang sama dengan


Terdakwa,akan tetapi tidak terdapat adanya rekaman data yang
mendukung pernyataan saksi.

 Menurut keterangan Saksi,bahwa oknum bernama Yoshua memberikan


tawaran kepada Terdakwa untuk mengambil uang di mesin ATM dengan
imbalan sebesar 30% dari uang yang di ambil dari mesin ATM akan
tetapi tidak terdapat adanya bukti kongkrit maupun rekaman chat terkait
dengan imbalan yang diberikan oleh Yoshua kepada Terdakwa.

 Saksi mengatakan bahwa pada tanggal 17 februari 2021 terdakwa


mengajak saksi ke tempat pemasangan alat skimmer dan alat Camera di
mesin ATM yang berada di ATM Jl. Pattimura akan tetapi pada sidang
pembuktian,tidak ditemukannya video klip pemasangan alat skimmer.
Menurut surat dakwaan JPU bahwa barang bukti yang ditemukan adalah
10 kartu ATM, Leptop, dua kartu putih milik nasabah, Telepon
genggam, masker, topi, uang tunai Rp 300 Jt dan kerudung .Dan jika
dikaji dari surat dakwaan JPU,tidak ditemukan alat skimmer yang
disebutkan oleh Terdakwa.

 Saksi mengatakan bahwa jumlah penarikan yang dilakukan Terdakwa


kurang lebih 1.243.943.279 (satu miliar dua ratus empat puluh tiga juta
Sembilan ratus empat puluh tiga ribu dua ratus tujuh puluh sembilan
rupiah) dan mereka melakukan penarikan sebanyak 5-6 kali penarikan
hampir setiap hari akan tetapi dalam sidang pembuktian tidak terdapat
rekaman data terkait dengan penarikan uang yang dilakukan Terdakwa
dan sesuai dengan bukti rekaman CCTV bahwa video klip penarikan
yang ditunjukan pada sidang hanya satu video klip penarikan yang
terjadi.

#Saksi A De Charge : Diouf Latupeirissa

 Menurut keterangan Saksi bahwa Terdakwa ditawarkan dengan imbalan


mendapat 30% dari dari pengambilan uang dimesin ATM atau tercatat
pada keterangan Terdakwa sebesar Rp.300.000.000. Sedangkan menurut
keterangan Saksi fakta bahwa jumlah penarikan yang dilakukan
Terdakwa kurang lebih Rp.1.243.943.279 (satu milyar dua ratus empat
puluh tiga juta Sembilan ratus empat puluh tiga ribu dua ratus tujuh puluh
sembilan rupiah )dan bila jumlah tersebut dikalkulasikan dengan 30%
maka jumlahnya imbalan yang didapatkan Terdakwa sebesar
Rp.373.182.984 (tiga ratus tujuh puluh tiga juta seratus delapan puluh dua
ribu sembilan ratus delapan puluh empat rupiah). Sehingga keterangan
dari Saksi a de charge tidak valid dengan keterangan Saksi fakta.

Keterangan Ahli

 Tidak terdapat adanya mikro kamera yang dikatakan oleh beberapa Saksi
pada alat-alat bukti yang telah diajukan oleh JPU pada sidang
pembuktian.

#Saksi Ahli : ( Janes Peilouw )

 Tidak terdapat adanya bukti maupun dokumen yang membuktikan bahwa


Saksi merupakan seorang Cyber Security

 Menurut Saksi,alat yang digunakan dalam tindak pidana Terdakwa


merupakan alat CCTV jenis mikro A9 Magnetik dengan ukuran 1,5 inci
akan tetapi tidak ditemukan barang bukti terkait dan dalam rekaman
CCTV yang ditunjukkan tidak terdapat indikasi pemasangan alat
skimmer tersebut.

Alat Dan Barang Bukti Petunjuk


KETERANGAN TERDAKWA

 Terdakwa mengakui bahwa, Ia telah melakukan pengambilan uang dan


data” nasabah di Beberapa ATM di Ambon dengan bantuan alat skimmer
akan tetapi bukti alat skimmer tersebut tidak tertera pada surat dakwaan
JPU.

 Terdakwa mengatakan bahwa Ia di tawar pekerjaan ini oleh oknum


bernama Yoshua akan tetapi tidak terdapat bukti rekaman konversasi
maupun transkrip dari Terdakwa Bersama Yoshua.

V. ANALISA YURIDIS FAKTA PERSIDANGAN

-Keterangan Saksi

 Setelah dianalisis pada bab 4, baik itu Keterangan Saksi A Charge,Saksi


Fakta,Saksi A De Charge tidak sesuai dengan pasal 185 ayat (4) KUHAP
bahwasannya,”  Keterangan saksi yang berdiri sendiri - sendiri tentang
suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti
yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang
lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu
kejadian atau keadaan tertentu”. Pada dasar hukum tersebut mengartikan
bahwa,keterangan Saksi haruslah valid dan sesuai dengan alat bukti yang
diajukan. Terjadi permasalahan dikarenakan pernyataan Saksi
sebagaimana telah Kami analisis pada Bab IV, tidak sesuai dengan bukti
Rekaman CCTV,maupun bukti dokumen dan bukti transkrip
lainnya,walaupun keterangan Saksi valid dengan beberapa keterangan
Saksi lainnya,akan tetapi tidak terdapat adanya bukti kongkrit seperti
tangkapan layar terkait transkrip statistik kerugian yang dialami,lalu
rekaman CCTV yang tidak menunjukan adanya tindakan pemasangan
mikro camera pada ATM dan ada juga keterangan yang tidak sesuai
dengan alat bukti rekaman CCTV sebagaimana dikatakan oleh Saksi
Fakta bahwa penarikan dilakukan sebanyak 5-6 kali akan tetapi bila
divalidasi dengan rekaman CCTV yang diajukan oleh JPU,rekaman
tersebut tidak menunjukan adanya penarikan tunai sebanyak 5-6 kali
melainkan hanya menunjukan satu kali penarikan uang. Hal ini dapat
menciptakan disharmonisasi atau ketidaksesuaian keterangan Saksi
dengan beberapa alat bukti yang diajukan oleh JPU. Oleh karena itu
terdapat posibilitas bahwa beberapa pernyataan para Saksi sesuai dengan
Pasal 185 ayat (5) KUHAP tidak dapat dianggap sebagai keterangan para
Saksi, melainkan hanya dianggap sebagai pendapat atau rekaan
berdasarkan hasil pemikiran para Saksi saja. Dan Para Saksi terancam
Pasal 242 Ayat (1) KUHP juncto Pasal 242 Ayat (2) KUHP dengan
ancaman pidana penjara paling lama 9 tahun dikarenakan mengucapkan
sumpah palsu dan memberikan keterangan palsu.

- Keterangan Ahli

 Setelah melihat bukti rekaman CCTV dan diperiksa,Ahli mengatakan


bahwa “Tindakan yang dilakukan oleh Terdakwa merupakan tindakan
skimming,alat yang digunakan merupakan alat CCTV jenis mikro A9
Magnetik dengan ukuran 1,5 inch yang mana CCTV tersebut bisa
terhubung langsung dengan Handphone para pelaku dan memungkinkan
alat CCTV yang mereka gunakan tidak dapat dijangkau oleh kamera
CCTV milik pihak BANK (ATM) karena berukuran mini” Akan tetapi
pada surat dakwaaan JPU tidak tertera adanya barang sitaan berupa alat
CCTV jenis mikro A9 Magnetik dengan ukuran 1,5 inch,bukti tersebut
juga tidak diajukan JPU dalam proses sidang pembuktian dan alat
tersebut juga tidak terlihat pada rekaman CCTV juga tidak terdapat
adanya tindakan pemasangan alat tersebut pada klip rekaman CCTV yang
diajukan oleh JPU. Hal ini tidak sesuai dengan kode etik Cyber Security
yaitu Jujur dan dapat dipercaya  dan Ahli melanggar kode etik tersebut.

VI.ANALISA DAKWAAN DAN TUNTUTAN JPU

 Tanggapan terhadap surat tuntutan JPU

Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam Persidangan, perkenankan


kami menyampaikan yang juga merupakan pembelaan kami terhadap diri Terdakwa.
Sesuai dengan surat tuntutan yang dibuat oleh JPU pada persidangan ini,Terdakwa
dituntut dengan Pasal 3 Ayat (1) UU RI No 8 Tahun 2010. Untuk mendapatkan hasil
analisis yang tepat akan kami analisis satu per satu unsur dari pasal tuntutan Terdakwa.
Analisis tersebut Kami paparkan sebagai berikut :

Pasal 3 Ayat (1) UU RI No 8 Tahun 2010 Berbunyi :

“Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,


membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana karena
tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”

Unsur-unsur yang terdapat pada pasal ini yaitu :

- Setiap Orang

- Menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan,


menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan.

 Ad. 1 Unsur Setiap Orang

Bahwa “Setiap orang / Barang siapa ditujukan apabila orang tersebut terbukti
memenuhi unsur tindak pidana yang dituduhkan terhadap Terdakwa, unsur setiap
orang/barang siapa” menunjukkan kepada siapa orangnya yang harus bertanggung
jawab atas perbuatan/kejadian yang didakwakan itu atau setidak tidaknya mengenai
siapa orangnya yang harus dijadikan Terdakwa dalam perkara ini. Tegasnya kata
“setiap orang” menurut Buku Pedoman Pelaksanaan tugas dan Administrasi Buku II
edisi revisi cetakan 4 tahun 2003 halaman 209 dari Mahkamah Agung RI dan Putusan
Mahkamah Agung RI Nomor : 1398 K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995 identik dengan
terminologi kata “barang siapa” atau hij sebagai siapa saja yang harus dijadikan
Terdakwa / dader atau setiap orang sebagai subyek Hukum (pendukung hak dan
kewajiban) yang dapat diminta pertanggung jawaban dalam segala tindakannya,
bahwa surat perintah Penangkapan, surat

Penahanan, surat dakwaan, dan Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum kemudian
pemeriksaan Identitas Terdakwa pada sidang pertama yang telah dibenarkan oleh
terdakwa adalah benar bernama Gerick Mickhael Toisuta sehingga tidak terjadi error
in persona, namun demikian unsur tersebut tidak berdiri sendiri maka untuk
menentukan kapasitas atau dapat dipandang sebagai pelaku tindak pidana, harus
dibuktikan dahulu unsur yang lainnya, yang ada dirumuskan dalam pasal tersebut;

 Ad. 2 Unsur Menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan,


membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah
bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas
Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak
pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan
menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan.

Bahwa unsur dalam pasal ini berkaitan dengan suatu perbuatan yang berkaitan
dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan
yang bersifat alternatif, sehingga dalam pembuktiannya cukup apabila terpenuhi salah
satu bentuk perbuatannya tersebut di atas sudah cukup bagi Majelis untuk menyatakan
pelakunya bersalah.

Bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap dipersidangan, terdakwa telah


ditangkap oleh Anggota Petugas Reserse Kriminal Khusus Polda Maluku pada hari
Selasa tanggal 30 Maret 2021 Hotel yang ditempatinya di Hotel Manise Jl. W.R.
Supratman No.1, Uritetu, Kec. Sirimau, Kota Ambon,Prov Maluku pada kamar
nomor 125, karena melakukan pencucian uang.

Bahwa dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh anggota Petugas Reserse
Kriminal Khusus Polda Maluku telah 10 kartu ATM, Leptop, dua kartu
putih milik nasabah, Telpon genggam, masker, topi, uang tunai Rp
300 Jt dan kerudung.

Bahwa menurut keterangan Saksi Sandra Siolombona, Setelah mereka membuat


perjanjian pada tanggal 9 februari 2021 saksi dan terdakwa berangkat dari Jakarta
menuju ke Ambon

Bahwa menurut keterangan Saksi Sandra Siolombona, oknum bernama Yoshua


memberikan tawaran kepada Terdakwa untuk mengambil uang di mesin ATM dengan
imbalan sebesar 30% dari uang yang di ambil dari mesin ATM akan tetapi tidak
terdapat adanya bukti kongkrit maupun rekaman chat terkait dengan imbalan yang
diberikan oleh Yoshua kepada Terdakwa.

Bahwa menurut keterangan Saksi Sandra Siolombona Saksi dan terdakwa melakukan
penarikan di beberapa mesin ATM yang ada di kota Ambon mulai dari tanggal 21
februari s/d 27 februari 2021 dengan jumlah penarikan kurang lebih 1.243.943.279
(satu miliar dua ratus empat puluh tiga juta Sembilan ratus empat puluh tiga ribu dua
ratus tujuh puluh) dan mereka melakukan penarikan sebanyak 5-6 kali penarikan
hampir setiap hari. Akan tetapi secara nyata dan kongkrit bahwa keterangan yang
diberikan Saksi tidak sesuai dengan rekaman CCTV yang diajukan. Berdasarkan
rekaman CCTV tersebut hanya terjadi 1x penarikan.

Bahwa menurut keterangan Saksi Diouf Latuperissa TERDAKWA terpaksa


menerima tawaran tersebut karena keterbatasan ekonomi, dan TERDAKWA juga
tidak mengetahui akibat dari tindakan tersebut yang mana akan menimbulkan efek
jerah kepada dirinya sendiri.

Bahwa berdasarkan uraian fakta hukum tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemungkinan Terdakwa merupakan kaki tangan dari Yoshua dan diduga terpaksa
melakukan hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan ekonominya secara nyata telah
memperoleh shabu dari Sdr. xxxxxxxx dengan cara cuma-cuma atau tidak
dengan cara jual beli. Shabu tersebut secara nyata dan jelas hanya dipakai atau
dikonsumsi oleh Terdakwa dan teman-temannya secara bersama-sama. Sehingga
dengan demikian berdasarkan fakta hukum tersebut, Penasihat Hukum Terdakwa
berkeyakinan MAKSUD DAN TUJUAN DARI MEMILIKI, MENYIMPAN
DAN MENGUASAI SHABU A QUO OLEH TERDAKWA ADALAH UNTUK
DIPAKAI BAGI DIRINYA SENDIRI DAN BUKAN UNTUK
DIPERJUALBELIKAN;
HORMAT KAMI PENASIHAT HUKUM

Waode Sapna, SH,.MH Yoshua A Kabanga, SH,.MH

Anda mungkin juga menyukai