Anda di halaman 1dari 16

SURAT DAKWAAN

Nomor Reg. Perkara: PDM-284/JKTSEL/Eku.2/Kon/05/2021

PENUNTUT UMUM

“UNTUK KEADILAN”

A. IDENTITAS TERDAKWA:
1. Terdakwa 1

Nama lengkap : Kapten WILLIAM SIAHAAN;


Tempat lahir : Medan;
Umur / Tanggal lahir : 43 tahun / 10 Mei 1978; Jenis
kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
Tempat tinggal : Jalan Raya Mangga Besar Nomor
59, RT. 15 RW. 09, Kelurahan
Mangga Dua Selatan, Kecamatan
Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
Agama : Kristen;
Pekerjaan : TNI;
Pendidikan : Akademi Militer;
2. Terdakwa 2

Nama lengkap : KENZO GALATICA, S.TI.;


Tempat lahir : Pontianak;
Umur / Tanggal lahir : 42 Tahun / 28 September 1979;
Jenis kelamin : Laki-laki;
Kebangsaan : Indonesia;
Tempat tinggal : Jalan Salemba Bluntas Nomor
145, RT 02 RW 05, Kelurahan
Paseban, Kecamatan Senen, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;
Agama : Buddha;
Pekerjaan : Wiraswasta;
Pendidikan : Strata Satu (S-1) Teknik
Informatika;

B. PENAHANAN
Terdakwa 1:

Terdakwa ditahan dalam tahanan Pusat Polisi Militer Angkatan Darat


pada tahap penyidikan dan penuntutan oleh:
1. Penyidik Koneksitas (Polisi Militer Angkatan Darat) sejak tanggal
19 Maret 2021 sampai dengan 7 April 2021 di Instalasi Tahanan
Militer (Staltahmil), Markas Polisi Militer Kodam Jayakarta
(Pomdam Jaya);
2. Perpanjangan penahanan oleh Penyidik Koneksitas (Polisi Militer
Angkatan Darat) sejak tanggal 8 April 2021 sampai dengan 21 Mei
2021 di Instalasi Tahanan Militer (Staltahmil), Markas Polisi
Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya);
3. Oditur Militer sejak tanggal 21 Mei 2021 sampai dengan tanggal 9
Juni 2021 Instalasi Tahanan Militer (Staltahmil), Markas Polisi
Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya).
Terdakwa 2:

Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara pada tahap


penyidikan dan penuntutan oleh:
1. Penyidik Koneksitas sejak tanggal 6 Mei 2021 sampai dengan 21
Mei 2021 di Rumah Tahanan Badan Reserse Kriminal Kepolisian
Negara Republik Indonesia (Rutan Bareskrim Polri);
2. Tidak ada perpanjangan penahanan;

3. Penuntut Umum sejak tanggal 21 Mei 2021 sampai dengan tanggal


9 Juni 2021 di Rumah Tahanan Badan Reserse Kriminal
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Rutan Bareskrim Polri).

C. DAKWAAN
PRIMAIR
Bahwa Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO
GALATICA, dan Saksi REISAR ALKA (saksi merupakan terdakwa
dalam perkara yang sama dengan berkas perkara terpisah) secara
bersama-sama dalam kurun waktu antara tanggal 28 Juli 2020 sampai
dengan tanggal 20 November 2020 atau setidak-tidaknya pada waktu-
waktu tertentu antara tahun 2020 sampai dengan tahun 2021; dimana
terhadap perbuatan tersebut telah merugikan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia yang bertempat di Jalan H.R. Rasuna Said Blok X.5
Kavling 4-9, Kecamatan Setiabudi, Kota Administrasi Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
tertentu yang berdasarkan Pasal 84 ayat (1) KUHAP masih dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Terdakwa 1 dan
Terdakwa 2, dan Saksi REISAR ALKA secara bersama-sama
sebagai orang yang melakukan (plegen), yang menyuruh
melakukan (doenplegen), atau yang turut serta melakukan
(medeplegen) perbuatan dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang mengakibatkan
Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya
dan kerugian bagi Orang lain. Dalam hal perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 sampai dengan Pasal 37 ditujukan
terhadap Komputer dan/atau Sistem Elektronik serta Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik milik Pemerintah
dan/atau yang digunakan untuk layanan publik. Adapun perbuatan
terdakwa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
- Bahwa pada tanggal 27 Juli 2020, melalui aplikasi Whatsapp
dengan nama grup “GGWP” yang beranggotakan Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan
Saksi REISAR ALKA; Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN
mengajak Terdakwa 2 KENZO GALACTICA dan Saksi REISAR
ALKA untuk mengadakan pertemuan;
- Bahwa kemudian pada tanggal 28 Juli 2020, Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN bersama-sama dengan Terdakwa 2 KENZO
GALATICA dan Saksi REISAR ALKA, mengadakan pertemuan
yang berlokasi di Olivia’s Cafe yang beralamat di Garden Terrace,
Jalan Imam Bonjol Nomor 80, Menteng, Kecamatan Menteng,
Kota Administrasi Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
- Bahwa Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN selaku Seksi Bantuan
Kesehatan bagian pengolahan data pada Kementerian Pertahanan,
kemudian pada tanggal 9 September 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN membuka daftar e-mail Pejabat Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan yang pernah diberikan ketika berlangsungnya
kerjasama di antara Seksi Bantuan Kesehatan bagian pengolahan
data dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI). Berdasarkan daftar e-mail tersebut, Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN menentukan e-mail Saksi Pelapor sebagai
sarana untuk mengirimkan Trojan Backdoor pada serangan
pertama dan sebuah malware bertipe ransomware bernama
“DarkCryCript” pada serangan kedua yang dapat melumpuhkan
dan mengunci sistem Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
- Bahwa Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN meminta kepada
Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan Saksi REISAR ALKA
melalui pesan grup Whatsapp “GGWP” untuk secepatnya membuat
Trojan Backdoor dan ransomware bernama “DarkCryCript”;
- Bahwa pada tanggal 30 September 2020 Pukul 19.00 WIB,
Terdakwa 2 KENZO GALATICA menghubungi Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN melalui pesan grup Whatsapp “GGWP”
untuk memberitahukan bahwa Trojan Backdoor telah selesai
dibuat;
- Bahwa pada tanggal 1 Oktober 2020 Pukul 09.00 WIB, di depan
Olivia’s Cafe yang terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 80,
Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Administrasi Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta; Terdakwa 2 KENZO GALATICA
menyerahkan flashdisk yang berisi link voucher e-commerce secara
langsung kepada Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN;
- Kemudian Pada tanggal 1 Oktober 2020 pada sekitar Pukul 10.00
WIB, Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN mengirimkan link
voucher tersebut kepada alamat e-mail milik Saksi Pelapor dan
Trojan Backdoor tersebut teraktivasi di komputer milik Saksi
Pelapor;
- Bahwa pada tanggal 3 Oktober 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi REISAR
ALKA secara bersama-sama berhasil mengakses komputer Saksi
Pelapor secara jarak jauh menyalin data-data milik Saksi Pelapor
untuk mengakses sistem Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia;
- Bahwa pada tanggal 28 Oktober 2020, Terdakwa 2 KENZO
GALATICA dan Saksi REISAR ALKA secara bersama-sama
mengirimkan ransomware ke dalam sistem Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia dengan cara mengirimkan ke dalam komputer
milik Saksi Pelapor. penyebaran dalam Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia terjadi melalui koneksi kabel LAN/internet
yang berada di Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Ransomware bekerja dengan cara memanfaatkan kelemahan yang
ada di dalam Windows Encrypting File System sehingga pertahanan
anti-malware gagal bekerja dan mengakibatkan seluruh sistem
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terkunci dan tidak
dapat diakses;
- Bahwa setelah Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2
KENZO GALATICA, dan Saksi REISAR ALKA secara bersama-
sama berhasil mengakses Sistem Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia pada 10 November 2020 melalui Apartemen yang
terletak di Menteng Executive Apartment, Kavling 6-12, Jalan
Pegangsaan Barat Nomor 16, RT.01/RW.05 Kelurahan Menteng,
Kecamatan Menteng, Kota Administrasi Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan
Saksi REISAR ALKA mulai menyalin data-data rumah sakit
rujukan Covid-19 yang akan diberikan dana perawatan Covid-19
oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, mereka
melakukan tindakan berikut:
1. Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan Saksi REISAR
ALKA secara bersama-sama mengaktifkan ransomware
“DarkCryCript” ke dalam komputer milik Saksi
Pelapor;
2. Setelah sistem dikunci, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan
Saksi REISAR ALKA secara bersama-sama meminta
tebusan berupa 85 Bitcoin (BTC) dan 75 Ethereum
(ETH) atau senilai dengan Rp60.488.335.000 (enam
puluh miliar empat ratus delapan puluh delapan juta tiga
ratus tiga puluh lima ribu rupiah) yang harus dikirimkan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari ke rekening Cryptocurrency dengan
alamat
walle t“13evyZL6ZvtV9uqvy06nZNcOEswuS19PBU.”
apabila uang tebusan tidak dikirimkan, maka seluruh
data dalam sistem Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia ini akan dihapus.
- Bahwa pada tanggal 12 November 2020 pukul 14.30 Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia membayar tebusan kepada
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN melalui rekening
Cryptocurrency;
- Bahwa pada tanggal 13 November 2020 pukul 20.45, Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan
Saksi REISAR ALKA mengadakan pertemuan di apartemen yang
terletak di Menteng Executive Apartment, Kavling 6-12, Jalan
Pegangsaan Barat Nomor 16, Kelurahan Menteng, Kecamatan
Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
untuk menjual Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) yang
merupakan hasil tebusan dari Kemenkes RI, serta membagi
hasilnya sesuai dengan kesepakatan awal, dengan pembagian
sebagai berikut:
1. Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN mendapatkan pembagian
sebesar 40% atau senilai dengan Rp24.195.334.000,00 (dua
puluh empat miliar seratus Sembilan puluh lima juta tiga
ratus tiga puluh empat ribu rupiah);
2. Terdakwa 2 KENZO GALATICA mendapatkan pembagian
sebesar 30% atau senilai dengan Rp18.146.500.500,00
(delapan belas miliar seratus empat puluh enam juta lima
ratus ribu lima ratus rupiah);
3. Saksi REISAR ALKA mendapatkan pembagian sebesar 30%
atau senilai dengan Rp18.146.500.500,00 (delapan belas
miliar seratus empat puluh enam juta lima ratus ribu lima
ratus rupiah).
- Kemudian pengalihan klaim biaya Covid-19 rumah sakit oleh
Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan Saksi REISAR ALKA
dilakukan dengan rincian sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Central Medical (Surabaya) senilai
Rp4.439.654.150,00 (empat miliar empat ratus tiga
puluh sembilan juta enam ratus lima puluh empat ribu
seratus lima puluh rupiah);
2. Rumah Sakit Tiara Bunda (Makassar) senilai
Rp3.258.176.266,00 (tiga miliar dua ratus lima puluh
delapan juta seratus tujuh puluh enam ribu dua ratus
enam puluh enam rupiah);
3. Rumah Sakit Thompson Medical Center (Medan) senilai
Rp2.649.758.584,00 (dua miliar enam ratus empat puluh
sembilan juta tujuh ratus lima puluh delapan ribu rupiah)
Dengan totalnya senilai Rp10.347.589.000,00 (sepuluh
miliar tiga ratus empat puluh tujuh juta lima ratus
delapan puluh sembilan ribu rupiah)
- Bahwa berdasarkan perbuatan yang telah diuraikan di atas,
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN dan Terdakwa 2 KENZO
GALATICA secara bersama-sama telah menimbulkan sejumlah
kerugian sebagai berikut:
1. Sistem website Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya;
2. Merugikan pemerintah dengan pembayaran tebusan
senilai Rp. 60.488.335.000 (enam puluh miliar empat
ratus delapan puluh delapan juta tiga ratus tiga puluh
lima ribu rupiah);
3. Mengalihkan transaksi klaim biaya perawatan Covid-19
yang diajukan oleh rumah sakit kepada Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia senilai Rp.
10.347.589.000 (sepuluh miliar tiga ratus empat puluh
tujuh juta lima ratus delapan puluh sembilan ribu
rupiah);
4. Mengakibatkan terjadinya penghapusan 10.560.000
(sepuluh juta lima ratus enam puluh ribu) data rekam
medis masyarakat Indonesia yang disimpan dalam sistem
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Perbuatan Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN dan


Terdakwa 2 KENZO GALATICA tersebut, sebagaimana diatur
dan diancam pidana dalam Pasal 51 ayat (2) jo. Pasal 36 jo. Pasal
33 jo. Pasal 52 ayat (2) Undang Undang Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana.

SUBSIDAIR

Bahwa ia Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO


GALATICA, dan Saksi REISAR ALKA (saksi merupakan terdakwa
dalam perkara yang sama dengan berkas perkara terpisah) secara
bersama-sama dalam kurun waktu antara tanggal 28 Juli 2020 sampai
dengan tanggal 20 November 2020 atau setidak-tidaknya pada waktu-
waktu tertentu antara tahun 2020 sampai dengan tahun 2021; dimana
terhadap perbuatan tersebut telah merugikan Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia yang bertempat di Jalan H.R. Rasuna Said Blok
X.5 Kavling 4-9, Kecamatan Setiabudi, Kota Administrasi Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau setidak-tidaknya pada
suatu tempat tertentu yang berdasarkan Pasal 84 ayat (1) KUHAP
masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Terdakwa 1 dan Terdakwa 2, dan Saksi REISAR ALKA secara
bersama-sama sebagai orang yang melakukan (plegen), yang
menyuruh melakukan (doenplegen), atau yang turut serta
melakukan (medeplegen) perbuatan dengan sengaja dan tanpa hak
atau melawan hukum melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang
mengakibatkan Sistem Elektronik menjadi tidak bekerja
sebagaimana mestinya dan kerugian bagi Orang lain. Dalam hal
perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 sampai dengan
Pasal 37 ditujukan terhadap Komputer dan/atau Sistem
Elektronik serta Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik milik Pemerintah dan/atau yang digunakan untuk
layanan publik. Adapun perbuatan terdakwa dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut:
- Bahwa pada tanggal 27 Juli 2020, melalui aplikasi Whatsapp
dengan nama grup “GGWP” yang beranggotakan Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan
Saksi REISAR ALKA; Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN
mengajak Terdakwa 2 KENZO GALACTICA dan Saksi REISAR
ALKA untuk mengadakan pertemuan;
- Bahwa kemudian pada tanggal 28 Juli 2020, Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN bersama-sama dengan Terdakwa 2 KENZO
GALATICA dan Saksi REISAR ALKA, mengadakan pertemuan
yang berlokasi di Olivia’s Cafe yang beralamat di Garden Terrace,
Jalan Imam Bonjol Nomor 80, Menteng, Kecamatan Menteng,
Kota Administrasi Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
- Bahwa Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN selaku Seksi Bantuan
Kesehatan bagian pengolahan data pada Kementerian Pertahanan,
kemudian pada tanggal 9 September 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN membuka daftar e-mail Pejabat Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan yang pernah diberikan ketika berlangsungnya
kerjasama di antara Seksi Bantuan Kesehatan bagian pengolahan
data dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI). Berdasarkan daftar e-mail tersebut, Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN menentukan e-mail Saksi Pelapor sebagai
sarana untuk mengirimkan Trojan Backdoor pada serangan pertama
dan sebuah malware bertipe ransomware bernama “DarkCryCript”
pada serangan kedua yang dapat melumpuhkan dan mengunci
sistem Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI);
- Bahwa Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN meminta kepada
Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan Saksi REISAR ALKA
melalui pesan grup Whatsapp “GGWP” untuk secepatnya membuat
Trojan Backdoor dan ransomware bernama “DarkCryCript”;
- Bahwa pada tanggal 30 September 2020 Pukul 19.00 WIB,
Terdakwa 2 KENZO GALATICA menghubungi Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN melalui pesan grup Whatsapp “GGWP”
untuk memberitahukan bahwa Trojan Backdoor telah selesai
dibuat;
- Bahwa pada tanggal 1 Oktober 2020 Pukul 09.00 WIB, di depan
Olivia’s Cafe yang terletak di Jalan Imam Bonjol Nomor 80,
Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Administrasi Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta; Terdakwa 2 KENZO GALATICA
menyerahkan flashdisk yang berisi link voucher e-commerce secara
langsung kepada Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN;
Bahwa Kemudian Pada tanggal 1 Oktober 2020 pada sekitar Pukul
10.00 WIB, Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN mengirimkan link
voucher tersebut kepada alamat e-mail milik Saksi Pelapor dan
Trojan Backdoor tersebut teraktivasi di komputer milik Saksi
Pelapor;
- Bahwa pada tanggal 3 Oktober 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi REISAR
ALKA secara bersama-sama berhasil mengakses komputer Saksi
Pelapor secara jarak jauh menyalin data-data milik Saksi Pelapor
untuk mengakses sistem Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia;
- Bahwa pada tanggal 28 Oktober 2020, Terdakwa 2 KENZO
GALATICA dan Saksi REISAR ALKA secara bersama-sama
mengirimkan ransomware ke dalam sistem Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia dengan cara mengirimkan ke dalam komputer
milik Saksi Pelapor. penyebaran dalam Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia terjadi melalui koneksi kabel LAN/internet
yang berada di Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Ransomware bekerja dengan cara memanfaatkan kelemahan yang
ada di dalam Windows Encrypting File System sehingga pertahanan
anti-malware gagal bekerja dan mengakibatkan seluruh sistem
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia terkunci dan tidak dapat
diakses;
- Bahwa setelah Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2
KENZO GALATICA, dan Saksi REISAR ALKA secara bersama-
sama berhasil mengakses Sistem Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia pada 10 November 2020 melalui Apartemen yang
terletak di Menteng Executive Apartment, Kavling 6-12, Jalan
Pegangsaan Barat Nomor 16, RT.01/RW.05 Kelurahan Menteng,
Kecamatan Menteng, Kota Administrasi Jakarta Pusat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan
Saksi REISAR ALKA mulai menyalin data-data rumah sakit
rujukan Covid-19 yang akan diberikan dana perawatan Covid-19
oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, mereka
melakukan tindakan berikut:
1. Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan Saksi REISAR
ALKA secara bersama-sama mengaktifkan ransomware
“DarkCryCript” ke dalam komputer milik Saksi
Pelapor;
2. Setelah sistem dikunci, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan
Saksi REISAR ALKA secara bersama-sama meminta
tebusan berupa 85 Bitcoin (BTC) dan 75 Ethereum
(ETH) atau senilai dengan Rp60.488.335.000 (enam
puluh miliar empat ratus delapan puluh delapan juta tiga
ratus tiga puluh lima ribu rupiah) yang harus dikirimkan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari ke rekening Cryptocurrency dengan
alamat wallet
“13evyZL6ZvtV9uqvy06nZNcOEswuS19PBU.” apabila
uang tebusan tidak dikirimkan, maka seluruh data dalam
sistem Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ini
akan dihapus.
- Bahwa pada tanggal 12 November 2020 pukul 14.30 Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia membayar tebusan kepada
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN melalui rekening
Cryptocurrency;
- Bahwa pada tanggal 13 November 2020 pukul 20.45, Terdakwa 1
WILLIAM SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan
Saksi REISAR ALKA mengadakan pertemuan di apartemen yang
terletak di Menteng Executive Apartment, Kavling 6-12, Jalan
Pegangsaan Barat Nomor 16, Kelurahan Menteng, Kecamatan
Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk
menjual Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) yang merupakan hasil
tebusan dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, serta
membagi hasilnya sesuai dengan kesepakatan awal, dengan
pembagian sebagai berikut:
1. Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN mendapatkan
pembagian sebesar 40% atau senilai dengan
Rp24.195.334.000,00 (dua puluh empat miliar seratus
Sembilan puluh lima juta tiga ratus tiga puluh empat
ribu rupiah);
2. Terdakwa 2 KENZO GALATICA mendapatkan
pembagian sebesar 30% atau senilai dengan
Rp18.146.500.500,00 (delapan belas miliar seratus
empat puluh enam juta lima ratus ribu lima ratus
rupiah);
3. Saksi REISAR ALKA mendapatkan pembagian sebesar
30% atau senilai dengan Rp18.146.500.500,00 (delapan
belas miliar seratus empat puluh enam juta lima ratus
ribu lima ratus rupiah).
- Bahwa pada tanggal 14 November 2020, Terdakwa 1 WILLIAM
SIAHAAN, Terdakwa 2 KENZO GALATICA, dan Saksi REISAR
ALKA secara bersama-sama melakukan penyerangan terhadap
beberapa rumah sakit dengan mengubah sistem elektronik milik
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Perubahan sistem
elektronik milik Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
dilakukan dengan cara:
1. Melakukan penghentian pengiriman data pengajuan
klaim biaya Covid-19 Rumah Sakit terhadap e-mail
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dengan
upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang
dengan teknik pengelabuan (Phishing);
2. Melakukan pengiriman data pengajuan klaim biaya
Covid- 19 Rumah Sakit terhadap e-mail Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia dengan memasukkan
rekening Saksi Pelapor sebagai rekening tujuan.
- Bahwa kemudian pengalihan klaim biaya Covid-19 rumah sakit oleh
Terdakwa 2 KENZO GALATICA dan Saksi REISAR ALKA
dilakukan dengan rincian sebagai berikut:
1. Rumah Sakit Central Medical (Surabaya) senilai
Rp4.439.654.150,00 (empat miliar empat ratus tiga
puluh sembilan juta enam ratus lima puluh empat ribu
seratus lima puluh rupiah);
2. Rumah Sakit Tiara Bunda (Makassar) senilai
Rp3.258.176.266,00
(tiga miliar dua ratus lima puluh delapan juta seratus
tujuh puluh enam ribu dua ratus enam puluh enam
rupiah);
3. Rumah Sakit Thompson Medical Center (Medan) senilai
Rp2.649.758.584,00 (dua miliar enam ratus empat puluh
sembilan juta tujuh ratus lima puluh delapan ribu rupiah)
Dengan totalnya senilai Rp10.347.589.000,00 (sepuluh
miliar tiga ratus empat puluh tujuh juta lima ratus
delapan puluh sembilan ribu rupiah)
- Bahwa kemudian Terdakwa 2 dan Saksi Reisar Alka melakukan
penghapusan data rekam medis covid-19 sebanyak 10.560.000
(sepuluh juta lima ratus enam puluh ribu) data.
- Bahwa berdasarkan perbuatan yang telah diuraikan di atas,
Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN dan Terdakwa 2 KENZO
GALATICA secara bersama-sama telah menimbulkan sejumlah
kerugian sebagai berikut:
1. Sistem website Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya;
2. Merugikan pemerintah dengan pembayaran tebusan
senilai Rp. 60.488.335.000 (enam puluh miliar empat
ratus delapan puluh delapan juta tiga ratus tiga puluh
lima ribu rupiah);
3. Mengalihkan transaksi klaim biaya perawatan Covid-19
yang diajukan oleh rumah sakit kepada Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia senilai Rp.
10.347.589.000 (sepuluh miliar tiga ratus empat puluh
tujuh juta lima ratus delapan puluh sembilan ribu
rupiah);
4. Mengakibatkan terjadinya penghapusan 10.560.000
(sepuluh juta lima ratus enam puluh ribu) data rekam
medis masyarakat Indonesia yang disimpan dalam
sistem Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Perbuatan Terdakwa 1 WILLIAM SIAHAAN dan


Terdakwa 2 KENZO GALATICA tersebut, sebagaimana diatur
dan diancam pidana dalam Pasal 51 ayat (2) jo. Pasal 36 jo. Pasal
30 ayat (3) jo. Pasal 52 ayat (2) Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Jakarta, 28 Mei 2021
JAKSA PENUNTUT UMUM

AMEERA NAJMA SALSABILA, S.H., M.H.

JAKSA MUDA
NIP. 19820507 200705 1 281

ODITUR MILITER

ALVARO DAVID GABRIEL DUMAIS, S.H., M, H.


PANGKAT : MAYOR CHK NRP :198403250

Anda mungkin juga menyukai