JENIS DAKWAAN : PRIMAIR DALAM KASUS INI TERDAPAT 6 ORANG TERDAKWA YANG DILAKUKAN SECARA SPLITSING Penguraian kejadian -MENJELASKAN MENGENAI PENAWARAN PRODUK BRIGUNA KEPADA PT JAK - PERSETUJUAN PERJANJIAN ANTARA BRIGUNA DENGAN PT JAK YANG TELAH DI REKAYASA OLEH TERDAKWA ATAS PERINTAH ATASAN NYA - TERDAKWA MEMANFAATKAN JUGA KREDIT BRIGUNA DENGAN MEMBUAT SURAT PENGANGKATAN PEAWAI TETAP YANG DITANDATANGANI JASMINA JULIE FATIMA YANG SEOLAH-OLAH DIRINYA MERUPAKAN PEGAWAI TETAP PT JAK. SELAIN ITU TERDAKWA JUGA MEMANIPULASI SLIP GAJI YANG DIBUAT OLEH FITTRY AGUSTIANI SEBESAR RP22.000.000 (DUA PULUH DUA JUTA RUPIAH) PER BULAN PADAHAL TERDAKWA HANYA MENERIMA GAJI SEBESAR RP12.000.000 (DUA BELAS JUTA RUPIAH) PER BULAN. AGAR PENGAJUAN KREDIT DISETUJUI OLEH BRI KC TANAH ABANG, MAKA MAX JULISAR INDRA MEMBERIKAN AGUNAN TAMBAHAN BERUPA MOBIL NISSAN EVALIA NOPOL B 2244 SFA ATAS NAMA MAX JULISAR INDRA DAN SELANJUTNYA MAX JULISAR INDRA JUGA MENANDATANGANI SURAT KUASA JUAL DAN PERSETUJUAN. TERHADAP KREDIT BRIGUNA ATAS NAMA TERDAKWA SAAT INI TERSISA OUTSTANDING KREDIT SEBESAR RP245.206.350,- (DUA RATUS EMPAT PULUH LIMA JUTA DUA RATUS ENAM RIBU TIGA RATUS LIMA PULUH RUPIAH) YANG TERMASUK DALAM STATUS KOLEKTIBILITAS 5 (MACET). PASAL YANG DIKENAKAN: PASAL 8 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN YANG BERBUNYI “DALAM MEMBERIKAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH, BANK UMUM WAJIB MEMPUNYAI KEYAKINAN BERDASARKAN ANALISIS YANG MENDALAM ATAU IKTIKAD BAIK DAN KEMAMPUAN SERTA KESANGGUPAN DEBITUR UNTUK MELUNASI UTANGNYA ATAU MENGEMBALIKAN PEMBIAYAAN DIMAKSUD SESUAI DENGAN YANG DIPERJANJIKAN”. putusan NOMOR : 40/PID.SUS-TPK/2021/PN JKT.PST
TERDAKWA SHINTA DEWI KUSUMAWARDHANY
JENIS DAKWAAN : PRIMAIR DALAM KASUS INI TERDAPAT 6 ORANG TERDAKWA YANG DILAKUKAN SECARA SPLITSING Penguraian kejadian -TERDAKWA SHINTA DEWI KUSUMAWARDHANY MELAKUKAN SURVEY KELAYAKAN PERUSAHAAN PT JAK -TANPA MEMBUAT ANALISA KELAYAKAN PERUSAHAAN PT. JAK,TERDAKWA SHINTA DEWI KUSUMAWARDHANY LANGSUNG MEMBUAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA BANK BRI DENGAN PT. JAK -TERDAKWA SHINTA DEWI KUSUMAWARDHANY TETAP MEMPROSES PENGAJUAN KREDIT TANPA MELAKUKAN KLARIFIKASI ATAS PENGHASILAN DEBITUR YANG TERCANTUM DALAM SLIP GAJI PADAHAL MENGETAHUI UPAH YANG DITERIMA TIDAK SESUAI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DEBITUR YANG DIAJUKAN OLEH PT. JAK. BAHWA SETELAH PROSES PEMASUKAN DATA DEBITUR KE SYSTEM LAS SELESAI, TERDAKWA SHINTA DEWI KUSUMAWARDHANY MENCETAK FORMULIR DALAM BENTUK PUTUSAN KREDIT (PTK) YANG KEMUDIAN DITANDATANGANI OLEH TERDAKWA SHINTA DEWI KUSUMAWARDHANY SELAKU PEMRAKARSA DAN SELANJUTNYA PTK TERSEBUT DITERUSKAN KEPADA PEJABAT PEMUTUS UNTUK PERMINTAAN PUTUSAN KREDIT KEPADA PEJABAT PEMUTUS SESUAI LIMIT KEWENANGANNYA, SEDANGKAN UNTUK SYSTEM MYBRI TIDAK MENCETAK PTK NAMUN SYSTEM SECARA OTOMATIS MENERUSKAN KE PEJABAT PEMUTUS UNTUK DILAKUKAN PUTUSAN KREDIT OLEH PEJABAT PEMUTUS SESUAI LIMIT KEWENANGANNYA. PASAL YANG DIKENAKAN: PERBUATAN SHINTA TELAH MENYIMPANGI KETENTUAN PASAL 8 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN YANG BERBUNYI “BANK UMUM WAJIB MEMILIKI DAN MENERAPKAN PEDOMAN PERKREDITAN DAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG DITETAPKAN BANK INDONESIA