Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

KONSTITUSIONAL KASUS KORUPSI CESSIE DJOKO TJANDRA


Diajukan sebagai tugas metode penelitian hukum

Disusun oleh:
Ameera Najma Salsabila
NIM: 205210087

FAKULTAS ILMU HUKUM


UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Nama : Ameera Najma Salsabila
NIM : 205210087
Kelas: A1

PROPOSAL PENELITIAN

Konstitusional Kasus Korupsi cessie Djoko Tjandra

LATAR BELAKANG MASALAH


Terpidana skandal korupsi Bank Bali Djoko Tjandra akhirnya ditangkap
Bareskrim Polri setelah lama bersembunyi di Malaysia. Kasus Djoko Tjandra
sebenarnya terjadi di tahun 1999 terkait korupsi pengalihan hak tagih (cessie)
Bank Bali.
Pasalnya Polri telah menangkap pria yang mempunyai nama lengkap
Djoko Sugiarto Tjandra atau Joko Soegiarto Tjandra tersebut. Djoko tengah
dijemput aparat kepolisian di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis
(30/7/2020) malam. Meski statusnya buron, Djoko dinilai bisa bebas keluar
masuk Indonesia.
Djoko Tjandra diketahui merupakan satu dari sejumlah nama besar yang
terlibat dalam kasus korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali.
Djoko tjandra dijerat dakwaan berlapis oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU)
Ridwan Moekiat. Dalam dakwaan primer, Djoko didakwa telah melakukan
tindak pidana korupsi berkaitan dengan pencairan tagihan Bank Bali melalui
cessie yang merugikan negara Rp 904 miliar.
Namun, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang diketuai
oleh R Soenarto memutuskan untuk tidak menerima dakwaan jaksa tersebut.
Alasannya, soal cessie bukan perbuatan pidana melainkan masalah perdata.
Hal itu seperti diberitakan Harian Kompas, 7 Maret 2000.
Dengan demikian, Djoko yang akhirnya terbebas dari dakwaan telah
melakukan tindak pidana korupsi ini tidak bisa lagi dikenai tahanan kota. Tidak
terima dengan putusan tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Moekiat
mengajukan perlawanan ke Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta. Hasilnya,
tertanggal 31 Maret 2000, PT DKI Jakarta memutuskan dakwaan JPU
dibenarkan dan pemeriksaan perkara Djoko Tjandra dilanjutkan.Namun, lagi-
lagi Djoko Tjandra lolos dari jerat hukum.
Majelis hakim menilai kasus Bank Bali dengan terdakwa Djoko Tjandra
bukan merupakan kasus pidana melainkan perdata. Dalam putusan itu,
disebutkan bahwa dakwaan JPU yang menyatakan bahwa Djoko telah
memengaruhi para pejabat otoritas moneter guna memperlancar pencairan
klaim Bank Bali pada Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI), sama sekali tidak
terbukti.
Jaksa Agung Marzuki Darusman pun tidak menduga Djoko Tjandra dinyatakan
bebas dari tuntutan hukum. Karena itu Kejaksaan melanjutkan prosesnya di
tingkat kasasi. Dalam kasasi itu, jaksa juga menguraikan kelemahan putusan
majelis hakim yang menilai perjanjian cessie yang dituduhkan kepada Djoko
adalah murni perdata. Namun, lagi-lagi majelis hakim menolak kasasi yang
diajukan oleh Kejaksaan Agung itu.
Hukuman yang diberikan kepada djoko tjandra tidak sesuai dengan
perUU an yang berlaku,dalam realita nya djoko tjandra yang korupsi
pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali sebesar 904 milyar.Namun hanya
divonis 4,5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta juta subsider 6 bulan penjara
di tingkat pertama pada April 2021. Selang tiga bulan pasca-vonis di Pengadilan
Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), hukuman djoko tjandra disunat
sebanyak 1 tahun.
Sedangkan jika dilihat dari kasus korupsi yang dilakukan djoko tjandra
dan kita mengikuti peraturan sesuai dengan per UU an yang dijelaskan pada
Pasal 2 ayat (1) UU 31/1999 menyatakan, 'Setiap orang yang secara melawan
hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp
200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.
PERMASALAHAN

Dalam beberapa kasus yang dilanggar djoko tjandra, mengapa kasus


korupsi djoko tjandra tidak dimasukan kedalam hukuman?
Mengapa kasus korupsi djoko tjandra ditolak majelis hakim pengadilan
negeri berkali kali dengan alasan cessie termasuk kasus perdata?
Apakah hukuman yang diberikan kepada djoko tjandra sudah sesuai
dengan norma norma yang ada di undang-undang?
Nyatanya dalam kasus hukuman yang diberikan kepada djoko tjandra ini
sudah menyimpang dari undang-undang. Karena faktanya hukuman yang
diberikan tidak sesuai dengan hukum normatif dalam undang-undang yang
sudah di jelaskan pada poin sebelumnya. Bahkan djoko tjandra tidak menerima
hukuman untuk kasus korupsi

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian konstitusional kasus korupsi cessie djoko tjandra ini
untuk meneliti masalah beserta akar akarnya dalam kasus korupsi cessie ini
dengan tujuan untuk mencari kesimpangan dalam kasus ini.
Karena seperti yang kita ketahui, djoko tjandra orang yang melakukan
kasus tindak pidana korupsi cessie namun kenyataan nya dalam pengadilan
kasus cessie diterima dakwaan nya, sedangkan kasus korupsi yang telah
dilakukan djoko tjandra yang mengakibatkan negara harus menerima kerugian
sebesar 904 milyar rupiah itu tidak dimasukan kedalam kasus pasal berlapis
yang dilakukan oleh djoko tjandra.
Djoko tjandra tidak divonis hukuman untuk korupsi yang ia lakukan.
MANFAAT PENELITIAN
Untuk mengungkapkan fakta fakta yang terjadi dengan membandingkan
nya terhadap norma yang ada di UU. Dan mengungkap kejanggalan
kejanggalan yang terjadi pada proses persidangan. Sehingga saya pribadi
maupun orang orang bisa mengerti dan memahami kesimpangan yang ada
dalam kasus ini
Selain itu disini kita akan mengungkap apakah kasus berlapis yang telah
dilakukan djoko tjandra telah sesuai dengan hukuman apa yang ia terima
dengan yang seharusnya.
Beberapa kejanggalan dalam kasus ini telah disadari oleh banyak orang.
Pasalnya djoko tjandra yang korupsi dan merugikan negara sebesar 904 milyar
rupiah itu hanya divonis 3,5 tahun.
KERANGKA KONSEPTUAL
“konstitusional kasus korupsi cessie djoko tjandra”
Konstitusional sendiri berarti dari akar kata konstitusi atau Undang-
Undang Dasar, dengan demikian merujuk pada semua langkah politik yang
sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di suatu negara.
Cessie sendiri berartikan hak atas kebendaan bergerak tak berwujud
(intangible goods) yang biasanya berupa piutang atas nama kepada pihak
ketiga, di mana seseorang menjual hak tagihnya kepada orang lain.

Perkara korupsi pengalihan piutang


(cessie) bank bali dan BDNI

Pemeriksaan oleh pengadilan

Dasar pertimbangan hakim

putusan Upaya hukum

Putusan pidana Putusan bebas Putusan lepas dari


segala tuntutan
hukum
kerangka teoritis

Djoko tjandra korupsi


pengalihan hak tagih (cessie)
Bank Bali sebesar 904 milyar.

Konstitusional kasus korupsi Djoko tjandra hanya divonis


djoko tjandra 3,5 tahun

Ditolak nya dakwaan kasus


korupsi djoko tjandra

Sedangkan jika kita mengikuti


peraturan sesuai dengan per
UU an yang dijelaskan pada
Pasal 2 ayat (1) UU 31/1999
menyatakan, 'Setiap orang
yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu
korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara,
dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling singkat
4 tahun dan paling lama 20
tahun dan denda paling sedikit
Rp 200 juta dan paling banyak
Rp 1 miliar.‘
METODE PENELITIAN HUKUM
Metode penelitian adalah langkah-langkah yang diambil oleh peneliti
untuk mengumpulkandata atau informasi untuk diolah dan dianalisis secara
ilmiah.
Metode penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan
ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang
bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu
dengan jalan menganalisisnya.

A. JENIS PENELITIAN
Adapun jenis penelitian yang saya lakukan adalah penelitian kualitatif.
Dimana padas penelitian jenis ini bertujuan untuk memahami fenomena
tentang yang diamati oleh subjek penelitian, seperti: prilaku, persepsi,
tindakan, dll.
Pendekatan kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian
kualitatif sendiri dapat berkembang selama proses penelitian berlangsung.

B. SIFAT PENILITIAN
Deskriptif Kualitatif menggambarkan kondisi apa adanya, tanpa memberi
perlakuan atau manipulasi pada variabel yang di teliti. Jenis penelitian
Deskriptif Kualitatif merupakan jenis penelitian dengan proses memeperoleh
data bersifat apa adanya. Penelitian ini lebih menekankan makna pada
hasilnya.

C. PENDEKATAN PENELITIAN
Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan kuantitatif yang berupa
fakta atau teori yang berlaku secara umum (generalized). Kapanpun dan
dimanapun, fakta itu berlaku. Pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu
bebas nilai, objektif dan harus seperti apa adanya.
D. JENIS DAN SUMBER DATA
Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang sudah diolah terlebih dahulu dan baru
didapatkan oleh peneliti dari sumber yang lain sebagai tambahan informasi.
Bahan hukum yang digunakan yaitu :
 Bahan Sukum Primer
 Bahan Sukum Tersier
 Bahan Sukum Sekunder

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data yang akan saya lakukan melalui:
1. Studi Pustaka (library research).
Studi kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan dalam
mengeumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam
material yang ada di perpustakaan seperti dokumen, buku, majalah,
kisah-kisah sejarah, dsb.
2. Observasi
Metode observasi adalah metode atau teknik dengan cara melakukan
pengamatan langsung kemudian mencatat prilaku dan kejadian secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sebenarnya.

F. TEKNIK PENGOLAHAN DATA


Teknik pengolahan data dilakukan secara sistematis yaitu melakukan seleksi
data, kualifikasi & menyusun data secara sistematis logis.

G. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik Analisis Normatif Kualitatif
Yang dimana normatif adalah penelitian yang mengunakan analisis
peraturan perundang-undangan sebagai bahan hukum primer.
Sedangkan kualitatif adalah metode yang digunakan untuk memproses
atau mengolah data.

Anda mungkin juga menyukai