Anda di halaman 1dari 3

PERJALANAN KASUS BURON KAKAP KEJAGUNG DJOKO

TJANDRA

Disusun Oleh:

Nama : Nabila Nisa Syarafina

Kelas : 12 MIPA

Tugas : PPKN

SMA BS PUTRA HARAPAN

PURWOKERTO

2020
PERJALANAN KASUS BURON KAKAP DJOKO TJANDRA

A. Latar Belakang
Buronan kasus korupsi cessie Bank Bali Djoko Sugiarto Tjandra dikabarkan tertangkap
hari ini.Namun,pihak Kejaksaan Agung mengklaim masih belum mendapatkan
infromasi soal penangkapan Djoko Tjandar.
Djoko Tjandar sendiri telah merubah kewarganegaraan di Papua Nugini setelah divonis
bersalah atas kasus rasuah yang menjeratnya pada tahun 2012 silam .kejaksaan Agung
resmi menetapkan Djoko sebagai buronan terkait perkara pengalihan hak tagih Bank
Bali senilai RP 904 milar.Sebenarnya,dalam perjalanannya,Djoko sempat ditahan oleh
kejagung pada 29 September 1999 hingga Agustus 2000.Namun ,kala itu Hakim
pengadilan Negeri Jakarta Selatan memutuskan Djoko bebas dari tuntunan karena
perbuatan itu bukan pidana,melainkan perdata.
Terkait hal itu,Kejaksaan Agung pada 2018,melakukan peninjauan kembali ke
Mahkamah Agung.Hasilnya,gugutan itu diterima oleh MA.Tetapi Djoko Tjandra justru
berhasil kabur dari Indonesia ke Prot Moresby pada 10 juni 2009,sehari sebelum MA
mengeluarkan putusan perkaranya.Seharusnya,Djoko dipenjara dua tahun dan
membayar denda Rp 15 juta sesuai putusan MA. Djoko menerima status
kewarganegaraan Papua Nugini dan mendapatkan paspor negara itu tahun
2012.Pemberian status kewarganegaraan kepada Joko menjadi pembahasan di parlemen
Papua Nugini dan pemerintah waktu itu berjanji akan menyelidikinya.Namun,kasus ini
kemudian dibekukan.Lalu komisi Ombdusman Papua Nugini menyatakan
kewarnegaraan pengusaha tajir Djoko Tjandra melanggar hukum.sehingga
kewarnegaraan seharusnya dicabut.

B. Permasalahan
Hak dan kewajiban yang di langgar oleh djoko Chandra, Djoko Tjandra diketahui
sebagai buronan kasus pengalihan hak tagih utang Bank Bali. Ia disebut bebas keluar
masuk Indonesia meskipun memiliki status sebagai buronan kelas kakap. Bahkan,
menyeruaknya kasus Djoko Tjandra baru-baru ini telah menyeret sejumlah nama,
termasuk para penegak hukum.Tiga jenderal polisi diketahui dicopot dari jabatannya
karena diduga terlibat dalam kasus ini. Sebenarnya, bukan pertama kalinya nama
penegak hukum terseret dalam kasus pelanggaran hukum fenomena ini memang sudah
lama dan kerap kali ditemukan serta disebabkan oleh sesuatu yang mendasar. "Sudah
lama terjadi konspirasi (kongkalikong) pengusaha dan penegak hukum. Jadi, ada
persoalan mulai dari pendidikan, rekrutmen, penempatan, kinerja, dan pengawasan
Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara
tidak dapat menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana yang ditetapkan oleh
undang-undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari
adanya pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban baik yang
dilakukan oleh pemerintah maupun oleh warga negara sendiri.

C. Pembahasan 
Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati
atau memperoleh haknya sebagaimana yang ditetapkan oleh undang-undang.
Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya pelalaian atau
pengingkaran terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh
warga negara sendiri.
Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
di antaranya disebabkan oleh faktor-faktor berikut.

a. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri. Sikap ini akan menyebabkan
seseorang selalu menuntut haknya, sementara kewajibannya sering diabaikan.
Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini akan menghalalkan segala cara supaya
haknya bisa terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain.

b. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini akan menyebabkan pelaku
pelanggaran berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun
mempunyai hak yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat muncul
perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.

c. Sikap tidak toleran. Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai
dan tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada
akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan pelanggaran kepada orang lain.

d. Penyalahgunaan kekuasaan. Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang


berlaku. Kekuasaan di sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi
juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat di dalam masyarakat.

e. Ketidaktegasan aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum yang tidak bertindak
tegas terhadap setiap pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara, tentu
saja akan mendorong timbulnya pelanggaran lainnya.

Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya
kasus-kasus lain. Para pelaku cenderung mengulangi perbuatannya, dikarenakan mereka
tidak menerima sanksi yang tegas atas perbuatannya itu.Selain hal tersebut, aparat
penegak hukum yang bertindak sewenang-wenang juga merupakan bentuk pelanggaran
terhadap hak warga negara dan menjadi contoh yang tidak baik, serta
dapat mendorong timbulnya pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat.

f. Penyalahgunaan teknologi. Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang


positif, tetapi bisa juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya
kejahatan.

Pelanggaran terhadap hak warga negara bisa kita lihat dari kondisi yang saat ini
terjadi misalnya proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya
masih terjadi kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum
terhadap para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan atau jabatan masih terjadi, dan
sebagainya. Hal itu merupakan bukti bahwa amanat Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun
1945 yang menyatakan “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya” belum sepenuhnya dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai