Anda di halaman 1dari 30

Makalah “SumberSumberHukum Islam”

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen pengampu :

Bapak SarkawiS.H.I.,M.Pd.I

Disusun oleh kelompok 2

Dani Mustofa (200111100094)

Dandy DwiPambudi (200111100091)

Husnul khotimah (200111100092)

Maulana Totty Hidayat (200111100093)

Meggi S Firmansyah (200111100106)

FalkultasIlmuSosial dan IlmuBudaya

UniversitasTrunojoyo Madura

Prodi IlmuHukum

TahunAkademik 2020

1
KATA PENGATAR

Alhamdulillah puji dan syukur selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang masih memberi kesehatan, nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah ini yang berjudul “Sumber-Sumber Hukum Islam”.

Makalah ini sengaja dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam. Dalam makalah ini akan mengulas tentang Al-qur’an
sebagai inspirasi peradaban, Sunnah sebagai contoh inspirasi budaya, dan Ijtihad
dan keberlangsungan Spirit Islam.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu serta menolong penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga
berharap semoga allah memberi yang terbaik atas makalah ini supaya bermanfaat
bagi kita semua.

Dengan segala kekurangan penulis, kritik dan saran yang konstruktif sangat
diharapkan dari pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki makalah ini.

Bangkalan,Oktober 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan makalah .................................................................................... 1
1.3. Tujuan pembahasan ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2
1.4. Al-Qur’an sebagai inspirasi peradaban .................................................. 2
A. Kandungan Al-Qur’an ........................................................................ 2
1.5. Sunah Sebagai ContohDan Inspirasi Budaya......................................... 6
B. Sunah Dan Budaya .............................................................................. 7
C. Sunah Sebagai Landasan Pembentukan Budaya Islam ................... 12
1.6. Ijtihad DanKeberlangsunganSpirit Islam ............................................ 17
D. SejarahIjtihad .................................................................................... 17
E. Pengertian Ijtihad .............................................................................. 18
F. Keberlangsungan Spirit Islam........................................................... 19
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 24
1.7. Kesimpulan ............................................................................................. 24
1.8. Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Islam merupakan salah satu agama dari kelompok agama yang diterima oleh
seorang nabi yang mengajarkan monoteisme tanpa kompromi, iman terhadap
wahyu, iman terhadap akhir zaman, dan tanggung jawab.

Pada dasarnya yang menjadi sumber-sumber hukum islam adalah kitab suci
Alqur’an dan sunah Rasulullah saw. Keduanya merupakan sumber pokok atau
sumber utama. Akan tetapi kalau di rinci, sebetulnya selain dua sumber tersebut,
masih ada sumber lain yang berkedudukan sebagai sumber perlengkap atau
tambahan-tambahan atau penjelasan, yang disebut “Ijtihad” ini bentuk bermacam-
macam, seperti Ijma’ ra’yu, Qiyas, istihsan mashallah mursalah, istihab, dan saddu-
dzair

1.2. Rumusan makalah


1. apa fungsi Al Qur'an sebagai inspirasi peradapan?

2. Bagaimana pengaplikasian eksistensi sunnah sekaligus sebagai inspirasi


budaya?

3. apa itu urgensi ijtihad sebagai tongkat estafet Peradabanislam

1.3. Tujuan pembahasan


1. Dapat mengetahui fungsi Al-Qur'an sebagai jnspirasi peradaban.

2. Dapat memahami eksistensi sunnah sekaligus Sebagai inspirasi budaya.

3. Dapat memahami dan menerapkan urgensi estafet peradaban islam.

1
BAB II PEMBAHASAN

1.4. Al-Qur’an sebagai inspirasi peradaban


A. Kandungan Al-Qur’an

adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad sebagai


mukjizat terbesar yang di sampaikan secara mutawatir dan membacanya
merupakan suatu ibadah. Fungsinya sebagai petunjuk bagi manusia dalam
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Pernyataan ini merupakan
definisi Al-Qur’an yang diterima semua kalangan. Namun yang kadangkala
menjadi permasalahan adalah, Apakah Al-Qur’an itu meliputi segala aspek?.
Pertanyaan senada selalu di ulang-ulang oleh Harun di dalam sejulmlah bukunya
yang inti sebenarnya adalah mencoba Kembali mendiskusikan apakah kitab suci ini
meliputi semua aspek kehidupan manusia, atau hanya berkaitan dengan urusan
agama.
Diskusi di atas sesungguhnya telah menjadi sebuah perbincangan yang
Panjang. Imam al-Ghazali (1058-1111.M) mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah
sumber semua ilmu pengetahuan, baik berkenaan dengan masalah agama maupun
masalah dunia. Adakalanya hal itu dijelaskan secara umum, namun terkadang di
ungkapkan secara terperinci seperti proses penciptaan manusia dari air mani hingga
menjadi tubuh yang sempurna. Terkait Pernyataan di atas, al-Sayuthi (1445-
1505.M) misalnya, mengutip perkataan Abi Fadl al-Mursi bahwa Al- Qur’an
berbicara tentang banyak hal, termasuk mengenai pengolahan besi, perindustrian,
kontruksi, pelayaran, pertanian dan lainnya. Pernyataan tersebut dikemukakannya
dengan menjadikan sejumlah ayat dalam Al-Qur’an sebagai hujjah.

Sementara itu, al-Syathibi (538-590.H) dengan gambling membincangkan


ruang lingkup Al-Qur’an di mana pada akhirnya ia berpendapat bahwa kitab suci ini
menerangkan permasalahan agama namun tidak mencakup semua ilmu
pengetahuan. Bahkan dalam hal agama sekalipun, adakalanya sunah tampil ke
muka menjelaskan aspek yang tidak di sampaikan secara rinci oleh Al-Qur’an. Hal
senada juga di sampaikan oleh Al-Qaradhawi, bahwa Al-Qur’an hanya memuat
pokok-pokok ajaran agama yang meliputi akidah, Syariah dan akhlak. Meskipun
demikian, Al-Qur’an tetap diakini sebagai kitab untuk semua jaman dan semua
manusia.

2
Ada pula kelompok yang bertindak lebih jauh dengan berupaya
menghilangkan kesakralan, sehingga Al-Qur’an terkesan tidak berbeda dengan
buku kebanyakan. Arkoum misalnya menyatakan Al-Qur’an bukan merupakan
kalam Tuhan secara keseluruhan, tetapi di sana ada penafsiran Muhammad,
berdasarkan keadaan masa itu. Hal senada dikatakan Nasr Hamid Abu Zayd, bahwa
Al-Qur’an adalah hasil peradaban manusia. Artinya, terdapat pengaruh peradaban
yang berkembang saat itu dengan bentuk dan isi Al-Qur’an. Pemikiran kedua tokoh
di atas di anggap paling radikal dalam peta pemikiran Islam kontemporer. Adapun
Harun, tidak melangkah sejauh itu; dia tidak mepersoalkan keabsahan dan
pengertian Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT, namun yang di bincangkan
adalah ucapan wahyu ini, apakah menyentuh semua atau hanya Sebagian dari sisi
kehidupan manusia.

Karenanya Harun tidak menafikan bahwa ada ayat-ayat yang menyatakan


Alquran sebagai lengkap dan sempurna. Ketika menjelaskan makna ayat-ayat
Almaidah, Harun merujuk kepada berbagai kitab Tafsir. Dalam menjelaskan
Alquran surah Almaidah ayat ke-3, dia mengutip pendapat "Ali Bin Abi Thalib
dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa maksud disempurnakan adalah Iman juga hukum
halal dan haram. Sementara menurut Al zamakhsyari, kata akmala bermakna
melindungi sehingga maknanya bahwa Allah SWT melindungi orang beriman dari
musuh-musuhnya. Rasyid Ridha dalam tafsir Al Manar mengemukakan adanya
sejumlah makna dari ayat Al Maidah. Pertama adalah perginya kaum musyrikin
dari kota Mekah dan sucinya kota itu bagi umat Islam, sehingga dalam menunaikan
ibadah haji, tidak ada lagi kaum musyrikin di sana. Kedua, menyempurnakan
kewajiban-kewajiban, hukum, perintah dan larangan. Ketiga, Rasyid Ridha
cenderung memaknai kata”menyempurnakan” di sini sebagai “penyempurnaan
Iman hukum budipekerti, ibadah dengan terperinci, juga Muamalat pada garis
besarnya.
Sementara dalam memahami kandungan Al Quran surah al-an’am ayat 38,
Harun kembali mengutip pendapat Ibnu Katsir, al-zamakhsyari dan Rasyid Ridha.
Menurut Ibnu kafir, ayat ini membincangkan ilmu Tuhan yang tidak melupakan

3
untuk memberi rezeki kepada binatang di bumi maupun di langit. Sementara al-
zamakhsyari menanyakan bahwa Alkitab dalam ayat ini bukan bermakna Alquran
tetapi“Lauh Al Mahfuzh" yang ada di langit. Rasyid Ridho membahas soal ini lebih
luas. Baginya, kata Alkitab pada ayat itu memiliki beberapa arti yakni ‘Lauh Al-
Mahfuzh’ dan ‘Ummu al-kitab’yang berarti “ sumber Alquran "dan" ilmu Tuhan ".
Jika ini yang dimaksud pastilah meliputi segalanya. Namun Alquran menurutnya
tidaklah meliputi semua hal, Bahkan dalam masalah hukum misalnya masih di
perlukan ijtihad,qiyas dan sebagainya.
Hal Senada dikatakan al-zamakhsyari bahwa kata “segala-galanya” dalam
ayat itu adalah mengenai soal agama, itupun dengan bantuan sunnah , ijma’ qiyas
dan ijtihad. Berdasarkan penafsiran di atas, Harun berpendapat bahwa arti “meliputi
segalanya” di dalam Alquran hanya dalam permasalahan agama Titiek selain
mengutip banyak pendapat ahli pasir, Harun juga mencoba menjelaskan hal ini
berdasarkan fakta-fakta ilmiah tentang jumlah ayat dalam Alquran. Dia berpendapat
bahwa ayat AlQuran dapat dibagi kepada dua kelompok yaitu Makkiyah dan
madaniyah. Ayat Makkiyah berjumlah lebih kurang 4. 780 ayat atau sekitar 76. 6
5% dari jumlah keseluruhan Alquran. Artinya, hanya berfungsi 23,35% ayat yang
membahas masala hukum dan kehidupan social (madaniyah) titik jadi, Mungkinkah
ayat yang hanya sebanyak itu dapat menjawab segala galanya?.
Lalu, apakah Alquran tidak menyentuh masalah ekonomi, ilmu pengetahuan
dan sejenisnya?. Harun berpendapat bahwa Alquran meliputi hal itu tetapi bukan
merupakan ajaranqath’i( Absolute) yang tidak dapat berubah titik artinya, Alquran
hanya memberikan Dasar atau pokok ajaran. Selebihnya, pemikiran manusia lah
yang mengembangkannya menjadi konsep ilmu pengetahuan seperti ekonomi
Islam, masyarakat Islam dan perbankan Islam maka wajarlah jika Islam dapat
disebut dengan “agama akal” dan “agama ilmu”, sebab memberikan ruang luas
kepada akal untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Jika semua masalah
kemasyarakatan diatur oleh Alquran secara rinci, sementara masyarakat selalu
berubah, tentunya membuat manusia terikat juga menimbulkan pertentangan di
antara Wahyu dan realitas kehidupan.

4
Kendati demikian, penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern
membuktikan tidak sedikitnya informasi keilmuan yang memiliki akar dari ayat-
ayat Alquran, seperti astronomi, geologi, Psikologi dan anatomi. Sehingga kitab
suci ini bukan sekedar kajian para ulama, tapi sesungguhnya bacaan yang menarik
untuk para saintis dari latar belakang keilmuan yang berbeda. Kenyataan ini
membuat para cendekiawan muslim banyak menjelaskan bahwa Alquran
merupakan kitab yang berbincang tentang unsur fundamental bagi keperluan
manusia secara umum, sehingga dia disebut dengan kitab yang kekal, sempurna dan
universal
Bahkan, Malik bin Nabi menyatakan bahwa Alquran begitu unik, sebelum
jarakan aspek kecil yang Bahkan berada di dasar lautan sehingga benda-benda besar
di angkasa raya. Tema-tema di dalamnya pun beragam, meliputi aspek metafisik,
eskatologi, moral, sosial dan kronologi monoteisme. Hal ini mungkin yang
mendasari fazlur Rahman menulis buku Mayor themes of the Quran sebagai upaya
menjelaskan pokok bahasan penting di dalamnya. Selain fazlur Rahman, tokoh-
tokoh lainnya mulai bermunculan untuk membincangkan isu Islam dan ilmu
pengetahuan sehingga menghasilkan berbagai teori ilmu pengetahuan yang
dikaitkan dengan ajaran Islam, seperti Islam dan sains, teori ilmu pengetahuan
dalam Islam, etika Islam, dan lain sebagainya
Lebih jauh, muzaffar Iqbal bahkan menuliskan sejarah pergulatan Islam dan
sains dari awal hingga kontemporer. Hal serupa dilakukan oleh waqar Ahmad
Husein yang menjelaskan sains, teknik (engineering) dan teknologi sepanjang
sejarah Islam sebagai bentuk keterkaitan erat antara Islam dengan ilmu pengetahuan
danteknologi. Tidak ingin ketinggalan dari intelektual muslim di belahan Dunia
Lain, intelektual muslim di nusantara juga mulai melihat hubungan antara Islam dan
sains modern seperti bioteknologi dan teknologi modern lainnya sebagaimana
dilakukan oleh Osman bakar.
Dengan demikian, maka benar bahwa Alquran tidak menjelaskan semua
permasalahan kehidupan manusia secara terperinci, tetapi dengan memberikan
landasan utama bagi manusia untuk berbagai bidang kehidupannya. Maka disinilah
peran akal yang diberikan Tuhan, agar dengannya dapat dilakukan

5
Inovasi dan kreasi demi terciptanya kemaslahatan manusia di bawah pencernaan
Alquran. Melihat pandangan Harun berkenaan dengan ruang lingkup kandungan
Alquran seperti di atas, dapat dikatakan bahwa sajiannya hanya berkisar pada isu-
isu klasik yang tidak membumi. Padahal kini di kalangan cendekiawan muslim
kontemporer, perbincangan tidak lagi menyentuh masalah dimaksud, melainkan
mengarah kepada Islamisasi ilmu pengetahuan sebagaimana disuarakan al- faruqi (
1921-1986), Syed Muhammad naquib al-attas(1931-), dan yang semisal dengannya.
Kenyataan inilah agaknya yang membuat deliar Noer(1926-2008)
mengatakan bahwa Harun kurang mengikuti perkembangan isu-isu pemikiran Islam
kontemporer seperti Islamisasi ilmu pengetahuan, sehingga isu yang dimunculkan
hanya bahasan seputar pergulatan pemikiran teologis masa lalu. Aspek ini juga
yang menjadi sorotan Quraisy Shihab misalnya, bahwa pemahaman teologi yang
dikembangkan Harun (di IAIN) cenderung berkiblat pada masa lalu itu. Tetapi apa
yang dikatakan deliar tidak sepenuhnya benar, sebab Harun juga membincangkan
persoalan Islamisasi ilmu sekalipun pasif. Dia misalnya berpendapat bahwa ilmu
dari segi ontologi dan epistemologi bersifat neutral (value free) titik kalaupun ada
Islamisasi, itu hanya dalam aspek nilai atau aksiologi.

1.5. Sunah Sebagai Contoh Dan Inspirasi Budaya


Islam adalah agama yang universal dan umat islam seluruh didunia memiliki
pedoman ajaran yang sama, yaitu alqur’an dan sunah (hadis). Islam mengetahui
bahwa pesan rasullulah SAW yang menegaskan bahwa umat islam tidak akan
tersesat selama berpegang teguh kepada al-quran dan sunahku.

Karena yang menjadi sumber hukum islam yang kedua setelah al qur’an
adalah as-sunah karena as-sunah merupakan anjuran dari Nabi yaitu”Aku
tinggalkan bagi kamu dua pedoman apabila kamu berpegang atau berpedoman
kepada keduanya niscahya kamu tidak akan sesat yaitu Kitabullah(Alqur’an) dan
sunnahku (Sunah Rasul).”(Hadis Riwayat Al-Hakim).

6
Maka dari hadist tersebut kita dituntut untuk mengikuti alquran dan hadis
agar kelak kita tidak termasuk orang yang sesat,dan ini juga tertera dalam firman
allah yang artinya:

”Maka jika datang petunjuk dari-Ku, lalu barang siapa yang mengikuti petunju- Ku,
ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barang siapa yang berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami
akan menghimpunya dihari kiamat dalam keadaan buta. (Q.S Thaha:123, 124)

B. Sunah Dan Budaya

1. PengertianSunah.

Sunah secara etimologi sunah adalah perbuatan atau perjalanan yang pernah
dilalui baik yang tercela maupun yang terpuji( baik ilmunya, keyakinan, ucapan,
perbuatan, maupun penetapan). Sedangkan secara terminologi sunah mempunyai
pengertian yang berbeda beda, karena ulama memberikan pengertian sesuai disiplin
ilmu masing-masing.

a. Menurut Ulama Ahli Hadis

Sunah adalah semua hal yang berasal dari nabi,baik perkataan, perbuatan,
ketetapan maupun hal-hal lainnya.Menurut pengertian ini sunah bisa meliputi fisik
maupun perilaku nabi dalam kehidupan sehari-hari baik sebelum dan sesudah beliau
diangkat menjadi rosul.Mereka memandang sosok nabi adalah suri tauladan yang
sempurna bagi umat islam,sehingga dalam pandangan mereka segala sesuatu yang
berasal dari nabi,baik yang ada kaitanya dengan hukum maupun tidak adalah sunah.

b. Ulama Usul Fiqh

Memberi definisi yang hampir sama, namun mereka membatasi sunnah


hanya dengan yang bisa dijadikan acuan pengambilan hukum.Hal ini disebabkan
mereka memandang nabi sebagai syari’(pembuat syariat)disamping Allah. Hanya
saja ketika ulama usul mengucapkan hadis secara mutlak maka yang dimaksud

7
sunah qawliyah. Karena menurut meraka sunah memiliki arti yang sangat luas dari
hadis, yaitu mencakup semua hal yang bisa dijadikan petunjuk hukum. Bukan
sebatas ucapan saja. Ulama usul fiqh mendefinisikan sunah dengan suatu hal
mendapatkan pahala apabila dikerjakan namun tidak sampai mendapat dosa bila
ditinggalkan.Mereka memandang Nai Saw sebagaipribadi yang seluruhperkataan
dan perbuatannyamengandunghukumsyara’.

Budaya merupakan hasil cipta karsa atau tardisi yang dimiliki oleh suatu
daerah, budaya di daerah tersebut saling berhubungan dengan kehidupan disekitar,
hal itu merupakan kekayaan atau keragaman yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri. Dalam makna luas budaya tidak hanya terbatas pada tatanan adat istiadat,
namun juga mencakup bahasa, pandangan hidup, keyakinan, perkembangan
teknologi, ataupun peradaban. Karena budaya adalah hasil karya cipta manusia

yang merupakan tempat lupa dan salah, maka kebudayaan tidak memiliki
kebenaran yang mutlak. Namun, disisi lain, tentunya banyak norma-norma, ataupun
kebudayaan yang memiliki nilai positif yang sangat luar biasa, sesuai dengan fitrah
dan akaldasarmanusia yang allahtanamkan pada jiwamereka.Didalam budaya baik
yang berasal dari zaman dahulu atau budaya yang baru muncul sangat memberikan
pengaruh secara turun temurun diwariskan oleh generasi penerus kebudayaan itu.

Dalam mengarungi kebudayaaan islam tetap berpegang teguh pada Al-


Quran dan sunah, Islam sebagai agama tidak hanya mengenal tradisi atau
normativitas tapi islam juga mempunyai manivestasi keragaman dalam kehidupan
yang sangat plural. Oleh karena itu, meskipun muslim mengakui sumber univesal
yang sama yaitu Al-Quran dan as-sunah, tapi interpretasi atas ajaran dan praktek-
praktek keagamaan sangat beragam.

Pada awalnya, Islam datang kesuatu daerah(termasuk Arabia sebagai tempat


pertama atau kelahirannya) dalam kedatangan masuk kedaerah lain akan terjadi
penyesuaian yang menyebabkan tarik-menarik yang menyebabkan cultural budaya
dengan islam, dan islam datang tidak untuk menghapus segala budaya

8
atau tradisi yang ada melainkan islam datang untuk membenahi budaya atau tradisi
tersebut, ada tradisi arab(masa jahiliah) yang dilarang, ada yang dibiarkan, ada yang
dikembangkan dan ada yang di islamkan dan dijadikan dari bagian islam, ini
merupakan adaptasi yang dilakukan oleh islam sehingga islam mudah diterima
karena islam tidak langsung menghilangkan budaya terdahulu melainkan
berkolaborasi dengan islam, ini adalah ciri khas dari islam dalam memperluas
ajarannya yakni bersifat akomodif sekaligus reformatif terhadap budaya maupun
tradisi yang ada tanpa mengabaikan kemurnian islam itu sendiri dan islam dalam
menyiarkan keagamaannya tetap menggunakan Al-Qur’an dan AS-sunah tetapi
tidak semua perilaku Nabi itu termasuk sunah, tetapi banyak juga yang jadi budaya
dan tradisi arab, seperti pakaian gamis dan sorban yang tetap ada dari zaman pra-
islam sampai sekarang.

Menurut KH.Ali Mustafa Ya’qub, ada kriteria agama dan budaya. Budaya
dilakukan oleh kaum Muslimin dan Non-muslimin. Sebelum islam datang,
masyarakat di daerah arab sudah menggunakan sorban bukan karena adanya
perintah dari aganma, karena saat itu orang orang kafir juga menggunakan sorban.
Karena pakaian gamis dalam islam dapat menutupi aurat tubuh secara keseluruhan
dan Sorban dipakai Nabi untuk melindungi rambut dari debu dan melindungi kepala
dari terik matahari.

Pendapat bahwa surban merupakan budaya arab juga diperkuat dengan


fatwa Saudi Arabia tentang surban dan bahkan beberapa budaya sudah ada sebelum
islam datang, misalnya rambut yang panjangnya sampai ke pundak dan rambut
yang panjangnya sampai daun telinga, gaya rambut seperti itu sudah ada sebelum
islam datang, dan itu ada sedikit perdebatan mengenai hal itu,seperti diriwayatkan
dari Bara Bin Azib,”Aku Tidak pernah melihat rambut melampaui ujung telinga
seorang pun yang lebih bagus dari rambut Rasullullah”.Dan dalam riwayat lain,
”Rambut Rasullullah sampai mengenai
keduabahunya.”(HR.Muslim:2337)

9
Dan para ulama ada yang berpendapat bahwa memanjangkan rambut adalah
perbuatan yang disunahkan karena berasal dari perbuatan Nabi Muhammad
SAW,dan itu sudah difirmankan oleh ALLAH SWT:

‫ِ ِي ِر ا‬ ‫ِرج ِلال ِ ِل‬


‫ِ ِخ ِر وذِك ِلال ك ث‬ ‫ِ ِم‬ ‫ل‬ ‫اِِس‬ ‫لِ ك‬
‫ِمِى رسِول‬ ‫لِقِ ِد‬
ِ ‫وا ِ ِي ِو ِم اوا ِر‬ ِ ِ‫ننسِة‬
‫ِح‬ ِ‫ِوة ِلال‬ ‫كا ِن‬
‫ن اك‬
‫ِل‬

’’Sesungguhnya telah ada pada(diri)Rasullah itu suri teladan yang baik


bagimu yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.”(Qs.Al-Ahzab:21)

Pendapatitudikuatkandengan tindakan Rasullulah SAW yang


memanjangkan rambutnya, padahal perbuatan ini perlu waktu(sibuk
mengurusnya)dan perlu biaya untuk minyak rambut dan lainnya, andaikan ini
bukan sunah maka Nabi SAW tidak akan susah payah melakukannya. Pendapat
kedua mengatakan bahwa memanjangkan rambut hukumnya bukan sunah, tetapi
hanya sekedar adat kebiasaan, dan hukumnyamubah(bolehdilakukan dan
bolehtidak) jadimemanjangkanrambut(sepundakataumengenaidauntelinga)
merupakan perpaduan antara sunah dan tradisi pada jaman pra islam.

Dan sampai sekarangpun gaya menggunakan gamis,menggunakan sorban


dan memiliki rambut panjang(bagi laki-laki tidak melebihi bahu)masih tetap
berlaku hingga sekarang.

Dengan demikian agar kebudayaan terlepas dari ajaran yang sesat dan
sebaliknya mengikuti jalan yang benar dan terpuji yang dilandasi oleh ajaran
agama, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, dan
menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi
bermanfaat bagi kepentingan manusia.

Islam telah berperan sebagai pendorong manusia untuk


“Berbudaya”kebudayaan islam adalah peradaban yang berdasarkan pada nilai –
nilai ajaran islam. Nilai kebudayaan islam dapat dilihat dari tokoh – tokoh yang
lahir dibidang ilmu pengetahuan Agama di bidang Sain dan Teknologi, semua itu
diilhami oleh ayat-ayat Al – Qur’an dan sunah. Nilai kebudayaan islam yang harus

10
dikembangkan bersikap ikhlas, berorientasi ibadah, bekerja secara

11
profesional, mengembangkan IPTEK, kejujuran dalam berbagai aspek kehidupan,
mengutamakan kemaslahatan umum, berfikri rasional, bersikap objektif.

Agama islam mendukung budaya selama tidak berbelok dari nilai agama
yaitu Al-Qur’an, sunah dan hadis, tetapi sebaliknya apabila budaya itu bertentangan
dengan ajaran agama maka islam melarang dengan keras, apabila budaya membawa
hal yang positif maka sunah nabi mendukung tidak menentangnya.karena
ketikaitumenjadikannikmat yang dilimpahkan oleh Allah kepadamanusia.

Dalamislamtidakada pertentangan antara etika mengembangkan sikap


optimis yang romantisme, mereka berkeyakinan bahwa islam justeru merupakan
alternasi bagi kemajuan peradaban didunia. Jiwa ajaran islam yang terkandung
dalam pesan – pesan Al-Qur’an dan sunah adalah sebagai bentuk dan nilai yang
paling sesuai dengan semangat zaman moderen Mereka berkeyakinan dan optimis,
apabila segala – galanya telah dikembalikan pada jati diri islam tentu otomatis akan
selesai. Sikap optimas ini kemudian memunculkan ide islamisasi ilmu ekonomi,
masyarakat dan lain sebagiannya. Tejugarlepas dari itu semua islam berpegangan
pada Al Qur’an dan sunah adalah bentuk yang sesuai dengan zaman modern.
Karena di era modern ini kita harus tetap menjaga tradisi berdasarkan keislamiyah
agar kita tetap berada dijalan yang lurus.

Islam adalah aliran yang sesuai untuk diikuti karena islam adalah rahmatan
lil alamin yaitu rahmatan bagi seluruh mahluk, dan hal ini tentu menumbuhkan
suatu tradisi nilai baru yang relevan dengan perkembangan zaman, islam
ditempatkan sebagai satu sistim lengkap dan sempurna dalam proses modernitas
masyarakat dan eksistensinya ditonjolkan secara kreatif dan fungsional sehingga
mampu berakselerasi dengan perkembangan arus budaya modernisasi baik di
bidang sosial, politik, perkembangan pemikiran alat – alatproduksi dan
teknologi,demikian juga dibidangpemikiran dan kebudayaan.

Sunah juga melengkapi material tiruan yang mendominasi semua perayaan


islam, dan tentu saja menghiasi seluruh interaksi umat islam dengan berbagai

12
tradisi diluar mereka. Material sunah dapat dikelompokkan menjadi empat kategori
, masing – masingmembanguncitra Nabi Muhammad SAW, antara lain

C. Sunah Sebagai Landasan Pembentukan Budaya Islam

Sunah juga melengkapi material tiruan yang mendominasi semua perayaan islam,
dan tentu saja menghiasi seluruh interaksi umat islam dengan berbagai tradisi
diluar mereka. Material sunah dapat dikelompokkan menjadi empat kategori,
masing-masing membentuk citra Nabi Muhammad SAW
dalamsetiaplangkahumatislam, antara lain.

1. Material yang membentukcitra Nabi SAW sebagai penyembah Allah SWT dan
sebagai hamba saleh-Nya. Sebelum wahyu diturunkan Nabi Muhammad sudah
terbiasa menyendiri dan merenungkan berbagai permasalahan dan kesulitan
berbagai umat manusia karena ada penyelewengan mengenai tradisi dan adanya
paganisme.
Ibadah utama adalah sholat,disampaikan langsung kepada nabi melalui isra’ mi’raj.
Kemudia beliau mengajarkan kepada pengikutnya, serta ibadah lain yang
diperintahkan oleh Allah SWT. Pelaksanaan semua ibadah ini oleh nabi diamati
secara cermat,diriwayatkan, dicoba, dan diulangi dalam praktik para sahabat. Sabat
melaksanakannya dan nabi mengamati dan membenarkan jika ada penyimpangan
Dalam hal ini nabi bersabda :
Artinya :”Shalatlah kalian seperti kalian melihatku waktu sholat.”
Ibadah islam mempunyai batasan-batasanyang penting bagi kehidupan keagamaan,
misalnya sholat lima waktu dalam sehari semalam, puasa sebulan penuh dalam
setahun. Dan semua ibadah ini tidak dapat ditambah, dikurangi dan diubah karena
sunah dan hadis mengajarkan dalam dimensi yang tepat.

Dari uraian diatas sudah jelas bahwa islam tidak menginginkan sesuatu yang
berlebihan dalam melaksanakan ritual keagamaan dan urusan dunia lainnya. Karena
ritual islam merupakan tindakan ibadah dan disiplin diri yang tertupup dari
keterlebihan apapun, tanpa disadari oleh aturan yang telah ditetapkan pada al- quran
dan sunah.

13
Mengenai peran Nabi SAW sebagai pendakwah dan penyeru pada
keyakinan baru, sebagai insan dunia yang memiliki hubungan dengan manusia lain
didunia tetapi hidup dan misinya untuk Allah semata. Perintah Allah SWT
menetapkan supaya Nabi SAW menjadi penyeru yang mengajak menjadi
penyembah Allah SWT. Perintah ini memperingatkan bahwa tugasnya tak lebih dari
pada menyampaikan, yaitu memberitahu, memperingatkan dan membimbing
,manusia. Keberhasilan dan kegagalan dakwah merupakan hak Allah SWT.

Allah lah yang menentukan, membimbing atau siapa saja yang dikehendaki-nya.
Sebagai firman Allah SWT.

ِ‫ِو علِ ِم ِهت‬ ِ ‫ِ ِِن ٱ ِِِللِ من‬‫أِ ك‬ ‫ِنِِك تِ ِه‬


‫إ‬
‫أوه ِ ِدي ِن ٱ‬ ‫ِ ء‬
ِ ‫ِِ ي‬
‫ت ول‬ ‫ِ ي‬
‫ِ ِه ِدى‬ ‫ِح ب‬ ‫ِدىِل‬
ِ
‫ل‬ ‫م‬ ِ ‫شا‬ ‫ِم ِن‬
‫ب‬

Artinya: “ Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang
yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-
Nya. (QS. Al-Qashas 56).

Nabi SAW memanfaatkan kesempata untuk melaksanakan misi yang


diperintahkan oleh Allah. Dengan kepatuhan yang sempurna beliau menyampaikan
apa yang diperintahkan oleh Allal Citra Nabi sebagai penyeru kepada Allah
mengusai imajinasi muslim, karena sunah menkonkritkan visi islam sebagai
kualitas pribadi dan gaya hidup yang mencerminkan seorang muslim.

Satu hal yang tidak dapat dilupakan oleh kita yaitu, bahwasannya Nabi
SAW dilengkapi dengan senjata paling i dan canggih, mukjizat ampuh, yaitu
kefasifan dalam al-quran sebagai suara ilahiyah. Kekuatan al-Quran untuk
meyakinkan, sungguh luar biasa tidak ada tandingannya. Kemudian nabi berbicara
dengan cara yang bagus dan baik, dan selalu menjawab keburukan dengan
kebaikan. Sehingga sunah mampu mengakomodasi bagaimana caranya agar misi
yang dibawa Nabi dapat menguasai tradisi yang ada dalam masyarakat.

Kegita mengenai diri Nabi sebagai manusia, yaitu sebagai suami, ayah,
tetangga, dan kawan. Pada saat sebelum Nabi datang ditengah masyarakat Arab
keadaan disana sangat kacau. Wanita diangga seagai ancaman anggota keluarga.

14
Oleh karena itu orangtua meraka mengubur secara hidup-hidup ketika masih bayi
hal ini dijelaskan dalam alqur,an yang artinya:

“Dan apalila seorang dari mereka di beri kabar dengan kelahiran anak perempuan,
hitamlah (merah padamlah) muka mereka. Dan dia sangat marah, ia
menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang
disampaikan kepadanya. Apakah dia memeliharanya dengan menanggung hinaan
ataukah menguburnya kedalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah
buruknya apa yang mereka tetapkan itu.”(QS. Al-Nahl :58-59)

Ketika menginjak dewasa menjadi objek seks dan dapat diperjual belikan
dan diwariskan. Kemudian setelah islam datang (Nabi SAW) mereka terbebaskan
dari itu semua. Dari posisi rendah dan tak terlindungi hukum, islam mengangkat
posisi wanita yang paling berpengaruh dan bergengsi dalam keluarga
masyarakatdan keluarga dan sampai sekarang sunah atau apa yang dilakukan Nabi
untuk melindungi wanita tetap terjaga hingga saat ini. Dan budaya mengubur anak
perempuan, memperkosa, memperjual belikan dan mewariskan wanita sudah tidak
berlaku karena islam (Al-Quran dan sunahnya) melarang dalam hal itu. Zina
dipandang sebagai kejahatan besar dan sangat merendahkan derejat. Karena itu
islam melindungi wanita dan membimbing mereka agar tidak terperosok. Islam juga
membebaskan mereka untuk mencari nafkah segenap pembaharuan tradisi dan
hukum radikal pada waktu itu, dan tetap ada pembaharuan hukum pada masa
sekarang ini, serta mewujudkan dalam etika baru yang lebih baik.

Mengenai citra Nabi Muhammad SAW sudah terlihat pada waktu nabi
bekerja pada khadijah sampai beliau menikahinya. Disinal terkuak kemaksuman
Nabi SAW (tentunya sunah dan hadis Nabi) untuk dijadikan pandangan utama
dalam tradisi keislaman pada masa selanjutnya, hal ini tercermin dari kehidupan
Nabi pada waktu beliau berdagang dan ditemani pembantu Khadijah yang lain yaitu
Maysarah. Meysaarah menceritakan kepada Khadijah tentang kesuksesannya
dalam berdagang bukan karena usahanya melainkan karena Nabi SAW.

15
Sebagai Nabi dan kepala rumah tangga beliau tidak menganggap
merendahkannya untuk membantu tugas rumah tangga mereka sehari-hari.
Sebaliknya, Nabi Muhammad SAW membuat mereka sama dengan mereka. Begitu
juga dengan pernikahan Nabi SAW dengan istri-istri beliau yang lain selain
Khadijah dan Aisyah, beliau menikah karena alasan politik dan sosial. Nabi
menikah sebagai contoh baru yang diajarkan islam. Sebagai contoh adalah
pernikahan Nabi SAW dengan Zayna binti Jahsy, sepupu yang dikenal baik oleh
Nabi SAW, dinikahkan dengan Zayd bin Haritsah, Budhak Khadijah yang telah
dimerdekakan olehnya. Ketidak cocokan pasangan ini membuat keduanya
menderita, dan perkawinan ini bubar. Ini merupakan tradisi arab yang menganggap
istri seorang budakyang dicerai sebagai paria(sampah) masyarakat yang selamanya
tidak dapat dinikahi. Kendhati budaya ini sudah dihapus oleh islam. Tak seorang
muslim pun yang berkenan menikahi wanita ini meski ia masih muda. Untuk
mengangkat statusnya dan mengajarkan orang Arab suatu pelajaran yang
menentang stratifikasi sosial, maka Nabi Muhammad menikahinya. Begitu pula
pernikahannya dengan Hafsyah janda putri Umar bin Khattab. Beliau menikahinya
karena untuk memberi pelajaran tentangpentingnya melindungi wanita yang masih
sendirian, karena janda itu masih sendirian, miskin, tak punya rumah, tak ada
pelindung dan gampang tertimpa kesulitan. Pernikahan Nabi dengan Juwariah bin
Harits pemimpin Banu al-Musthaliq yang menjadi tawanan perang.8

Keempat yaitu material mengenai diri Nabi SAW sebagai pemimpin umat
manunis baik dinegara, medan perang, pasar, dan masjid. Nabi muhammad SAW
merupakan sosok figur pemimpin, yang kepemimpinannya diakui oleh seluruh
lapisan masyarakat. Bahkan orang-orang non-islam mengakui bahwa Nabi
Muhammad SAW merupakam sosok figur pemimpin yang paling berpengaruh
dalam islam.

Peristiwa dalam sunah awal Nabi SAW membuktikan kualitas


kepemimpinannya, pada waktu orang-orang Makkah membangun kembali ka’bah
yang retak akibatbanjir. Para kepala suku berselisih tentang siapa yang mendapat

16
penghormatan meletakkan batu pertama yaitu Hajar Aswad. Lalu diputuskan orang
yang pertama kali meletakkan batu orang yang pertama kali datang adalah Nabi
Muhammad SAW. Kemudian beliau mencari solusi agar tidak terjadi perselisihan
maka beliau meletakkan batu diatas kanvas yang ujung kanvas itu dipegang oleh
setiap kepala suku untuk diletakkan secara bersama.

Setelah memperhatikan beberapa material sunah yang mencermdalam


mencerminkan betapa tindakan dan keputusan Nabi Muhammad SAW dalam
berbagai situasi dan kondisi sosial yang berhubungan dengan tradisi keagamaan,
stratifikasi sosial, kemajemukan suku, beliau mampu mengubahnya menjadi sebuah
keadilan tanpa pandang bulu, kekuasaan, keturunan, kehormatan dan lain- lain.

Ada satu hal menarik, sebuah konsep yang bisa dijadikan solusi, ketika kita
mau mengembangkan kajian keislaman terutama di Indonesia. Sehingga proses
akulturasi antara sunah, hadis dan budaya yang telah berkembang dalam masyarakat
menjadi satu kesatuan yang harmonis dengan menerapkan empat pola hubungan,
yaitu: pertama, islamisasi sebagai gerakan pemurnian islam dengan cara
memutuskan secara radikal dengan tradisi lokal yang dipandang bertentangan
terbalik, dan tradisi tersebut sudah terlampau jauh menyimpang dan tidak dapat lagi
dijadikan kedalam ajaran islam. Kedua, pribumisasi sebagai pola i suatu yang
normatif menjadi sesuatu yang kontekstual. Dalam arti pribumi islam (sunah)
tergambar bagaimana islam sebagai ajaran yang normatif berasal dari Allah SWT
diakulturasikan kedalam tradisi-tradisi budaya yang berasal dari manusia tanpa
kehilangan indentitasnya. Ketigan yaitu negosiasi, yakni hubungan timbal balik
yang terjadi antara hubungan ajaran islam (sunah) dan tradisi budaya lokal,
biasanya hal ini terjadi saat keduanya berada diposisi yang sama sehingga saling
memberi dan saling menerima terhadap kelebihan dan kekurangan masing-masing
keduanya. Kelima toleransi yaitu sikap saling menghargai antara sunah-hadis dan
tradisi-budaya. Ketika keduanya ada masalah konflik maka disinilah pentingnya
toleransi agar dapat memberikan kebebasan kepada masing-masing agar dapat

17
melangsungkan apa yang menjadi kebiaasaan mereka tanpa menghalangi
kebudayaanya dan disinilah sunah dan budaya bersatu.

Berdasarkan penjelasan diatas sunah dapat dijadikan contoh untuk


pembentukan tradisi atau budaya yang islami, hal itu merupakan keharusan dan
respon islam terhadap berbagai masalah atau budaya yang ada dan berkembang di
masyarakat. Respon tersebut dalam perjalanannya telah terjadi percampuran antara
budaya dan sunah dalam islam.

Hadis dan sunah segala dimensinya (ajaran dan aturan) bisa diakui sebagai
bentuk pemahaman yang sejalan dengan perkembangan tradisi dan budaya. Melalui
aturan dan ajaran (sunah) itu, berbagai tradisi, kebudayan dan peradaban yang ada
dalam masyarakat dapat disatukan melalui naungan syariat islam. Karena agama
dan budaya saling berkaitan yaitu budaya berjalan seiring dengan agama dan agama
datang menuntun budaya. Sehingga dengan model relasasi seperti itu mereka tetap
menjaga dan menjalan kan sebuah budaya (tradisi) dengan prisnsip setiap budaya
yang tidak merusak akidah dalam syariat dibiarkan berkembang.
Sekaligusmewariskan dan menjaganilai-nilaitersebut.

1.6. Ijtihad DanKeberlangsunganSpirit Islam


D. SejarahIjtihad
Sejarah istilah ijtihad merupakan upaya menggali suatu hukum yang sudah
ada pada zaman Rasulullah. hingga dalam perkembangannya, ijtihad dilakukan oleh
para sahabat tabi’in serta masa-masa selanjutnya hingga sekarang ini titik meskipun
pada periode tertentu apa yang kita kenal dengan masa taklid, ijtihad tidak
diperbolehkan, tetapi pada masa periode tertentu pula (kebangkitan atau
pemburuan), ijtihad mulai dibuka kembali titik karena tidak bisa dipungkiri, ijtihad
adalah suatu keharusan untuk menanggapi tantangan kehidupan yang semakin
Kompleks. Tidak semua hasil ijtihad merupakan pembaruan bagi Ijtihad yang lama
sebab ada kalanya hasil ijtihad yang baru sama dengan hasil ijtihad yang lama.
Bahkan sekalipun berbeda hasil ijtihad baru tidak bisa mengubah status ijtihad lama
titik berdasarkan pelaksanaan ijtihad bahwa sumber hukum

18
Islam menuntun umat Islam untuk memahaminya. Adapun sumber hukum Islam
yang disepakati jumhur ulama adalah Alquran Hadis ijma’ dan qiyas

Banyaknya ditemui perbedaan-perbedaan mazhab dalam hukum Islam yang


disebabkan dari ijtihad titik misalnya, muncul aliran seperti Islam liberal,
fundamental, ekstrimis moderat dan lain sebagainya Itu semua tidak lepas dari hasil
ijtihad dan sudah tentu masing-masing mujtahid berusaha untuk menemukan hukum
yang terbaik. Justru dengan ijtihad, Islam menjadi luas, dinamis, fleksibel sesuai
dengan dinamika zaman dengan ijtihad ulah, syariat Islam menjadi "tidak bisu"
dalam menghadapi problematika kehidupan yang kian kompleks.

Sesungguhnya ijtihad adalah suatu cara untuk mengetahui hukum sesuatu


melalui dalil-dalil agama, yaitu Alquran dan al-hadits dengan Jalan istinhad.
Adapun mujtahid itu ialah ahli fiqih yang menghabiskan atau menggunakan seluruh
kemampuannya untuk memperoleh persangkaan kuat terhadapsuatuhukum agama.

E. Pengertian Ijtihad

Kata ijtihad berasal dari kata"Al-jahd” atau “Al-juhd” yang berarti"Al


masyoqod” (kesulitan atau kesusahan) dan"athoqot” ( kesanggupan dan
kemampuan) atas dasar pada firman Allah SWT dalam QS.Yunus:9:Artinya: ...”
dan (mencela) orang yang tidak memperoleh (sesuatu untuk disedekahkan tutup
selain kesanggupan. “

Demikian juga dilihat dari kata masdar dari fiil madhi yaitu "ijtihada” ,
penambahan Hamzah dan ta’ pada kata "Jah ada" menjadi "ijtihada” pada wazan
ifta’ala, berarti usaha untuk lebih sungguh-sungguh titik seperti halnya “kata Baba”
menjadi “iktasaba” berarti usaha lebih kuat dan sungguh-sungguh titik Dengan
demikian "ijtihada” berarti usaha keras atau pengarahan daya upaya titik ijtihad
dalam pengertian lain yaitu berusaha memaksimalkan daya dan upaya yang
dimilikinya titik Dengan demikian, ijtihad bisa digunakan sebagai upaya untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut tentang hukum Islam.

19
Tetapi pengertian ijtihad dapat dilihat dari dua segi baik ekologi maupun
terminologi titik Dalam hal ini memiliki konteks yang berbeda titik ijtihad secara
etimologi memiliki pengertian. 2 kutip pengerahan segala kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu yang sulit “. Sedangkan secara terminologi adalah"penelitian
dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang terdekat pada kitabullah (cara) dan
Sunnah Rasul atau yang lainnya untuk memperoleh nasb yang ma’qur, agar maksud
dan tujuan umum dari hikmah syariah yang terkenal dengan maslahat

Pengertian lain bahwa ijtihad merupakan upaya untuk menggali suatu


hukum yang sudah ada pada zaman Rasulullah SAW titik hingga dalam
perkembangan Komar ijtihad dilakukan oleh para sahabat tabi’in serta masa-masa
selanjutnya sampai sekarang ini. Meskipun pada periode tertentu apa yang kita
kenal dengan masa taqlid ijtihad tidak diperbolehkan, tetapi pada masa periode
tertentu (kebangkitan atau pembaruan), ijtihad mulai dibuka kembali.

Ijtihad mempunyai arti umum, yaitu sebagai kekuatan atau kemampuan


dalam mencetus ide-ide yang bagus demi kemaslahatan umat. Ada beberapa
pendapat bahwa ijtihad adalah pengarahan segenap sangkutan dari seorang ahli
fiqih atau mujtahid untukmemperolehpengertianterhadaphukumsyara (hukum
Islam).

F. Keberlangsungan Spirit Islam

Islam tidakpernahmenuntut agar manusia mematikan akalnya, kemudian


percaya begitu saja dengan semua aqidah dan syari‟at yang diajarkan oleh Allah
dan Rasul-Nya, akan tetapi Islam sangat menghormati akal manusia dan
menganjurkan untuk mengasah kemampuan berpikirnya, sebab Islam dan sains
tidak saling bertentangan, bahkan banyak persoalan di dalam Islam yang dapat
menjadi petunjuk dalam membangun suatu sains. Sebagaimana penjelasan QS. Al-
A‟raf: 52, QS. Ibrahim : 52, dan QS. Shaad: 87. Islam sangat mendorong manusia
melakukan kajian dan penyeledikan yang senantiasa menjadikan al- Qur‟an sebagai
pedoman ilmu pengetahuan. Hal ini karena ilmu telah tersandar pada Allah SWT
dan memberikan asas nilai, etika dan akhlak, apabila kemudian

20
penggunaan ilmu alat tanpa nilai, etika dan akhlak menyebabkan manusia lupa diri
dan hilang amanah terhadap kebaikan dan kemanfaatan ilmu.

Pada periode klasik Islam sejak Abad VII-XII dijuluki sebagai “The Golden
Age of Islam” sudah terjadi sebuah perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ada beberapa faktor yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan,
antara lain:

1) Agama Islam sebagai motivasi,

2) Kesatuan bahasa yang bisa memudahkan komunikasi secara ilmiah,

3) Kebijakansuatupemerintahuntukperkembangansebuahilmupengetahuan,

4) Didirikannyasebuahakademi, laboratorium, dan berbagaiperpustakaan

sebagaisaranauntukperkembanganilmu,

5) PandanganInternasional yang membukaisolasidengan dunia luar,

6) Penguasaanterhadapbekas wilayahperkembanganfilsafatklasikyunani,

7) Ketekunanseorangilmuan untukmengadakansebuahriset dan eksperimen.

Konsep spirit Islam dalam ilmu pengetahuan dapat merujuk pada filsafat
sains Islam, baik dari sisi ontologi, epistemologi dan aksiologi. Aspek ontologi
menyangkut teori tentang ada (being) sebagai obyek sains. Dalam sains modern,
“ada” dibatasi pada obyek-obyek empiris.

Dalam ontologi, diupayakan menjelaskan mengenai sifat-sifat obyek, dalam


hubungannya dengan subyek (perceiver atau knower). Aspek Epistemologi filsafat
sains atau teori pengetahuan (theory of knowledge), menyangkut human faculties
sebagai alat untuk mencapai obyek, dan cara atau proses sampainya subyek ke
obyek. Epistemologi mempelajari sifat-sifat dan cara kerja alat tersebut,
sedangkan cara atau proses ini biasa disebut sebagai metode keilmuan
(scientific method). Indra (senses) dan akal (rasio) adalah alat sains yang di akui
oleh sains modern. Aspek aksiologi

21
menilai maslahat-mudharat pengembangan sains. Dengan demikian, aksiologi tak
terpisahkan dari nilai-nilai (values). Dalam sains modern, nilai sains

bersifat pragmatis utilitarian dan mengambil bentuk pemuasan kebutuhan


materialistis, nilai sains modern adalahketiadaannilaiitusendiri alias
sainsuntuksains.Islam memandangpentingilmupengetahuan (sains), apalagi
berkaitan dengan pendidikan berbasis IMTAQ dan IPTEK. Sains perlu
diintegrasikan dengan ajaran Islam yang murni sebagai tameng tersebarnya
penyebaran paham-paham yang menentang Islam. Teknologi pendidikan sebagai
metode pendidikan atau cara bagaimana pendidikan yang berlangsung dapat
dilakukan dengan efisien dan tersistematis dengan baik. Baik berupa tenanga
pendidik, media atau sarana pendidikan, dan cara Attarbiyah, Volume 28, 2018,
pp.62-80 65 penyampaian dalam pendidikan. Sejalan dengan upaya Islam untuk
memuliakan keilmuan dan bentuk-bentuk pendidikan membuat semangat baru bagi
Islam. Perlu dilakukan pembaruan dan inovasi terhadap sistem, tata kelola,
kurikulum, kompetensi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, budaya, etos
kerja, dan lain-lain. Jika tidak demikian, pendidikan Islam dan bahkan Islam itu
sendiri akan semakin tertinggal dan usang .

Pasca terjadinaya Fitna al-Kubra muncul berbagai golongan yang memiliki


aliran teologis tersendiri yang pada dasarnya berkembang karena alasan-alasan
politis. Pada saat itu muncul aliran Syiah yang membela Ali bin Abi Thalib, aliran
Khawarij, dan kelompok Muawiyah.

Adanya pertentangan dan perbedaan aliran dalam teologis tersebut,


menumbuhkan kegiatan kajian tentang teologi Islam lebih sistematis, misalnya
tentang masalah hokum, masalah kebebasan manusia, dan peranan akal.

Hal ini, mengakibatkan terjadinya perkembangan pemikiran mengenai


berbagai hal tentang teologi Islam dan ilmu pengetahuan. Pemikiran tentang
keilmuan pihak luar yang berpengaruh ke dalam dunia Islam ialah unsur pemikiran
dari Yahudi dan Kristen serta budaya Hellenisme. Hellenisme mempunyai
pengaruh besar terhadap pemikiran Islam ibarat pisau bermata dua.

22
Satu sisi ia mendukung Jabariah, sedang di sisi lain ia mendukung Qadariah, tokoh
dan pendiri Mu’tazilah.

Filsafat Yunani paling dominan masuk ke dunia Islam dengan adanya


penerjemahan buku-buku filsafat seperti disebutkan di atas. Upaya penerjemahan
ini telah melahirkan filsuf Islam seperti Alkindi, Ibnu Rusyd, Alfarabi, dan Ibnu
Sina.

Perkembangan kemajuan sains dan teknologi pada zaman khilafah islamiyah


yang dicapai kaum muslimin dimulai dengan pengalihan pengetahuan yang ada
pada filsafat Yunani ke lingkungan dunia Islam. Pengalihan tersebut dilakukan
dengan cara mempelajari pemikiran-pemikiran yang dihasilkan oleh Plato dan
Aristoteles yang sudah berkembang terlebih dahulu. Pengetahuan dan filsafat
Yunani dipelajari dengan cara menerjemahkan karya-karya filsuf Yunani ke dalam
bahasa Arab agar dapat dibaca oleh masyarakat, baik untuk kepentingan
pengetahuan semata maupun untuk pengkajian lebih lanjut.

Dalam sejarahnya, kegiatan penerjemahan buku-buku Yunani di negeri Arab


dimulai saat Suriah telah menjadi pusat pertemuan kekuasaan Romawi dan Persia,
sehingga Suriah dipandang sebagai pemeran penting penyebaran kebudayaan
Yunani ke Timur dan juga ke Barat.

Oleh umat Kristen Suriah terutama kaum Nestorian, ilmu pengetahuan


Yunani dipelajari dan disebarluaskan melalui sekolah-sekolah mereka. Walaupun
tujuan utama sekolah-sekolah tersebut menyebarluaskan pengetahuan Injil, namun
pengetahuan ilmiah, seperti kedokteran banyak diminati oleh para pelajar.
Sayangnya, pihak gereja memandang ilmu kedokteran itu sebagai ilmu sekuler dan
dengan demikian posisinya lebih rendah daripada ilmu pengobatan spiritual yang
merupakan hak istimewa para pendeta.

Penerjemahan buku-buku karya filsuf Yunani yang dilakukan oleh umat


Kristen ini berkembang dengan menembus kekuasaan Islam tanpa terjadi penolakan
terhadap pemikiran-pemikiran yang dating dari luar. Hal ini

23
menunjukkan bahwa Islam tidak menghalang-halangi kebebasan intelektual dan
juga sekaligus menunjukkan kecintaan umat Islam terhadap ilmu pengetahuan.

Pemikiran mengenai logika, matematika, dan metafisika misalnya, yang


berawal dari pemikiran Aristoteles telah membuat kagum dan mempengaruhi
pemikir Islam. Namun para pemikir Islam tidak memungut begitu saja pemikiran
para filsuf tersebut, melainkan mengolahnya kembali sesuai dengan ajaran Islam.

Jika Aristoteles mengatakan bahwa benda berdiri dari hule dan bentuk
(form), pemikir Islam seperti Muamar (tokoh Mutazilah) mengatakan bahwa benda
itu adalah sesuatu yang mempunyai sifat panjang, lebar, dan kedalaman. Unsur-
unsur benda bukanlah hule dan bentuk, tetapi dari bagian-bagian yang tak terbagi.
Di sinilah kita memasuki inti teori atom di kalangan ahli-ahli piker umat Islam.

Perkembangan pemikiran ini telah turut membangun kebudayaan Islam


dalam kerangka ajaran Islam itu sendiri, bahwa pengembangan ilmu merupakan
kewajiban setiap muslim tanpa melupakan ajaran pokok yang ada dalam Alquran.

Pada masa pemerintahan dinasti Umayyah dan dinasti Abasiyah, ilmu


berkembang dengan cepat dan mencapai kejayaan bila dibandingkan dengan
wilayah-wilayah yang jauh dari kekuasaan Islam, yang pada masa itu masih
mengalami masa kegelapan.

Memang pada awalnya Islam dimulai sebagai peristiwa local, tidak pasti
dalam pencapaiannya, tetapi setelah Muhammad SAW menaklukan kota Mekah
pada tahun 630 M, Islam mengambil daerah selatan bagaikan angin kencang.
Kemudian, dalam ratusan tahun Islam menaklukkan Alexandria, membangun kota
dengan belajar dari Bagdad dan selanjutnya sampai ke timur di Persia.

Pada tahun 730 M, kekuasaan Islam mencapai Spanyol dan Prancis Selatan,
dan ke bagian timur mencapai pinggiran Cina dan India. Ini adalah sebuah
kekuasaan dari kekuatan yang spektakuler, sementara Eropa pada waktu itu masih
dalam zaman kegelapan.

24
BAB III PENUTUP

1.7. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah bahwa sumber ajaran Islam ada 3
macam,. Yaitu Al-Qur'an, Hadis atau sunah rosul dan itjihad. Al-Qur'an adalah
sumber yang pertama yang mengatur akidah, perintah, kepercayaan,akhlak yang
murni mengenai syariat dan hukum sebagai tuntunan atau panutan manusia. Lalu
terdapat hadis atau sunah rasul yang menjadi ajaran Islam kedua yang didalam Al-
Qur'an telah dikatakan kita untuk mengikuti dan mempercayai sunah rosul agar kita
tidak tersesat. Setelah Al-Qur'an dan Sunah rasul sebagai ajaran Islam berikutnya
ada Itjihad yang menjadi ajaran islam, karena melalui konsep Itjihad setiap
peristiwa yang baru akan didapati hukumnya. Dari makalah ini sangat penting kita
untuk berpedoman dengan 3 sumber tersebut. Jika kita salah atau melenceng dari
ajaran tersebut kita bisa tersesat.

1.8. Saran
Al-Qur'an, Sunah dan Itjihad merupakan sumber ajaran islam. Diharapkan dengan
adanya ini kita semua umat islam diharapkan dapat berpegangan dengan Al- Qur'an,
Sunah dan Itjihad sebagai pedoman hidup dan dasar hukum Islam.

25
DAFTAR PUSTAKA

HARUN NASUTION

DItinjau dari Berbagai Aspek

Hak cipta @2019 Saidul Amin

Penulis: Saidul Amin

Tata letak/cover: katon/Dewi

ISBN: 978-602-6302-74-8

Cetakan pertama 2019

Diterbitkan oleh :

Asa riau (Cv asa riau ) Anggota IKAPI Jl.

Kapas No 16 Rejosari,kode pos 28281

Pekanbaru- Riau email:asariau@yahoo.com

Http//inilah.com/mozaik/2513611/memanjangkan-rambut-sebahu-sunah-
rasulullah

https://agungspratama.wordpress.com/2015/07/04/perspektif-al-quran-dan-as-
sunnah-tentang-budaya-dan-seni

Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi


Agama (Jakarta: Raja GrufindoPersada, 2006), hlm. 315. Mengenai aliran ini, yaitu
aliran penyembah berhala, sudah jauh berkembang mentradisi sebelum Nabi
Muhammad SAW menyebarkan syari’at Islam.

Al-Faruqi dan Lamnya, Atlas Budaya Islam,hlm. 158-159.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.stainpa
mekasan.ac.id/index.php/alihkam/article/download/298/289&ved=2ahUKEwjEz7

26
Oxs7DsAhUwlEsFHRiIDx0QFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw3pQHcsDX7DIR
L6yNaLSZLa&cshid=1602554013816

1. https://www.researchgate.net/publication/304213296_IJTIHAD_SEBAGAI_AL
AT_PEMECAHAN_MASALAH_UMAT_ISLAM

2. https://e-
journal.iainsalatiga.ac.id/index.php/blocked1a1n/article/viewFile/2268/1080

3. https://afrinaldiyunas.blogspot.com/2012/07/spirit-pengembangan-ilmu-dalam-
islam.html

27

Anda mungkin juga menyukai