Anda di halaman 1dari 10

i

Resume Makalah Kelompok 5

Nama : isrofil suci wahyu


Nim :2120603071

Sumber ajaran islam adalah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau
pedoman syariat islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama
Islam bersumber dari Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis yang
memuat Sunnah Rasulullah. Komponen utama agama Islam atau unsur utama ajaran
agama (akidah, syari'ah dan akhlak) dikembangkan dengan rakyu atau akal pikiran
manusia yang memenuhi syarat runtuk mengembangkannya.

Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hukum dan pedoman hidup bagi
pemeluk Islam dan bernilai ibadah yang membacanya.

1.1 Ruang Lingkupnya Al-Qur’an


Pokok-pokok isi Al-Qur’an ada 5:
1.1.1 Akidah
Isi kandungan Al Quran pertama yakni tentang akidah. Secara etimologi akidah
berarti kepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak Akidah (‘Aqidah) adalah aqa’id.
Akidah juga disebut dengan istilah keimanan.
Orang yang berakidah berarti orang yang beriman (Mukmin). Akidah secara
terminologi didefnisikan sebagai suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan
sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan dalam bentuk amal
perbuatan.
Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari
Al Quran dan hadits. Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam tidak hanya
cukup mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya, tetapi harus
menyatakannya dengan lisan dan harus mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan
(amal shalih) dalam kehidupannya sehari-hari.
1
Inti pokok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan bahwa Allah
Maha Esa. Setiap Muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang tidak
meyakini ke-Maha Esa-an Allah Swt. berarti ia kafir, dan apabila meyakini adanya
Tuhan selain Allah SWT dinamakan musyrik.
Dalam akidah Islam, di samping kewajiban untuk meyakini bahwa Allah SWT
itu Esa, juga ada kewajiban untuk meyakini rukun-rukun iman yang lain. Tidak
dibenarkan apabila seseorang yang mengaku berakidah/beriman apabila dia hanya
mengimani Allah saja, atau meyakini sebagian dari rukun iman saja.
Rukun iman yang wajib diyakini tersebut adalah: iman kepada Allah SWT, iman
kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-
Rasul, iman kepada hari akhir, dan iman kepada Qadha’ dan Qadar.
1.1.2 Ibadah
Isi Kandungan Al Quran berikutnya yakni masalah ibadah. Ibadah berasal dari
kata 'abada-ya'budu-'abadan artinya mengabdi atau menyembah. Yang dimaksud
ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT dengan
tunduk, taat dan patuh kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk kepatuhan dan
ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan yakin terhadap kebesaran Allah SWT,
sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
Karena keyakinan bahwa Allah Swt. mempunyai kekuasaan mutlak. Dalam Al
Quran dijelaskan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain adalah untuk
beribadah kepada Allah Swt.

Firman Allah SWT:


َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬
‫ن‬7ِ ْ‫س ِااَّل ِليَ ْعبُ ُدو‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
Ku.” (QS. Adz Dzariyaat [51] : 56).

Manusia harus menyadari bahwa dirinya ada karena diciptakan oleh Allah
SWT. Karena itu, manusia harus sadar bahwa dia membutuhkan Allah SWT, dan
kebutuhan terhadap Allah WT. Hal itu diwujudkan dengan bentuk beribadah kepada-
Nya.
Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ibadah mahdhah dan ghairu
mahdhah. Ibadah mahdhah artinya ibadah khusus yang tata caranya sudah ditentukan,
seperti: shalat, puasa, zakat dan haji.
2
Sedangkan ibadah ghairu mahdhah artinya ibadah yang bersifat umum, tata caranya
tidak ditentukan secara khusus, yang bertujuan untuk mencari ridha Allah SWT,
misalnya: silaturrahim, bekerja mencari rizki yang halal diniati ibadah, belajar untuk
menuntut ilmu, dan sebagainya.
1.1.3 Hukum
Isi kandungan Al Quran lainnya yakni tentang Hukum. Dalam Islam, hukum
sebagai salah satu isi pokok ajaran Al Quran berisi kaidah-kaidah dan ketentuan-
ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia.

Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar


kehidupannya menjadi adil, aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di
dunia maupun di akhirat kelak.
Sebagai sumber hukum ajaran Islam, Al Quran banyak memberikan ketentuan-
ketentuan hukum yang harus dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum baik
secara global (mujmal) maupun terperinci (tafsil). Beberapa ayat-ayat Al Quran yang
berisi ketentuan hukum antara lain adalah :

َ‫صابُ َوااْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِّم ْن َع َم ِل ال َّشي ْٰط ِن فَاجْ تَنِبُوْ هُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُر َوااْل َ ْن‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi,


(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan
keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar
kamu beruntung.” (QS. al-Maidah [5]: 90)

1.1.4 Sejarah dan kisah-kisah umat terdahulu


Isi kandungan Al Quran berikutnya tentang sejarah atau kisah umat pada masa
lalu. Sejarah atau kisah-kisah tersebut bukan hanya sekedar cerita atau dongeng
semata, tetapi dimaksudkan untuk menjadi ‘ibrah (pelajaran) bagi umat Islam.
Ibrah tersebut kemudian dapat dijadikan dapat menjadi petunjuk untuk dapat
menjalani kehidupan agar senantiasa sesuai dengan petunjuk dan keridhaan Allah
SWT.

‫ص ْي َل ُك ِّل َش ْي ٍء‬ َ ‫ب َما َكانَ َح ِد ْيثًا يُّ ْفت َٰرى َو ٰل ِك ْن تَصْ ِد ْي‬
ِ ‫ق الَّ ِذيْ بَ ْينَ يَ َد ْي ِه َوتَ ْف‬ ِ ۗ ‫ص ِه ْم ِع ْب َرةٌ اِّل ُولِى ااْل َ ْلبَا‬ ِ ‫ص‬ َ َ‫لَقَ ْد َكانَ فِ ْي ق‬
َ‫َّوهُدًى َّو َرحْ َمةً لِّقَوْ ٍم ي ُّْؤ ِمنُوْ ن‬
3
“Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang
mempunyai akal. (al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan
(sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yusuf [12]:
111).

1.1.5 Rujukan pengetahuan dan teknologi


Isi kandungan Al Quran terakhir adalah memuat ilmu pengetahuan dan
teknologi. Al Quran juga disebut dengan kitab suci ilmiah. Banyak ayat yang
memberikan isyaratisyarat ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang bersifat
potensial untuk kemudian dapat dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan
hidup manusia.
Allah SWT yang Maha memberi ilmu telah mengajarkan kepada umat manusia untuk
dapat menjalani hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik.
Al Quran menekankan betapa pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal itu diisyaratkan pada saat ayat Al Quran untuk pertama kalinya
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu QS. al-‘Alaq: 1-5.

َ ُّ‫) ا ْق َر ْأ َو َرب‬2( ‫ق‬


َ‫) َعلَّ َم اإْل ِ ْن َسان‬4( ‫) الَّ ِذي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬3( ‫ك اأْل َ ْك َر ُم‬ ٍ َ‫ق اإْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬ َ ِّ‫ا ْق َر ْأ بِاس ِْم َرب‬
َ َ‫ك الَّ ِذي خَ ل‬
َ َ‫) َخل‬1( ‫ق‬
)5( ‫َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-'Alaq: 1-5).
Ayat yang pertama kali diturunkan tersebut diawali dengan perintah untuk
membaca. Membaca adalah satu faktor terpenting dalam proses belajar untuk
menguasai suatu ilmu pengetahuan. Ini mengindikasikan bahwa Al Quran
menekankan betapa pentingnya membaca dalam upaya mencari dan menguasai ilmu
pengetahuan.
1.2 Dasar-dasar Al-Qur'an dalam membuat hukum
1. Tidak memberatkan
“Allah tidak membenari seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
4
Misalnya:
a) Boleh tidak berpuasa pada bulan Ramadhan.
b) Boleh makan-makanan yang diharamkan jika dalam keadaan
terpaksa/memaksa.
c) Boleh bertayamum sebagai ganti wudhu’
2. Menyedikitkan beban
Dari prinsip tidak memberatkan itu, maka terciptalah prinsip menyedikitkan beban
agar menjadi tidak berat. Karena itulah lahir hukum-hukum yang sifatnya rukhsah.
Seperti: mengqashar sholat.

3. Berangsur-angsur dalam menetapkan hukum


Hal ini dapat diketahui, umpamanya; ketika mengharamkan khamr.
1) Menginformasikan manfaat dan mahdhorotnya.
2) Mengharamkan pada waktu terbatas, yaitu; sebelum sholat.
3) Larangan secara tegas untuk selama-lamanya.

1.3 KEDUDUKAN HADIST,IJMA DAN QIYAS


2.4.1 HADIST
1. PENGERTIAN HADIST
Hadist ialah hal hal yang datang dari rasulullah saw,baik itu ucapan,perbuatan,atau
pengakuan(taqrir)
~hadist terbagi tiga macam,yaitu:
-hadist qauliyah
-hadist filiyah
-hadist taqririyah
2.FUNGSI HADIST TERHADAP AL QURAN
a. bayan at taqrir(penjelasan memperkuat apa yang telah ditetapkan dalam al quran)
b. bayan at tafsir(menjelaskan dan menafsirkan ayat ayat yang terdapat dalam al
quran)
c.bayan at tasyri(mewujudkan suatu hukum atau ajaran ajaran yang tidak didapati
dalam al quran hanya terdapat pokok pokoknya(ashl)saja.

5
d.bayan an nasakh(menghapus,menghilangkan,dan menggantiketentuan yang
terdapat dalam al quran
3.KEDUDUKAN HADIST
Dalam kedudukannya sebagai penjelas,hadist kadang kadang memperluas hukum
dalam al quran atau menetapkan sendiri hukum diluar apa yang ditentukan allah
dalam al quran
2.4.2 IJMA
1.PENGERTIAN IJMA
Ijma menurut Bahasa adalah sebagai mengumpulkan perkara kemudian memberi
hukum atas perkara tersebut danmeyakininya.
~ijma menurut istilah sebagai kebulatan pendapat seluruh ahli ijtihad sesudah
wafatnya rasulullah saw pada suatu masa atau sesuatu hukum syara

2.JENIS IJMA
a.ijma al sarih
b.ijma al sukuti
3.KEDUDUKAN IJMA
Ijma sebagai dalil hukum.ijma menempati salah satu sumber hukum atau dalil
hukum berada setelah al quran dan sunnah.dalil dalil yang ada pada ijma wajib untuk
dipatuhi oleh semua umat muslim jika tidak ada dalam al quran dan sunnah.
2.4.3 QIYAS
1.PENGERTIAN QIYAS
- Qiyas secara Bahasa sebagai Tindakan mengukur sesuatu atas sesuatu lainnya
dan kemudian disamakan.
-qiyas secara istilah menetapkan hukum terhadap sesuatu perbuatan yang belum
ada ketentuannya dan didasarkan pada sesuatu yang sudah ada ketentuannya.
2.JENIS QIYAS
a.qiyas illat
-qiyas jali
-qiyas khafi
b.qiyas dalalah
c.qiyas shabah
6
3.KEHUJJAHAN QIYAS
Kehujjahan qiyas berasal dari kehujjahan dalil dalil syar i,yang membawa illat syar i.
4.KEDUDUKAN QIYAS
Berfungsi sebagai menetapkan hukum islam yang belum ada penjelasannya dalam
al quran dan hadist dengan cara menyamakan dengan hukum yang ada.

1.4 Pengertian Nash


Pengertian Nash menurut Bahasa adalah munculnya segala sesuatu yang
tampak. Secara istilah Nash berarti lafadz yang memiliki petunjuk yang tegas sebagai
makna yang dimaksudkan atau suatu lafadz yang tidak mungkin mengandung
pengertian lain tanpa ada faktor lain. Nash juga harus diamalkan menurut makna yang
ditunjukkan oleh Nash tersebut, hingga ada dalil yang mentakwilkan.

Pembagian Macam-macam Nash


Dalam segi keberadaannya lafadz nash dapat dibagi menjadi beberapa macam
1. Dzahir
Menurut Zaky Al-Din Sya’ban, dzahir menurut kalangan hanafiyah merupakan
suatu lafadz nash yang dalalahnya dapat menunjukkan kepada pengertian yang jelas
dan tidak diperlukannya sebuah unsur dari luar untuk dipahami. Menurut pendapat
Ulama Ushul, Dzahir wajib diamalkan sesuai dengan makna yang terkandung selama
tidak ada dalil yang memalingkan maknanya.
2. Nash
Pengertian Nash sebagian sudah dibahas pada bagian atas. Adapun Implikasi dari
Nash merupakan ketetapan hukum suatu hal yang telah disebut untuk suatu hal lain,
karena dipahami hubungan antara keduanya hanya memahami susunan kalimatnya
saja. Pada hal ini, nash lebih memperjelas dari makna Dzahir itu sendiri.
3. Mufassar
Mufassar merupakan suatu lafadz nash yang menunjukkan kepada suatu hal
ketentuan hukum yang penunjukkannya sangat jelas dan tidak ada kemungkinan
untuk ditakwil. Definisi mufassar lebih jelas dibandingkan nash dzahir dan nash.
Dilalah mufassar wajib diamalkan secara qath’I, selama tidak terdapat dalil yang
merubahnya.
7
4. Muhkam
Menurut Bahasa Muhkam berarti Atqana yang memiliki arti pasti atau tegas.
Sedangkan menurut istilahnya, muhkam ialah suatu lafadz yang dalalahnya
menunjukkan makna yang jelas dan terang. Ketentuan yang berlaku pada Muhkam ini
dalalahnya sudah pasti dan tingkatan ini tidak bisa dirubah atau di batalkan dan wajib
mengamalkannya.
Dalil-dalil Al-Quran dan Hadis yang Mengandung Pengertian Nash
Hukum Nash adalah wajib mengamalkan selama tidak terdapat dalil yang shahih
untuk mengubah maknanya. Banyak ayat didalam Al-Quran yang mengandung nash,
contohnya seperti berikut:
Pada ayat ini berisi tentang nash berupa hukuman bagi pencuri menurut Islam.

‫سا ِرقَةُ فَا ْقطَ ُعوا أَ ْي ِديَ ُه َما‬


َّ ‫ق َوال‬
ُ ‫سا ِر‬
َّ ‫َوال‬

Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (Al
Ma’idah Ayat 38)

1.5 Pengertian Syari'ah


- Syariah : komponen ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan seorang
muslim baik dalam bidang ibadah (habluminAllah) maupun dalam bidang
muamalah (hablumminannas) yang merupakan aktualisasi dari akidah yang
menjadi keyakinannya.
- Syariah secara istilah dapat diartikan sebagai suatu sistem atau aturan yang
bisa jadi mengatur hubungan antara manusia dengan Allah, atau hubungan
manusia dengan manusia

8
9

Anda mungkin juga menyukai