DISUSUN OLEH :
XII MIPA 1
GURU PEMBIMBING :
BAB I................................................................................................................................................................................................. 3
Pendahuluan................................................................................................................................................................................. 3
A. Latar belakang....................................................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................................................. 5
BAB III.............................................................................................................................................................................................. 9
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................................................. 9
C. Contoh upaya pemerintah dan lembaga terkait dalam mempromosikan dan melindungi HAM di
Indonesia dengan mempertimbangkan nilai nilai kristiani.............................................................................11
BAB IV........................................................................................................................................................................................... 12
KESIMPULAN............................................................................................................................................................................. 12
BAB I.
Pendahuluan
A. Latar belakang
Setiap manusia lahir dengan hak asasi manusia yang melekat pada dirinya. Hak yang dimaksud ini
dianggap sebagai hak yang wajib dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugerah dari Tuhan Yang
Maha Esa. Oleh karenanya tanpa membedakan ras, suku, agama, dan jenis kelamin seseorang tidak
dapat diperlakukan semena-mena melebihi batas hak asasi yang dimilikinya. Hak asasi manusia
yang dimiliki semua orang ini bersifat universal dan selalu berkembang seiring berkembangnya
tingkat kehidupan manusia. Secara umum dapat diambil arti macam-macam Hak Asasi Manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan yang maha esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang lain demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Menurut Oemar Seno Aji macammacam Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada martabat
manusia sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha ESA, seperti keselamatan, keamanan, dan
kebebasan dengan sifat tidak boleh dilanggar oleh siapa pun dan merupakan holy Area (wilayah
suci). HAM menjadi salah satu aspek vital yang harus terus diperhatikan meskipun di era modern
ini hampir seluruh negara telah mendapatkan kemerdekaan. Bahkan di zaman modern seperti
inilah sering terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang tersirat dan tak terangkat ke permukaan
karena teerlindung oleh kecanggihan tekhnologi yang ada.
Banyak macam-macam Hak Asasi Manusia yang wajib untuk dilindungi. Perlindungan terhadap hak
asasi manusia merupakan aspek terpenting dalam menentukan suksesnya penyelenggaraan negara.
Hak asasi dan kebebasan dasar manusia ini tidak dapat dipisahkan dari manusia karena dengan
hilangnya hak asasi maka akan hilangpula martabat yang dimilikinya. Oleh karenanya Indonesia
sebagai negara hukum wajib melindungi dan memperjuangkan penegakan hak asasi manusia.
Selain itu instrumen penegakan macam-macam Hak Asasi Manusia ini juga wajib dimuat dalam
konstitusi atau UUD.Indonesia yang merupakan Negara majemuk, dimana penduduknya menganut
beberapa agama, hak asasi tidak hanya untuk personal saja, akan tetapi penting juga dalam benruk
kolektif atau kelompok masyarakat yang kepercayaannya berbeda. Maka dari sinilah HAM
perspektif agama Kristen penting dikaji dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis bagaimana nilai-nilai Kristiani dapat berkontribusi
dalam mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia (HAM) di Indonesia. Makalah ini akan
menjelaskan konsep HAM dalam perspektif Kristiani, mengidentifikasi tantangan dan pelanggaran HAM
yang terjadi di Indonesia, serta mengusulkan solusi berdasarkan nilai-nilai Kristiani untuk meningkatkan
perlindungan HAM di negara ini.
Beserta untuk menunjukkan bagaimana nilai-nilai Kristiani dapat menjadi landasan yang kuat
dalam mempromosikan dan melindungi HAM di Indonesia. Dengan memahami dan menerapkan
nilai-nilai ini, diharapkan bahwa Indonesia dapat menjadi negara yang lebih adil, inklusif, dan
menghormati hak asasi manusia bagi semua warganya.
BAB II.
PEMBAHASAN
Sejarah masyarakat dan gereja di barat telah mengukir sebuah pengalaman yang panjang dan
kemelut HAM. Kesadaran tentang HAM, dalam perspektif sejarah diraih dengan suatu pergulatan
intelektual yang mendalam dan melalui kancah konfik yang tajam, penuh kekerasan dan berlarut-
larut. Antropologi Theologis yang berkembang di barat telah memberi dasar pijak tumbuhnya
gagasan tentang HAM.Dinamika munculnya kesadaran mengenai HAM dikalangan Gereja Barat,
baik Katolik maupun Protestan merupakan bukti yang dominan sekalipun bukan merupakan bukti
satusatunya bagi kewaspadaan dan kepedulian agama tentang HAM. Ketika gereja lebih terbuka
kepada masyarakat, maka kesadaran rohaninya dipulihkan dan mampu melihat pentingnya upaya
untuk menegakkan HAM. Gereja ternyata tidak berada dalam posisi untuk melakukan tuntunan
terhadap agama lain, untuk mengikuti jejak agama Kristen, seolah-olah jalan Barat merupakan satu-
satunya ekspresi yang paling sah dan paling unversal tentang kepedulian mereka terhadap nasib
manusia secara keseluruhan.Thomas Aquinas merupakanseorang tokoh sejarah yang memberikan
suatu sintesa pemikiran tentang kodrat dan kehendak Illahi dan memberi kepastian terhadap
kebebasan manusia. Perdebatan intelektual antara konsepsi Agustinus dan Palagius mewarnai
diskusi tentang manusia di tengah pemikiran Eropa. Tema yang menjadi pokok utama perdebatan
Theologis di kalangan para gerejawi di barat abad ke IV muncul kembali dengan sengit di masa
reformasi di awal abad ke XVI. Dua belas abad pertengkaran tentang siapa manusia dalam kerangka
kebebasannya dan dalam bingkai kebebasan yang diberikan oleh gereja belum bisa diterima oleh
banyak pemikir gerjawi di barat.Pengajuan terhadap HAM banyak ditentukan oleh kepercayaan
agama apakah agama mempercai manusia atau tidak. Kekurang percayaan terhadap kemampuan
manusia untuk berbuat dan bertindak baik, akan memberikan penghargaan yang memadai
terhadap HAM.
Perspektif Kristen tentang Hak Asasi Manusia dapat dilihat melalui dua sisi yaitu:
1) Mengkaji dari sudut iman serta teologi kristiani, apa, mengapa dan bagaimana Hak Asasi
Manusia yang berlaku universal bagi setiap orang di semua tempat.
2) Meletakkan upaya tersebut di dalam rangka upaya bersama seluruh umat manusia untuk
mengusahakan yang terbaik bagi setiap orang dan semua orang sesuai dengan hak-hak asasinya
sebagai manusia. Hak Asasi Manusia adalah satu hal, perumusan tentang Hak Asasi Manusia adalah
satu hal yang lain.
Hak Asasi Manusia, khususnya umat Kristiani telah mendapat perlindungan dalam UUD 1945 dan
memiliki beberapa hak-hak yang dapat menjamin kesejahteraan diantara hak-hak tersebut adalah:
1. Hak Kebebasan
Hak kebebasan adalah hak-hak yang bersifat melindungi kebebasan dan otonomi manusia dalam
kehidupan pribadi
2. Hak Demokrasi
3. Hak-Hak Sosial
Hak-hak ini berdasarkan kesadaran bahwa masyarakat dan Negara berhak untuk mengusahakan
kesejahteraan pihak-pihak yang lemah dalam masyarakat.
Kristen mengajarkan bahwa setiap manusia diciptakan oleh Allah dengan martabat dan nilai
yang sama. Setiap individu memiliki hak-hak yang melekat pada keberadaannya sebagai manusia,
termasuk hak untuk hidup, kebebasan, dan keadilan.
Ajaran Kristen menekankan pentingnya kasih dan belas kasihan terhadap sesama manusia. Ini
berarti menghormati dan melindungi hak-hak orang lain, serta memberikan perhatian dan bantuan
kepada mereka yang membutuhkan.
3. Keadilan sosial
Kristen mengajarkan pentingnya keadilan sosial dan perlakuan yang adil bagi semua orang. Ini
mencakup hak untuk bebas dari diskriminasi, penindasan, dan perlakuan tidak manusiawi lainnya.
Kristen mengajarkan nilai pengampunan dan rekonsiliasi antara individu dan kelompok yang
pernah saling melukai. Ini berarti memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk memperbaiki
kesalahan mereka dan memulihkan hubungan yang rusak.
5. Perlindungan terhadap kekerasan dan penindasan
Ajaran Kristen menekankan pentingnya melindungi orang yang rentan dan teraniaya. Ini
mencakup perlindungan terhadap kekerasan fisik, penindasan politik, eksploitasi ekonomi, dan
segala bentuk perlakuan tidak manusiawi lainnya.
Kristen mengajarkan pentingnya kebebasan beragama dan kebebasan berpendapat. Ini berarti
menghormati hak setiap individu untuk memiliki keyakinan dan pendapat mereka sendiri tanpa
takut dihukum atau dianiaya.
Gereja dan komunitas Kristen dapat berperan dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat tentang HAM. Mereka dapat menyelenggarakan seminar, kelas, dan diskusi tentang
HAM, serta menyebarkan informasi melalui publikasi dan media sosial. Dengan cara ini, mereka
dapat membantu masyarakat memahami pentingnya menghormati dan melindungi hak-hak
individu.
Gereja dan komunitas Kristen dapat menjadi suara bagi mereka yang mengalami pelanggaran
HAM. Mereka dapat memberikan dukungan moral, bantuan hukum, dan advokasi bagi korban
pelanggaran HAM. Mereka juga dapat menggalang dukungan masyarakat dan bekerja sama dengan
lembaga perlindungan HAM untuk memperjuangkan keadilan bagi korban.
Gereja dan komunitas Kristen dapat melakukan pemantauan terhadap situasi HAM di wilayah
mereka. Mereka dapat mengumpulkan informasi tentang pelanggaran HAM yang terjadi dan
melaporkannya kepada lembaga perlindungan HAM, seperti Komnas HAM. Dengan cara ini, mereka
dapat membantu mengungkap pelanggaran HAM dan mendorong tindakan yang tepat untuk
menyelesaikannya.
4. Pemberdayaan Masyarakat
Gereja dan komunitas Kristen dapat berperan dalam pemberdayaan masyarakat untuk
melindungi hak-hak mereka sendiri. Mereka dapat memberikan pelatihan tentang HAM, hak-hak
individu, dan mekanisme penegakan hukum kepada anggota jemaat dan masyarakat luas. Dengan
cara ini, mereka dapat membantu masyarakat menjadi lebih sadar akan hak-hak mereka dan
mampu melindungi diri sendiri.
5. Dialog dan Kolaborasi
Gereja dan komunitas Kristen dapat berperan dalam membangun dialog dan kolaborasi dengan
pemerintah, lembaga perlindungan HAM, dan kelompok agama lainnya untuk memperjuangkan
HAM. Mereka dapat berpartisipasi dalam forum-forum dialog, mengusulkan kebijakan yang
memperkuat perlindungan HAM, dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan
bersama dalam mempromosikan dan melindungi HAM.
Dengan peran aktif gereja dan komunitas Kristen, upaya memperjuangkan HAM di Indonesia dapat
diperkuat dan mendapatkan dukungan yang lebih luas dari Masyarakat.
BAB III.
PEMBAHASAN
Sejarah perkembangan HAM juga ditandai dengan adanya tiga peristiwa penting yakni Magna
Charta, Revolusi Amerika, dan Revolusi Prancis.Sistem pemikiran HAM disuarakan secara
internasional ke seluruh dunia untuk memperjuangkan HAM untuk diakui, dihormati, dilindungi,
dan ditegakan demi harga diri dan martabat manusia.
Pada Januari 1947, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk komisi hak asasi manusia
(commission of human right), yang sidangnya dimulai di bawah pimpinan Ny. Eleanor
Roosevelt.Dua tahun kemudian, tepatnya pada 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang
diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris, menerima baik hasil kerja panitia tersebut.Hasilnya
berupa Universal Declaration Of Human Rights atau Pernyataan Sedunia tentang Hak-Hak Asasi
Manusia, yang terdiri dari 30 pasal.Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48
negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Kemudian,
setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila. Artinya Hak Asasi
Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila.Bagi bangsa Indonesia,
melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya,
melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup
bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang
dapat dilaksanakan secara mutlak tanpa memperhatikan hak orang lain.
Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia
sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi,
dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan,
dan kecerdasan serta keadilan.Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara
Republik Indonesia, yakni:
1. Kebebasan berpendapat
Pelanggaran HAM terhadap perempuan di Indonesia meliputi kekerasan dalam rumah tangga,
pelecehan seksual, dan diskriminasi gender. Pemerintah telah mengadopsi kebijakan dan program
untuk meningkatkan perlindungan hak perempuan, seperti pembentukan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Tantangan dalam hak asasi pekerja di Indonesia meliputi upah yang tidak layak, jam kerja yang
berlebihan, dan kurangnya perlindungan terhadap pekerja migran. Pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan dan peraturan untuk meningkatkan perlindungan hak asasi pekerja, seperti UU
Ketenagakerjaan dan pembentukan Badan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Pelanggaran HAM terhadap hak asasi pribadi di Indonesia meliputi penangkapan dan
penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, dan perlakuan tidak manusiawi terhadap tahanan.
Pemerintah telah melakukan reformasi hukum dan memperkuat lembaga penegak hukum untuk
mengatasi pelanggaran ini, seperti Komnas HAM dan Komisi Kejaksaan.
Tantangan dalam hak asasi minoritas di Indonesia meliputi kebebasan beragama, hak atas
tanah, dan hak-hak budaya. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dan program untuk
meningkatkan perlindungan hak asasi minoritas, seperti pembentukan Kementerian Agama dan
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
Pemerintah Indonesia juga telah berkomitmen untuk memperkuat kerjasama dengan lembaga
internasional dan organisasi masyarakat sipil dalam mengatasi tantangan dan pelanggaran HAM.
Meskipun demikian, masih diperlukan upaya yang lebih besar untuk memastikan perlindungan
HAM yang lebih baik di Indonesia, termasuk penegakan hukum yang efektif, peningkatan kesadaran
masyarakat, dan partisipasi aktif dari semua pihak terkait.
C. Contoh upaya pemerintah dan lembaga terkait dalam mempromosikan dan melindungi
HAM di Indonesia dengan mempertimbangkan nilai nilai kristiani
Pemerintah dan lembaga terkait di Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk
mempromosikan dan melindungi HAM, dengan mempertimbangkan nilai-nilai Kristen yang
menjadi salah satu agama mayoritas di negara ini. Beberapa upaya tersebut antara lain:
Pemerintah Indonesia telah mengadopsi Undang-Undang Dasar 1945 yang menjamin hak asasi
manusia, termasuk kebebasan beragama dan kebebasan berpendapat. Pemerintah juga telah
mengeluarkan berbagai undang-undang dan peraturan yang melindungi hak-hak individu,
termasuk hak-hak berdasarkan nilai-nilai Kristen.
Pemerintah telah membentuk lembaga-lembaga seperti Komnas HAM (Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia) yang bertugas mempromosikan dan melindungi HAM di Indonesia. Lembaga ini
bekerja untuk mengawasi pelanggaran HAM, memberikan rekomendasi kebijakan, dan
memberikan perlindungan kepada korban pelanggaran HAM.
Pemerintah dan lembaga terkait juga melakukan dialog dan konsultasi dengan berbagai
kelompok agama, termasuk Kristen, untuk memastikan bahwa kebijakan dan program yang
diadopsi memperhatikan nilai-nilai agama dan melindungi hak-hak individu.
Pemerintah dan lembaga terkait juga melakukan upaya dalam meningkatkan pendidikan dan
kesadaran masyarakat tentang HAM, termasuk melalui kurikulum pendidikan yang memasukkan
nilai-nilai HAM dan kerjasama dengan lembaga agama untuk menyebarkan pemahaman tentang
pentingnya menghormati hak-hak individu.
5. Perlindungan Minoritas
Pemerintah dan lembaga terkait juga berupaya melindungi hak-hak minoritas, termasuk
minoritas agama, dengan memastikan kebebasan beragama dan melawan diskriminasi
berdasarkan agama.
Dalam mempromosikan dan melindungi HAM, pemerintah dan lembaga terkait di Indonesia
berusaha untuk menghormati dan mempertimbangkan nilai-nilai agama, termasuk nilai-nilai
Kristen. Hal ini dilakukan dengan memastikan bahwa kebijakan dan tindakan yang diambil tidak
bertentangan dengan nilai-nilai agama dan melindungi hak-hak individu berdasarkan prinsip-
prinsip agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia.
BAB IV.
KESIMPULAN
Kesimpulan makalah mengenai praktek HAM di Indonesia berdasarkan nilai-nilai Kristiani adalah
sebagai berikut:
2. Sejarah HAM di Indonesia mencerminkan perjuangan untuk mengakui dan melindungi hak-hak
asasi manusia. Mulai dari masa penjajahan Belanda hingga saat ini, Indonesia telah mengambil
langkah-langkah untuk memperkuat perlindungan HAM, meskipun masih ada tantangan dan
pelanggaran yang perlu diatasi.
3. Konstitusi Indonesia, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, memberikan landasan hukum yang
mengakui dan melindungi HAM. Pasal-pasal dalam UUD 1945 mencerminkan nilai-nilai Kristiani
yang menghormati martabat manusia dan memberikan hak-hak dasar kepada setiap warga negara.
4. Partisipasi Indonesia dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) menunjukkan
komitmen terhadap prinsip-prinsip HAM yang diakui secara internasional. Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia mengakui pentingnya menghormati dan melindungi hak-hak asasi manusia.
5. Meskipun ada kemajuan dalam perlindungan HAM di Indonesia, tantangan dan pelanggaran
masih ada. Namun, kesadaran akan pentingnya HAM semakin meningkat di masyarakat dan
pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki perlindungan HAM di negara ini.
Dalam kesimpulannya, makalah ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Kristiani mendukung praktek
HAM di Indonesia dan bahwa upaya terus dilakukan untuk memperkuat perlindungan HAM di
negara ini.