Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN TUGAS TUTORIAL 3

MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN-MKWU4103

NAMA MAHASISWA : SONY RISKY HIDELILO

NOMOR INDUK MAHASISWA/NIM : 044304011

PROGRAM STUDI : 83/ AKUNTANSI

SEMESTER/MASA REGISTRASI : 1/ 2022/2023.1

KODE/NAMA UPBJJ : 79/UPBJJ- KUPANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
1) Jelaskan pandangan ilmu pengetahuan menurut Alkitab dan bagaimana Alkitab
tetap dipercayai sebagai sumber kebenaran!

Jawaban :

Sebelum memahami bagaimana pandangan Ilmu Pengetahuan menurut Alkitab, kita


harus mengetahui lebih dahulu pengertian Ilmu Pengetahuan.

PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN

Secara etimologis, Ilmu Pengetahuan (bahasa Arab: ‫ )ال ِع ْلـ ُم‬atau disebut juga sains (bahasa
Inggris: science) adalah suatu usaha sistematis dengan metode ilmiah dalam
pengembangan dan penataan pengetahuan yang dibuktikan dengan penjelasan dan
prediksi yang teruji sebagai pemahaman manusia tentang alam semesta dan
dunianya.berdasarkan pengertian tersebut Ilmu Pengetahuan dapat diartikan sebagai
pengetahuan yang didasarkan atas fakta - fakta ,dimana pengujian kebenarannya diatur
menurut kaidah-kaidah sistem yang berlaku.

PANDANGAN ILMU PENGETAHUAN MENURUT ALKITAB

Ilmu Pengetahuan sudah ada sejak zaman dahulu, sejak manusia diciptakan. Ilmu
pengetahuan berasal dari Tuhan yaitu Firman Allah dan teknologi juga berasal dari Tuhan
yang dikembangkan melalui manusia.

Pengaruh Kekristenan yang mendorong lahirnya Ilmu Pengetahuan merupakan


cerminan sikap kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Tuhan
kepada manusia sebagaimana tertulis dalam Kejadian 1:28.

“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan
bertamba banyak: penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi”.”

Dari Kejadian 1:28 yang mendasari lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Mandat
Allah yang pertama untuk beranak cucu dan bertambah banyak manusia di bumi, dan
berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung, dan segala binatang, dari ayat tersebut yang
melahirkan di pikiran manusia bagaiamana mereka dapat menguasai bumi sesuai yang
dikehendaki Allah. Dan pengetahuan untuk melahirkan teknologi itu terdapat dalam
Amsal 1:7a

“Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan”

Ilmu Pengetahuan dalam pandangan Alkitab dapat ditemukan dalam Amsal 1:5,
“baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang
berpengertian memperoleh bahan pertimbangan”. Berdasarkan kutipan ayat ini maka
dituntut untuk setiap pribadi orang percaya (sebutan lain bagi orang Krisen) menjadi
bijak dalam mendengar lalu menjadi orang yang suka belajar (menambah ilmu). Sehingga
kecanggihan gadget tidak disikapi dengan negatif namun dengan pertimbangan yang
bijak. Tuhan menghendaki segala pekerjaan untuk kebutuhan dikerjakan dengan sebaik-
baiknya. Sebab Tuhan sendiri yang memberikan pengertian dan pengetahuan, keahlian,
dalam berbagai pekerjaan kepada seseorang (Kel.35:31). Sebagai mitra Allah maka
manusia diberi kemampuan untuk mengetahui namun tetap dalam rasa hormat dan
tunduk terhadap otoritas Allah Sang Pencipta (Ams.1:7). Iman Kristen memberikan dasar
kepada kita untuk menerima perkembangan Ilmu Pengetahuan yang ada dalam iman
Kristen yang menjadi dasar Ilmu Pengetahuan adalah Tuhan. Mengutip perkataan Albert
Einstein ‘ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu lumpuh’ (religion without
science is blind and science without religion is lame).

BAGAIMANA ALKITAB TETAP DIPERCAYAI SEBAGAI SUMBER


KEBENARAN

Alkitab memang tidak ditulis sebagai sebuah buku untuk menunjukkan kebenaran dalam
ilmu pengetahuan. Tujuan utama dari penulisan Alkitab adalah karya keselamatan yang
dikerjakan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus, sebagai jawaban masalah hubungan
manusia dengan Allah yang telah rusak karena dosa Manusia.

Tetapi kebenaran yang ada dalam Alkitab dapat dipercayai sebagai sumber untuk
menunjukkan kebenaran - kebenaran yang ada dalam Ilmu Pengetahuan. (Firman-Mu
adalah kebenaran -Yoh. 17 : 17).
2) Sejauh mana orang Kristen di Indonesia melaksanakan politik sesuai dengan Ajaran
Alkitab ?

Jawaban :

Sebelum kita memandang sampai sejauh mana orang Kristen di Indonesia melaksanakan Politik,
kita dapat memahami pengertian dan definisi dari Politik.

Apa itu Politik?

Secara etimologis, politik berasal dari bahasa yunani ‘Politika’ yang artinya ‘urusan kota’.adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan, terkait pengambilan keputusan dalam kelompok atau
kekuasaan individu.

id.wikipedia.org. (2022, 07 November). Politik. Diakses pada 27 November 2022, dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Politik

Dari pengertian Politik secara etimologis, politik juga dapat dipahami sebagai berbagai macam
kegiatan maupun tindakan yang dilakukan oleh suatu kelompok atau individu tertentu dalam
mengambil sebuah keputusan.secara umum Politik juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam suatu negara, yang antara lain berwujud : proses
pembuatan keputusan, khusunya dalam suatu Negara.

SEJAUH MANA ORANG KRISTEN DI INDONESIA MELAKSANAKAN POLITIK


SESUAI DENGAN AJARAN ALKITAB

Sebagai Orang Kristen kita juga memilki kedudukan sebagai Warga Negara Indonesia.

Sebagai Orang Kristen dan Warga Indonesia, beberapa contoh nyata yang dilakukan sampai saat
ini dalam melaksanakan Politik sesuai dengan Ajaran Alkitab adalah :

1) Membayar Pajak (Mat. 22 : 15 - 22; Rm. 13 : 6 -7)

2) Menaati Pemerintah ( Rm. 13 : 1)

3) Berdoa bagi Pemerintah dan Bangsa Indonesia (1 Tim. 2 :1)

4) Dilakukannya Sensus Penduduk (Luk. 2 : 1 - 5)


5) Berpartisipasi dalam Pemilu (Ams. 16 : 33)

6) Mentaati Undang - Undang yang berlaku di Indonesia.(Pkh. 8 : 2 - 5).

3) Sebutkan 10 usulan sikap dan tindakan yang patut dilakukan dengan benar dalam
menghadapi kemajemukan etnis dan agama!

Jawaban :

1. Mengkampanyekan pentingnya kebersamaan yang menonjolkan sikap toleransi


dan hubungan kemanusiaan.

2. Mengembangkan gagasan pemikiran serta pandangan dalam beragama,


menghargai perbedaan etnis dan agama.

3. Memberikan pemahaman bahwa kekerasan terhadap sesama tanpa perlawanan


dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan.

4. Aktif dan tulus berdialog antarumat beragama.

5. Memberikan kelonggaran kepada ruang publik (public space) ,sebab hal ini hal ini
penting sekali dalam menangkal konflik antar agama.

6. Memilih pemimpin bukan berdasarkan etnis dan agama, tetapi dengan


berdasarkan pada kualitas dan integritas.

7. Mampu membatasi urusan agama dalam urusan negara.

8. Memberikan pemahaman kepada masyarakat, dalam kebebasan beragama untuk


menghindari konflik.

9. Menegakan hukum tanpa memandang etnis dan agama, sehingga dapat tercipta
kedamaian antar etnis dan agama.

10. Menegakkan keadilan kepada semua pihak.

4) Jelaskan pengertian Pluralisme keagamaan dan model pluralis hubungan iman Kristen
dengan agama dan kepercayaan lain!

Jawaban :
Pluralisme adalah keadaan sosial yang hadir dalam beragam etnis,agama, ras, dan etnis
yang mempertahankan tradisi berpartisipasi dalam masyarakat. Keadaan seperti ini
kemudian menciptakan sebuah pola masyarakat yang hidup saling berdampingan dalam
keberagaman yang ada.

Pluralisme Keagamaan dapat dipahami dalam minimum 3 kategori :

1) Kategori sosial, dalam pengertian ini pluralisme agama berarti semua agama
berhak untuk ada dan hidup. Secara sosial, kita harus belajar untuk toleran dan
bahkan menghormati iman atau kepercayaan dari penganut agama lainnya.

2) Kategori etika atau moral, dalam hal ini, pluralisme agama berarti bahwa semua
pandangan moral dari masing - masing agama dalam nuansa etis, kita didrorong
untuk tidak menghakimi penganut agama lain yang memiliki pandangan moral
berbeda, misalnya terhadap isu pernikahan,aborsi, hukuman gantung,eutanasia,dll.

3) Kategori theologi filososfi. Secara sederhana berarti agama - agama pada


hakekatnya setara,sama- sama benar dan sama- sama menyelamatkan. Mungkin
kalimat yang lebih umum adalah banyak jalan menuju Roma. Semua agama
menuju pada Allah, hanya jalannya yang berbeda-beda . Selanjutnya, setiap kali
kita menyebut puralisme agama ,yang dimaksudkan adalah pluralisme agama
dalam kategori teologi filososfi ini.

MODEL PLURALIS HUBUNGAN IMAN KRISTEN DENGAN AGAMA DAN


KEPERCAYAAN LAIN

Dalam dunia Kristen, pluralisme agama pada beberapa dekade terakhir diprakarsai oleh John
Hick. Dalam hal ini dia mengatakan bahwa menurut pandangan fenomenologis, terminologi
pluralisme agama arti sederhananya ialah realitas bahwa sejarah agama-agama menunjukkan
berbagai tradisi serta kemajemukan yang timbul dari cabang masing-masing agama. Dari sudut
pandang filsafat, istilah ini menyoroti sebuah teori khusus mengenai hubungan antartradisi
dengan berbagai klaim dan rival mereka. Istilah ini mengandung arti berupa teori bahwa agama-
agama besar dunia adalah pembentuk aneka ragam persepsi yang berbeda mengenai satu puncak
hakikat yang misterius.

Pluralisme agama di sini berarti pemahaman dan penghayatan sekaligus penerimaan terhadap
kenyataan bahwa ada agama-agama lain yang berbeda dengan kita dan bahwa di dalam agama-
agama itu Allah menyatakan dirinya secara khusus juga, dan karena itu di dalam agama-agama
yang ada, orang dapat menemukan Allah dan mendapatkan ridha, berkat dan keselamatan dari-
Nya. pandangan dan sikap Kristen dalam menghadapi pluralitas di atas, terutama model inklusif
dan pluralis, harus dapat mendorong umatnya untuk merumuskan kembali teologi berdasarkan
pengalaman perjumpaan dalam pluralitas itu.
Dengan kata lain, pandangan itu dapat menghasilkan rumusan-rumusan doktrin baru sebagai
hasil dari atau yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan hidup beragama dalam masyarakat
majemuk. Bahwa hendaknya, doktrin-doktrin yang dihasilkan sebagai pegangan umat beragama
itu berasal dari pengalaman perjumpaan dengan umat agama lain, bukan doktrin yang diwarisi
selama ini yang nyata-nyata berasal dari konteks sosial-budaya dan agama dengan jaman yang
berbeda. Hal ini dapat didasarkan pada pemahaman bahwa Allah yang dipercayai di dalam
agama-agama tidak hanya berkarya pada masa lampau ketika pembentukan konsep-konsep
keagamaan awal, tetapi Ia juga hadir dan berkarya di dalam kehidupan manusia kini dan di sini.
Untuk kebutuhan pembentukan rumusan-rumusan teologi atau doktrin yang kontekstual,
khususnya yang didasarkan pada pluralisme maka yang diperlukan pertama-tama adalah
perjumpaan yang intensif dan positif, yang ditandai oleh dialog yang benar.

Perjumpaan dan dialog seperti ini akan menghasilkan saling pengertian, saling menghormati dan
kesadaran terhadap kebutuhan pada nilainilai moral-etis dan spiritual bersama yang membawa
kepada hidup yang rukun, tentram dan damai, baik di tingkat lokal maupun global.

5) Apa yang dimaksud dengan intoleransi beragama, jelaskan dan berikan beberapa pokok
yang tidak dapat dikategorikan sebagai tindakan atau sikap intoleran!

Jawaban :

Intoleransi Beragama

Intoleransi Beragama, adalah sebuah paham atau pandangan yang mengabaikan seluruh
nilai - nilai dalam toleransi yaitu perasaan empati kepada orang atau kelompok agama
lain, yang berasal dari ,individu, kelompok , golongan, agama yang berbeda.Intoleransi
beragama adalah suatu kondisi jika suatu kelompok masyarakat , kelompok agama, atau
kelompok nonagama secara spesifik menolak sikap toleran terhadap praktik-praktik
penganut agama lain,dan menyatakan bahwa kepercayaan atau praktik agamanyalah yang
benar, sementara agama atau kepercayaan lain adalah salah.

Beberapa Pokok Yang Tidak Dapat Dikategorikan Sebagai Tindakan Atau Sikap
Intoleran

1. Kehidupan beragama dalam konteks kebangsaan harus patuh dan taat terhadap
Undang - Undang , apabila ada Undang - Undang tertentu yang dengan sengaja
dilanggar oleh penganut agama tertentu , akan mendapatkan tindakan hukum dari
pihak yang berwenang, maka tindakan hukum tersebut bukan merupakan suatu
bentuk tindakan intoleran.
2. Evaluasi atau koreksi yang dilakukan secara teologis, logis , dan historis terhadap
suatu ajaran agama tertentu bukan merupakan sikap intoleransi beragama.

3. Penyebarluasan ajaran agama kepada suatu individu atau kelompok masyarakat


yang dilakukan sesuai hukum yang berlaku , bukan merupakan suatu sikap
intoleransi antar agama.

Sumber referensi :

Binsen Samuel Sidjabat, John Madris Nainggolan, Dominggus E. Naat . Pendidikan Agama
Kristen . Tangerang Selatan : Penerbit Universitas Terbuka .

Anda mungkin juga menyukai