Anda di halaman 1dari 13

TUGAS SEJARAH INDONESIA

“Perang Tondano dan Perang Pattimura”

XI MIPA 1
Kelompok 1 :
Della Fransiska Belina
Firman Ardiansyah
Lia Widiawati
Rendy Hermawan
Ridwan

SMA 13 KOTA JAMBI


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Perang Tondano
Bahwa hal-hal yang melatar belakangi terjadinya perang antara
perang minahasa dengan kompani Belanda, antara lain dipengaruhi
oleh sikap antipasti seluruh walak di minahasa khususnya walak
tondano atas kedatangan kolonial belanda yang dianggap sama
dengan kolonial asing sebelumnya, yakni orang Tasikela (Portugis
dan Spanyol) yang telah membunuh beberapa Tona’as, antara lain
Mononimbar dan Rakian dari tondano dan tona’as umboh dari
tomohon, serta adanya pemerkosaan terhadap perempuan (wewene)
Minahasa. Hal ini menimbulkan kesan bahwa semua orang kulit putih
( kolonial ) memiliki perangai yang sama alias kejam. Demikian juga
pada perang ketiga, dipicu oleh tertangkapnya ukung panglima kepala
walak tondano dan ukung sumondak kepala walak tompaso.

2. Pattimura angkat senjata


Perlawanan patimura terjadi di Sapura, yaitu sebuah kota kecil
didekat pulau ambon. Sebab- sebab terjadinya perlawanan ;
a. Kembalinya pemerintahan kolonial belanda dimaluku dari tangan
inggris
b. Pemerintahan kolonial Belanda memberlakukan kembali penyerahan
wajib dan kerja wajib yang sudah dihapuskan oleh Inggris
c. Pemerintahan kolonial belanda mengeluarkan uang kertas sebagai
pegganti uang logam yang sudah berlaku di Maluku, yang menambah
kegelisahan rakyat.
d. Belanda mulai menggerakan tenaga dan kepulauan Maluku untuk
menjadi tantara belanda.

B. Rumusan Masalah

a. Terjadinya perang tondano 1


b. Terjadinya perang tondano 2
c. Tokoh tokoh perlawanan pattimura angkat senjata
d. Jalalnnya perang perlawanan pattimura angkat senjata
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perang Tondano I
Sekalipun hanya berlangsung sekitar satu tahun perang tondano di kenal
dalam dua tahap. Perang Tondano I terjadi pada masa kekuasaan VOC.
Pada saat datangnya bangsa barat orang orang spanyol sudah sampai
ditanah Minahasa (Tondano) Sulawesi Utara. Orang- orang spanyol
disamping berdagang juga menyebarkan agama Kristen. Tokoh yang
berjasa dalam penyebaran agama Kristen ditanah minahasa adalah
Fransiscus Xaverius. Hubungan dagang orang minahasa dan spanyol terus
berkembang. Tetapi mulai abad XVII hubungan dagang antara keduanya
mulai terganggu dengan kehadiran para pedagang VOC. Waktu itu VOC
telah berhasil menanamkan pengaruhnya di ternate. Bahkan gubernur
ternate bernama simon cos mendapatkan kepercayaan dari Batavia unuk
membebaskan minahasa darinpengaruh spanyol. Simon cos kemudian
menepatkan kapalnya diselat lembeh untuk mengawasai pantai timur
minahasa. Para pedagang spanyol dan juga makasar yang bebas berdagang
mulai tersingkir karna ulah VOC.

VOC berusaha memaksakan kehendak agar orang orang minahsa menjual


berasnya kepada VOC. Oleh karna itu VOC membutuhkan beras untuk
melakukan monopoli perdagangan bebas di Sulawesi utara. Orang prang
minahasa menentang usaha monopoli tersebut. Tidak ada pilihan lain bagi
VOC kecauli memerang orang orang minahasa. Untuk melemahkan orang
orang minahasa, VOC membendung sungai temberan. Akibatnya aliran
sungai meluap dan menggenangi tempat tinggal rakyat dan para pejuang
minahasa. Orang orang minahasa kemudian memindahkan tempat
tinggalnya di danau tondono dengan rumah rumah apung. Pasukan VOC
kemudian mengepung kekuatan orang orang minahasa yang terpusat di
danau tondono, Simon cos kemudian memberikan ultimatum yang isinya
antara lain :
(1) Orang orang Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberintak
kepada VOC
(2) Orang orang Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan
50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi karena genangan
air sungai temberan.

Ternyata rakyat Tondano bergeming dengan ultimatum VOC tersebut. Simo


cos sangat kesal karena ultinatumnya tidak berhasil. Pasukan VOC akhirnya
ditarik mundur ke manado. Setelah itu rakyat tondano menghadap masalah
dengan hasil pertanian yang menumpuk, tidak ada yang membeli. Dengan
terpaksa mereka kemudian mendekati VOC untuk membeli hasil hasil
pertaniannya. Dengan demikian terbukalah tanah minahasa oleh VOC.
Berakhirlah perang Tondano I. Orang- orang Minahasa itu kemudian
memindahkan perkampungnya di danau tondano ke perkampungan baru di
daratan yang diberi nama Minawanua (ibu negeri).

B. Perang Tondano II
Perang Tondano II sudah terjadi ketika memasuki abad ke-19, yakni pada
masa pemerintahan kolonial belanda. Perang ini di latarbelakangi oleh
kebijakan Gubernur Jendral Deandels yang mendapat mandate untuk
memerangi Inggris, memerlukan pasukan dalam jumlah yang besar. Untuk
menambah jumlah pasukan maka direkrut pasukan dari kalangan pribumi.
Mereka yang dipilih adalah dari suku -suku yang memiliki keberanian
berperang. Beberapa suku dianggap memeiliki keberanian adalah orang –
orang Madura, Dayak dan Minahasa. Atas perintah deandels melalu Kapten
Hartingh Manado Prediger segera mengumpulkan para Ukung. Ukung
adalah pemimpin dalam suatu wilayah watak atau daerah setingkat lisrtik.
Dari Minahasa ditarget untuk mengumpulkan calon pasukan sejumlah 200
orang yang akan di kirim ke Jawa. Ternyata orang-orang Minahasa
umumnya tidak setuju dengan progam deandels untuk meregrut pemuda-
pemuda minahasa sebagai pasukan kolonial. Banyak di antara para ukung
mulai meninggalkan rumah. Mereka justru ingin mengadakan perlawanan
terhadap kolonial belanda. Mereka memusatkan aktifitas perjuangannya di
Tondano, Minawanoa. Salah seorang pemimpin berlawanan itu adalah
Ulung Lonto ia menegaskan rakyat minahasa harus melawan kolonial
belanda sebagai bentuk penolakan terhadap program pengiriman 2000
pemuda menahasa ke jawa serta menolak kebijakan klonial yang memaksa
agar rakyat menyerahkan beras secara Cuma Cuma kepada belanda. Dalam
suasana yang semakin kritis itu tidak ada pilihan lain bagi Gubernur
Pradiger kecuali mengirim pasukan untuk menyerang pertahanan orang
orang minahasa di tondano, minawanua.

Belanda kembali menerapkan strategi dengan membendung sungai


temberan. Prediger jugamembentuk 2 pasukan tangguh. Pasukan yang satu
disiapkan dari danau tondano dan pasukanyang lain menyerang minawanua
dari darat. Tanggal 23 oktober 1808 pertempuran mulai berkobar. Pasukan
belanda yang berpusat di danau tondano berhasil melakukan serangan
danmerusak pagar bambu berduri yang membatasi danau dengan
perkampungan minawanua,sehingga menerobos pertahanan orang-orang
minahasa di minawanua. Walaupun sudah malam para pejuang tetap dengan
semangat yang tinggi terus bertahan dan melakukan perlawanan darirumah
ke rumah.pasukan Belanda merasa kewalahan. Setelah pagi hari tanggal 24
oktober 1808 pasukan belanda dari darat membombardir kampung
pertahanan Minawanua. Serangan terus dilakukan belanda sehingga
kampung itu seperti tidak ada lagi kehidupan. Pasukan prediger mulai
mengendorkan serangannya.

Tiba-tiba dari perkampungan itu orang-orang tondano muncul dan


menyerang dengan hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari
pihak belanda. Pasukan Belanda terpaksa di Tarik mundur. Seiring dengan
itu sungai temberan yang di bendung mulai meluap sehingga mempersulit
pasukan belanda sendiri. Dari jarak jauh belanda terus menghujani meriam
kekampung minawanua, tetapi tentu idak efektif. Begitu juga serangan yang
dari danau tidak mampu mematahkan semangat juang orang-orang tondano,
Minawanua. Bahkan terpetik beritakapal Belanda yang paling besar
tenggelam di danau. Perang Tondano II berlangsung cukup lama,bahkan
sampai agustus 1809. Dalam suasana kepenatan dan kekurangan makananan
mulai ada kelompok pejuang yang memihak kepada belanda. Namun
dengan kekuatan yang ada para pejuang tondano terus memberikan
perlawanan. Akhirnya pada tanggl 4-5 Agustus 1809 benteng pertahanan
moraya milik para pejuang hancur bersama rakyat yang berusaha
mempertahankan. Para pejuang itu memilih mati dair pada menyerah.
C. Tokoh-tokoh Perlawanan Pattimura Angkat Senjata
a) Kapiten Pattimura (Thomas Mattulessi)
b) Rhebok
c) Thomas Pattiwel
d) Raja tiow
e) Lukas Lutamahina
f) Johanes Mattulessi
g) Cristina Marta tihahu
h) kapitten paulu tiahahu (ayah Cristina Marta tihahu)

D. Jalannya Perang Pattimura Angkat Senjata


Maluku dengan rempah-rempahnya memang bagaikan “mutiara dari timur”,
yang senantiasa di buru oleh orang-orang barat. namun kekuasaan orang-
orang barat telah merusak tata ekonomi dan pola perdagangan bebas yang
telah lama berkembang di nusantara. Pada masa pemerintahan inggris di
bawah raffles keadaan maluku relatif lebih tenang karena inggris bersedia
membayar hasil bumi rakyat maluku. Kegiatan kerja rodi mulai di kurangi.
Bahkan para pemuda maluku juga di beri kesempatan untuk bekerja pada
dinas angkatan perang inggris. Tetapi pada masa pemerintahan kolonial
hindia belanda, keadaan kembali berubah. Kegiatan monopoli di
malukukembali di perketat. Dengan demikian beban rakyat semakin berat.
Sebab selain penyerahan wajib, masih juga harus di kenai kewajiban kerja
paksa, penyerahan ikan asin, dendeng, dan koki. Kalau ada penduduk yang
melanggar kan ditindak tegas. Di tambah lagi dengan desas desus bahwa para
guru akan di berhentikan untuk penghematan, para pemuda akan
dikumpulkan akandi jadikan tentara di luar maluku, di tambah dengan sikap
arogan residen saparua.hal ini sangatmengecewakan rakyat maluku.
Menanggapi kondisi yang demikian para tokoh dan pemuda maluku
melakukan serangkaian pertemuan rahasia.sebagai contoh telah di adakan
petemukan rahasia di pulau haruku, pulau yang di huni orang-orang islam.
Selanjutnya pada tanggal 14 mei 1817 di pulau saparua ( pulau yang di huni
orang-orang kristen ) kembali di adakan pertemuan di sebuah tempat yang
sering di sebuthutan kayu putih. Dalam berbagai pertemuan itu di simpulkan
bahwa rakyat maluku tidak ingin terus menderita di bawah keserkahan dan
kekejaman belanda. Oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk
menentang kebijakan belanda. Residen saparua harus di bunuh. Sebagai
pemimpin perlawanan di percayakan kepada pemuda yang bernama thomas
matulessy. Yang kemudian terkenal dengan gelarnya patimura. Thomas
matulesy pernah bekerja pada dinasangkatan perang inggris.

Gerakan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal belanda dipelabuhan.


Para pejuang malukukemudian menuju benteng duurtstede. Ternyata di
benteng itu sudah berkumpul pasukan belanda. Dengan demikian terjadilah
pertempuran antara para pejuang maluku melawan pasukan belanda.Belanda
waktu itu dipimpin oleh presiden van den berg. Sementara dari pihak para
pejuang kecuali pattimura juga tampil tokoh-tokoh seperti christina martha
tiahahu,thomas pattiwail, danlucas latumahina. Para pejuang maluku dengan
sekuat tenaga mengepung benteng duurstede,dan tidak begitu menghiraukan
tembakan-tembakan meriam yang dimuntahkan oleh serdadu belanda dari
dalam benteng. Sementara senjata para pejuang maluku masih sederhana
seperti pedang dankeris. Dalam waktu yang hampir bersamaan para pejuang
maluku satu persatu dapat memanjatdan masuk kedalam benteng. Residen
dapat dibunuh dan benteng duurstede dapat dikuasai oleh para pejuang
maluku. Jatuhnya benteng duurstede telah menambah semangat juang para
pemuda maluku untuk terus berjuang dan melawan belanda.

E. Akhir Perang
Belanda kemudian mendatangkan bantuan dari ambon. Datanglah 300
prajurit yang dipimpinoleh mayor beetjes. Pasukan ini kawal oleh kapal
nassau dan kapal evertsen. Namun bantuan inidapat digagalkan oleh pasukan
pattimura,bahkan mayor beetjes. Kembali kemenangan inisemakin
menggelorakan perjuangan para pejuang diberbagai tempat seperti di
seram,hitu,maluku,dan larike. Selanjutnya pattimura memusatkan perhatian
untuk menyerang bentengzeenlandia dipulau haruku. Melihat gelagat
pattimura itu maka pasukan belanda dibenteng inidipekuat oleh
komandannya groot. Patroli juga terus dirketat. Oleh karena itu, pattiura
gagalmenembus benteng zeelandia.
Upaya perundingan mulai ditawarkan, tetapi tidak ada kesepakatan. Akhirnya
belandamengerahkan semua kekuatannya termasuk bantuan dari batavia
untuk merebut kembali bentengduurstede. Agustus 1817 saparua
diblokade,benteng duurstede dikepung yang disertai tembakanmeriam yang
bertubi-tubi. Satu-persatu perlawanan diluar benteng dapat dipatahkan.
Daerah dikepulauan itu jatuh kembali ke tangan belanda. Dalam kondisi yang
demikian itu pattimuramemerintahkan pasukannya meloloskan diri dan
meninggalkan tempat pertahanannya. Dengandemikian benteng duurstede
berhasil dikuasai belanda kembali. Pattimura dan pengikutnya terusmelawan
dengan gerilya. Tetapi bulan november beberapa pembantu pattimura
tertangkap sepertikapitten paulu tiahahu.(ayah christina tiahahu).yang
kemudian dijatuhi hukuman mati.
Mendengar peristiwa ini christina martha tiahahu maran dan segera pergi ke
hutan untuk bergerilya. Belanda belum puas sebelum dapat menangkap
pattimura. Bahkan belanda mengumumkan kepada siapa saja yang dapat
menangkap pattimura akan diberi 1.000 gulden. Setalah enam bulan
memimpin perlawanan, akhirnya pattimura tertangkap. Tepat pada tanggal 16
desember 1817 pattimura dihukum gantung di alun-alun kota ambon.
Christina martha tiahahuyang berusaha melanjutkan perang gerilya akhirnya
juga tertangkap. Ia tidak dihukum mati tetapi bersama 39 orang lainnya
dibuang ke jawa sebagai pekerja rodi. Di kapal christina martha tiahahu tidak
mau makan dan buka mulut. Ia jatuh sakit dan meninggal pada tanggal 1
januari 1818. Jenazahnya dibuang ke laut. Dengan itu berakhirlah
perlawanan pattimura.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Telah digambarkan bagaimana daerah-daerah di Indonesia satu persatu jatuh


ke tangan Belanda. Dengan berbagai cara, rakyat Indonesia di berbagai
daerah berusaha terus untuk bertahan. Bila semua raja-raja di Indonesia
memiliki armada-armada niaga yang besar, maka setelah kerajaannya
ditundukkan oleh Belanda, maka armada-armadanya segera ditumpas oleh
Belanda. Di samping itu, peraturan Belanda yang monopolitis mengakibatkan
terdesaknya kesudut kebebasan perdagangan rakyat Indonesia. Karena
berjuang untuk kelangsungan hidupnya, rakyat yang hidup di pantai-pantai
selalu berusaha menerobos monopoli Belanda. Tindakan seperti itu oleh
Belanda disebut perdagangan gelap atau penyelundup. Namun
demikian,tindakan-tindakan rakyat Indonesia tersebut jelas merupakan
bentuk perlawanan yang tak henti-hentinya terhadap imperialisme Barat.

Jadi perang tondano I dan II dan pattimura angkat senjata dipicu karena
orang Belanda ingin memaksa agar rakyat minahasa menyerahkan beras
secara Cuma-Cuma kepada belanda dan harus dikenai kewajiban kerja paksa,
penyerahan ikan asin, dendeng, dan kopi dan pemuda diwilayah Minahasa
harus mau dikirim menjadi prajurit di jawa.para pejuang juga hancur
bersamarakyat di benteng pertahanan Moraya ,para pejuang juga memilih
mati dari pada menyerah (jadi pantang mundur sebelum kalah).

b. Saran

Kita harus bersikap seperti kapiten Pattimura,cristhina Marta tiahahu dan


pejuang-pejuanglainnya yaitu tidak boleh menyerah dalam memperjuangkan
kekuasaanya.
DAFTAR PUSAKA

Referensi

https://3.bp.blogspot.com/_81yQhTG98Ao/TFOC0RRwAXI/
AAAAAAAABAJ/zxcukY-yZy/s1600/Tondano +1670.jpg

https://dedekoktavia27.blogspot.co.id/2014/12/contoh-makalah-perlawanan-
terhadap.html

https://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS0w1-
JJ6V5bfAqWMU7KLel3A9RbT7pMrGhk3EaKIVp1lvM

Anda mungkin juga menyukai