Anda di halaman 1dari 16

PERANG TONDANO DAN PATTIMURA ANGKAT

SENJATA
1. PERANG TONDANO (1808-1809)

A. Perang Tondano I (1808)


 Berlangsung pada masa kekuasaan VOC.
 Sebelum kedatangan Belanda, Spanyol terlebih dahulu sampai
di Tondano, Sulawesi Utara.
 Abad XVII, hubungan dagang orang Minahasa dan Spanyol
mulai terganggu akibat datangnya para pedagang VOC.
 Gubernur Ternate, VOC yang mendapat pengaruh dari VOC
diberi kepercayaan dari Batavia untuk membebaskan Minahasa
dari Spanyol.
 Para pedagang Makassar dan Spanyolpun tersingkir dari
Minahasa.
 VOC memulai memonopoli perdagangan beras di Minahasa.
 Usaha VOC untuk melemahkan orang Minahasa :
o Membendung Sungai Tamberan agar aliran sungai meluap dan
menggenangi tempat tinggal rakyat dan pejuang Minahasa.
o Mengepung rakyat dan pejuang Minahasa yang mengungsi ke
Danau Tondano.
 Isi Ultimatum yang dikeluarkan oleh Simon Cos :
o Orang-orang Tondano harus menyerahkan para pemberontak
kepada VOC.
o Orang-orang Tondano harus menyerahkan 50-60 budak sebagai
ganti rugi rusaknya tanaman padi akibat genangan air Sungai
Temberan.
 Ultimatum Simon Cos tidak berhasil dan VOC menarik pasukannya
ke Manado.
 Karena tidak ada yang membeli, hasil pertanian rakyat Tondano
menumpuk.
 Rakyat Tondano memutuskan untuk mendekati VOC agar membeli
hasil pertanian mereka. Terbukalah tanah Minahasa oleh VOC dan
berakhirlah perang Tondano 1.
 Orang-orang Minahasa memindahkan perkampungannya ke
daratan yang diberi nama Minawanua (Ibu Negeri).
B. PERANG TONDANO II

 Terjadi pada abad ke-19 (1809) pada saat pemerintahan kolonial


Belanda.
 Latar belakang :
o Mandat yang diberikan kepada Daendels untuk memeragi
Inggris.
o Kebijakan Daendels merekrut pejuang Indonesia, salah satunya
dari orang-orang Minahasa sebanyak 2000 orang. Namun,
orang-orang Minahasa tidak setuju dijadikan sebagai pasukan
kolonial.
o
 Para pejuang meninggalkan rumah dan mengadakan
aktivitas perjuangan orang-orang Tondano berada di Tondano,
Minawanua.
 Perlawanan dilakukan sebagi bentuk penolakan orang-orang
Minahasa terhadap program perekrutan pasukan kolonial Belanda
dan kebijakan Daendels yang memaksa rakyat menyerahkan beras
ke Belanda secara cuma-cuma.
 Usaha Belanda untuk melawan orang Tondano :
o Membendung Sungai Temberan.
o Mengirim dua pasukan. Satu pasukan menyerang dari Danau
Tondano, sedangkan yang lain menyerang Minawanua dari
darat.
Tanggal 23 Oktober 1808, Pasukan Belanda yang berpusat di
 Danau Tondano berhasil menerobos pertahanan orang-orang
Minahasa di Minawanua.
Tanggal 24 Oktober 1808, Pasukan Belanda dari darat
 membombardir ampung Minawanua. Pasukan Prediger mulai
mengendorkan serangannya.
Ketika serangan pasukan Belanda berkurang, Orang-orang
 Tondano secara tiba-tiba muncul dan menyerang pasukan
Belanda dengan hebatnya. Pasukan belanda ditarik
mundur.namun Sungai Temberan yang meluap mempersulit
pasukan Belanda untuk mundur.
 Perang Tondano II berlangsung cukup lama sampai Agustus 1809.
 Kurangnya bahan makanan menyebabkan adanya kelompok
Minahasa yang memihak Belanda.
 Tanggal 4-5 Agustus 1809, Benteng Moraya milik pejuang Minahasa
hancur bersama mereka yang memilih mati daripada menyerah.
II. PATTIMURA ANGKAT SENJATA

 Latar belakang :
o Kebijakan pemerintahan kolonial Belanda yang merugikan orang
Maluku.
o Monopoli perdagangan yang diperketat. Penyerahan wajib SDA
Maluku dan kerja paksa.
o Desas-desus pemberhentian para guru dalam rangka
penghematan pengeluaran anggaran, pemuda yang akan
dijadikan tentara di luar Maluku.
o Sikap arogan Residen Saparua.
 Para tokoh dan pemuda Maluku mengadakan pertemuan rahasia.
Diantaranya :
o Di Pulau Haruku, pulau yang dihuni orang-orang Islam.
o Di Pulau Saparua, pulau yang dihuni orang0orang Kristen,
tanggal 14 Mei 1817.
 Perlawanan di bawah pimpinan Thomas Matulessy yang terkenal
dengan gelar Pattimura.
 Perlawanan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal Belanda
di pelabuhan. Dilanjutkan dengan pengepungan Benteng
Duurstede.
 Pasukan Belanda di bawah pimpinan Residen van den Berg.
Pejuang Maluku di bawah pimpinan Pattimura, Christina Martha
Tiahahu, Thomas Pattiwwail, dan Lucas Latumahina.
 Residen terbunuh dan Benteng Duurstede dapat dikuasai oleh para
pejuang Maluku.
 Belanda mendatangkan 300 prajurit dari Ambon dipimpin oleh
Mayor Beetjes dan dikawal oleh kapal perang Nassau dan Evertsen.
Namun, Mayor Betjees terbunuh.
 Pattimura menyerang Benteng Zeelandia di Pulau Haruku. Namun
gagal karena kuatnya pasukan Belanda di bawah pimpinan
komandan Groot.
 Tawaran perundingan tidak menghasilkan kesepakatan. Agustus
1817, Belanda berhasil merebut kembali Benteng Duurstede.
Banyak pembantu Pattimura yang tertangkap dan gugur. Pattimura
memutuskan bergerilya.
 Tanggal 16 Desember 1817, pattimura tertangkap dan dihukum
gantung di alun-alun kota Ambon.
 Christina Martha Tiahahu dan 39 orang lainnya dibuang ke Jawa
sebagai pekerja rodi.
 Tanggal 2 Januari 1818, Christina wafat dan dibuang ke laut antara
Pulau Baru dan Pulau Tiga.
TUGAS KELOMPOK
KERJAKAN DI KERTAS LEMBAR

1. Rakyat Kerajaan Tondano harus membayar ganti


rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai
gantirugi rusaknya tanaman padi karena genangan
air Sungai Temberan, diskusikan dan berikan
tanggapan kalian mengenai kebijakan Belanda
tersebut dan apakah kolonialisme masih ada di era
sekarang jika ada jelaskan!
2. Jelaskan latar belakang dan jalan terjadinya
perlawanan Pattimura di Saparua?

Anda mungkin juga menyukai