SENJATA
1. PERANG TONDANO (1808-1809)
Latar belakang :
o Kebijakan pemerintahan kolonial Belanda yang merugikan orang
Maluku.
o Monopoli perdagangan yang diperketat. Penyerahan wajib SDA
Maluku dan kerja paksa.
o Desas-desus pemberhentian para guru dalam rangka
penghematan pengeluaran anggaran, pemuda yang akan
dijadikan tentara di luar Maluku.
o Sikap arogan Residen Saparua.
Para tokoh dan pemuda Maluku mengadakan pertemuan rahasia.
Diantaranya :
o Di Pulau Haruku, pulau yang dihuni orang-orang Islam.
o Di Pulau Saparua, pulau yang dihuni orang0orang Kristen,
tanggal 14 Mei 1817.
Perlawanan di bawah pimpinan Thomas Matulessy yang terkenal
dengan gelar Pattimura.
Perlawanan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal Belanda
di pelabuhan. Dilanjutkan dengan pengepungan Benteng
Duurstede.
Pasukan Belanda di bawah pimpinan Residen van den Berg.
Pejuang Maluku di bawah pimpinan Pattimura, Christina Martha
Tiahahu, Thomas Pattiwwail, dan Lucas Latumahina.
Residen terbunuh dan Benteng Duurstede dapat dikuasai oleh para
pejuang Maluku.
Belanda mendatangkan 300 prajurit dari Ambon dipimpin oleh
Mayor Beetjes dan dikawal oleh kapal perang Nassau dan Evertsen.
Namun, Mayor Betjees terbunuh.
Pattimura menyerang Benteng Zeelandia di Pulau Haruku. Namun
gagal karena kuatnya pasukan Belanda di bawah pimpinan
komandan Groot.
Tawaran perundingan tidak menghasilkan kesepakatan. Agustus
1817, Belanda berhasil merebut kembali Benteng Duurstede.
Banyak pembantu Pattimura yang tertangkap dan gugur. Pattimura
memutuskan bergerilya.
Tanggal 16 Desember 1817, pattimura tertangkap dan dihukum
gantung di alun-alun kota Ambon.
Christina Martha Tiahahu dan 39 orang lainnya dibuang ke Jawa
sebagai pekerja rodi.
Tanggal 2 Januari 1818, Christina wafat dan dibuang ke laut antara
Pulau Baru dan Pulau Tiga.
TUGAS KELOMPOK
KERJAKAN DI KERTAS LEMBAR