KEKERASAN
TINJAUAN
KRIMINOLOGI PADA
KRIMINALITAS
Penerbit:
CV. MEDIA EDUKASI CREATIVE
Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) No.318/ JTI/2021
Jl. Lidah Wetan VI No.3 Kel. Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Surabaya
- Jawa Timur
Telp. 031-7536520/08133091169
e-mail: cs.cv.mec@gmail.com
iii
PRAKATA .................................................................................................. iii
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 77
v
REMAJA DAN KEKERASAN
mengaku jika dia sedang sakit. Di sisi lain, selama ini yang menghidupi
keluarga adalah korban dengan bekerja di sebuah konveksi. Pelaku sering
mengakui jika ia sedang sakit, dan korban meminta pelaku untuk berobat
tetapi pelaku tidak mau. Dalam penyelidikan polisi menanyakan penyakit
apa yang diderita pelaku, tapi pelaku tidak dapat menyebutkannya dengan
jelas dan gagap. Pelaku hanya mengakui bahwa ia sakit pusing. Dalam
pertengkaran antar keduanya, pelaku sempat meminta korban untuk
membunuh pelaku tetapi korban tidak mau dan malah pelaku yang tega
membunuh korban. Suami istri adalah setiap orang yang melangsungkan
perkawinan secara sah baik secara agama maupun negara. Seorang suami
mempunyai kewajiban untuk melindungi istrinya dan memberikan segala
kebutuhan hidup baik kebutuhan pokok, sekunder, maupun tersier kepada
istrinya sesuai dengan kemampuan suami sebagaimana diatur dalam Pasal
34 ayat (1) UU Perkawinan. Kewajiban suami untuk melindungi istrinya
berarti seorang suami wajib menjaga dan mempertahankan hak-hak istrinya,
termasuk menghindarkan istrinya dari perbuatan kasar dan kekerasan.
Kewajiban lain seorang suami adalah memberikan nafkah. Dalam kasus ini,
kedua kewajiban yang telah diatur dalam UU tersebut tidak dijalankan
dengan baik oleh suami. Sementara itu korban sudah melakukan
kewajibannya dengan benar dengan bekerja untuk mencukupi kebutuhan
ekonomi rumah tangganya yang mana hal tersebut salah satu kewajiban istri
untuk memberikan bantuan lahir batin yang diatur dalam Pasal 33 UU
Perkawinan.
Berdasarkan kasus yang diteliti tersebut, penulis berpendapat bahwa
terdapat beberapa teori penyebab pelaku melakukan KDRT yaitu teori
frustasi agresi dan teori kontrol. Teori frustasi agresi menjelaskan bahwa
kekerasan dapat mengurangi ketegangan dalam situasi frustasi yang diambil.
Seseorang memiliki dorongan mengakhiri suatu kondisi yang tidak
diinginkan. Dalam hal ini, frustasi yaitu suatu hambatan eksternal yang
menghalangi seseorang. Frustasi merupakan hambatan atau gangguan untuk
mewujudkan tujuannya. Apabila seseorang yang akan melakukan suatu hal
dan dirinya merasa diperhambat atau diganggu dapat dikatakan bahwa
seseorang tersebut mengalami frustasi. Berdasarkan prinsip dari psikologi
yaitu frustasi lebih mengarah terhadap peningkatan perasaan agresif atau
peningkatan emosional. Salah satu permasalahan yang penting dari teori ini
adalah bahwa teori frustasi agresi tidak menjelaskan bagaimana frustasi
dapat berujung kekerasan pada sejumlah orang, dan tidak mengarah pada
orang lainnya. Meskipun sosiolog telah menggunakan teori ini yang berguna
istri untuk tunduk dan patuh pada suami dalam hal apapun. Suami dianggap
sebagai imam keluarga yang harus diikuti dan dihormati, tetapi disisi lain
dalam faktanya suami justru bertindak semena-mena terhadap istrinya.
Namun terlepas bagaimana pun kondisinya, kultur masyarakat tetap
mendudukan posisi suami lebih tinggi yang secara implisit membenarkan
tindakan suami yang bisa mengontrol istrinya sehingga berakibat pada
tindakan kekerasan yang dilakukan.
Setiap orang berhak memperoleh rasa aman yang telah diatur dalam
Pasal 5 DUHAM, Pasal 7 Konvensi SIPOL, Pasal 28I Konstutusi, dan Pasal 4
Undang-Undang HAM. Hak bebas dari kekerasan merupakan hak yang tidak
dapat dikurangi. Kekerasan yang kerap terjadi didominasi oleh preempuan
sebagai korban dan suami sebagai pelakunya. Kekerasan yang terjadi rumah
tangga yaitu setiap tindakan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki
pelaku terhadap orangorang yang memiliki hubungan dara, hubungan
perkawinan dengan pelaku, maupun terhadap orang-orang yang menjadi
kewajiban pelaku di internal rumah. Sedangkan menurut undang-undang
KDRT merupakan setiap tindakan terhadap seseorang yang utamanya
perempuan mengakibatkan adanya kesengsaraan yang diderita baik secara
fisik, seksual, psikologis, maupun penelantaran rumah tangga. Untuk
menindak tegas pelaku KDRT da melakukan perlindungan terhadap korban,
terdapat sanksi pidana yang diatur dalam Pasal 44-53 UU NO. 23 Tahun 2004.
Terdapat beberpa jenis kekerasan yaitu meiputi kekerasan fisik, kekerasan
psikis, kekerasan seksual, dan penelantaran dalam rumah tangga. Kekerasan
fisik adalah perbuatan yang mengaibatkan rasa sakit pada fisik, hal ini telah
diatur dalam Pasal 6 UU PKDRT. Kekerasan psikis adalah setiap perbuatan
yang mengakibatkan gangguan psikis, hal diatur dalam Pasal 7 UU PKDRT.
Kekerasan seksual adalah Perbuatan yang berupa paksaan hubungan seks
yang tidak wajar, hal ini diatur dalam Pasal 8 UU PKDRT. Penelantaran
dalam rumah tangga termasuk kekerasan ekonomi yang dapat ditandai
dengan peolakan memberikan bantuan secara finansial, penolakan untuk
memperoleh keuangan, penolakan pemberian layanan kesehatan dan
pekerjaan, serta penolakan pemenuhan kebutuhan dasar.
Faktor penyebab dalam KDRT dapat dibedakan menjadi faktor internal
dan faktor eksternal. Secara garis besar faktor internal yang mendorong
pelaku KDRT melakukan KDRT adalah faktor pengontrolan, faktor
kecurigaan yang berlebihan, faktor pengalaman masa lalu, dan faktor frustasi.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar pelaku, seperti pelaku
melakukan kekerasan. Faktor eksternal meliputi budaya patriarki dan faktor
tampaknya memiliki identitas yang diakui sebagai budaya baru bagi remaja,
khususnya tawuran. Keanekaragaman budaya ini tidak hanya dimiliki oleh
suku. Karena dilakukan sepulang sekolah sambil masih mengenakan
seragam, bagaimana ini bisa dianggap budaya, tentu suatu hal yang
mengherankan. Sudah menjadi kebiasaan, tren, bahkan praktik turun
temurun di kalangan mahasiswa.padahal kondisi ini justru hal yang sangat
memprihatinkan bagi kondisi remaja dan generasi penerus di negara
Indonesia. Keyakinan bahwa jika tidak ada perkelahian, itu tidak jantan atau
keren adalah aspek lain dari gangguan ini. bahkan jika remaja Indonesia dan
generasi berikutnya bisa cukup bangga dengan keadaan ini. Padahal hal ini
merupakan kondisi yang dinilai memprihatinkan bagi generasi penerus
negara. Pasalnya hal ini bisa merusak generasi remaja dan juga bangsa. Tentu
saja, terlepas dari faktor-faktor praktis, masyarakat terkadang tidak dapat
mentolerir kenakalan remaja. Oleh karena itu, peran orang tua pada dasarnya
sangatlah mempengaruhi konfigurasi kepribadian remaja ini.
Kondisi yang cukup disayangkan adalah dimana , tidak semua orang
tua tahu bagaimana menghadapi perubahan anak. Banyak orang tua
mencoba mencari tahu, tetapi orang tua melakukan ini remaja yang
melakukan perzinahan. Misalnya dengan membatasi kebebasan anak tanpa
memberikan hak untuk membela diri. Karena itu, orang tua mengeluh
tentang perilaku buruk anak-anak mereka. bahkan terkadang melawan
mereka. Oleh karena itu, sering terjadi konflik keluarga,
pemberontakan/penentangan, depresi dan kebingungan/agresi. Munculnya
perilaku berisiko lebih sering terjadi pada masa remaja dibandingkan pada
masa-masa lain dalam kehidupan seseorang. Ini adalah masalah sosial yang
menimpa sebagian anak muda kita saat ini, yaitu perilaku asusila yang
mampu kita lakukan sebagai anak muda. Dalam penyebab masalah,
kesalahan anak disebabkan oleh jenis masalah yang berbeda, bisa berarti
orang tua buruk dalam cara mendidik atau menjadi orang tua yang sibuk,
dan mungkin karena salah dan teman waktu. / lingkungan dapat
menyebabkan hubungan atau akibat seseorang karena masalah identitas.
Metode penelitian yang digunakan peneliti pada penelitian ini yaitu
menggunakan metode penelitian hukum normatis. Metode penelitian hukum
ini juga biasa disebut dengan penelitian hukum pendidikan atau penelitian
kepustakaan. Penelitian ini disebut penelitian doktrinal karena hanya untuk
aturan-aturan yang terdokumentasi. Penelitian ini sangat erat kaitannya
dengan perpustakaan karena membutuhkan data perpustakaan sekunder.
Kajian hukum normatif meliputi berbagai aspek seperti teori, filsafat,
orang tua dan orang lain yang dapat merugikan satu sama lain. dan orang
lain di sekitarnya. Belakangan ini di beberapa media kita sering membaca
tentang kejahatan yang terjadi di negara kita. Ada seorang gadis dengan perut
pribadi, seorang siswa yang berkelahi, perkelahian, penyalahgunaan narkoba
dan alkohol dan banyak kejahatan lainnya di negara ini.
Korupsi moral telah menyebar pada semua lapisan tak terkecuali
siapapun. Termasuk mereka yang tak luput darinya. Amoralitas ini adalah
pemuda. Pakar pendidikan percaya bahwa kaum muda berusia antara 13 dan
18 tahun. Pada titik ini, seseorang telah melewati masa kanak-kanak, tetapi
belum memenuhi syarat untuk dianggap dewasa. Dia sedang dalam masa
perubahan dan pencarian jati diri, itulah mengapa hal itu sering terjadi
perilaku yang disebut kekerasan terhadap anak. Yurisprudensi Anak
meliputi segala perbuatan yang timbul dari asas-asas hukum pidana yang
dilakukan oleh anak. Perilaku ini akan merugikan dirinya dan orang-orang
di sekitarnya. Masalah anak muda menarik perhatian perusahaan terutama
karena melatih keadilan bagi anak-anak yang berbuat jahat (anak-anak).
Secara historis ini, hadirnya tawuran yang terjadi antar pelajar tidak
diketahui, namun yang pasti siapa saja yang berstatus pelajar seperti tingkat
menengah (Sekunder) bisa mendapatkannya, ikut serta di dalamnya.
berkelahi, atau setidaknya mendengar dari seorang teman, sekolah telah
melakukan perkelahian atau perkelahian. Kejahatan sering diberitakan, dan
publik melihat betapa brutalnya anak muda saat ini. Meningkatnya kejahatan
di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh orang dewasa, tetapi juga banyak
anak muda. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh anak-anak tersebut
berbeda-beda dan bervariasi, akan tetapi perilaku pada umumnya terbatas
pada apa yang dia lakukan Padahal, motivasi remaja dimana kejahatan
biasanya sederhana dan mudah dipahami, misalnya: mencuri apa yang
dilakukan seorang remaja, hanya untuk memberikan hadiah kepada
seseorang yang dicintainya dengan tujuan untuk memberikan bunga cinta,
kemudian ingin mendapatkan sesuatu seperti ingin memiliki telepon. Contoh
lainnya adalah maraknya tawuran antar pelajar, masalah yang sangat kecil,
seperti mengolok-olok membela dan membual tentang tim mereka atau
menabrak dirinya sendiri saat mengendarai sepeda motor, bahkan berdebat
tentang naksirnya dari sekolah lain. Tapi orang jahat muda lebih umum
membatasi kurangnya kontrol, sehingga meningkatkan hubungan dengan
lembaga penegak hukum.
Terutama, keluarga juga berpartisipasi dalam membentuk karakter
anak muda. Sehingga untuk mulai perbaiki, maka kamu harus mulai dari
dirimu sendiri aku dan keluargaku. Mulai perbaikan dari Sikap paling
sederhana, seperti biasa katakan yang sebenarnya bahkan dalam olahraga,
hitung berdoa setiap hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik
untuk anak-anak dan banyak hal lainnya keluarga bisa lakukan. Bukan itu
mudah untuk membuat dan memulai sebuah keluarga yang bagus, tapi
semuanya mungkin perlahan dan sabar. Melalui upaya pengajaran yang
ditargetkan, tumbuh dewasa akan tumbuh di dalam baik untuk
keseimbangan antara sisi dan sisi emosional akan menjadi diterima. Akal
sehat akan memimpin Kaum muda membutuhkan perilaku yang pantas,
hormat dan penting memecahkan masalah atau masalah baik cara.
Pencegahan kenakalan remaja khusus dibuat oleh guru masalah perilaku
pada remaja. Dialah yang memberikan pendidikan psikologi di sekolah guru,
konselor, dan ilmuwan sekolah dengan guru lainnya. Upaya guru perlu
menjangkau kaum muda memperhatikan, memperhatikan khusus dan
pantau setiap apapun bentuk penyimpangan perilaku remaja di rumah dan
di sekolahan.
Kenakalan remaja adalah penyebab berbagai peristiwa. Banyak remaja
terlibat dalam perilaku yang tidak menyenangkan atau abnormal, yang
mereka anggap normal, dan mereka hanya menganggapnya sebagai sesuatu
yang bisa dibanggakan. Perilaku positif remaja ini, banyak orang
memandangnya sebagai perilaku yang sangat dipedulikan kalangan remaja
di Indonesia. Mereka sering menyebut perilaku tersebut hanya sebagai
simbol dari sesuatu keberanian dirinya, sedangkan perilaku negatif remaja
ini. Di berbagai media, kita sering membaca berita mengenai perjuangan
pelajar, kecanduan narkoba, alkoholisme, kekerasan, penculikan anak remaja,
kasus kehamilan terkhususnya yang menjadi sorotan bagi wanita muda, Ini
adalah sebuah masalah yang menjadi semakin umum di masyarakat saat ini,
perhatian harus diberikan pada masalah kenakalan remaja pemuda harus
diarahkan ke arah yang positif dengan perhatian sistem. berkelahi dengan
kenakalan remaja, terutama budaya tawuran. Keyakinan bahwa jika tidak ada
perkelahian, itu tidak jantan atau keren adalah aspek lain dari gangguan ini.
bahkan jika remaja Indonesia dan generasi berikutnya bisa cukup bangga
dengan keadaan ini. Padahal hal ini merupakan kondisi yang dinilai
memprihatinkan bagi generasi penerus negara. Pasalnya hal ini bisa merusak
generasi remaja dan juga bangsa. Tentu saja, terlepas dari faktor-faktor
praktis, masyarakat terkadang tidak dapat mentolerir kenakalan remaja. Oleh
karena itu, peran orang tua pada dasarnya sangatlah mempengaruhi
konfigurasi kepribadian remaja ini.
teknologi juga berperan penting dalam evolusi balap liar yang semakin
modern dan bervariatif modelnya.
Hoby atau kegiatan yang kita sukai dan gemari sangat di perbolehkan
di lakukan dan djialankan sepanjang hal tersebut tidak membawa kerugian
bagi orang lain. Tentang kesukaan mungkin salah satunya di dunia olahraga
motor. Olahraga Motor tentunya sangat positif dampaknya selain
memberikan rasa puas bagi pecinta nya juga bisa dibuat menghasilkan pundi
- pundi rupiah jika kita mengikuti perlombaan secara resmi dan
memenangkannya.
Anak muda yang umumnya sangat antusias jika berbucara nengenai
hoby, salah satunya hoby motor. Remaja ini yang mengalami transisi menuju
dewasa meninggalkan nilai yang dilakukan biasanya oleh anak dan
memperoleh nilai dan pengetahuan sebagaimana orang dewasa semestinya.
Dalam situasi seperti itu, mereka mengalami shock karena mereka tidak
benar - benar mampu mengambil tanggung jawab untuk mengemban amanat
sebagai orang dewasa. Tanda awal dan umum adalah mereka para remaja
lebih tertarik untuk mencoba hal - hal baru untuk membuktikan keberadaan
entitas mereka sebagai individu yang "dewasa". Mereka membentuk
kelompok bersama sahabat yang memiliki visi yang sama untuk membuat
grup bermain, salah satunya adalah geng.
Geng merupakan setiap individu yang membentuk kelompok yang
mempunyai visi dan misi yang sama dari latar belakang yang sama seperti
pekerjaan, hoby, dan lingkungan. Geng tidak masalah tidak dilarang dijak
aktivitas mereka tidak menyalahi aturan dan tidak menganggu masyarakat.
Namun seiring berkembangnya waktu geng dijadikan tempat atau wadah
untuk melakukan hal - hal negatif seperti balap liar yang di lakukan oleh
Geng - geng motor. Ini menjadi tonggak awal dilakukannya balap liar di
indonesia ini.
Terbilang sangat cepat balap liar ini kemudian berkembang dengan
pesat di daerah jawa timuran yang hingga sekarang melahir kan banyak tim
- tim balap besar. Banyaknya tim balap ini membuat persaingan atau rivalitas
dunia balap liaran di jawa timur semakin bergairah dan greget. Dilandasi
gengsi untuk kalah maka tim - tim berusaha berkembang lebih dari pada yang
lain, tetapi yang menjadi kiblat balap jawa timur an bahkan indonesia adalah
ngeri gajah putih Tahiland. Disana balap motor sangat berkembang dan
modern banyak jenis - jenis motor di modifikasi dengan mempuni dan
ditunjang dengan arena yang memadai, tentunya ini yang menjadi patokan
bagi tim balap indonesia.
Di jawa timur sendiri balap motor awalnya dilakukan pada jarak 201m
yang biasanya di gelar dengan oprekan motor bebek 4tak maupun 2tak, balap
201m ini sangat digemari dulunya oleh pecinta balap liar an yang sering
disebut sebagai Drag. Semakin kesini jarak lintasan mulai berkembang ke
1200m yang biasa digelar dengan oprekan motor ber CC standar 125cc ke atas
yang kemudian di modif sampai 280cc an. Balap 1200m ini juga disebut balap
HEREXan biasa digelar di sirkuit yang panjang dan mulus. Pada era saat ini
balap di daerah jawa timuran digelar dengan jarak 500m yang sangat buming.
Memangkas jarak dari 1200m menjadi 500m tetapi untuk spek motor yang di
adu masih sama dengan motor oprekan HEREXan.
Banyak Faktor tentunya yang mempengaruhi adanya balap liar yang
mana inin sangat berdampak bagi kehidupan masyarakat di sekitar arena
balap liar adapun faktor – faktor nya seperti,
Faktor lingkungan adalah salah satu faktor yang menjadi dasar, faktor
ini lebih mengarah dan berhubungan pada pola pergaulan atau teman dan
daerah seperti jarak rumah dengan lokasi yang dijadikan balap liar, lokasi
bengkel sebagai tempat berkumpul para anggota tim balap. Faktor ekonomi
juga tidak tipungkiri dan dilepaskan dari aspek apapun dalam hidup ini.
Faktor Ekonomi akibatnya pengaruh dari faktor ekonomi ini telah
terjadi banyak sekali yang ditimbulkan mulai dari kekerasan, putus sekolah,
kemiskinan. Begitu juga dengan kegiatan balap liar yang yang dilakukan oleh
sekelompok remaja, faktor ekonomi juga sangat berperan akan hal ini terjadi.
Faktor individu, keinginan dari dalam diri sangat berpengaruh karena
mempengaruhi rasa " gumun " atau penasaran dalam hal - hal baru seperti
balap liar. Mencari Jati diri juga termasuk dalam faktor yang membuat orang
menjadi terlibat dalam balap liar.
Faktor kelengkapan, disini diartikan kelengkapan sebagai atribut balap
yang digunakan dari berbagai sektor. Seperti faktor tersedianya asessoris
balap yang mempuni yang banyak tersebar di toko - toko onderdil motor
yang dijual secara bebas. Kelengkapan lain juga kurangnya atau tidak
lengkapnya arena balap atau sirkuit yang mumpuni yang memenuhi segala
aspek balap. Jika tidak adanya sirkuit yang mendukung yang di sediakan oleh
pihak terkait tentunya remaja mau menggunakan sirkuit apa jika tidak
menggunakan jalanan sebagai sirkuitnya.
Era digital ini kemajuan yang dialami berbagai bidang mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Faktor penting yang menjadi tongak
awalnya yaitu faktor teknologi yang mempengaruhi perkembangan tersebut,
dalam ranah dunia balap liar teknologi juga berperan penting.
Masyarakat tidak menyukai balapan liar yang terjadi pada malam hari di
jalan Provinsi maupun jalan Alternatif dan masyarakat menanggapinya
dengan berbagai cara. Keberadaan aktivitas balap liar pada malam hari bagi
remaja dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang tinggal di dekat
jalan yang sering dijadikan sirkuit balap liar, ketika remaja melakukan
balapan saat orang beristirahat di malam hari, suara bising dari kenalpot
maupun teriakan – teriakan euforia penonton balap liar akan sangat
mengganggu masyarakat sekitar.
Masyarakat melakukan pencegahan seadanya melalui pengumpulan
warga untuk secara bersama - sama melakukan aksi portal jalan atau
sweeping terhadap pelaku balap liar, sehingga pelaku bisa di halau bahkan
di tangkap jika tetap melaksanakan balap liar di daerahnya. Apabila
masyarakat tidak bisa menangani karena antusiasme penonton dan pelaku
balap liar yang sangat banyak masyarakat sering kali melaporkan kepada
pihak berwajib, yang kemudian di tindak lanjut i dengan adanya operasi
gabungan.
Balap liar dianggap ilegal karena balap liar adalah suatu kegiatan,
perlombaan balap yang dilakukan secara ilegal atau tanpa izin dari pihak
yang berwenang, menggunakan jalan di luar fungsinya sebagai jalan yang
dicurigai dan cukup mempengaruhi keselamatan, dan arus lalu lintas. Dalam
kegiatan balap liar telah melanggar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor
16 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan yang diatur pada Pasal
70.
Bagi pelanggar yang terbukti melanggar peraturan lalu lintas mulai dari
pelanggaran rambu lalu lintas lainnya, melengkapi dokumen yang harus
dimiliki oleh semua pengemudi atau awak kendaraan dan melakukan
tindakan yang dilarang oleh Undang - undang nomor 22 tahun 2009 tentang
lalu lintas dan angkutan jalan , pihak kepolisian langsung dapat
menindaknya
Melihat perkembangan dinamika tentang balap liar di indonesia saat ini
dan diwarnai dengan perkembangan jenis – jenis balap liar, mulai balap
motor liar, herex, dan balap onthel liar. Ini memberikan buktinyata lewat
animo, antusiasme, euforia, dan hoby remaja tentang dunia balap sangat
banyak sekali dan ini disalahgunakan.
Tentunya ini menjadi catatan penting bagi pemerintah untuk
memberikan edukasi bagi para remaja yang notabennya adalah masa transisi
menuju dewasa yang butuh banyak bimbingan dan edukasi. Tentunya tak
lupa untuk memberikan wadah dan sarana prasarana seperti membuatkan
arena sirkuit untuk balap, dan memberikan kemudahan dalam izin turnamen
balap resmi seperti, drag race, road race, hingga motocross.
Nantinya jika segala aspek terpenuhi dan berjalan dengan baik dan
lancar bukan tidak mungkin kita akan melahirkan calon – calon pembalap
yang mempuni bersaing dengan bangsa luar yang lebih dulu berkiprah lebih
jauh di dunia balap, selain itu bukan tidak mungkin juga hal ini dapat
membuka lapangan pekerjaan bagi mereka – mereka yang bersedia dan
membutuhkan pekerjaan.
adalah kerugian yang bernilai uang dan barang sedangkan kerugian non
material yang tidak dapat dinilai dengan uang. Menurut Hayes (dalam
Juditha, 2015) terdapat empat bagian kejahatan yang dapat terjadi di dunia
maya yaitu, pencurian identitas, predasi seksual, penipuan dan trik serta
predasi keuangan.
Lovescam adalah penipuan yang berkedok cinta dan terjadi di dunia
maya. Situs kencan online ini merupakan wadah yang digunakan sebagai alat
untuk mencari pasangan dengan mudah tanpa susah payah melalui
smartphone yang bermodalkan internet. Menurut Digital Trends dalam
(Salsabilah et al., 2021) terdapat empat aplikasi yang paling populer
digunakan pada tahun 2019 adalah Tinder, Tantan, Bumble dan OkCupid.
Sedangkan aplikasi kencan terpopuler tahun 2020 adalah Tinder, Facebook
Dating, eHarmony, Grindr, OkCupid dan Ship—Dating made fun again.
Kasus love scam sendiri sudah banyak memakan korban, tetapi tidak
banyak korban yang melaporkan kasus tersebut lantaran berbagai alasan. Di
Indonesia, menurut Humas PPATK, Natsir Kongah, menyebutkan,
pengaduan love scam dari 2020 hingga 2021 sudah mencapai 20 kasus, tapi ia
menduga masih banyak kasus yang tak dilaporkan. Natsir juga
menambahkan, bahwa tren kejahatan penipuan berkedok cinta di medsos
dan aplikasi kencan semakin marak selama pandemi. PPATK juga
menemukan kerugian Rp 8,13 miliar penipuan berkedok cinta dalam rentang
2020 sampai 2022 dari total korban baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
Menurut Dosen Fakultas Hukum UGM sekaligus Ketua Pusat Kajian
Law, Gender, and Society UGM, Sri Wiyanti Edyyono, S.H., LL.M., Ph.D.,
dalam Liputan Berita Universitas Gadjah Mada (2021) love scam semakin
marak terjadi, namun hanya sedikit yang berani melaporkan. Alasannya
adalah perasaan malu dan takut dijadikan bahan candaan.
Berdasarkan penjelasan dan data tersebut kasus kejahatan ini memiliki
tujuan awal berupa mencari pasangan, sehingga individu-individu yang
belum memiliki pasangan dan cenderung merasa kesepian merupakan
sasaran empuk bagi pelaku untuk melakukan love scam karena akan
cenderung lebih mudah di iming-imingi cinta. Berdasarakan latar belakang
diatas rumusan masalah dalam artikel ini yaitu : Apa saja faktor yang
mempengaruhi tindak kejahatan love scam, Apa dampak yang dialami oleh
korban love scam, Apa hukum yang mengatur tindak kejahatan love scam.
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah library
research atau metode telaah pustaka. Menurut Sarwono (Sari,2020) telaah
scamming. Selain itu, adanya fitur untuk membuat akun yang bersifat rahasia
(anonymous) juga menambah keberanian dari pelaku untuk melancarkan aksi
kejahatan tersebut. (Azianura Hani Shaari, Yeap Yoke Peng & Mohammad
Rahim Kamaluddin, 2018).
Kurang waspadanya korban dalam berinteraksi di dunia maya juga
merupakan faktor yang mempengaruhi tindakan lovescam. Kebanyakan
korban tidak mau untuk mencari tahu terlebih dahulu apakah orang yang
sedang berinteraksi dengan dirinya memakai akun palsu atau asli. Para
korban rata-rata hanya akan melihat foto profil dari pelaku sebelum
melanjutkan berhubungan dengan pelaku lewat media lain. Tidak adanya
laporan dari korban juga dapat meningkatkan peluang kejahatan lovescam.
Kebanyakan korban merasa malu untuk melaporkan kejadian yang
menimpanya, mereka takut apabila mereka akan dibully jika speak up di
media sosial, atau mereka takut meskipun mereka lapor tidak ada tindak
lanjut dari pihak berwajib.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan love scamming
adalah pengalaman dari diri korban maupun orang terdekatnya. Dari
pengalaman tersebut, seseorang pastinya akan lebih berhati-hati dalam
menjalin hubungan lewat sosial media setelah mengalami love scamming.
Selain menjadikan korban untuk berhati-hati, hal ini juga dapat dijadikan
sebagai salah satu cara dalam mengurangi tingkat kejahatan love scammer
(Abidin et al., 2018).
Dalam banyak kasus love scam pelaku biasanya meminta korban
dengan berbagai alasan untuk mentransfer sejumlah uang. Apabila
diperlukan terkadang pelaku akan melakukan blackmail terhadap korban
untuk mendapatkan uang tersebut. Seringkali, korban akan diancam dengan
menggunakan foto-foto vulgar yang pernah diberikan kepada pelaku ketika
pelaku melancarkan aksi penipuan sebelum meminta uang. Alasan yang
sering digunakan pelaku untuk memeras korban menurut penelitian yang
dilakukan oleh (Abidin et al., 2018), antara lain:
● Para pelaku meminta uang dengan alasan ada kerabat yang sakit dan ingin
dilarikan ke rumah sakit
● Mengirimkan barang untuk korban, namun tertahan di imigrasi. Para
pelaku meminta uang untuk barang yang tertahan agar segera dikirimkan
ke korban.
● Keluarga dari pelaku tiba-tiba hilang dan pelaku meminta uang kepada
korban untuk mencari keluarganya.
● Para korban biasanya dimintai sejumlah uang untuk biaya kesehatan para
pelaku
● Dengan alasan perbaikan untuk kendaraannya, para pelaku meminta uang
kepada korban untuk hal tersebut
Dari alasan-alasan yang digunakan oleh para pelaku untuk menipu
korban dalam bentuk love scam, pelaku akan mempengaruhi para korban
sebagai target mereka. Pengaruh-pengaruh yang dilakukan oleh para pelaku
dapat berupa perlakuan yang sangat romantis yang diberikan kepada korban
dan para pelaku akan memainkan emosi korban, sehingga tumbuh
kepercayaan dari korban terhadap pelaku.
Karakteristik pada korban penipuan menurut Furnell (2005) individu
yang serakah dan naif cenderung lebih mudah ditipu. Lee dan Soberon Ferrer
(1997) individu yang lebih tua, lebih miskin, kurang berpendidikan dan lajang
juga cenderung lebih mudah untuk ditipu. Namun, penelitian yang
dilakukan Lee dan Soberon Ferrer (1997) ternyata sangat bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Titus dan Gover (2001) yang
menyatakan bahwa orang yang lebih muda dan berpendidikan tinggalah
yang cenderung beresiko mudah ditipu (menurut Digital Trends dalam
Salsabilah et al., 2021).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Aji Rahma, 2021) korban love
scam mengalami kerugian berupa kerugian finansial dan tekanan psikologis.
Meskipun banyak yang melaporkan tidak kehilangan uang sama sekali.
Ketika mempertimbangkan dampak emosional korban, mayoritas tidak
kehilangan uang. Hal ini memiliki hubungan dengan Neuroticism, sehingga
individu yang kurang stabil dalam secara emosional lebih terpengaruh love
scam. Bagi individu yang kesepian, dikhianati hingga berujung pada harapan
yang pupus adalah pengalaman yang sangat mengecewakan daripada
individu yang tidak terlalu kesepian.
Menurut (Sosial et al., 2022) cybercrime merupakan kejahatan murni,
yang mana kejahatan dilakukan secara sengaja dan terencana namun,
kejahatan ini disebut sebagai kejahatan yang abu-abu, karena kejahatan ini
tidak merusak atau pun melakukan perbuatan yang anarkis.
Menurut Dosen Fakultas Hukum UGM sekaligus Ketua Pusat Kajian
Law, Gender, and Society UGM, Sri Wiyanti Edyyono, S.H., LL.M., Ph.D.,
dalam Liputan Berita Universitas Gadjah Mada (2021) persoalan hukum
terkait lovescam belum cukup kuat, penegak hukum yang juga belum
konsisten hingga permasalahan data yang tidak lengkap.
Namun, kasus love scam dapat dijerat dengan hukum dalam Pasal 378
KUHP yang berbunyi “barang siapa yang bermaksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain yang melawan hukum, dengan memakai nama palsu,
adanya tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang
lain untuk menyerahkan barang sesuatu padanya atau supaya memberi
hutang” dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara. Meskipun
dalam pasal ini tidak mengkhususkan penipuan yang terjadi di dunia maya,
tetapi seringkali digunakan dalam penipuan online.
Selain itu, dalam UU ITE pasal yang mengatur tentang tindak pidana
romance scam, diatur dalam Pasal 35 Jo Pasal 51 ayat (1) “Setiap Orang
dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi,
penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan Informasi Elektronik
atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar dianggap seolah-olah data
yang otentik”, “Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 35 dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas)
tahun dan atau denda paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar
rupiah)”.
Terkait hak-hak korban termuat dalam KUHAP yaitu :
1. Pasal 108 Ayat (1) KUHAP “Hak untuk melakukan laporan”
2. Pasal 77 jo 80 KUHAP “Hak untuk melakukan kontrol terhadap penyidik
dan penuntut umum”
3. Pasal 98 sampai Pasal 101 KUHAP “Hak untuk menuntut ganti rugi akibat
suatu tindak pidana melalui cara penggabungan perkara perdata dengan
perkara pidana”
Berdasarkan penjabaran tersebut, hukum yang mengatur love scam
sebenarnya masih belum konsisten dan terbilang lemah, namun biasanya
kasus love scam biasanya dijerat hukum dalam Pasal 378 KUHP dan UU ITE
Pasal 35 Jo Pasal 51 ayat (1). Sedangkan hak-hak korban tertuang dalam
KUHAP Pasal 108 Ayat (1), Pasal 77 jo 80 KUHAP, dan Pasal 98 sampai Pasal
101.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa korban love
scamming memegang sebagian kendali dari kasus love scam. Pada kasus ini
korban takut untuk ditindak lanjuti karena takut akan perilaku bullying yang
kemungkinan besar akan diterima ataupun dicemooh. Selain itu, ketidak hati-
hatian korban dalam berinteraksi di media sosial juga bisa menjadi peluang
bagi pelaku untuk melancarkan aksinya.
Karakteristik psikologis pemilihan korban love scam biasanya
didasarkan pada rasa kesepian korban, kepribadian korban, dan juga
berasal dari luar dirinya contohnya dari ruang lingkup pergaulan hingga
temannya dan juga media informasi yang belum tepat untuk para remaja.
Notoatomojo pernah mengatakan bahwa perilaku ini adalah suatu
bentuk reaksi terhadap rangsangan atau stimulus tanggapan dari luar
organisme (orang), tetapi bahkan memberikan tanggapan sebenarnya adalah
beberapa karakteristik atau lainnya dari orang yang terlibat.Beberapa faktor
ini menyebabkan dua tindakan: faktor internal yang menjadi ciri orang
tersebut, dan kemudian faktor eksternal, yaitu orang-orang di sekitar kita.
Dalam S-O-R (Stimulus, Organism, Respon) dalam pengaruh ini bisa
juga menjadi stimulus juga bisa memberikan sebuah suatu rasangan sampai
berubahan perilaku dan sikap sesorang. Pada Teori tersebut ini yang berupa
memliki sebuah objek material dalam ilmu psikologi dan dalam ilmu
komunikasi ini manusiapun mempunyai jiwa meliputi banyak suatu
komponen yaitu perilaku, opinin, sikap , efeksi kognisi, dan konasi. Dan
dalam stimulus respon ini menimbulkan berbagai reaksi khusus bagi
stimulus khusus. Teori ini juga merupakan teori komunikasi yang jika
disingkat Stimulus, Organism, Respon. Pada media sosial sangat berdampak
besar dalam mempengaruhi suatu pesan, serta juga menggambarkan suatu
beberapa proses - proses pada suatu komunikasi secara sederhana namun
melibatkan beberapa sutu komponen yaitu komponen pesan serta media
massa.
Bahwasanya juga respon tersebut juga di modifikasi Organisme (O)
pada penerima dan stimulus menanggapi dengan sebuh respon tersebut
maka dinamakan Teori S-O-R. Pada beberapa proses - proses komunikasi ini
memiliki objek dari sebuah penelitian yaitu manusia yang meliputi berbagai
komponen yaitu opini, perilaku, sikap, efeksi kognisi, dan konas.
Bahwasannya pada teori stimulus respon ini terdapat proses suatu
komunikasi juga berkenaan juga dalam perubahan sikap yaitu dalam aspek
bagaimana bukan apa dan kenapa dalam perubahan sikap ini juga saling
bergantung juga pada beberapa proses terjadinya tersebut. Hukum pidana
harus dibentuk untuk mencegah (upaya preventif) terjadinya penyebaran
tindak pidana pornografi melalui situs internet dan game online terhadap
anak, dan menyelesaikan permasalahan (upaya represif) tindak pidana
pornografi melalui internet terhadap kekurangan yang ada dalam peraturan
perundang-undangan dari tindak pidana pornografi melalui situs internet
dan game online. Analisis dalam hal ini adalah situs internet yang berisi
komik tersebut terdiri dari komik yang biasa (tidak terdapat tindak pidana
pornografi), komik yang terdapat tindak pidana pornografi tapi hanya
softcore pornography, dan yang terkahir komik yang berisi cerita pornografi
baik alur ceritanya maupun karakter animasinya dalam satu web tersebut
yang berbentuk hardcore pornography. (Angga Astian Putra et al., 2016)
Pornografi merupakan masalah sosial yang perlu ditangani. Dalam
ketentuan ini yang berkaitan dengan pornografi diatur dalam hukum
internasional dan nasional. Bahasanya juga diatur oleh Hukum Bilangan.
November 2008 tentang pornografi dan keberadaannya dikuatkan dengan
beberapa putusan Mahkamah Konstitusi No. 10-1723/PUU-VII/2009 yang
menolak permohonan uji materi UU No. 44 Tahun 2008 tentang pengaturan
pornografi karena menemukan hukum masih diperlukan untuk melindungi
moralitas dalam masyarakat.
Larangan pornografi tertuang dalam misi kedua Pancasila, yaitu
keinginan menjadi manusia yang adil dan beradab. Sesuai dengan Pasal 1 (1)
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang pornografi, gambar atau
bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk komunikasi dan pertunjukan,
perbuatan cabul atau kekerasan seksual yang melanggar ketertiban umum
dan kesopanan, termasuk perbuatan. masyarakat. Karena sengketa definisi
pornografi, kasus ini diubah dengan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)
Nomor 10-17-23/PUU-VII/2009. Sedangkan menurut Mahkamah Konstitusi,
putusan menolak permohonan peninjauan kembali berdasarkan Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2008. Hal itu tetap diperlukan dari sisi hukum,
karena dapat melindungi moralitas masyarakat. Putusan MK itu juga
memperkuat eksistensi UU No. 44/2008. Dalam mewujudkan rasa keadilan
masyarakat Indonesia yang beragam. Pada dasarnya dalam hukum, sebagai
tindakan lahiriah keadilan, kita memunculkan esensi pikiran yang
merupakan perwujudan hukum. Keadilan tercapai ketika negara ini mampu
mengakui dan memenuhi hak asasi warga negaranya.
Pornografi juga dilarang dalam penggunaan Internet. Hal ini juga
terlihat pada larangan dalam Pasal 27(1) dan dalam Undang-Undang
Komunikasi dan Transaksi Elektronik No.11 Tahun 2008, yang memuat
ketentuan yang melarang hal-hal yang dapat mengandung unsur
pelanggaran perilaku berperilaku baik. yang mendahului adanya Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008. Dalam KUHP tertuang dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana. Hal ini tertuang dalam Pasal 2 Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.
Pasal di atas menjelaskan bahwa informasi dan transaksi elektronik
tidak serta merta melibatkan orang perseorangan dan badan hukum di
Indonesia, tetapi juga dapat digunakan di luar negeri. Selanjutnya dalam
Masa remaja itu merupakan proses transisi antara masa kanak kanak
dan masa dewasa, dalam hal ini adalah proses mencari jati diri mereka. Para
remaja sangat memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Seorang remaja akan
mencoba berbagai macam hal yang menurutnya menarik dan belum ia coba.
Saat sudah remaja pasti akan muncul rasa suka sama lawan jenisnya dan
mulai berpacaran. Namun, tidak jarang banyak para remaja yang terjerumus
kedalam pergaulan yang salah. Ketidakmampuan mengontrol dirinya
sebagai salah satu dari penyebabnya kekerasan seksual terhadap remaja.
Tentu saja kekerasan seksual ini sudah tidak lagi menjadi hal baru ditelinga
masyarakat. Kasus kekerasan seksual ini merupakan kejahatan universal,
kejahatan ini terjadi tidak hanya di Indonesia saja melainkan di berbagai
negara juga ada. Di Indonesia sendiri kasus kekerasan seksual ini mengalami
peningkatan secara signifikan setiap tahunnya (Komnas Perempuan, 2020).
Modus kejahatan seksual dari jaman ke jaman semakin tidak
berperikemanusiaan.
Kekerasan seksual ini dapat terjadi dimana saja dan pelakunya
kebanyakan dari lingkungan keluarga sendiri atau dari lingkungan sekitar
anak itu berada, seperti sekolah, rumahnya sendiri, lembaga pendidikan dan
lingkungan sosial anak itu (Noviana,2015). Korbannya kini sudah
menjangkau kalangan remaja, anak-anak bahkan balita (Noviana, 2015).
Kekerasan seksual ini lebih banyak terjadi diluar rumah, yang berbahaya
adalah orang asing karena orang asing itu kita tidak mengenalnya. Namun
kebanyakan yang menunjukkan kekerasan seksual terhadap anak anak
perempuan adalah orang terdekat mereka yang mereka cintai.
Orang yang dicintai dapat melakukan kekerasan seksual saat mereka
dalam hubungan pacaran. Kekerasan Seksual ini pada dasarnya timbul
karena kurangnya perhatian, pengawasan, hingga kesadaran dirinya ini yang
dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kekerasan seksual ini sering
dianggap oleh para lelaki sebagai lelucon atau tindakan menyentuh yang
mengarah pada seksual itu dianggap wajar bagi mereka namun masalah bagi
para perempuan. Maraknya kekerasan seksual ini terhadap anak – anak
khususnya para perempuan membuat semakin terpuruknya serta menahan
malu di lingkungan sekitar masyarakat mereka serta keluarga yang
disebabkan oleh para lelaki.
Dari data hasil dari pihak Komnas Perlindungan Anak (KPAI)
menegaskan bahwa mencatat pada tahun 2014 ada sekitar 2.726 terjadi
kekerasan seksual terhadap anak, kemudian ada 56% diantara nya itu berupa
pelecehan seksual. Lalu tahun 2017 ini pada bulan Januari sampai bulan Juli
itu terjadi peningkatan yang tajam terdapat sekitar 2.898 yang dimana 59,30%
kekerasan seksual dan sisa nya kekerasan lain nya menurut KPAI tahun 2017.
Kemudian di Sumatera Barat itu didominasi kan kekerasan seksual terhadap
anak. Lalu kepala bidang pemberdayaan anak menyebutkan bahwa tahun
2016 ini terdapat 425 kasus kekerasan seksual terhadap anak. Peningkatan
yang terjadi itu tidak hanya dari segi kuantitas saja melainkan dari segi
kualitas. Korban yang mengalami kekerasan seksual ini akan mengalami rasa
trauma, rasa malu, terhina, dan marah.
Dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun kasus kekerasan seksual ini
semakin meningkat dan kekerasan seksual ini sangat berbagai macam, oleh
karena itu dibutuhkanlah perlindungan hukum untuk melindungi anak anak
dalam kasus kekerasan seksual ini. RUU kekerasan seksual berupaya untuk
menyelesaikan berbagai macam kasus kekerasan seksual dengan cara
mengidentifikasikan beberapa macam bentuk dan jenis kekerasan seksual.
Bentuk dan jenisnya dapat dilihat dalam pasal 11 RUU kekerasan seksual.
Dalam pasal 1 angka 1 UU Nomor 12 Tahun 2022 Tindak Pidana Kekerasan
Seksual itu segala perbuatan yang memenuhi unsur tindak pidana
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini dan perbuatan kekerasan
seksual lainnya sebagaimana diatur dalam undangundang sepanjang
ditentukan dalam undang-undang ini.
Melihat semakin maraknya kasus kekerasan seksual ini dibutuhkanlah
pendidikan seksual untuk anak, tujuan diberikan pendidikan seksual ini agar
menjelang masa remaja mereka mempunyai bekal untuk dapat menghindari
terjadinya kasus kejahatan seksual terhadap diri sendiri dan menghindari
perilaku seks menyimpang dengan dampak negatif baik klinik, biologis,
psikologis, maupun sosial. Berdasarkan penjelasan diatas, rumusan masalah
pada artikel ini adalah Bagaimana mengenali tanda – tanda kekerasan seksual
pada anak dan faktor – faktor yang mempengaruhi adanya tindakan
kekerasan serta tindakan apa dalam upaya pencegahan yang tepat dalam
mengatasi kasus kekerasan seksual pada anak yang sering terjadi dan korban
nya selalu meningkat setiap tahun nya.
Penulisan ini menggunakan metode normatif, yaitu bermaksud untuk
memahami tentang tanda tanda kekerasan seksual yang terjadi pada anak -
anak dan faktor – faktor yang mempengaruhi adanya tindakan kekerasan
seksual ini serta upaya pencegahan dan perlindungan apa yang tepat untuk
para anak – anak yang ada pada hukum di negara kita ini berdasarkan
undang – undang.
Sebagian besar mengira bahwa pelaku kekerasan seksual dari
seseorang yang belum pernah ditemui tetapi tidak hanya itu pelaku bisa dari
keluarga dari anak tersebut dan bisa dilakukan oleh siapapun . Anak yang
terkena kekerasan seksual juga pasti mendapatkan tekanan sehingga tidak
berani untuk bercerita kepada orang terdekatnya maupun orang tuanya.
Maka dari itu kita harus peka terhadap perubahan perilaku ataupun fisik
pada teman, saudara saudari, anak, ponakan kita
Tanda fisik akibat terjadinya kekerasan seksual terhadap anak yaitu :
• Anak merasakan sakit di area yang tidak wajar,
• Terjadi pendarahan dari kemaluan, anus,
• Kesulitan saat duduk atau berjalan dan nyeri,
• Terdapat darah di dalam pakaiannya,
• Terdapat memar di bagian tubuh yang tidak biasa tanpa ada alasan yang
jelas,
• Anak merasakan sakit saat hendak buang air,
• Anak-anak akan mendapatkan luka seperti memar, patah tulang, lalu
pingsan, dan bisa terjadi luka ringan dan luka berat hingga bisa
menyebabkan fatal seperti meninggal dunia.
Tanda perubahan sikap anak akibat terjadinya seksual terhadap anak:
• Anak mencoba bunuh diri,
• Anak yang awalnya sangat ceria menjadi melamun dan menyendiri,
• Anak bercerita mendapatkan hadiah dari orang yang tidak dikenal,
• Melakukan hal yang membahayakan dirinya,
• Anak menjadi sangat tertutup,
• Ketika marah, emosinya sulit terkontrol,
• Berbicara dengan kata-kata yang kotor atau istilah yang tidak pantas
dibicarakan,
• Sering mengalami mimpi buruk,
laku, tingkah laku serta tingkah laku. Secara umum, penggunaan narkoba
sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan
kecanduan, ketergantungan, perubahan perilaku, pikiran, perasaan, serta
pengetahuan. Pengaruh penggunaan narkoba pada seseorang tergantung
pada jenis narkoba yang digunakan, perilaku pemakainya, serta situasi
ataupun keadaan pemakainya. Dampaknya dapat dilihat pada keragaman
fisik, emosional, sosial serta budaya remaja. Kecanduan narkoba dilarang
oleh agama serta negara tidak boleh diambil ataupun digunakan secara tidak
semestinya, karena narkoba untuk kesehatan, mengandung obat-obatan yang
berbahaya bagi para pecandu obat. Narkoba tidak memberikan efek positif
pada semua, tetapi dapat menimbulkan kecemasan pada pecandu. Misalnya,
kebahagiaan serta kecanduan narkoba dapat meningkatkan kepercayaan diri
seorang pecandu. Dampak narkoba dalam lingkungan sosial ialah sebagai
berikut: Kesehatan jiwa, anti sosial serta asusila, dipengaruhi oleh
lingkungan, Masalah serta beban bagi keluarga, Pendidikan terpengaruh,
masa depan suram, Lingkungan yang kondusif untuk penggunaan narkoba
serta perdagangan illegal, Kejahatan serta kekerasan meningkat, Ketahanan
wilayah menurun. Jadi obat memiliki dua efek, yaitu baik serta buruk, yang
baik hanya digunakan untuk pengobatan. Sedangkan buruknya ialah untuk
bisnis ilegal dari lingkaran mafia yang bertanggung jawab. Menghancurkan
kehidupan orang serta menjadi musuh semua bangsa di dunia. Berkaitan
dengan itu, perlu diciptakan perilaku manusia sebagai embrio
Kontrol Sosial Budaya masyarakat Kontrol sosial adalah fenomena
pada kelompok pertama serta adalah salah satu kegiatan utama kelompok
pertama. Kelompok kepemimpinan dapat berupa keluarga, kelompok teman,
kelompok kerja, ataupun kelompok sosial. Dalam banyak hal, kita memiliki
tanggung jawab tertentu kepada orang lain karena peran khusus yang kita
mainkan dengan orang itu. Teknik manajemen hubungan informal sangat
luas karena mencakup pengucilan, gosip, fitnah, penghinaan, ataupun
ancaman. Karena penerimaan kelompok sangat penting bagi individu,
ketakutan akan penolakan kelompok adalah kontrol sosial.
Untuk menjaga integritas organisasi serta partisipasi sosial, penting
untuk mengenali perilaku gigih yang telah menjadi model yang
direncanakan. Untuk mencapai tujuan ini, semua komunitas harus
berinteraksi dengan anggotanya dengan harapan bahwa mereka akan
berperilaku tepat untuk setiap situasi. Jika hubungan ini tidak berhasil, sistem
manajemen hubungan harus diaktifkan untuk berpartisipasi. Sama seperti
pola konflik yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan beberapa
kontrol sosial, dalam banyak situasi konflik tentang hak asasi manusia serta
tanggung jawab juga dapat menyebabkan hilangnya kontrol sosial.
Kehidupan manusia selalu berada dalam masyarakat. Tidak hanya diberikan,
tetapi memiliki makna yang lebih dalam, yaitu bahwa kehidupan
bermasyarakat adalah suatu keselarasan bagi masyarakat untuk
mengembangkan serta mencapai kebudayaannya, kebudayaannya sendiri.
Tanpa komunitas, kehidupan manusia tidak dapat menunjukkan
karakteristik manusia. Sebagai organisme, manusia dipelajari dalam biologi
ataupun anatomi, serta sebagai budaya manusia dipelajari dalam antropologi
budaya. Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia,
bagaimana orang dapat mengubah lingkungan sesuai dengan pengalaman
mereka dengan pikiran serta tubuh mereka. Juga memahami budaya dalam
kehidupan manusia, menulis. Terakhir ada teori budaya manusia yang
menganalisis masalah sosial budaya manusia. Pemikiran ini membuat kita
berpikir bahwa budaya hanya dapat dipertahankan oleh manusia. Organisasi
ialah sekelompok orang di suatu daerah, yang telah ada sejak lama serta
memiliki aturan untuk mengaturnya, yang mengarah pada tujuan bersama.
Dalam hidup ini manusia selalu mendapatkan hikmah, ilmu baru, agar
bekalnya sehat serta selalu bertambah isinya. Faktanya, budaya ialah
keseluruhan, tumpukan dapat dibandingkan: orang ialah sumber budaya
serta masyarakat ialah danau besar, dari mana air sumber ini mengalir.
Contoh kontrol sosial yang ada dalam masyarakat: Misalnya, masyarakat
membuat serta menegakkan aturan yang mencegah seseorang melakukan
kejahatan ataupun membunuh orang, bahkan jika pihak tersebut memiliki
pendapat negatif jika dilanggar, hukuman akan diberikan. Melihat penjelasan
di atas, jelaslah bahwa manusia, manusia, serta budaya adalah satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan dalam arti yang mutlak. Karena ketiga unsur
inilah kehidupan makhluk sosial melahirkan kebudayaan. Organisasi tidak
dapat dipisahkan dari manusia, karena manusia hanya hidup dalam
komunitas yang hidup bersama dengan orang lain serta saling memandang
sebagai pengemban tanggung jawab serta hak. Di sisi lain, manusia tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat. Seseorang yang belum mengalami
hubungan sosial dalam kehidupan tidak dapat mencapai potensi
kemanusiaannya, seperti pencapaian budaya. Dengan kata lain, di mana
orang hidup dalam masyarakat, budaya pasti muncul. Keberadaan budaya
dalam suatu masyarakat banyak membantu individu, sejak awal masyarakat,
untuk melatih diri mencapai dunia baru. Dengan setiap generasi manusia,
tidak perlu lagi melalui yang baru serta mencari bahan baru, tetapi mengubah
bahan lama menjadi bahan baru dengan berbagai cara, maka itu sudah
menjadi tanggung jawab anggota generasi baru. mewariskan apa yang telah
dipelajarinya kepada generasi berikutnya. masa lalu serta apa yang mereka
sendiri tambahkan ke semua aspek budaya ini. Setiap kebudayaan
mempunyai cara ataupun arah dalam bertindak serta berpikir terhadap
pengalaman-pengalaman dasar, oleh karena itu kebudayaan tidak dapat
dipisahkan dari individu serta masyarakat.Kontrol sosial masyarakat
terhadap narkoba.Penyalahgunaan narkotika adalah penyimpangan dari
nilai serta norma.Ada bentuk. Isu-isu sosial serta keagamaan diklasifikasikan
sebagai isu-isu sosial. Penggunaannya tidak hanya berdampak pada
kesehatan fisik serta mental seseorang, tetapi bisa lebih jauh yaitu akan
merugikan generasi bangsa. Oleh karena itu diperlukan penanggulangan
yang teratur serta berkesinambungan. Mengingat bahaya mengerikan yang
dapat ditimbulkan oleh penggunaan narkoba serta seberapa cepat kaum
muda terpengaruh oleh penggunaan narkoba, diperlukan upaya bersama
untuk mengekangnya. Seiring dengan pengendalian sosial masyarakat
terhadap penyalahgunaan narkoba, hal ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara, antara lain:
1. Pencegahan (precaution), ialah upaya pengendalian sosial untuk
mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Upaya pencegahan
untuk pengendalian penyalahgunaan narkoba antara lain: Pencegahan
primer ialah upaya untuk mengidentifikasi kelompok yang berisiko tinggi
menggunakan narkoba, diikuti dengan intervensi untuk mencegah
mereka menggunakan narkoba. Upaya preventif ini dilakukan sejak usia
dini, sehingga faktor penghambat tumbuh kembang anak dapat diatasi
dengan baik. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya pencegahan ini antara
lain: Penyuluhan tentang bahaya narkoba, Informasi melalui berbagai
media tentang bahaya narkoba, Edukasi tentang pengetahuan narkoba
serta bahayanya.
2. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder penyalahgunaan melibatkan
tahap trial and error serta komponen masyarakat yang berpotensi
menyalahgunakan narkoba. Kegiatan dalam pencegahan ini meliputi:
Deteksi dini anak penyalahguna narkoba, Konsultasi, Bimbingan sosial
melalui kunjungan rumah, Informasi serta pendidikan pengembangan
individu
3. Pencegahan tersier Pencegahan ini ditujukan kepada mereka yang
menyalahgunakan narkoba serta mereka yang telah menyalahgunakan
narkoba agar tidak kambuh lagi dalam penyalahgunaan narkoba. Kegiatan
https://magdalene.co/story/cinta-jangan-butakasus-dhea-regista-
dan-jebakan-love-scam
Ngurah, Gusti Triardana, Erman, Ni Yuliartini, Rai Putu, and Dewa Mangku,
Sudika Gede. 2021. Tinjauan Kriminologis Terhadap Tindak Pidana
Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kabupaten Buleleng, IV
Nurachmad, Oleh. 2013. KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)-
SEBUAH TINJAUAN YURIDIS KRIMINOLOGIS, JURNAL RECHTENS,
II
Nisya., Diyah. (2012). Religiusitas, Kecerdasan Emosional, Dan Kenakalan
Remaja. Jurnal Psiskologi, 7(2) : 562-584.
Novita, E. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Menonton
Film Porno pada Remaja. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya
(Journal of Social and Cultural Anthropolo
M Hamdan. 2013. KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEJAHATAN
TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA DARI PERSPEKTIF
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN
2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
Regirma, A., & Frellina, C. (2021). Berdasarkan UU ITE dan UU Pornografi. 9(5),
793–804.
Rizqi, Maulida Amalia, Ali Yudi M Akbar, and Syariful. 2017. ‘Ketahanan
Keluarga Dan Kontribusinya Bagi Penanggulangan Faktor Terjadinya
Perceraian’, Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, 4.2:
129–34
Retnowati, Yuni, ‘Love Scammer : Komodifikasi Cinta Dan Kesepian Di
Dunia Maya’, Jurnal Komunikologi (Ilmu Komunikasi), 12.2 (2015), 1–13
<https://komunikologi.esaunggul.ac.id/index.php/KM/article/vi
ew/153>
Rizqi, Maulida Amalia, Ali Yudi M Akbar, and Syariful. 2017. ‘Ketahanan
Keluarga Dan Kontribusinya Bagi Penanggulangan Faktor Terjadinya
Perceraian’, Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, 4.2:
129–34
Salsabilah, Tasya, Mulyadi, and Rosalia Dika Agustanti, ‘Tindak Pidana
Romance Scam Dalam Situs Kencan Online Di Indonesia’, Jurnal Kertha
Semaya, 9.3 (2021), 398–401
Santoso, Agung Budi. 2019. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Terhadap
Perempuan: Perspektif Pekerjaan Sosial, KOMUNITAS Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam, X