Anda di halaman 1dari 10

BUDAYA KEWARGANEGARAAN

FENOMENA PERILAKU NEGATIF SEBAGAI PENGHAMBAT


TERLAKSANANYA BUDAYA KEWARGANEGARAAN INDONESIA

Dosen Pengampu : Julia Ivanna, S.Sos.M.Si

Disusun oleh:

Anggun Putri F (22PMM142)

Iftitah Dian Qumairoh (22PMM174)

Amelia Situmorang (3203311037)

Ruth Lidya Siboro (3203311012)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan hidayah Nya
kami dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Budaya Kewarganegaraan yang dibimbing oleh Ibuk Julia
Ivanna, S.Sos.M.Si yang sama sama kita hargai. Dalam proses penyajiannya, makalah
ini berusaha di susun dengan baik. Sejumlah sumber kami gunakan untuk membantu
kami dalam memahami teori teori perkembangan. Terimakasih kepada pihak pihak
yang turut membantu dalam menyukseskan penyusunan makalah ini. Dan kami
mengharapkan kritik dan saran yang mampu membantu pola pikir yang baik dan
bentar. Demikianlah makalah ini kami susun, kami mohon maaf atas segala kekurangan
dalam penyusunan makalah ini.

Medan, 23 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
A. Contoh kasus berkaitan dengan perilaku ujaran kebencian. Identifikasi penyebab
perilaku tersebut, siapa yang dirugikan, bagaimana menyelesaikannya. .............................. 4
B. Mengapa perilaku tersebut tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia ................... 6
C. Strategi yang dapat kelompok saudara rumuskan agar siswa tidak memiliki perilaku
kebencian. ............................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10
PEMBAHASAN

A. Contoh kasus berkaitan dengan perilaku ujaran kebencian. Identifikasi


penyebab perilaku tersebut, siapa yang dirugikan, bagaimana
menyelesaikannya.
Berikut contoh kasus terkait ujaran kebencian di media sosial yang telah
di putuskan oleh pengadilan negeri :
1. Putusan No 1105/Pid.Sus/2017/PN Jkt.Utr dengan terdakwa Muhammad Faizal
Tanong alias Tanong. Yang mana dalam putusan ini muhammad faizal tanong
memposting/menyebarkan sebuah kalimat yang di anggap menimbulkan ujaran
kebencian di halaman facebook nya antara lain yaitu yang bertuliskan “27 fakta
indikasi jokowi adalah kader dan keturunan PKI”, lalu muhammad tanong
mengirimkan gambar dan tulisan “saya yakin dan percaya sehebat apapun
rencana dan strategi mereka berkonspirasi hancurkan islam dengan kristenisasi
berkolaborasi dengan mimpi neo komunis 2019”. Lalu ia juga menulis “sejak
presiden boneka RRC yang di persiapkan LBP dan hendro dari solok itu sejak
2012”, lalu ia menulis “inikah pemerintah antek komunis RRC yang berkedok
panacasila itu?? Agar orang-orang yang sebabkan si babi di penjara harus di
penjara juga??”, dan tulisan “bukti bahwa kyai said aqil doyan uang”.

2. Putusan pengadilan tinggi jakarta No 58/Pid.Sus/2019/PT.DKI Tahun 2019


dengan terdakwa Dhani Ahmad Prasetyo alias ahmad dhani.
Dimana dalam kasus nya ahmad dhani memposting sebuah video
mengucapkan sebuah kalimat yang di anggap ujaran kebencian yaitu “kita ni
kan oposisi kan? aneh, ah ini kan yang mendemo yang demo ni kan membela
penguasa, lucu ya kan lucu gitu, ini ni idiot ini ni idiot ini ni, mendemo
mendemo orang yang tidak berkuasa” .
3. Putusan pengadilan tinggi jakarta No 326/Pid.Sus/2017/PT.DKI dengan
terdakwa Muhammad Tamim Pardede. Yang mana ia memposting sebuah
video di media youtube nya dengan isi rekaman video tersebut yakni “maka
suatu negara yang penguasanya tidak berhukum dengan hukum Allah, terus
penduduknya tidak berjuang untuk menegakkan hukum Allah, maka seluruh
penguasa tersebut beserta rakyatnya kafir kabehh…kafir kabeeehhhh…semua
kafir total, percuma sholat nya, percuma haji nya, percuma shaum nya tidak ada
arti nya itu artinya orang kafir lagi sholat, itu artinya orang kafir lagi shaum,
orang kafir lagi haji, amalan-amalan nya tidak di terima oleh Allah, karena tidak
berhukum dengan hukum Allah. Dan video lainnya dengan isi rekaman “Semua
yang menonton tayangan ini kalian akan menjadi saksi saya di akhirat kelak
bahwa saya mengucapkan Ash-hadu anla ilaha illal-Lahu Wahdahu la Sharika
Lahu wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluh (Bacaan Doa)
diakhirat nanti kalian akan menjadi saksi saya bahwa saya telahmengucapkan
dua kalimat syahadat tersebut. Lalu selanjutnya saya tidak bisa memungkiri
tidak bisa menafikan tidak bisa meniadakan bahwasanya jokowi telah berpihak
pada blok komunis jokowi dan antek-anteknya telah bekerjasekeras mungkin
semaksimal mungkin untuk memasukan memaksakan pahamkomunis semua
itu untuk dapat diterima dengan alasan bhineka tunggal ika. Saya nyatakan,
saya adalah lawan pertama daripada jokowi dan komunisnya,kalau jokowi
memerintahkan anteknya yang bernama Tito Karnavian tanpasuratnya untuk
menangkap saya saya tidak akan tinggal diam. Jangan harappolisi bisa bawa
saya hidup-hidup. Kalau mau tangkap saya kalau bawa saya kekantor polisi
bangkai saya jenazah saya bawa saya akan melawan kaliansampai mati saya
akan melawan kalian sampai saya maatii sampai ditetesdarah saya
tercuraaaaah. wahai antek antek komunis dan setelah saya mati disitulah
peperangan sejati mulai di situlah kalian akan baru tau siapakah tamimpardede
dan kemampuanya dalam menciptakan kemenangan dalam suatupertempuran
tamim siap di jemput siap di dor mau sama densus kek emanggue pikirin peler
peler hidup kagak ad ague pikirin kagak gue takut ama kalianpeler gue takut
ama kalian kontol siapa kalian. kalian penghianat, kalianpenghianat bangsa ini,
kalian penghianat negeri ini kalian penghianat pancasila,tidak ada rasa takutku
untuk kalian wahai penghianat silahkan tuntut kami,dooor sampai mati dan
pertempuran ini segera di mulai, Tamim dengan besertaseluruh kemampuan
bayuwikunnya akan bermain dengan indah memenangkanpertarungan di bumi
ini,Allahuakbar Allahuakbar allahuakbar, ashyhaduAllaillahaillallah
waashaduanna muhammad darrosullullah ashyhadu Allaillahaillallah
waashaduannamuhammadarrosullullah”.
Pada beberapa kasus yang telah penulis cantumkan adalah merupakan
contoh perkara ujaran kebencian yang telah di putuskan oleh pengadilan. Yang
di anggap sebagai ujaran kebencian pada contoh kasus pertama oleh terdakwa
Muhammad Tanong alias Tanong yaitu kalimat “Jokowi adalah PKI, serta
tulisan 27 indikasi fakta, antek RRC, politik china, presiden boneka RRC, si
babi, said aqil penipu dan doyan uang”. Pada kasus kedua oleh Ahmad Dhani
yaitu kalimat “Ideot”.Dan pada kasus ketiga oleh tamim pardede yang secara
sadar memposting video di media sosial dengan tujuan bisa di ketahui oleh
umum.

B. Mengapa perilaku tersebut tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia


Pancasila dirumuskan dari nilai budaya bangsa Indonesia yang terdiri
dari nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, masyarakat dan keadilan sosial.
Ketuhanan Yang Maha Esa, diwujudkan setiap orang seharusnya memeluk
agama sesuai keyakinannya, bertoleransi terhadap orang lain yang berbeda
agama. Seluruh nilai-nilai kebudayaan dan nilai kearifan lokal yang ada di
Indonesia bersumber pada Pancasila. Pancasila sendiri merupakan ideologi
bangsa Indonesia. Hal-hal dan perilaku yang bersifat negative tentunya tidak
sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Karena Pancasila sendiri
merupakan Dasar Negara Indonesia yang tidak mungkin berikan hal-hal
bersifat mendorong untuk berperilaku negatif. Dengan banyaknya
keberagaman yang ada di Indonesia, sudah seharusnya kita saling menjaga
persatuan dan kesatuan dengan cara bertoleransi, bukan mengujar kebencian
kepada orang lain.

C. Strategi yang dapat kelompok saudara rumuskan agar siswa tidak


memiliki perilaku kebencian.
Upaya menanggulangi hoaks dan ujaran kebencian yang bisa dilakukan
adalah dengan membangun nalar kritis siswa dan masyarakat. Pembangunan
nalar kritis ditempuh melalui berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi,
pengabdian masyarakat, dan kerjasama dengan komunitas anti hoaks.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan menjadi semacam pembekalan bagi siswa
dan masyarakat dalam memanfaatkan internet dan media sosial, juga untuk
menghadapi paparan beragam informasi yang begitu luber, tercampur antara
yang asli dan palsu. Ujaran kebencian yang juga menjadi permasalahan bangsa,
dengan melakukan penguatan moderasi beragama melalui beberapa cara,
seperti ceramah di masyarakat, pengajaran di kelas, dan riset. Hal tersebut
utamanya untuk menanggulangi ujaran kebencian bermuatan isu SARA. Materi
moderasi beragama misalnya disampaikan di kelas-kelas. Beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk mencegah perilaku ujaran kebenjian pada siswa :
1. Metode Pengabdian
Dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini langkah awal yang akan
dilakukan adalah pengenalan informasi HOAX, bentuk-bentuk informasi HOAX.
Dilanjutkan lagi dengan penyampaian bentuk pencegahan terhadap informasi
HOAX berserta contoh pencegahannya, dan terakhir disampaikan pandangan
hukum berdasarkan KUHP terhadap pelaku penyebar HOAX . Tahapan kegiatan
pelaksanaan program Pengabdian pengabdian kepada masyarakat ini adalah:
 Persiapan
Persiapan dilakukan dengan melakukan survey lokasi dan menjalin kesepakatan
kerjasama dengan mitra, yaitu kepala sekolah.
 Pelaksanaan
Sosialisasi dan penyampaian materi pengenalan informasi HOAX, pencegahan dan
pandangan hukum berdasarkan KUHP dilaksanakan secara terbuka kepada murid.
 Materi workshop adalah:
a. Pengenalan Informasi HOAX
b. Bentuk pencegahannya,
c. Pandangan hukum berdasarkan KUHP
d. Aplikasi yang dapat digunakan sebagai sarana awal pencegahan penyebaran
informasi Hoax
2. Penyampaian Materi Pengabdian
Siswa diundang sebagai peserta pelatihan dari beberapa kelas. Pada proses
sosialisasi ini dijabarkan sejarah dan awal mula keluarnya istilah HOAX bentuk-
bentuk HOAX, bagaimana perkembangannya. Pada proses sosialisasi ini juga
disampaikan bagaimana pencegahan informasi HOAX melalui sudut pandang
teknologi dan sudut pandang sosial. Serta, peran pemerintah dalam melindungi
hak-hak pengguna dan masyarakat umum. Dari dasar hukum, pihak kepolisian juga
menerapkan Undang-undang ITE yang telah disahkan pemerintah dan tertulis
dalam KUHP. Dari hasil penyampaian materi sosialisasi informasi hoax, para
peserta antusias mengikuti proses dari awal sampai dengan akhir penyampaian,
sehingga wawasan peserta pelatihan bertambah. Banyak hal yang tidak disadari
sebelumnya telah menggunakan informasi, media sosial dan perangkat teknologi
yang sekarang semakin merajalela. Dengan melihat keterlaksanaan pelatihan ini
nampak bahwa komputer merupakan perangkat dasar teknologi yang sudah
merupakan kewajiban untuk dipenuhi pada saat ini, hal ini dibarengi dengan
kewajiban penggunanya untuk harus memiliki kemampuan dasar dan pengetahuan
untuk dapat menggunakannya lebih baik lagi. Dari kendala yang ada nampaknya
siswa dan guru serta pengguna teknologi masih perlu berlatih secara lebih intensif
untuk meningkatkan kemampuan dalam mengenali informasi yang valid dan
informasi HOAX. Pengetahuan siswa yang tidak merata tentang penggunaan
teknologi dan perangkat mobile, serta media sosial yang bertumpu pada penyebaran
informasi. Pada sesi pengenalan hukum, siswa dikenalkan bahwa penyebaran
HOAX dapat dipidana sampai dengan 5 tahun hukuman penjara.
3. Pemanfaatan Aplikasi
Aplikasi Hoax Buster Tools (HBT) berfungsi sebagai penyaring informasi yang
diragukan kebenarannya. HBT bertindak sebagai mesin pencari dengan cukup
memasukkan konten yang ingin dipastikan kebenarannya ke dalam aplikasi
tersebut.
Penanganan kasus hoax tidak cukup hanya ditangani oleh pemerintah saja,
namun juga dapat dilakukan oleh lembaga pendidikan maupun secara individual.
Lembaga pendidikan dapat berperan dalam memberikan edukasi mengenai ciri-ciri
berita hoax dan bagamana cara menyikapi hal tersebut. Sedangkan secara personal
masyarakat juga dapat membantu dalam meminimalisir tersebarnya berita hoax
yakni dengan tidak mudah percaya dengan judul berita provokatif yang berupa
tuduhan pada pihak tertentu dengan plagiasi dari sebuah akun resmi lalu diubah
kembali, kemudian cermati alamat situs yang tidak resmi, lalu periksa fakta apakah
berita tersebut asli atau tidak. Peran aktif pemerintah dalam ini Kementerian
Komunikasi dan Informasi bekerja sama dengan berbagai pihak dari Lembaga
Swadaya Masyarakat yang menyatakan peduli terhadap teknologi digital
menghadirkan aplikasi anti hoax yang diberi nama Hoax Buster Tools (HBT),
aplikasi ini bekerja layaknya sistem pencari yang ada di Internet, sebagai contoh
google, yahoo dan lain sebagainya. Pengguna cukup memasukkan konten yang
ingin dipastikan kebenarannya melalui HBT. Kemampuan aplikasi ini terlihat
dengan pengecekan konten berita, foto, video maupun akun sosial, apakah itu benar
atau tidak. Akan tetapi aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan, dan masih
mencakupi konten yang bersifat lokal (Indonesia), belum dapat memfilter konten
yang berasal dari situssitus yang memiliki domain di luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA

Coastera, F. F., & Susilo, B. (2020). PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN


PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN SISWA UNTUK MENCEGAH
INFORMASI HOAX. Abdi Reksa, 1(1), 54-58.
Christianto, H. (2018). Perbuatan pidana ujaran kebencian: ragam dan studi kasus.
Graha Ilmu.
Kaswadi, D. A., Wulandari, E., & Trisiana, A. (2018). Pentingnya Komunikasi Sosial
Budaya Di Era Globalisasi Dalam Perspektif Nilai Pancasila. Jurnal Global
Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 6(2).
Nurizka, R., & Rahim, A. (2020). Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Membentuk
Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah. Elementary School: Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran ke-SD-an, 7(1), 38-49.

Anda mungkin juga menyukai