Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2021-2022

UNIVERSITAS AL-AZHAR INDONESIA


PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM

MATAKULIAH : HUKUM ANTI KORUPSI DAN KEJAHATAN KORPORASI


DOSEN : 1. PROF. DR. AGUS SURONO, S.H., MH.
2. SYAFARDI, S.H., MH.
KELAS : HE18X (BLENDED)
HARI / TANGGAL : Sabtu / 13 Nopember 2021 NAMA ; SYAFRUDDIN
WAKTU : 08:00 - 10:20 NIM : 0711518079
SIFAT UJIAN : Dikerjakan di rumah
_________
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ِ‫ﺑِﺴْــــــــــــــــــﻢِ ﷲِ اﻟﺮﱠﺣْ ﻤَﻦِ اﻟﺮﱠﺣِ ﯿْﻢ‬

ANALISA PUTUSAN

Nomor : 34 /Pid.Sus/TPK/2014/PN.Jkt.Pst.

”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan
mengadili perkara-perkara tindak pidana korupsi pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa,
telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama Lengkap : YOLLANDA, S.Psi.

Tempat Lahir : Jakarta.

Umur/Tanggal Lahir : 39 Tahun / 9 Agustus 1974. .

Jenis Kelamin : Perempuan.

Kebangsaan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Taman Gandaria Blok F Nomor 8 Jakarta Selatan; - Jalan H. Yahya
Nomor 18, RT 009/RW 007, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta
– Timur.

Agama : Islam. .

Pekerjaan : Wiraswasta (Direktur PT. Gipindo Piranti – Insani).

A. KRONOLOGIS KASUS

Bahwa ia Terdakwa YOLLANDA, S.Psi sebagai Direktur PT Gipindo Piranti Insani / PT


Andreola Auromedia, juga sebagai peminjam PT. Astrasea Pasirindo, sebagai pemenang pelelangan
pekerjaan Pengadan Mobil Toilet VVIP Besar dan Kecil dengan surat Kuasa Pengguna Anggaran
Nomor : 231/077.3 tanggal 5 November 2009 serta sebagai penyedia pengadaan mobil toilet VVIP
besar dan kecil dengan surat No.320/2009 tanggal 6 Nopember 2009 bersama-sama dengan
YUSMAN PASARIBU selaku Direktur Utama PT Astrasea Pasirindo, Ir. LUBIS LATIEF, MSi
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran, ARYADI, SE sebagai Ketua Panitia Pengadaan dan Ir. EKO
BHARUNA, MT sebagai Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta / Pengguna Barang (yang
dilakukan Penuntutan secara terpisah) pada bulan September sampai dengan Desember tahun 2009
atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2009, bertempat di Kantor Dinas Kebersihan
Propinsi DKI Jakarta Jl. Mandala V No. 67 Cililitan Besar Jakarta Timur, atau setidak- tidaknya di
suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan yang berwenang
memeriksa dan mengadili perkaranya berdasarkan pasal 35 ayat (3) UU nomor 46/2009 yaitu
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, telah melakukan atau turut
serta melakukan perbuatan, secara melawan hukum, telah memperkaya diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau Perekonomian Negara, perbuatan
tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut :

• Bahwa pada tahun anggaran 2009 pada DIPA Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta No.
113/DPPA/2009 tanggal 11 September 2009 terdapat kegiatan pengadaan Mobil Toilet VVIP Besar
dan Kecil yang dananya bersumber dari APBD DKI Jakarta TA 2009 sesuai DPPA-SKPD Dinas
Kebersihan Prov. DKI Jakarta No.1.03/18071 dengan pagu anggaran sebesar Rp.5.460.000.000,- (lima
milyar empat ratus enam puluh juta rupiah).

• Bahwa berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.16/2009 tanggal 6 Januari
2009 yang diangkat/ditunjuk sebagai Kuasa Pengguna Anggaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Tahun Anggaran 2009 yaitu Ir. H. LUBIS LATIEF, M.Si.

• Bahwa Kepala Dinas Kebersihan Prov. DKI Jakarta menerbitkan Surat Keputusan
No.190/2009 Tanggal 30 Juli 2009 tentang Pengangkatan Panitia Pengadaan Barang dan Jasa di
Lingkungan Dinas kebersihan DKI Jakarta, dengan susunan sebagai berikut :
• Ketua : ARYADI, SE

• Sekretaris : Ali Yudho Kisrianto, ST, MBA.

• Anggota : Wagiman, S.sos . Lenny M, S.Si, M.Si .

Drs. Marulam Manalu.

Tenaga Pendamping :

• Rasmadi,

• Deddy Setiono,

• Ono Suarno,

• Tardja.

• Bahwa Kepala Dinas Kebersihan Prov. DKI Jakarta juga menerbitkan Surat Keputusan
No.288/2009 tentang Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) menunjuk Ir. SURYADI Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada Dinas kebersihan DKI Jakarta,

• Bahwa Kepala Dinas Kebersihan Prov. DKI Jakarta juga menerbitkan Surat Keputusan
No.10/2009 tanggal 5 Januari 2009 tentang Pengangkatan Panitia Pemeriksa/Penerima Barang di
Lingkungan Dinas kebersihan DKI Jakarta, dengan susunan sebagai berukt :

• Ketua : Ir. SURYADI.

• Sekretaris : Nilam Sari, SH.Msi.

• Anggota : H.M.Yamin, S.sos .

Mansur Naibaho .

M.Hasan .

- Bahwa untuk melaksanakan kegiatan tersebut Kepala Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta
menunjuk secara langsung PT. Sekepar Bilikon (Dir. Baharun Nazir) sebagai Appraisal Pengadaan
Sarana Operasional Dinas Kebersihan DKI Jakarta untuk melakukan penilaian atas kewajaran harga
mobil toilet VVIP Besar dan mobil toilet VVIP kecil dengan hasil penilaian kewajaran harga :

• Mobil Toilet VVIP Besar Rp.620.000.000,-(enam ratus dua puluh juta rupiah)
• Mobil Toilet VVIP Kecil Rp.636.000.000,-(enam ratus tiga puluh enam juta rupiah padahal PT.
Sekepar Bilikon tidak mempunyai keahlan sebagai penilai.

• Bahwa Pada tanggal 8 Oktober 2009, Hj. Ir. WAHYU PUDJIASTUTI sebagai Kepala
Bidang Teknik Pengeloaan Kebersihan menerbitkan Surat No.375/1.71 tentang Estimate Engineering
dan diserahkan kepada Ir. H. LUBIS LATIEF, M.Si Kepala Bidang Sarana dan Prasarana selaku
KPA dengan nilai Rp.4.420.000.000,- (empat milyar empat ratus dua puluh juta rupiah) belum
termasuk PPn, yang hanya mengakomodir penilaian harga kewajaran yang di buat oleh PT. Sekepar
Bilikon yang tidak mempunyai ahli/keahlian dan belum mempunyai pengalaman sebagai penilai
mobil toilet ;

• Bahwa Panitia Pengadaan Barang/Jasa sama sekali tidak menyusun Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) akan tetapi hanya mengambil alih hasil penilaian harga kewajaran yang di buat oleh PT. Sekepar
Bilikon dan telah ditetapkan oleh Hj. Ir. WAHYU PUDJIASTUTI Kepala Bidang Teknik Pengeloaan
Kebersihan menjadi Estimate Engineering ;

• Bahwa kemudian pada tanggal 8 Oktober 2009 Ir. H. LUBIS LATIEF, M.Si membuat Rencana
Anggaran Biaya (RAB) untuk kegiatan pengadaan Mobil Toilet VVIP Besar dan Kecil sebesar
Rp.4.420.000.000,- + 10% PPn = Rp.4.862.000.000,- (empat milyar delapan ratus enam puluh dua
juta rupiah) dan mengusulkan dengan surat No.198/077.3 kepada saksi Ir. EKO BHARUNA, MT
tentang Permohonan Penetapan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan disetujui oleh saksi Ir. EKO
BHARUNA, MT dengan mengirimkan surat No.280/2009 tanggal 9 Oktober 2009 perihal Patokan
Harga Satuan Barang/Jasa Kebutuhan Dinas Kebersihan kepada Kepala Badan Pengelolaan Kekayaan
Daerah DKI Jakarta. Pada hari itu juga saksi Ir. EKO BHARUNA menetapan Perhitungan HPS
dengan surat No.3856/078, sebagai berikut :

• 2 unit mobil VVIP besar @ Rp. 620.000.000 = Rp 1.240.000.000.-

• 5 unit mobil VVIP kecil @ Rp. 636.000.000 = Rp 3.180.000.000.-

Harga dasar Rp. 4.420.000.000.-

PPN 10 % Rp. 442.000.000.-

Jumlah Rp. 4.862.000.000,-

• Bahwa sekitar awal bulan September 2009, Terdakwa YOLLANDA, Ir. H. LUBIS LATIEF,
M.Si, saksi ARYADI, SE, saksi Ir. WAHYU PUDJIASTUTI dan saksi Dra Hj. ENDANG HENING
WAHYUNI, M.Si bertemu di ruang rapat saksi Ir. EKO BHARUNA, MT dalam rangka kegiatan
pengadaan Mobil Toilet VVIP Besar dan Mobil Toilet VVIP Kecil, pada pertemuan tersebut saksi
Ir. EKO BARUNA, MT selaku Kepala Dinas Kebersihan mengarahkan agar pelaksanaan pengadaan
Mobil Toilet VVIP dilaksanakan Terdakwa YOLLANDA.
• Bahwa untuk menindaklanjuti kesepakatan bahwa kegiatan pengadaan Mobil Toilet VVIP
Besar dan Mobil Toilet VVIP Kecil akan dilaksanakan oleh Terdakwa YOLLANDA, kemudian
Terdakwa YOLLANDA bertemu dengan saksi Yusman Pasaribu selaku Direktur PT. Astrasea
Pasirindo di Starbuck Tebet untuk menandatangani perjanjian peminjaman PT. Astrasea
Pasirindo yang akan digunakan oleh Terdakwa YOLLANDA untuk mengikuti pelelangan kegiatan
pengadaan Mobil Toilet VVIP Besar dan Mobil Toilet VVIP Kecil di Dinas Kebersihan DKI Jakarta,
selanjutnya saksi YUSMAN PASARIBU setuju dan memberikan company Profile, Kop surat
kosong, akte perusahaan dan dokumen syarat-syarat untuk lelang kepada Terdakwa
YOLLANDA.

• Bahwa kemudian Terdakwa YOLLANDA mendaftarkan PT. Astrasea Pasirindo dalam


pelelangan Pengadaan Mobil Toilet VVIP Besar dan Mobil Toilet VVIP Kecil dengan Surat
Penawaran Harga No.059/AP/X/2009 tanggal 23 Oktober 2009 sebesar Rp.4.851.248.270,-
(empat milyar delapan ratus lima puluh satu juta dua ratus empat puluh delapan ribu dua ratus tujuh
puluh rupiah).

• Bahwa pada tanggal 5 Nopember 2009, PT. ASTRASEA PASIRINDO ditetapkan oleh
Ir.LUBIS LATIEF,M.Si selaku Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemenang pelelangan pekerjaan
Pengadan Mobil Toilet VVIP Besar dan Kecil dengan surat No.231/077.3 dengan nilai
Rp.4.851.248.270,- dan memerintahkan kepada saksi Ir. ARYADI selaku Ketua Panitia Pengadaan
Barang/Jasa untuk diumumkan.

• Bahwa saksi ARYADI, SE selaku Ketua Panitia pengadaan Barang/Jasa tidak melakukan
klarifikasi kebenaran dokumen penawaran PT. ASTRASEA PASIRINDO yang ditanda tangani
oleh saksi YUSMAN PASARIBU Padahal saksi ARYADI, SE mengetahui bahwa PT.
ASTRASEA PASIRINDO adalah Perusahaan yang dipinjam oleh Terdakwa YOLLANDA dari
YUSMAN PASARIBU akan tetapi saksi tetap mengusulkan PT. Astrsea Pasirindo sebagai
pemenang kepada Ir. H. LUBIS LATIEF, M.Si.

• Bahwa PT. ASTRASEA PASIRINDO ditetapkan oleh Ir. H. LUBIS LATIEF, M.Si sebagai
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana merangkap selaku Kuasa Pengguna Anggaran, sebagai
penyedia pengadaan mobil toilet VVIP besar dan kecil dengan surat No.320/2009 tanggal 6
Nopember 2009. Padahal Ir. H. LUBIS LATIEF, M.Si mengetahui bahwa PT. ASTRASEA
PASIRINDO adalah Perusahaan yang dipinjam oleh Terdakwa YOLLANDA dari YUSMAN
PASARIBU.

• Bahwa untuk menindaklanjuti kesepakatan supaya kegiatan pengadaan Mobil Toilet VVIP
Besar dan Mobil Toilet VVIP Kecil di Dinas Kebersihan DKI dipastikan akan dilaksanakan oleh
Terdakwa YOLLANDA, pada tanggal 6 Nopember 2009 dengan surat pemesanan kendaraan No.
51927, Terdakwa YOLLANDA memerintahkan stafnya sdr. ADE untuk memesan 7 (tujuh) unit
Chasis merk Isuzu kepada PT. Karabha Perkasa Jakarta dengan harga perunitnya Rp.
195.000.000,- (seratus sembilan puluh lima juta rupiah) dengan pembayaran awal sebesar Rp.
70.000.000,-(tujuh puluhjuta rupiah) , dan kemudian dengan Surat perjanjian Kerjasama No. 021/
GPI/XI/2009, tanggal 24 Nopember 2009, Terdakwa YOLLANDA memesan untuk pembuatan
karoseri Mobil Toilet VVIP Besar dan Mobil Toilet VVIP Kecil, dengan nilai Rp. 1.250.000.000,-
(satu milyar dua ratus lima puluh juta rupiah), mendahului penandatanganan kontrak tertanggal 30
Nopember 2009 ;

• Bahwa kemudian pada tanggal 30 Nopember 2009, saksi YUSMAN PASARIBU


menandatangani Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Pengadaan Mobil Toilet VVIP Besar dan
Mobil Toilet VVIP Kecil Dinas Kebersihan Propinsi Daerah Khusus Ibukota DKI No. 4775/077.3
dengan harga sebesar Rp.4.851.248.270,- (empat milyar delapan ratus lima puluh satu juta dua ratus
empat puluh delapan ribu dua ratus tujuh puluh rupiah ) dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan
sampai tanggal 23 Desember 2009, yang saat itu juga Ir. H. LUBIS LATIEF, M.Si. bertemu
dengan Terdakwa YOLLANDA yang mengatakan Terdakwa YOLLANDA lah yang akan
melaksanakan proyek tersebut dengan menggunakan PT. ASTRASEA PASIRINDO, pada hal saat
itu Ir. H. LUBIS LATIEF, M.Si selaku KPA seharusnya membatalkan perjanjian/Kontrak tersebut
karena PT. ASTRASEA PASIRINDO yang dinyatakan dan ditetapkan sebagai pemenang bukan PT.
Milik Terdakwa YOLLANDA;

• Bahwa pada tanggal 17 Desember 2009, Panitia Pemeriksa Barang yang saksi Ir. SURYADI,
saksi NILAM SARI, SH, MSi, saksi SHERLY YUNITA RUSTIANA, ST didampingi staf
Terdakwa YOLLANDA bernama DEDI melakukan pemeriksaan terhadap 7 (tujuh) unit Mobil Toilet
VVIP Besar dan Mobil Toilet VVIP Kecil ke bengkel Karoseri yang berada di Bogor dengan hasil
pemeriksaan kondisi 7 (tujuh) unit mobil kondisi fisik 40% - 50%.

• Pada tanggal 18 Desember 2009, Panitia Pemeriksa Barang menemui Ir. H. LUBIS LATIEF, M.Si
menyampaikan hasil pemeriksaan 7 (tujuh) unit mobil kondisi fisik baru mencapai 40% - 50%.
Kemudian Ir. LUBIS LATIEF, M.Si meminta kepada Panitia Pemeriksa Barang agar menandatangani
Berita Acara Pemeriksaan dan menyatakan pekerjaan telah selesai 100% dan sesuai dengan
spesifikasi kontrak, tetapi Panitia Pemeriksa Barang tidak mau menandatangani Berita Acara
Pemeriksaan,

B. DASAR HUKUM PUTUSAN

1.Primer

Bahwa Terdakwa melakukan tindak pidana korupsi yang diancam pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah
dengan Undang-undang Nomor : 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ;
2. Subsider

Bahwa Terdakwa melakukan tindak pidana korupsi yang diancam pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

C. ANALISIS PERKARA

a. Identifikasi Masalah.

- Bahwa pada tanggal 5 Nopember 2009, PT. ASTRASEA PASIRINDO ditetapkan oleh
Ir.LUBIS LATIEF,M.Si selaku Kuasa Pengguna Anggaran sebagai pemenang pelelangan pekerjaan
Pengadan Mobil Toilet VVIP Besar dan Kecil dengan surat No.231/077.3 dengan nilai
Rp.4.851.248.270,- dan memerintahkan kepada saksi Ir. ARYADI selaku Ketua Panitia Pengadaan
Barang/Jasa untuk diumumkan

- Bahwa di duga telah terjadi perbuatan Korupsi di Dinas Kebersihan DKI Jakarta pada Pekerjaan
Pengadaan Mobil Toilet VVIP Besar dan Mobil Toilet VVIP Kecil Dinas Kebersihan Propinsi
Daerah Khusus Ibukota DKI No. 4775/077.3 dengan harga sebesar Rp.4.851.248.270,- (empat milyar
delapan ratus lima puluh satu juta dua ratus empat puluh delapan ribu dua ratus tujuh puluh rupiah )
dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sampai tanggal 23 Desember 2009,

- Bahwa PT. ASTRASEA PASIRINDO sebagai pemenang tender bukan milik Terdakwa
YOLLANDA tetapi milik YUSMAN PASARIBU

- Bahwa PT. ASTRASEA PASIRINDO adalah Perusahaan yang dipinjam oleh Terdakwa
YOLLANDA dari YUSMAN PASARIBU di ketahui oleh Ir. H. LUBIS LATIEF, M.Si selaku KPA
seharusnya membatalkan perjanjian/Kontrak tetapi tidak batalkan.

b. Pertimbangan Hakim

Menimbang, bahwa unsur-unsur Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 adalah :

1. setiap orang ;

Unsur “Setiap Orang”. Menimbang bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum mengenai unsur “setiap
orang” dalam Dakwaan Primer sebagaimana diuraikan diatas dengan ini diambil alih, sehingga secara
mutatis mutandis berlaku dan dipergunakan pula sebagai pertimbangan hukum mengenai unsur
“setiap orang” dalam Dakwaan Subsider ini. Sehingga unsur setiap orang ini telah terpenuhi, yaitu
Terdakwa Yollanda, S.Psi.
2. dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi ;

Unsur “Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi.”

Menimbang, bahwa unsur “dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi” ini bersifat alternatif, artinya cukup dengan terbukti salah satu saja dari 3 (tiga)
alternatif “ menguntungkan” tersebut, yaitu menguntungkan diri sendiri, atau menguntungkan
orang lain atau menguntungkan suatu korporas, maka unsur ini telah terpenuhi.

3. menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan
atau kedudukannya ;

Unsur “Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukannya.”

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan” tersebut adalah menggunakan kewengan,
kesempatan atau sarana yang melekat pada jabatan atau kedudukan yang dijabat atau diduduki oleh
pelaku tindak pidana korupsi untuk tujuan lain dari maksud diberikannya kewenangan,
kesempatan atau sarana tersebut. Untuk mencapai tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi tersebut dalam pasal 3 ini telah ditentukan cara yang harus ditempuh oleh
pelaku tindak pidana korupsi, yaitu : dengan menyalahgunakan kewenangan, dengan menyalahgunakan
kesempatan atau dengan menyalahgunakan sarana, yang ada pada jabatan atau kedudukan dari pelaku
tindak pidana korupsi. Yang dimaksud dengan “kewenangan” adalah serangkaian hak yang melekat
pada jabatan atau kedudukan dari pelaku untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas
pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan yang dimaksud dengan “kesempatan”
adalah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku, peluang mana tercantum dalam ketentuan-
ketentuan tentang tata kerja yang berkaitan dengan jabatan atau kedudukan yang dijabat atau diduduki
oleh pelaku. Dan yang dimaksud dengan “sarana” adalah syarat, cara atau media, yaitu cara kerja atau
metoda kerja yang berkaitan dengan jabatan atau kedudukan dari pelaku. (vide : R. Wiyono, S.H.,
op.cit. hlm. 38-39).

4. dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Unsur “Dapat Merugikan Keuangan Negara atau Perekenomian Negara”.

Menimbang, bahwa dari rumusan elemen ini diketahui bahwa tindak pidana korupsi adalah delik formil,
artinya akibat itu tidak perlu sudah terjadi. Akan tetapi apabila perbuatan itu dapat/mungkin merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara, perbuatan pidana sudah selesai dan sempurna dilakukan
(vide : Darwan Prinst, S.H., Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Penerbit Citra Aditya, Bandung,
Cetakan ke I, Tahun 2002, hlm. 32).
c. Amar Putusan

1. Menyatakan Terdakwa YOLLANDA, S.Psi. tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana Dakwaan Primer Surat Dakwaan perkara ini ;

2. Membebaskan oleh karenanya Terdakwa YOLLANDA, S.Psi. dari Dakwaan Primer Surat
Dakwaan tersebut ;

3. Menyatakan Terdakwa YOLLANDA, S.Psi. terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan Tindak Pidana Korupsi secara bersama-sama sebagaimana dalam Dakwaan Subsider
Surat Dakwaan perkara ini ;

4. Menjatuhkan pidana oleh karenanya terhadap Terdakwa YOLLANDA, S.Psi. tersebut dengan
pidana penjara selama : 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dan pidana denda sebesar Rp.50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan
pidana kurungan selama : 2 (dua) bulan ;

5. Menjatuhkan pidana tambahan kepada Terdakwa YOLLANDA, S.Psi. berupa pembayaran uang
pengganti sebesar Rp 1.580.072.314,oo (satu miliar lima ratus delapan puluh juta tujuh puluh dua ribu
tiga ratus empat belas rupiah), yang diperhitungkan dari uang yang disita dari Terdakwa dalam
perkara ini sebesar Rp 1.788.239.700,oo (satu miliar tujuh ratus delapan puluh delapan juta dua ratus
tiga puluh sembilan ribu tujuh ratus rupiah), dengan ketentuan sisa selebihnya dikembalikan kepada
Terdakwa;

6. Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

7. Memerintahkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana
yang dijatuhkan ;

8. Memerintahkan barang-barang bukti dalam perkara ini dikembalikan kepada Penuntut Umum
untuk dipergunakan dalam perkara lain;

9. Membebankan biaya perkara sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) kepada Terdakwa.

Dari Identifikasi masalah dan pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap Yollanda
saya melihat bahwa Hakim dalam hal ini tidak melihat dari Niat awal Yollanda dan perbuatannya dalam
mendapatkan Proyek Pengadaan ini yaitu adanya unsur sengaja melakukan manipulasi atas kepemilikan
Perusahaan Pemenang Tender dan Pihak KPA dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta tidak membatalkan.

Bahwa putusan Hakim yang menjatuhkan hukuman dengan pidana penjara selama : 1 (satu) tahun dan
6 (enam) bulan dan pidana denda sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) masih rendah.

Demikian Analisa Putusan di buat semoga dapat menambah pengetahuan. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai