Anda di halaman 1dari 14

MISI ORIENTALIS

TERHADAP ISLAM
DAN HUKUM ISLAM
Disusun oleh :
1. Immanuel Yoan / 205180078
2. Mathew Sebastian / 205180088
3. Sergio Solaiman / 205180103
Orientalis adalah tokoh-tokoh barat yang mempelajari
ketimuran alias keislaman, namun bukan untuk diamalkan,
melainkan sekedar dipahami dan dijadikan sebagai literatur
ilmiah dalam konsep pemikiran mereka.
Untuk itulah, jika mereka menemukanhal-hal yang
bertentangan dengan ajaran mereka dalam Islam, hal itu akan
disanggah dan dikritik olehnya. Lebih ekstrim lagi, sebagian
kaum orientalis ini sengaja mempelajari keislaman, namun
mereka menempatkan Islam terlebih dahulu sebagai musuh
yang harus dimusnahkan.
Mereka tidak tahu pula bahwa Islam adalah agama atau
aturan hidup bagi manusia yang diturunkan oleh Allah kepada
Nabi Muhammad SAW, untuk diajarkan kepada seluruh umat
manusia di timur maupun di barat
Banyak orang-orang barat yang belajar pada ulama dan
cendekiawan muslim pada saat itu terutama di wilayah
Kepulauan Laut Putih (Andalusia) dan Sicilia daerah Eropa
yang menjadi wilayah kekuasaan umat muslim. Dan banyak
diantara mereka adalah pendeta-pendeta agama Nasrani
dan Yahudi. Mereka adalah :

1. Pendeta Gerbert, dia terpilih sebagai pemimpin Gereja


Roma pada tahun 999 M. selepas belajar di berbagai
perguruan tinggi di Andalusia (Spanyol)
2. Pendeta Petrus (1092-1156)
3. Pendeta Gerrardi Krimon (1114-1187 M.)
• Setelah kembali kenegaranya, meraka
mengajarkan kepada masyarakat Eropa dan
menyebarkan kebudayaan Arab serta
menterjemahkan buku-buku karya ulama-ulama
muslim. Mereka merasa bahwa Islam adalah
pembelot dari agama mereka dan juga suatu
ancaman bagi agama mereka sendiri. Maka dari
itu mereka berusaha untuk mempelajari islam
guna untuk menghancurkan dan
melemahkannya. Mereka berusaha dengan gigih
untuk mengetahui tentang seluk-beluk islam lebih
mendalam dengan tujuan untuk menghancurkan
islam dari dalam.
Menurut R.W. Southern “Islam merupakan problema masa
depan dunia Barat Nasrani secara keseluruhan di Eropa”.
Disamping hal diatas pecahnya Perang Salib ( The
Crusades ) antara umat Islam dan umat Nasrani secara
khusus menjadi sebab pemicu bagi orang-orang Eropa
untuk melakukan kajian terhadap dunia Islam. Perang salib
adalah suatu tragedi dhsyat yang tak pernah dilupakan
oleh siapapun. Perang antara dua kekuatan besar yakni
islam dan kristen dengan delapan gelombang
penyerbuan terhadap umat islam selama hampir dua
abad (1096-1270 M), dan berahir dengan kekalahan dan
kehancuran kekuatan Dunia Barat (Kristen) sehinnga
menyebabkan kemarahan besar dan dendam yang
membara bagi bangsa-bangsa barat untuk
menghancurkan Islam.
Untuk itu mereka mulai mengadakan studi tentang bahasa
Arab dan Islam. Mereka memanfaatkan apa saja dari karya-
karya muslim. Dari kajian tentang islam, Orientalisme kemudian
berkembang menjadi kajian-kajian tentang kondisi ekonomi,
politik dan lain-lain, dengan tetap pada prinsip utamanya yaitu
menghancurkan Islam

Kegiatan penyelidikan tantang dunia timur oleh para orientalis


telah berlangsung selama berabad-abad secara sporadis.
Tetapi baru menunjukkan intensitasnya yang luar biasa sejak
abad XIX Masehi. Penyelidikan bermula secara terpisah
mengenai masing-masing agama itu. Tokoh-tokoh orientalis
sejak lama berupaya menjatuhkan agama Islam dengan
berbagai manuver. Sebut saja Abraham Geiger. Pada
tahun 1833 ia menerbitkan buku dengan menampilkan
pemikiran kontroversinya.
Abraham Geiger mendiskrepsikan Alquran menurut aspirasi
modern, yaitu menganggap bahwa isi Alquran adalah
saduran dari kitab Taurat, dengan bukti banyaknya kata-
kata dalam Alquran yang berbahasa Ibrani, bahasa kaum
Yahudi. Pihak orientalis selamanya tidak pernah tinggal
diam melihat pesatnya perkembangan Islam di muka bumi
ini. Mereka teramat jengkel, karena melihat kenyataan
bahwa semakin kuat serangan dan fitnah terhadap umat
Islam, ternyata semakin banyak pula orang yang mengakui
kebenaran ajaran Islam di muka bumi ini.
Sebagai contoh misi orientalis adalah saat konsesus
menunjukkan bahwa setiap tahun jumlah umat Islam di Belanda
semakin naik, maka kaum orientalis menjadi gusar. Mereka
mencoba untuk meredam perkembangan Islam dengan
membuat film FITNA berdurasi 15 menit, dan disebarkan lewat
internet.
Mereka menampilkan film dokumenter peristiwa runtuhnya
gedung WTC, disertai ayat-ayat Alquran dan khothbah
beberapa tokoh Islam. Ada pula photo sejumlah mayat
bergelimpangan dengan luka-luka bersimbah darah. Mereka
menulis tema besar dalam mengiringi film dokumenter tersebut
dengan tuduhan keji: INILAH HASIL KEKEJAMAN AJARAN ISLAM.
Ada pula slogan berbunyi STOP PERKEMBANGAN ISLAM.
• Penyebab kaum Orientalis tidak mengerti dan
membenci ajaran Islam dapat dilihat dari ketiga salah
pahaman utama kaum orientalis terhadap Islam,
yakni:
1. Salah memahami ruang-lingkup ajaran Islam
Terjadi apabila orang menganggap ruang lingkup
agama Islam hanya mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan saja layaknya agama Nasrani. Tetapi,
Islam tidaklah mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhan saja, melainkan hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, dengan masyarakat, dengan
benda, dan alam sekitarnya. Sebagai satu sistem ia
mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam
berbagai dimensi dan karena itu ruang lingkup
ajarannya pun mencakup berbagai tata hubungan itu.
2. Salah Menggambarkan kerangka dasar ajaran Islam
Terjadi karena orang salah menggambarkan kerangka
dasar ajaran Islam, orang menggambarkan bagian-
bagian agama Islam itu secara tidak menyeluruh,
hanya sepotong-potong. Seperti hanya menganggap
agama Islam sebagai hukum belaka, atau hanya
akidah/iman belaka.
• 3. Salah mempergunakan metode mempelajari
Islam
Terjadi karena salah mempergunakan metode
mempelajari Islam. Seperti kaum Orientalis yang
mempelajari agama Islam sebagai objek studi dan
analisis. Mereka mempelajari agama Islam dengan
metode dan analisis serta ukuran-ukuran yang tidak
Islami dan hasilnya tentu tidak memuaskan dan
menimbulkan salah paham terhadap ajaran agama
Islam.
• Tujuan para orientalis mempelajari semua hal tentang semua
hal yang berkaitan dengan dunia timur khususnya islam yakni
untuk melemahkan dan menghancurkan islam dari dalam yaitu
pemeluk nya sendiri. Tujuan pokok gerakan orientalisme adalah:
1. memurtadkan kaum muslim dengan cara memecah
persatuan umat sehingga antara golongan saling membenci.
2.melemahkan rohani umat islam dan menciptakan perasaan
selalu kekurangan dalam jiwanya. Sehingga membawa mereka
bersikap pasrah dan tunduk kepada barat.
3. medistorsi ajaran islam dengan menutup nutupi kebenaran
ajaran nya, supaya masyarakat berfikir bahwa agama islam
sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman.
4. mendukung segala bentuk penjajahan terhadap negara
islam dan melaksanakan segala bentuk perlawanan terhadap
islam itu sendiri
5. memisahkan kaum muslim dari akar akar kebudayaan islam
mereka yang kuat. Dengan cara memutarbalikan ajaran nya,
mencabut dari sumber nya yang asli.
• Hal ini dapat dilihat dari tokoh Belanda Snouck Hurgronje
Christian snouck Hurgronje adalah professor dari belanda yang
dipilih pemerintahan belanda untuk menjadi orang yang
masuk dan menghancurkan agama islam dari dalam. Beliau
dipilih belanda karena merupakan orang pintar dan memiliki
keinginan belajar agama islam serta fasih bahasa arab.
• Pokok pikiran nya adalah
1. Ubudiyah= Jika orang islam ingin beribadah, Bebaskan lah
mereka beribadah, jangan dihalang- halangi. Agar mereka
tidak marah dan tidak menggangu pemerintahan colonial.
2.Muamalah= Menghormati lembaga hukumnya, agar mereka
merasa dipimpin oleh pemimpin nya sendiri. Biarkan anak
rakyat sekolah di sekolah belanda, sehingga saat pulang
mereka menceritakan kebaikan belanda kepada orang tua
nya.
• 3. Politik harus ditolak= Jangan sampai muncul Paham
Pan islamisme, agar orang indonesia tidak mengerti
berpolitik.
• Ia juga mengemukakan sebuah teori yang bernama :
Teori Resepsi
Menurut Snouck Hugronje , walaupun dapat diterima
dalam teori, hukum islam masih sering dilanggar.
Dalam masyarakat islam yang berlaku adalah hukum
adat, bukan hukum islam itu sendiri. Nilai hukum islam
memang benar telah dimasukan ke dalam hukum
adat. Namun dalam praktek nya Bukan lagi menjadi
hukum islam,tetapi menjadi hukum adat.
• Oleh karena itu menurutnyam hukum Islam tidak perlu
dikodifikasikan karena dua alasan, yaitu alasan bid’ah
dan alasan hambatan pemberlakuan hukum adat.
Hukum Islam tidak perlu dikodifikasikan karena
pembaharuan agama Islam tanpa berpedoman pada
Alquran dan Al Hadits bisa dianggap bid’ah dan
melenceng dari syariat agama. Sedangkan alasan
kedua adalah agar hukum adat dapat lebih mudah
diterapkan dalam kehidupan masyarakat pribumi.

Anda mungkin juga menyukai