Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi

Menurut Surwadjono (2015) akuntansi dapat didefinisikan sebagai

seperangkat yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi

keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu

dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang

berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Menurut Thomas Sumarsan (2011) akuntansi adalah suatu seni untuk

mengumpulkan, mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, mencatat transaksi

serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan, sehingga dapat menghasilkan

informasi, yaitu laporan keuanganyang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan.

Menurut Rizal Effendi. (2013) akuntansi merupakan proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, penggolongan,dan pengikhtisaran

serta pelaporan informasi keuangan dalam ukuran moneter (uang) dalam suatu

perusahaan atau organisasi yang ditujukan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpukan bahwa akuntansi adalah

suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan

data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat

digunakan dalam pembuatan laporan keuangan dan pengambilan keputusan.


B. Akuntansi Manajemen

Menurut M. Sadeli dan Siswanto (2010:2), akuntansi manajemen adalah

manajemen dari suatu perusahaan bisnis arus mempunyai suatu variasi informasi

akuntansi yang luas untuk mencapai tujuannya. Kategori utama informai

akuntansi pertam adalah perencanaan (planning) dan pengendalian (controling)

operasi perusahaan sehari-hari. Manajemen harus mengetahui apakah suatu

pekerjaan berjalan secara lancar (sekarang) atau selalu mengalami hambatan.

Manajemen juga haru memiliki informasi untuk meneliti apaka bisnis

dioperasikan secara hati-hati untuk mencapai beberapa tujuan nyata. Kategori

utama informasi akuntansi yang kedua diperlukan oleh manajemen untuk

digunakan dalam perencanaan jangka panjang (long range planning). Manajemen

menggunakan informasi ini untuk merumuskan kebijakan yang luas dalam

perusahaan dan untuk membuat keputusan-keputusan spesifik yang harus diambil

dalam suatu perusahaan.

Menurut Dewi Utari dkk (2016:6), salah tugas manajemen adalah membuat

keputusan, yakni memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif informasi yang

tersedia yang dapat memeberi maksimum benefit. Keputusan itu meliputi

keputusan rutin keputusan khusus. Pengambilan keputusan merupakan suatu tugas

pokok manajemen yang dapat dikategorikan menjadi dua aspek yaitu aspek

keputusan dalam perencanaan dan aspek keputusan dalam pengendalian.

Akuntansi merumuskan perencanaan dengan bahasa angka-angka yang

merupakan anggaran dan merumuskan pengendalian sebagai laporan pelakssanaan

dan memberi umpan balik dengan jalan membandingkan pretasi kerja dengan
anggaran. Perbedaan antara laporan prestasi kerja dengan anggaran itu melahirkan

penyimpangan. Tugas manajemen antara lain adalah menganalisis penyimpangan

dan kemudian memperbaiki program kerja, anggaran dan memperbaiki prilaku

para pelaksana. Tidakan ini lazim disebut management by exception sebenarnya

terkandung maksud bahwa manajer tidak mutlak harus tunduk kepada rencana

yang telah dibuat, tetapi mereka boleh menyimpang dari rencana karena adanya

perubahan kondisi bisnis, ekonomi, sosial, dan kondisi politik,walaupun hal itu

tidak terusrat dalam rencana, dengan demikian manajer harus peka dengan

perubahan lingkungan, lingkungan bisnis, lingkungan ekonomi, lingkungan sosial

lingkungan politik dan lingkungan budaya.

C. Laporan Keuangan

Jumingan (2015:4) mengatakan laporan keuangan adalah hasil tindakan

pembuatan ringkasan data keuangan organisasi Laporan keuangan ini disusun dan

ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian

atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan organisasi.

Margretha (2013:20) juga mengatakn bahwa Laporan keuangan adalah

laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan

organisasi. Selanjutnya menurut Fahmi (2013:22), Laporan keuangan adalah suatu

informasi yang menggambarkan kondisi suatu organisasi, dimana selanjutnya itu

akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu

organisasi.

Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada

setiap pihak-pihak yang berkepentingan dalam kegiatan perusahaan, demi


kemajuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu perusahaan. Laporan

keuangan sangat dibutuhkan untuk mencatat semua kegiatan perusahaan seperti

berjual-beli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya. Laporan

keuangan inilah yang akan dijadikan pertimbangan dalam peramalan dan

pengambilan keputusan ekonomi, sesuai dengan kepentingan masing-masing

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:113) setiap perusahaan dalam praktiknya,

baik bank maupun nonbank pada suatu waktu (periode) akan melaporkan semua

kegiatan keuangannya. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan

informasi keuangan suatu perusahaan baik kepada pemilik, manajemen, maupun

pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Laporan keuangan di

dalamnya termuat informasi mengenai jumlah kekayaan (assets) dan jenis-jenis

kekayaan yang dimiliki, kewajiban-kewajiban (utang) yang dimiliki baik jangka

panjang maupun jangka pendek, serta ekuitas (modal) yang dimilikinya. Informasi

yang memuat seperti gambaran di atas tergambar dalam neraca.

Laporan keuangan juga memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha

yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau

beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan

termuat dalam laporan laba/rugi. Laporan keuangan perusahaan juga memberikan

gambaran tentang arus kas suatu perusahaan seperti yang tergambar dalam

laporan arus kas.

Pembuatan masing-masing laporan keuangan memiliki tujuan tersendiri.

Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan sebagai

berikut:
1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva dan jenis-jenis

aktiva.

2. Jumlah kewajiban, jenis-jenis kewajiban dan jumlah modal.

3. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari jumlah

pendapatan yang diperoleh, sumber-sumber pendapatan.

4. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang

dikeluarkan dalam periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam

aktiva, kewajiban dan modal suatu perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari

hasil laporan keuangan yang disajikan.

Laporan keuangan akan menggambarkan kondisi keuangan suatu

perusahaan sehingga memudahkan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan

yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan apakah

manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah

digariskan oleh perusahaan.

Kasmir dan Jakfar (2012: 115-116) menyebutkan bahwa laporan keuangan

yang disajikan harus sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Artinya

laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Jenis-jenis

laporan keuangan yang ada sebagai berikut:

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan

pada tanggal tertentu. Posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi aktiva (harta)
dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Penyusunan komponen di

dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.

2. Laporan laba/rugi

Laporan laba/rugi merupakan laporan yang menggambarkan hasil usaha

dalam suatu periode tertentu. Laporan ini menggambarkan jumlah pendapatan dan

sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang

dikeluarkan.

3. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang

berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak

langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas

selama periode laporan.

4. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi cetakan terjadinya

perubahan modal di perusahaan.

D. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Hanafi dan Halim (2016:5) analisis laporan keuangan pada

dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) tingkat

risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Menurut Munawir (2010:35) analisis laporan keuangan terdiri dari penelaah

atau mempelajari dari pada hubungan- hubungan dan tendensi atau kecendrungan
(trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta pengembangan

perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Houston (2014:94) analisis laporan keuangan jika dilihat dari sudut

pandang investor, peramalan masa depan adalah inti dari analisis yang

sebenarnya. Sementara itu dari sudut pandang manajemen, analisis laporan

keuangan berguna untuk membantu mengantisipasi kondisi masa depan, yang

lebih penting lagi adalah sebagai titik awal untuk merencanakan tindakan-

tindakan yang akan memperbaiki kinerja di masa depan.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan

keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja

manajemen dalam suatu periode tertentu.

2. Kegunaan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2016:10) kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat

dikemukakan sebagai berikut :

a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang

terdapat dari laporan keuangan biasa.

b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit)

dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan

(implicit).

c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam

hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan


komponen intern maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari

luar perusahaan.

e. Mengetahui sifat- sifat yang akhirya dapat melahirkan model- model dan

teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.

f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil

keputusan.

Menurut Fahmi (2014:25) kegunaan analisis laporan keuangan adalah untuk

mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu kewaktu dan

untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Menurut

Hery (2012:2) kegunaan analisis laporan keuangan adalah memberikan informasi

yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa kegunaan analisis

laporan keuangan adalah mengetahui posisi keuangan perusahaan, kelemahan-

kelemahan yang menjadi kekuatan- kekuatan yang dimiliki sehingga dapat

diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang diambil.

3. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2016:70) ada beberapa jenis teknik analisis laporan

keuangan antara lain :

a. Analisis perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisis

dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau

lebih. Analisis dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui


perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan

penelitian lebih lanjut.

b. Trend atau tendensi atau posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang

dinyatakan dalam persentase (Trend Percentage analysis), adalah suatu

metode atau teknik analisis untuk tendensi daripada keadaan keuangannya,

apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

c. Laporan dengan persentase per komponen (Common Size Statement) adalah

suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-

masing asset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur

permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungan dengan

jumlah penjualannya.

d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adalah suatu analisis untuk

mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk

mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis)

adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah

uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas

selama periode tertentu.

f. Analisis Rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan

dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu

atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

g. Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis) adalah suatu analisis

untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari


suatu period eke periode yang lain atau perubahan laba kotor dari suatu

periode dengan laba yang dibudgetkan periode tersebut.

h. Analisis Break Event adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat

penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan

tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh

keuntungan. Dengan analisis ini juga akan diketahui berbagai tingkat

keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

E. Analisis Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keaungan

Rasio keuangan adalah merupakan indeks yang menghubungkan dua angka

akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lain atau

kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan

cara membagi satu angka dengan angka yang lain. Perbandingan dapat dilakukan

dengan antara satu komponen dengan komponen yang lain dalam suatu laporan

keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Hasil dari

rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu

periode apakah mencapai target yang telap ditetapkan, kemudian juga dapat

dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan

secara efektif (Kasmir, 2010:104)

Menurut Harahap (2010:297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh

dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).


Idrus (2011:10) berpendapat bahwa bagi pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat perlu untuk mengetahui kondisi

keuangan perusahaan tersebut. Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat

diketahui dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba/rugi serta

laporan-laporan keuangan lainnya. Penganalisaan terhadap pos-pos neraca akan

menghasilkan gambaran tentang posisi keuangan suatu perusahaan, sedangkan

analisis terhadap laporan rugi-laba akan memberikan gambaran tentang

perkembangan usaha yang bersangkutan.

Analisis rasio keuangan merupakan alat yang sangat umum digunakan untuk

mengetahui keadaan keuangan dan perkembangan usaha suatu perusahaan di masa

lalu, saat ini dan kemungkinan dimasa depan. Analisis rasio-rasio keuangan

dilakukan berdasarkan tujuan pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Jenis rasio yang digunakan banyak sekali, namun rasio yang umum dan

lazim digunakan adalah sebagai berikut :

a. Rasio Likuiditas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya. Beberapa rasio yang mungkin digunakan adalah :

1) Current Ratio (CR)

Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang

jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan

aktiva lancar. Current Ratio = Aktiva Lancar


Hutang Lancar
2) Quick Ratio (QR)

Rasio ini hampir sama dengan rasio lancar (current ratio), hanya saja

mengeluarkan persediaan dari komponen aktiva lancar. Dari ketiga komponen

aktiva lancar (kas, piutang dagang dan persediaan) persediaan dianggap sebagai

aset yang paling tidak likuid.


Quick Ratio = Aktiva lancar - Persediaan
Hutang Lancar

b. Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2010:151), rasio solvabilitas atau leverage ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan

dibiayai oleh hutang, artinya berapa besar beban hutang yang ditanggung

perusahaan dibandingkan aktivanya. Jenis-jenis rasio solvabilitas sebagai berikut :

1) Debt To Assets Ratio (DAR)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total

hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan

dibiayai dengan hutang semaki banyak, maka akan sulit bagi perusahaan untuk

memperoleh tambahan pinjaman karena khawatirkan perusahaan tidak akan

mampu menutupi hutang-hutangnya dengan aktiva yang dimiliki.

Debt To Assets Ratio = Total Hutang


Total Aktiva
2) Debt To Equity Ratio (DER)

Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas.

Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan

pemilik perusahaan. Bagi kreditor semakin besar rasio ini semakin tidak

menguntungkan akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang

mungkin terjadi di perusahaan.

Debt To Equity Ratio = Total Hutang


Total Ekuitas

3) Times Interest Earnet (TIE)

Rasio ini merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Atau

rasio ini merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

membayar biaya bunga. Secara umum semakin tinggi rasio ini semakin besar

kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi

ukuran untuk memperoleh tambahan baru dari kreditor.

Times Interest Earnet = Laba Bersih sebelum bunga dan pajak


Beban Bunga

c. Rasio Profitabilitas

Rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberi gambaran tentang

tingkat efektivitas manajemen melaksanakan kegiatan operasionalnya. Rasio

profitabilitas terdiri dari :


1) Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)

Rasio ini merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok

penjualan bersih atau rasio antara laba kotor dengan penjualan bersih. Rasio ini

dihitung dengan rumus :

GPM = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan


Penjualan Bersih

2) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)

Rasio ini merupakan keuntungan penjuangan setelah menghitung seluruh

biaya dan laba penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan antara laba

bersih setelah pajak (EAT) dengan penjualan. Rasio ini dihitung dengan rumus :

Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak


Penjualan Bersih

3) Return On Invesment (ROI)

Rasio ini membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva. Rasio ini

berguna bagi pemimpin perusahaan untuk melihat atau mengukur efisiensi dan

efektivitas dari seluruh perusahaan. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara

keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah invetasi aktiva

yang digunakan untuk mengahsilkan laba tersebut. Rasio ini dihitung dengan

rumus :

Return On Invesment = Laba Bersih Setelah Pajak x 100%


Total Aktiva
4) Return On Equity (ROE)

Return On Equity merupakan perbandingan antara laba bersih yang tersedia

untuk pemegang saham biasa dengan ekuitas saham biasa. Rasio ini digunakan

sebagai ukuran efektivitas dana pemegang saham yang telah diinvestasikan. Rasio

ini dihitung dengan rumus :

Return On Equity = Laba Bersih Setelah Pajak x 100%


Total Modal Sendiri

5) Return On Asset (ROA)

Return On Asset disebut juga sebagai rentabilitas ekonomi. Return On Asset

ini merupakan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Return On Asset

juga menunjukka seberapa efisien perusahaan menggunakan assetnya untuk

menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa

aktiva lebih cepat berputar dan meraih laba (Harap, 2010:305). Wira (2011:72)

menyatakan bahwa, untuk mendapatkan ROA yang tinggi, perusahaan dituntut

untuk mengalokasikan investasi pada aset yang lebih menguntungkan. Return On

Asset dapat dihitung dengan rumus:


Return On Asset = Laba Bersih x 100%
Total Aktiva

d. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau

efektivitas perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset (aktiva)

yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Rasio akitivitas merupakan salah macam-

macam rasio yang melakukan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi
pada semua aktiva yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan

dengan baik. Rasio pasar terdiri dari.

1) Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva)

Total Assets Turnover addalah perbandingan antara penjualan dengan total

aktiva suatu perusahaan yang menjelaskan tentang kecepatan perputaran total

aktiva dalam suatu periode tertentu. Total Assets Turnover memaparkan bahwa

tingkat efisiensi pemakaian aktiva perusahaan secara keseluruhan dalam

menghasilkan volume penjualan tertentu sesuai catatan atas laporan keuangan.

Rasio ini dihitung dengan rumus :

Total Assets Turnover = Penjualan x 100%


Total Aktiva

2) Working Capital Turnover (Rasio Perputaran Modal Kerja)

Rasio perputaran modal kerja adalah perbandingan antara penjualan dengan

modal kerja bersih suatu perusahaan. Nilai modal kerja bersih diperoleh dari

aktiva lancar dikurangi utang lancar. Rasio ini mengukur aktivitas bisnis yang

dibandingkan dengan kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar sehingga

banyaknya penjualan yang diperoleh perusahaan untuk setiap modal kerja dapat

terlihat. Rasio ini dihutung dengan rumus :

Working Capital Turnover = Penjualan


Modal Kerja Bersih
3) Fixed Assets Turnover (Rasio Perputaran Aktiva Tetap)

Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap.

Fixed Assets Turnover mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada

harta tetap seperti pabrik peralatan dalam rangka menghasilkan penjuala, atau

berupa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang

diinvetasikan pada aktiva tetap. Rasio ini dihitung dengan rumus:


Fixed Assets Turnover = Penjualan
Total Aktiva Tetap

4) Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan)

Inventory Turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam

Inventory berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari Inventory dan

tendensi untuk adanya overstock. Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi

pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup

popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa

baiknya manajemen mengontrol modal yang ada persediaan. Rasio ini dihitung

dengan rumus :
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata Persediaan

e. Rasio Pasar

Rasio pasar merupakan rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap

nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor atau

calon investor, meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-


rasio ini. Rasio-rasio ini menggunakan angka yang diperoleh dari laporan

keuangan dan pasar modal. Rasio pasar terdiri dari :

1) Price Earning Ratio (PER)

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2005:74) rasio ini membandingkan antara harga

saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba perlembar saham yang

diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuagan). Rasio ini

dihitung dengan rumus :

Price Earning Ratio = Harga Saham


Laba Perlembar Saham

2) Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah

saham yang beredar. Rasio ini dihitung dengan rumus :

Earning Per Share = Laba Bersih


Jumlah Saham Beredar

3) Price to Book Value (PBV)

Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan (Price to Book Value),

dimana nilai buku dihitung sebagai hasil dari ekuitas pemegang saham dengan

jumlah saham yang beredar. Rasio ini dihitung dengan rumus :


Price to Book Value = Ekuitas Pemegang Saham
Jumlah Saham Beredar

F. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat

diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log size, nilai saham, dan
lain sebagainya. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva,

penjualan dan kapitalisasi pasar. Jika semakin besar total aktiva, penjualan dan

kapitalisasi pasarnya maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ketiga

variabel tersebut dapat digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena

dapat mewakili seberapa besar ukuran perusahaan tersebut, misal semakin besar

aktiva maka akan semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak

penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi

pasar maka akan semakin besar pula perusahaan itu dikenal dalam masyarakat.

Ukuran perusahaan dapat dilakukan penilaian atau pengukuran dapat dilihat

pada besar atau kecilnya perusahaan dengan mengamati total aset atau total

penjualan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut(Azhari & Nuryatno, 2019).

Menurut Halim dan Sarwoko Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya

perusahaan, baik dari segi jumlah aktiva maupun dari segi tingkat penjualan, akan

sangat mempengaruhi besarnya modal kerja.(Mudjijah, Khalid, & Astuti, 2019).

Rumus untuk menentukan ukuran suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

Ukuran Perusahaan = LN (Total Aset)

G. Free Cash Flow

Menurut Murhadi Arus Kas Bebas (Free Cash Flow) adalah kas yang

tersedia di perusahaan tersedia di perusahaan yang dapat digunakan untuk

berbagai aktivitas (Basir & Muslih, 2019). Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)

memperhatikan secara khusus pada kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi

setelah digunakan untuk kebutuhan reinvestasi (Fadilla & Aryani, 2019).


Menurut Ross et al. arus kas bebas sebagai kas perusahaan yang bisa di

liquidasi dan didistribusikan Untuk kreditor atau pemegang saham berinvestasi

dalam modal atau aset tetap, setelah perusahaan membayar semua investasi dan

modal kerja dari kegiatan manajemen untuk mengembangkan bisnisnya, dapat

disimpulkan bahwa arus kas bebas adalah sisa kas perusahaan (Sulastri, Puspa, &

Fauziati, 2016). Adapun rumus untuk menentukan free cash flow (arus kas bebas)

adalah sebagai berikut: Free Cash Flow = AKOit - PMit - NWCit

Ketrangan : Total Aset

AKOit : Aliras Kas Operasi Perusahaan i pada tahun t

PMit : Pengeluaran Modal Perusahaan i pada tahun t

NWCit : Modal Kerja Bersih Perusahaan i pada tahun t

H. Kebijakan Hutang

Menurut Riyanto Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil pihak

manajemen dalam rangka memperoleh sumber daya pembiayaan bagi perusahaan

sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan

(Somantri & Sukardi, 2019).

Menurut munawir hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan

atau modal kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini

merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor

(Sihotang & Saragih, 2017). hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang

timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang

atau jasa, di waktu yang akan datang. Kewajiban dikelompokkan menjadi

kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.(Lestari, 2018).


Adapun rumus untuk menentukan kebijakan hutang adalah menggunakan

rasio DER (Debt Equity Ratio) :

Debt Equity Ratio = Total Liabilitas


Total Ekuitas

I. Return On Assets

Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan

suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga

dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan

yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.. Berdasarkan penelitian

terdahulu, terdapat beberapa pengukuran yang dapat digunakan untuk menilai

kinerja keuangan perusahaan yaitu ROA.

Menurut Rambe dkk (2015:55) Return On Total Assets merupakan

perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva mengukur tingkat

pengembalian investasi total, atau Return On Investmen (ROI). Menurut Ikhwal

(2016) Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan

menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang

digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis.

Riyanto (2010:37) menyatakan adapun faktor-faktor yang menentukan

tinggi rendahnya Return On Assets (ROA), adalah Profit Margin, tingkat

perputaran aktiva usaha. Menurut Munawir (2014:89), besarnya Return On Assets

(ROA) dipengaruhi oleh dua faktor adalah turnoverdari operating assets (tingkat
perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi), dan profit margin. Adapun

rumus untuk menghitung ROA suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

Return On Asset = Laba Bersih x 100%


Total Aset

J. Penelitian Terdahulu

Peneliti mengkaji hasil peneliyian terdahulu yang pernah dilakukan para

peneliti dalam rangka mendapatkan landasan pengetahuan serta perbandingan

tentang penelitian yang akan dilakukan. Kajian penelitian terdahulu dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Tabel II.1
Penelitian Terdahulu

NO Nama Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan


Peneliti Penelitian
1 Dirvi Surya Pengaruh Current Current Ratio, Y : Return X1 : Current
Abbas Ratio, Account Total Assets On Assets. Ratio.
(2017) Receivable Turnover X5 : Debt X2 :
Turnover, berpengaruh Equity Ratio. Account
Inventory Positif Fokus Receivable
Turnover, Total Signifikan Penelitian. Turnover.
Assets Turnover, terhadap X3 :
dan Debt To Equity Return On Inventory
Ratio Terhadap Assets. Turnover
Return On Assets Sedangkan X4 : Total
(Pada Perusahaan Account Assets
Sub Sektor Receivable Turnover.
Otomotif dan Turnover, Tahun
Komponen yang Debt To Penelitian.
Terdaftar di Bursa Equity Ratio
Efek Indonesia berpengaruh
Periode 2011- negatif dan
2014) signifikan dan
Inventory
Turnover
berpengaruh
tidak
signifikan
terhadap
Return On
Assets.
2 Juhara Pengaruh Current Current Ratio Y : Return X1 : Current
Rahmana Ratio, Ukuran dan Umur On Assets. Ratio.
Putra, Perusahaan, Debt Perusahaan X2 : Ukuran X4 : Umur
Tumpal To Equity berpengaruh Perusahaan. Perusahaan.
Manik dan Ratio¸dan Umur terhadap X3 : Debt To Fokus
Sri Ruwati Perusahaan Return On Equity Ratio. Penelitian
(2019) Terhadap Return Assets. dan Tahun
On Assets Pada Sedangkan Penelitian.
Perusahaan Ukuran
Makanan dan Perusahaan
Minuman yang dan Debt To
Terdaftar di Bursa Equity ratio
Efek Indonesia tidak
Tahun 2013-2016. berpengaruh
terhadap
Return On
Assets.
3 Bhakti Analisis Ukuran Ukuran Y : Return Fokus
Helvie Perusahaan, Free Perusahaan On Assets.
Penelitian
Rambe Cash Flow, dan berpengaruh X1 : Ukuran
(2020) Kebijakan Hutang negatif serta Perusahaan. dan Tahun
Terhadap Kinerja tidak X2 : Free
Penelitian.
Keuangan (Return signifikan Cash Flow.
On Assets) Pada terhadap X3 :
Perusahaan Kinerja Kebijakan
Manufaktur yang Keuangan Hutang.
Terdaftar di Bursa (Return On
Efek Indonesia Asset).
tahun 2017-2018. Sedangkan
Free Cash
Flow dan
Kebijakan
Hutang
berpengaruh
serta signifikan
terhadap
Kinerja
Keuangan
(Return On
Assets).
K. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini dimaksud untuk meneliti sejauh mana keterkaitan variabel-

variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

1. Ukuran Perusahaan

Semakin besar ukuran perusahaan akan mengakibatkan biaya yang lebih

besar, sehingga dapat mengurangi profitabilitas. Perusahaan besar cenderung

memiliki skala dan keleluasan ekonomis yang lebih besar dibandingkan dengan

perusahaan kecil, sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman yang

pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan, Priyanto dalam Sari

(2016). Semakin besar aktiva suatu perusahaan maka akan semakin besar pula

modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan

semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka

semakin besar pulaperusahaan dikenal masyarakat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Juhara Rahmana Putra, Tumpal Manik

dan Sri Ruwati (2019) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap return on assets pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Sedangkan dalam penelitian Bhakti

Helvie Rambe (2020) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan rasio return on assets

pada perusahaan manufaktur periode 2017-2018. Berdasarkan penjabaran diatas,

maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah:

H1 : Diduga Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Return On Assets.


2. Free Cash Flow

Menurut Ross et al. Free cash flow sebagai kas perusahaan yang bisa di

liquidasi dan didistribusikan Untuk kreditor atau pemegang saham berinvestasi

dalam modal atau aset tetap, setelah perusahaan membayar semua investasi dan

modal kerja dari kegiatan manajemen untuk mengembangkan bisnisnya, dapat

disimpulkan bahwa arus kas bebas adalah sisa kas perusahaan(Sulastri, Puspa, &

Fauziati, 2016). Sisa kas perusahaan oleh manajer tidak dibagikan kepada para

memegang saham sebagai dividen. Sisa kas perusahaan oleh manajer digunakan

untuk berinvestasi pada struktur modal atau yang lainnya. Ada kemungkinan free

cash flow dipergunakan pada struktur modal atau yang lainnya sehingga

menyebabkan kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan karena

adanya penambahan modal pada struktur modal berakibat pada adanya inovasi

baru pada produk yang dijualnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bhakti Helvie Rambe (2020)

menunjukkan bahwa secara parsial free cash flow berpegaruh positif serta

signifikan terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan rasio return on assets

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-

2018. Berdasarkan penjabaran diatas maka hipotesis kedua dalam penelitian ini

adalah :

H2 : Diduga Free Cash Flow berpengaruh terhadap Return On Assets.

3. Kebijakan Hutang

Pendanaan melalui hutang akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan

dimana perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang
dapat mengurangi penghasilan kena pajak yang dapat memberikan manfaat bagi

pemegang saham. Kebijakan hutang dukur dengan Debt To Equity Ratio (DER),

rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam

(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk

mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Besarnya debt to equity ratio menunjukkan tingkat risiko finansial perusahaan

yang semakin tinggi. Penggunaan hutang perusahaan yang besar akan

mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak dapat membayar hutang.

Semakin rendah rasio ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat

pendanaan yang disediakan pemilik dan akan berdampak pada kinerja keuangan

suatu perusahaan dan begitupun sebaliknya, Pramesti (2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dirvi Surya Abbas (2017)

menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap return on assets pada perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan

kompenen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Dan

penelitian yang dilakukan oleh Rahmana Putra, Tumpal Manik dan Sri Ruwati

(2019) menyatakan bahwa secara parsial debt to equity ratio tidak berpengaruh

terhadap return on assets pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Sedangkan menurut hasil penelitian

dari Bhakti Helvie Rambe (2020) menunjukkan bahwa secara parsial diketahui

bahwa kebijakan hutang (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan (ROA).


Berdasarkan penjabaran diatas maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah :

H3 : Kebijakan Hutang berpengaruh terhadap Return On Assets.

L. Model Penelitian

Gambar II.1
Model Penelitian

Ukuran
Perusahaan
(X1)

Free Cash Return On


Flow (X2) Assets (Y)

Kebijakan
Hutang
(X3)

M. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel II.2
Defenisi Operasional Variabel

NO Variabel Defenisi Indikator Skala


1 Return On Assets Return on Assets Return on Asset = Laba Rasio
(Y) (ROA) adalah salah Bersih x 100%
satu bentuk dari rasio
profitabilitas untuk Total Asset
mengukur
kemampuan
perusahaan dalam
menghasilkan laba
dengan
menggunakan total
aktiva yang ada dan
setelah biaya-biaya
modal (biaya yang
digunakan mendanai
aktiva) dikeluarkan
dari analisis (Ikhwal,
2016)
2 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan LN (Total Asset) Rasio
(X1) merupakan besar
kecilnya perusahaan,
baik dari segi jumlah
aktiva maupun dari
segi tingkat
penjualan, akan
sangat
mempengaruhi
besarnya modal kerja
(Mudjijah, Khalid, &
Astuti, 2019).
3 Free Cash Flow (X2) Free Cash Flow Free Cash Flow = Rasio
merupakan kas lebih AKOit-PMit-NWCit
perusahaan yang
dapat didistribusikan Total Aset
kepada kreditor atau
pemegang saham
yang tidak
diperlukan lagi untuk
modal kerja atau
investasi pada aset
tetap (Bhakti Helvi
Rambe, 2020)

4 Kebijakan Hutang Kebijakan hutang Debt Equity Ratio = Rasio


(X3) adalah kebijakan Total Liablitas x 100%
yang diambil pihak
manajemen dalam Total Ekuitas
rangka memperoleh
sumber daya
pembiayaan bagi
perusahaan sehingga
dapat digunakan
untuk membiayai
aktivitas operasional
perusahaan
(Somantri & Sukardi,
2019).

Anda mungkin juga menyukai