PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN
“Usaha Bisnis Keripik Bayam”
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat, Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
tugas Mini Riset ini. Dan juga tidak lupa kami berterima kasih kepada Dosen mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis sangat berharap tugas Mini Riset ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun bagi orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. latar belakang
Indonesia dikenal sebagai negara dengan tingkat kesuburan tanah yang baik.
Banyak sekali tanaman yang dapat tumbuh subur di Indonesia, salah satunya dari sektor
sayur-sayuran. Dari sektor sayuran saja banyak sekali variannya, sebagai contoh adalah
sayur bayam. Tanaman sejuta manfaat ini dapat tumbuh subur di berbagai wilayah
Indonesia, dengan kemudahan yang didapatkan tersebut bayam menjadi olahan
makanan. Selain dibuat sayur, bayam juga dapat diolah menjadi keripik,yaitu keripik
bayam. bayam atau Amaranthus merupakan tumbuhan daun tropik yang konon katanya
berasal dari Amerika. Namun kenyataanya sekarang berkembang di berbagai belahan
dunia, tidak terkecuali Indonesia, bahkan menjadi menu makanan favorit keluarga kita.
Sayur bayam yang segar dan kaya akan gizi yang berguna untuk kesehatan manusia.
Untuk itu peneliti tertarik mengembangkan sayur bayam menjadi keripik bayam
yang dicampur dengan bumbu-bumbu tetapi tidak menghilangkan rasa khas dari bayam,
sehingga rasanya akan membuat orang tertarik untuk mencoba mengkonsumsinya.
Selain itu peneliti juga ingin mengembangkan strategi bisnis Usaha Kecil Menengah
tersebut dengan metode Bussines Model Canvas (BMC) dan analisis Strenght Weakness
Opportunity Threat(SWOT). Dari keinginan tersebut peneliti sudah mendapatkan UKM
yang akan dijadikan sebagai objek penelitian.
4
1. Bagaimana Merancang pengembangan strategi bisnis di ukm keripik bayam
Assyyapp tersebut?
2. Apa saja kelebihan, kelemahan, peluang, danancaman pada ukm keripik
bayam Assyyapp tersebut?
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
menggantung seperti ekor. Di tempat asalnya, bayam dimanfaatkan bijinya (bayam biji)
sebagai sumber karbohidrat. Biji ini sekarang juga populer sebagai makanan diet karena
tidak menyebabkan kegemukan.
7
Dengan kata lain, manajemen strategi merupakan suatu upaya manajemen dan
karyawan untuk membangun masa depan organisasi atau perusahaan, sedangkan strategi
adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi atau
perusahaan melalui misi. Dengan menggunakan manajemen strategis sebagai suatu
kerangka kerja untuk menyelsesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi, maka
para pemimpin organisasi diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara
strategic (Afrillita, 2013). Ada tiga macam analisis yang diperlukan untuk
mempersiapkan manajemen strategis bagi organisasi sektor publik yaitu analisis
lingkungan internal organisasi, analisis lingkungan eksternal organisasi, dan analisis
pilihan strategis. Analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi dengan metode
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities dan threats) sangat diperlukan untuk
mendapatkan pilihan-pilihan strategi yang berguna dilakukan pada masa yang akan
datang, membangun kekuatan, mengurangi kelemahan, memperluas kesempatan dan
menangkal ancaman (Ahdiyana, 2009).
Menurut Juwono (2011), manfaat manajemen strategi, yaitu: 1) Dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan lebih cepat dan lebih tepat. 2)
Menjadi lebih peka dalam menjawab ancaman yang dating dari luar perusahaan. 3)
Membuat keputusan terbaik dikarenakan interaksi kelompok mengumpulkan berbagai
strategi yang lebih besar. 4) Kerjasama dalam tim karyawan di dalam perumusan
strategi akan dapat memperbaiki pengertian mereka atas penghargaan produktivitas di
dalam setiap perencanaan strategi dan dengan demikian dapat mempertinggi motivasi
kerja mereka. 5) Organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategi akan lebih
profitable (menguntungkan) dan lebih berhasil daripada yang tidak menerapkannya.
Menurut Wasliman (2007) dalam Sukinah (2010), manajemen strategi
mempunyai enam tahapan, yaitu:
1) Perumusan strategi
2) Perencanaan strategi
3) Penyusunan program
4) Penyusunan anggaran
5) Implementasi atau pelaksaan 6) Evaluasi atau pengawasan.
8
Menurut Umar (2003) dalam Wulandari (2009), pendekatan fungsional
mengategorisasikan analisis internal ke dalam beberapa aspek, yaitu:
a. Pasar dan Pemasaran
b. Kondisi Keuangan
c. Produksi d. Sumber Daya Manusia
e. Struktur Organisasi dan Manajemen
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu jenis jenis
penelitian yang meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variable
penelitian menurut kejadian sebagaimana adanya kendala-kendala nya.
1. Survei Lokasi
9
Survei dilakukan pada tempat usaha dan peluang usaha untuk mengetahui respon
masyarakat demi kemajuan usaha.
2. Survei Pasar
Kami melakukan survey guna mengetahui peluang pasar di daerah wilayah kami,
serta melihat pesaing yang ada.
3. Persiapan
Proses ini dimulai setelah selesainya survey lokasi usaha serta pasar. Dalam
persiapan ini kami menyiapkan tempat serta produk-produk yang akan kami jual.
4. PembuatanSampel
BAB IV
4.1. PEMBAHASAN
10
Sayur Bayam
Di pisahkan batang
dan daunnya
Dimasukkan kedalam
Tepung Beras, Bumbu
baskom,campur hingga rata (Bawang putih,
dengan air ketumbar, gula, garam)
Didinginkan
Dikemas
11
(dihaluskan), dan ditambahkan gula dan garam secukupnya. Setelah adonan dimasukkan
kedalam baskom, kemudian ditambahkan air sebanyak 1 gelas.Keseluruhan adonan
dicampur dengan rata dan agak mengental.
D. Penggorengan
Penggorengan dilakukan dengan menggunakan minyak panas dengan api yang
kecil. Minyak yang sudah panas kemudian dimasukkan daun bayam yang sudah
dimasukkan dalam adonan tersebut secara sehelai demi sehelai (selembar daun bayam).
Keripik daun bayam tersebut telah matang dan dapat diangkat apabila keripik daun
bayam tersebut telah berwarna agak kecoklatan.
E. Pendinginan
Sebelum dikemas terlebih dahulu keripik didinginkan,karena apabila keripik akan
dikemas dalam keadaan panas teksturnya akan berubah pada saat akan dikonsumsi.
F. Pengemasan
Setelah proses pendinginan, keripik daun bayam tersebut kemudian dikemaspada
kemasan plastik yang khusus disediakan, yakni kemasan plastik yang mempunyai klep
dibagian atas agar mudah untuk dibuka dan ditutup.
12
A. Tekstur keripik daun bayam
Tekstur merupakan salah satu karateristik yang harus diamati pada proses
pengolahan. Proses pemasakan dan jumlah takaran bahan sangat berpengaruh terhadap
tekstur yang akan dihasikan.Hasil penilaian panelis terhadap uji organoleptik pada
tingkat tekstur dapat dilihat pada berikut:
Keterangan :
Hasil uji organoleptik terhadap tekstur keripik daun bayam, menunjukan rata-rata
tertinggi yaitu keripik daun bayam hasil olahan Ashyiapp dengan skor rata-rata 4,32
atau setara dengan suka, sedangkan hasil olahan eksperimen hanya memiki skor rata-
rata 3,12 atau setara dengan biasa. Perbedaan tingkat kesukaan terhadap tekstur keripik
daun bayam ini karena adanya pada hasil olahan Ashyiapp menggunakan tirisan
saringan gorengan dan tisu yang dapat mengeluarkan minyak lebih banyak, sedangkan
pada hasil olahan eksperimen hanya menggunakan alat tirisan tampi. Selain itu
perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis dan jumlah tepung yang
digunakan dalam proses pembuatan keripik daun bayam. Keripik daun bayam Ashyiapp
menggunakan tepung beras sebanyak 150 g, sedangkan keripik hasil eksperimen
menggunakan tepung tapioka sebanyak 100 g.
13
Walaupun jumlah penggunaan tepung tapioka lebih sedikit dibanding tepung
beras, Hal tersebut tetap dapat berpengaruh terhadap tekstur yang dihasilkan.
Perubahan tekstur tersebut diakibatkan karena tepung tapioca tidak cocok digunakan
untuk gorengan,karena menyerap minyak dan mengeras setelah dingin beberapa lama.
Warna adalah indikator pertama yang langsung diamati oleh konsumen karena
warna merupakan indikator yang dapat dilihat langsung oleh indra penglihatan.Hasil
penilaian panelis terhadap uji organoleptik warna,dapat dilihat pada berikut.
Hasil uji organoleptik terhadap warna keripik daun bayam menunjukan rata-
rata tertinggi yaitu keripik daun bayam olahan eksperimen dengan skor 2,72 atau setara
dengan biasa sedangkan skor rata-rata hasil Ashyiapp hanya 2,24. Hal ini terjadi
perbedaan proses pengolahan maupun jumlah bahan yang digunakan.
14
coklatnya lebih nampak seperti hangus, sedangkan warna yang ada pada keripik daun
bayam olahan eksperimen berwarna coklat terang.
Rasa pada makanan memiliki pengertian sebuah reaksi kimia dari gabungan
berbagai bahan makanan dan menciptakan sesuatu rasa baru yang dirasakan oleh lidah.
Karakteristik rasa dari suatu produk makanan merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap produk.Hasil penilaian panelis terhadap
uji organoleptik rasa, dapat dilihat pada gambar berikut.
Keterangan :
Sesuai dengan hasil uji organoleptik pada warna dan tekstur, pada uji
organoleptik terhadap rasa terihat adanya perbedaan. Rasa dari perlakuan B atau produk
hasil Ashyiapp memiliki nilai rata-rata tertinggi dengan skor rata-rata 3,84 atau setara
dengan biasa sedangkan skor rata-rata hasil olahan eksperimen hanya mempunyai skor
rata-rata 2,80 atau setara dengan tidak suka. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
penggunaan banyaknya pada bumbu bawang putih yang sudah dihaluskan pada proses
pengolahan. Bumbu bawang putih yang digunakan pada pengolahan keripik daun
bayam pada Ashyiapp sebanyak 4 siung yang sudah dihaluskan, sedangkan pada
15
pengolahan keripik daun bayam hasil eksperimen hanya 2 siung saja. Perbedaan takaran
inilah yang menjadi pemicu adanya perbedaan rasa penyedap dari masing-masing
produk.
Hasil dari ketiga uji organoleptik karakteristik mutu dari keripik daun bayam
diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan jenis dan banyaknya tepung dan bumbu
pada proses pengolahan keripik daun bayam, serta proses pemasakan sangat
berpengaruh terhadap tingkat tekstur, warna, dan rasa yang akan dihasilkan. Hasil uji
organoleptik tersebut menunjukan bahwa produk hasil Ashyiapp memang sudah dapat
diterima oleh pembeli, tetapi masih perlu adanya perbaikan pada proses penggorengan,
seperti tidak menggunakan suhu penggorengan yang terlalu panas sehingga tidak akan
mempengaruhi warna pada keripik yang dihasilkan.
16
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Hasil makalah ini masih banyak sekali terdapat kekurangan-kekurangannya.
Jadi kami mohon kepada bapak/ibu guru berkenan untuk memberikan kritikan terhadap
makalah prakarya kami ini. Dan tentunya kami ingin kedepannya nanti kripik bayam ini
perlu adanya inovasi baik dari segi rasa, bentuk maupun kemasan, karena selera
konsumen dapat berubah seiring perkembangan jaman.
17
DAFTAR PUSTAKA
Mintarjo, sri. 2017. prakarya dan kewirausahaan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
https://cookpad.com/id/resep-kripik-bayam-renyah-dan-tahan-lama
18