PENDAHULUAN
tetap berdiri ketika krisis ekonomi. Hal ini disebabkan karena UMKM tidak
tergantung dengan dana pinjaman atau dana dari luar negeri dalam menjalankan
diandalkan oleh pelaku usaha diberbagai sektor. UMKM tetap mampu bertahan
Selain itu, UMKM juga telah terbukti berperan dan memberikan kontribusi
produk domestik bruto, menyerap 88% tenaga kerja, dan memiliki potensi dalam
Research Center, 2003). Usaha menengah, usaha kecil, dan usaha mikro di dunia
Usaha menengah, usaha kecil, dan usaha mikro menyerap 80% lapangan
pekerjaan selama 10 tahun terakhir dan mampu membayar 44,3% dari total gaji
karyawan sektor swasta (US Small Business Administration, 2005 dalam Pinasti,
M, 2007).
Sumber Data :
Kementerian Koperasi dan UKM
Keterangan :
*) Jumlah sangat sementara
**) Jumlah sangat-sangat sementara
United Nation Population Fund menyatakan terdapat 58,97 juta orang yang
265 juta jiwa pada tahun 2018. Hal ini menunjukan lebih dari 20% penduduk
Sumatera Selatan. Berdasarkan data dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi
Sumatera Selatan dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang UMKM Tahun 2018
menyatakan jumlah UMKM tahun 2016 sebanyak 2.102.478 unit, tahun 2017
meningkat menjadi 2.103.268 unit. Omset UMKM tahun 2016 sebesar Rp.
wirausaha baru tahun 2016 sebanyak 698 UMKM, tahun 2017 meningkat menjadi
2. Banyuasin 3.809
9. Prabumulih 4.861
Sumber Data: Dinas Koperasi Dan Ukm Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2017
yang lebih baik dan tertata pada UMKM. Hal ini dikarenakan perkembangan yang
pesat terhadap pertumbuhan UMKM di Indonesia dan peran UMKM yang cukup
perorangan. UMKM umumnya hanya melibatkan keluarga dan kerabat dekat. Hal
ini menyebabkan UMKM yang berakta notaris hanya 1,7% saja (Nasution, 2019,
Hal 59). Permasalahan lainnya adalah sumber daya manusia yang rendah,
sehingga pengelolaan UMKM dilakukan tanpa standar dan tidak ada keinginan
untuk terus berinovasi. UMKM Center UI menyatakan bahwa hanya 10-16% dari
53 juta UMKM dalam posisi kuat dan terus berkembang, dan mereka berasal dari
sektor informal (Tedjasuksmana, 2014). Salah satu masalah yang paling sering
dialami UMKM adalah sulitnya menilai kesuksesan yang telah mereka raih. Hal
ini sangat menyulitkan, karena UMKM tidak tahu persis bagiamana keadaan dan
kondisi usahanya saat ini. Sulitnya menilai kesuksesan yang telah mereka raih
pelaporan akuntansi.
pasar. Pencatatan keuangan adalah dasar bagi jalannya UMKM untuk bertahan
lebih lama. Proses pencatatan tidak bisa diabaikan karena dibutuhkan pencatatan
keuangan dalam setiap transaksi yang dilakukan pada UMKM. Sehingga bisa
pelaporan keuangan. Hal ini membuat pelaku UMKM tidak tahu secara pasti
UMKM yang tidak melakukan pencatatan dengan baik. Sebanyak 25% UMKM
hanya menilai keuntungannya dari uang yang masuk, dan tidak memisahkan
antara pembiayaan pribadi dan pembiayaan usaha. Sebanyak 30% UMKM sudah
memiliki mesin kasir untuk melakukan pencatatan keuangan, akan tetapi pemilik
rumah makan di Kota Palembang cukup pesat. Hal ini dikarenakan usaha di
sektor makanan dan minuman menyangkut kebutuhan dasar manusia dan tidak
provinsi yang lain. Pelaku UMKM bidang kuliner khususnya rumah makan di
usahanya berupa catatan dari hasil penjualan, biaya, dan bahan baku.
keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Pinasti, 2007). Informasi akuntansi
dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan keputusan dalam pengelolaan
usaha kecil dan menengah, antara lain untuk keputusan penetapan harga,
sehingga kualitas laporan keuangan pada UMKM masih rendah (Rudiantoro &
akuntansi pada UMKM dilakukan oleh Arifin (2010) yang menemukan bahwa di
Dari paparan tersebut, sehingga dirasa perlu untuk dilakukan penelitian mengenai
pertumbuhan kinerja.
agar mencegah dari penyimpangan uraian dari masalah yang diteliti dan
keterbatasan peneliti, maka penulis membatasi penelitian ini hanya dalam konteks
1. Bagi peneliti
informasi akuntansi, serta sebagai solusi dari masalah usaha yang ada di
internship ini.
dan manajemen.
berkualitas:
1) Bisa dimengerti. Sebagaimana informasi lainnya
dimengerti.
pembuatannya.
sebelumnya.
7) Tepat waktu. Maksudnya adalah disusun pada waktu
pengambilan keputusan.
1.7.1.2.1Pengertian UMKM
Pengaturan mengenai usaha mikro, usaha kecil, dan
sebagai berikut:
Undang ini.
(UB).
(Rokhayati, 2015).
pengetahuan akuntansi
dan biaya
mempekerjakan
akuntan profesional.
Hasil dari,
ada penggunaan
informasi akuntansi
yang tidak efisien untuk
mendukung kinerja
keuangan pengukuran
oleh UKM. Ini
membuat pengusaha
sulit untuk
menghitungnya
keuntungan bisnis
secara efisien.
Penurunan biaya
Penambahan aset
Gambar 1.1
Kerangka Pikir
Pada kerangka pemikiran dapat dijelaskan sebagai berikut :
informasi akuntansi dasar, yaitu pendapatan, biaya, dan aset. Tiga informasi
informan tetap memberi data yang mudah didapat dan valid untuk penelitian
ini. Informasi akuntansi yang berupa pendapatan, biaya, dan aset akan
akuntansi dengan baik akan ada peningkatan penjualan, penurunan biaya, dan
penambahan aset.
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau peristiwa
Jenis data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh dari sumber aslinya, dapat dilakukan dengan
obyek atau peristiwa. Data pada penelitian ini yaitu informasi akuntansi rumah
terhadap tugas tertentu secara lisan dan langsung kepada informan. Wawancara
akan dilakukan kepada beberapa rumah makan yang sudah berjalan 3 tahun.
penjualan, biaya, dan aset. Pertumbuhan kinerja UMKM pada penelitian ini
yang dimiliki.
Selain itu juga berisikan cara pemilik mengambil keputusan dan tolak
UMKM.
1.8.4.1 Populasi
1.8.4.2 Sampel
pada penelitian ini adalah rumah makan yang sudah bergerak selama 3
menengah.
kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu
sebagai sesuatu yang saling jalin menjalin merupakan proses siklus dan
interaksi pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data dalam
(Ulber Silalahi, 2009: 339). Berikut ini adalah teknik analisis data yang
kualitatif: