memungkinkan kita untuk meninjau H (q, p, t) sebagai fungsi Q dan P dan untuk
membentuk turunan parsial
H H p j H q j
= + (4)
Pt p j Pt q j Pt
Qt q j Qt q j
= , = − . (5)
qt q , p Pi Q , P p j q , p Pt Q , P
1
Subskrip-subskrip pada turunan berfungsi untuk mengingatkan kita bahwa di sisi kiri
persamaan Qi dianggap sebagai fungsi (q, p) (Lihat pers. 1), sementara di sisi kanan
turunan untuk qj dan pj sebagai fungsi (Q, P) (Lihat pers. 3). Perbandingan yang sama pada
𝑃̇ dengan sebagian dari H terhadap Qj menghasilkan
Pi p j Pt q j
= − , = . (6)
q j q, p Qt Q , P p j q, p Q i Q , P
Persamaan (6) dikenal sebagai "kondisi langsung " untuk transformasi kanonik (terbatas).
Manipulasi aljabar yang mengarah ke persamaan (6) dapat dilakukan dengan cara
yang kompak dan elegan jika kita memanfaatkan notasi simplektik/matriks untuk
persamaan Hamiltonian. Jika adalah matriks kolom dengan 2n elemen qt, pt, maka
persamaan Hamilton dapat ditulis
H
=J , (7)
di mana J adalah matriks antisimetris
𝟎 𝟏
𝐽=( )
−𝟏 𝟎
dimana 0 adalah matriks n x n dengan semua elemennya nol dan 1 adalah matriks satuan n
x n.
B. POISSON BRACKET
1. Poisson Bracket
Poisson Bracket (PB) dalan Mekanika Klasik biasanya didefinisikan terhadap momentum
dan koordinat dalam ruang tiga dimensi. Formulasi dasar dari Poisson Bracket
diperkenalkan melalui suatu transformasi kanonik dalam mekanika klasik. Untuk melihat
kekuatan dari formulasi Hamilton perlu menambahkan konsepsi baru yang disebut dengan
Poisson Bracket (PB).
2
Misal f ( p, q) adalah fungsi koordinat dan momentum. Pada saat q(t) dan p(t),
df f f f H f H
= qi + pi = −
dt i qi pi i qi pi pi qi
Maka:
qi , qk = 0, pi , pk = 0, qi , pk = ik
Hal ini memungkinkan untuk menulis persamaan Hamilton dalam bentuk berikut:
qi
= qi , H
t
pi
= pi , H
t
d
= , H (8)
dt
3
Fungsi-fungsi dari variable dinamika yang konstan selama gerak sistem disebut integral
dari gerak. Kita dapat melihat dari persamaan sebelumnya bahwa kondisi untuk kuantitas
f integral dari (df dt = 0) dapat ditulis:
f ,H= 0
2. Karakteristik Poisson Bracket
❖ Antisimetrik, Jika dua fungsi di tukar maka Bracket berubah tanda
f , g = − g, f
❖ Jika salah satu fungsi adalah konstan, maka Bracket bernilai nol
f , c = 0
❖ Operasi linear
f1 + f2 , g = f1 , g + f 2 , g
❖ Aturan Leibniz
f1, f2 , g = f1 f 2 , g + f 2 f1 , g
Pengambilan turunan parsial terhadap waktu dapat diperoleh :
f g
f , g = , g + f ,
t t t
f , g = konstan
Ini adalah teorema Poisson. Buktinya adalah sangat sederhana jika f dan g tidak bergantung
secara eksplisit pada waktu, h = H dalam identitas Jacobi, sehingga diperoleh:
f , g , H + g , H , f + H , f , g = 0 (9)
4
Oleh karena itu, jika [g, H] = 0 dan [f, H] = 0, maka [[f, g], H] = 0, yang merupakan hasil
yang diperlukan.
Jika integral f dan g secara eksplisit tergantung waktu maka:
d
f , g = f , g + f , g , H
dt t (10)
Dan mengekspresikan braket [[f, g], H] dengan cara identitas Jacobi, maka:
𝑑 𝜕𝑓 𝜕𝑔
[𝑓, 𝑔] = [ , 𝑔] + [𝑓, ] − [[𝑔, 𝐻], 𝑓] − [[𝐻, 𝑓], 𝑔]
𝑑𝑡 𝜕𝑡 𝜕𝑡
𝜕𝑓 𝜕𝑔
=[ + [𝑓, 𝐻], 𝑔] + [𝑓, + [𝑔, 𝐻]]
𝜕𝑡 𝜕𝑡
𝑑𝑓 𝑑𝑔
=[ , 𝑔] + [𝑓, ]
𝑑𝑡 𝑑𝑡
=0
Tentu saja, teorema Poisson tidak selalu menyediakan integral gerak lanjut, karena hanya
2n-1 (n menjadi jumlah derajat kebebasan). Dalam beberapa kasus hasilnya adalah
sederhana, braket Poisson menjadi konstan. Dalam kasus lain integral yang diperoleh
hanyalah sebuah fungsi dari integral asli f dan g. Jika tidak ada satu pun dari dua
kemungkinan ini terjadi, bagaimanapun, maka braket Poisson adalah integral lanjut dari
gerak.
Selanjutnya perubahan p dan q dalam sajian Hamiltonian sering disebut perubah
yang berpasangan secara konjugat kanonis. Syarat yang menghubungkan perubah yang
berkonjugasi secara kanonis adalah kurung Poisson. Dalam hubungan ini jika [f,g]pq
merupakan kurung Poisson bagi besaran f dan g terhadap p dan q. Sementara [f,g]P,Q
sebagai kurung Poisson bagi besaran yang sama terhadap sebagai kurung Poisson bagi
besaran yang sama terhadap peubah P,Q, maka akan dipenuhi hubungan, yakni:
f , g p,q = f , g P,Q
Selanjutnya,
5
f g
f , g P,Q = f
g
−
i Pi Qi Qi Pi
f pi g qi f qi g pi
= −
i pi Pi qi Qi qi Qi pi Pi
f g f g qi pi
= −
i pi qi qi pi Qi Pi
qi pi
=1.
Qi Pi
pi 2 Qi 2
= dan =
Pi Pi qi qi Pi qi
q p
sehingga nyata i i =1.
Qi Pi
Karena dipenuhinya kedua persamaan diatas , maka juga berlaku:
[𝑄𝑖 , 𝑄𝑘 ]𝑝,𝑞 = [𝑃𝑖 , 𝑃𝑘 ]𝑝,𝑞 = 0
[𝑄𝑖 , 𝑃𝑘 ]𝑝,𝑞 = 𝛿𝑖𝑘
Inilah syarat yang harus dipenuhi suatu transformasi p, q P, Q bila dinyatakan dalam
kurung Poisson bersifat kanonik
Contoh:
Perlihatkan bahwa transformasi berikut ini kanonik:
Q = 2q exp(t ) cos p , P = 2q exp(−t ) sin p
Pembahasan:
Dengan menggunakan kurung Poisson sebagai syarat kanonik, Q, P = 1 , maka:
6
Q, P = Q P − Q P
q p p q
1
1 −
= (2q) . 2 exp(t ) cos p 2q exp(−t ) cos p
2
2
1
1 =
+ 2q exp(t ) sin p. (2q) 2 . 2 exp(−t ) sin p
2
= cos p + sin p
2 2
=1
C. TEOREMA KEKEKALAN DALAM FORMULASI POISSON BRACKET
Hampir seluruh kasus mekanika Hamiltonian dapat dibentuk ulang dalam Poission
Brackets. Sebagai hasil dari canonical invariance Poission Brackets, hubungan yang
dihasilkanpun akan menjadi invariant dalam transformasi kanonik. Sebagai contoh, kita tinjau
turunan terhadap waktu dari sebuah fungsi kanonik 𝑢(𝑞, 𝑝, 𝑡), dengan menggunakan
persamaan. Hamilton, maka:
(11)
Atau
(12)
Jika diubah dalam notasi symplectic, maka persamaan (12) dapat diubah menjadi:
(13)
Persamaan (12) tersebut akan terlihat seperti gerak generalized equation untuk fungsi
𝑢 dalam formulasi Poission Bracket. Hal itu terdiri dari persamaan Hamilton sebagai kasus
special untuk 𝑢 ketika kita mensubstitusikan salah satu variabel kanonik.
Persamaan lain yang bisa didapatkan dari persamaan (12) dengan mengganti 𝑢 dengan
𝐻 adalah:
(14)
Perlu diperhatikan bahwa generalized equation of motion adalah invariant kanonik.
Hal itu akan tetap valid dalam bentuk variabel kanonik apapun dimana 𝑞, 𝑝 digunakan untuk
7
menjelaskan fungsi 𝑢 atau untuk mengevaluasi Poission Bracket. Bagaimanapun, penggunaan
Hamiltonian harus sesuai untuk beberapa kasus variabel kanonik.
Jika 𝑢 adalah gerak konstan, maka persamaan (12) harus menjadi:
(15)
Semua fungsi yang mematuhi persamaan (15) adalah gerakan konstan, dan sebaliknya
Poission Bracket H dengan gerakan yang konstan harus sebanding dengan turunan terhadap
waktu dari fungsi yang konstan. Sehingga kita bisa menguji dan mengidentifikasi suatu system
yang konstan. Untuk gerakan konstan yang tidak melibatkan waktu secara eksplisit,
persamaan uji (15) menjadikan Poission brackets dengan pengurangan Hamiltonian, yaitu
[𝐻, 𝑢] = 0
Jika diketahui dua gerakan konstan, identitas Jacoby menyediakan kemungkinan untuk
mendapatkan konstan yang selanjutnya. Misalkan 𝑢 dan 𝑣 adalah dua buah konstanta dari
sebuah gerak yang secara eksplisit bukan fungsi waktu. Lalu jika diubah menjadi bentuk 𝐻,
maka identitas Jacoby menyebutkan:
[𝐻, [𝑢, 𝑣]] = 0
Karena itu, Poission bracket dari 𝑢 dan 𝑣 juga memiliki waktu yang konstan.
8
PR
1.
2.
3.