Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH GEOMEKANIKA

TRANSFORMASI KANONIK DAN TEORI HAMILTON-JACOBI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Fadia Nurul Islami (H061201055)


Aza Azzahra (H061201027)
Nur A'isyah Nasrullah (H061201021)
Hamman Badruttamanan Amiruddin (H061201042)
Angeli Wulandari Rande (H061201003)
Emi Asmiranda (H061201061)
Milka Tri Andriani (H061201050)
Agung Priyetno (H061201040)
Muhammad Alif Fasya (H061201064)
Siti Yuriska Nur (H061201025)
Ni Komang Ayu Lidyarni (H061201057)
Nur Salamah Wasahua (H061201036)
Musawwir (H061201046)

DEPARTEMEN GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah yang kami susun ini. Kami ucapkan terima kasih.

Makassar, 23 Oktober 2021

Penulis
A. Pengertian Transformasi Kanonik dan Teori Hamilton-Jacobi

Transformasi adalah proses pembentukan suatu system koordinat ke system


koordinat lain yang dalam hal ini adalah pembentukan set koordinat baru dari satu set
koordinat lama dengan suatu persamaan.

Transformasi kanonik merupakan kesimetrisan bentuk kanonis suatu objek


fisik setelah dan sebelum dilakukan perubahan (transformasi). Besaran fisis yang
digunakan dalam rumusan Hamilton yaitu jarak dan momentum. Dalam transformasi
kanonik, terdapat empat fungsi pembangkit yang akan diaplikasikan dalam Poisson
Bracket dan persamaan Hamilton-Jacobi yang nantinya akan menghasilkan
transformasi kontak.

Persamaan Hamilton Jacoby merupakan formulasi lanjutan dari persamaan


Hamilton. Metode Hamilton-Jacoby  mengawali analisisnya dengan melakukan
transformasi ruang fase (koordinat) bagi fungsi Hamilton dalam persamaan Hamilton,
untuk memperoleh fungsi Hamilton dalam persamaan Hamilton Jacoby. Dalam
metode Hamilton, rumusan energi kinetik memakai besaran momentum, berbeda
dengan metode Lagrange, yang memakai besaran kecepatan. 

B. Transformasi Kanoik
Jika fungsi Hamilton dinyatakan dalam sistem koordinat di mana salah satu
fungsi atau beberapa koordinatnya bersifat siklik, maka jumlah persamaan gerak yang
diperoleh akan berkurang sebanyak jumlah koordinat siklik yang ada. Oleh karena itu,
sebelum memecahkan persaman Hamilton sebaiknya dituliskan fungsi Hamilton tidak
sistem koordinat yang mengandung koor- dinat siklik.

Misal : Sistem koordinat lama (2D) dinyatakan oleh (q k , p k ) ditransformasikan


dalam koordinat baru (Q k , P k) . Maka transformasi koordinat diperoleh

(q k , p k ) →(Q k , P k )

Dengan

Q k=Q k (q , p ,t ) (6.1)
P k=P k (q , p ,t ) (6.2)

Contohnya ( x , y ) → (r , θ) Pada prinsipnya koordinat (Q , P)dapat dipilih sembarang.


Andaikan (Q,P) dipilih sedemikian rupa sehingga terdapat suatu fungsi K (Q , P) yang
memenuhi persamaan :

∂K
Q̇ k= (6.3)
∂ Pk

∂K
Ṗ k= (6.4)
∂ Qk

Maka transformasi (q k , p k )→(Q k , P k ) dinamakan transformasi kanonik. Jelas


bahwa fungsi K merupakan fungsi Hamilton didalam sistem koordinat baru.
Newtonian → analisis gaya Lagrange → analisis energi Hamilton → analisis energi
Persamaan gerak diperoleh dari persamaan Hamilton, sebagai berikut :

∂H
q̇ k= (6.5)
∂ pk

∂H
ṗ k= (6.6)
∂q k

C. Fungsi Pembangkit

Persamaan Lagrange

d ∂L ∂L
− =0
dt ∂ q̇ k ∂ q k

Dapat diturunkan dari persamaan aksi I

t2

I =∫ L(q , q̇ ,t )dt
t1

Persamaan Lagrange akan diperoleh apabila variasi dari fungsi aksi tersebut = 0.
d ∂L ∂L
δI =0 ⟶ − =0
dt ∂ q̇ k ∂ q k

Dari definisi fungsi Hamilton diperoleh

t2

δ ∫ Ldt =0 (6.7)
t1

t2

δ∫¿ ¿ (6.8)
t1

D. Kurung Poisson

Dengan F sembarang fungsi, Fungsi Ftersebut sering dinamakan fungsi


Pembangkit dari transformasi kanonik. Agar F berpengaruh terhadap transformasi
kanonik, maka F haruslah merupakan fungsi dari ke-2 sistem koordinat →
F (q , p ,Q , P ,t ). Pada umumnya F merupakan fungsi dari koordinat dan momentum
dari F (q , p ,t ), namum transformasi kanonik membuat sebagian dari koordinat saling
bergantung.

Dalam bentuk praktis,

F=F ( q ,Q , t )

F=F ( q , P , t )

F=F ( p , Q, t )

F=F ( p , P , t )

E. Teori Hamilton-Jacobi

Pada bahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa transformasi kanonik da- pat
digunakan sebagai prosedur umum untuk memecahkan masalah mekanika. Telah
dijelaskan dua cara. Jika Hamiltonan bersifat lestari (conserved), maka solusi dapat
diperoleh dengan mentrasformasi ke dalam koordinat kanonik baru yang semuanya
bersifat siklik, yaitu mendapatkan persamaan baru dengan solusi yang mudah.

Alternatif lain adalah mencari suatu transformasi kanonik dari koordinat dan
momentum (q , p) saat t ke dalam suatu himpunan kuantitas konstan yang baru, yang
mungkin menjadi 2 n buah nilai awal (q 0 , p 0)saat t=0. Dengan transformasi
semacam itu, persamaan transformasi yang menghubungkan variabel kanonik lama
dan baru merupakan solusi masalah mekanika yang diharapkan.

q=q ( q0 , p 0 ,t )

p= p ( q 0 , p0 , t )

Persamaan ini memberikan koordinat dan momentum sebagai fungsi nilai awal
koordinat dan momentum, serta waktu. Prosedur yang kedua bersifat lebih umum,
khususnya sebagaimana ia applicable, tidak terikat prinsip, bahkan ketika Hamiltonan
mengandung waktu.

Fungsi Prinsip Hamilton kemudian menjadi pembangkit transformasi kanonik


ke dalam koordinat dan momentum konstan; ketika menyelesaikan persamaan
Hamilton-Jacobi, kita bersamaan dalam mendapatkan suatu solusi masalah mekanika.
Dalam bahasa matematis, kita telah membuat kesetaraan antara 2n persamaan gerak
kanonik, yang berupa persamaan diferensial orde pertama, dengan persamaan
Hamilton-Jacobi, yang berupa persamaan diferensial parsial orde pertama.

Anda mungkin juga menyukai