(*+.+./a)
Q
K
P
P
K
Q
;
(*+.+./b)
(ika ini dipenuhi maka transformasi (*+.+.+) disebut kanonik dan persamaan (*+.+./b) bisa
diperoleh dari prinsip aksi.
.ntuk merumuskan transformasi kanonik kita menin$au kembali prinsip -ariasi, yakni"
0
/
+
,
_
dt H q p
t
t
i
i i
(*+.+.1)
yang pada uraian lalu telah digunakan menurunkan persamaan gerak #amilton. ,enurut
keterangan di atas, -ariasi ini berlaku untuk sembarang system koordinat dan momentum.
'leh karena itu, buat perubah baru P dan Q $uga harus memenuhi asas -ariasi pada persamaan
(*+.+.1) agar persamaan #amilton (*+.+./b) dapat diturunkan dari"
0
/
+
,
_
dt K Q P
t
t
i
i
(*+.+.2)
Kedua -ariasi (*+.+.1) dan (*+.+.2) hanya akan setara bila integrannya sama terlepas dari
pada perbedaan dengan diferensial total suatu fungsi 3 terhadap koordinat, momentum dan
!aktu.
Dengan demikian menurut uraian di atas, dari kedua persamaan (*+.+.1) dan (*+.+.2)
haruslah dipenuhi syarat"
( ) ( )
t
F
K Q P H q p
i i i i
+
(*+.+.4)
dimana "
3 adalah fungsi sembarang yang punya turunan kedua yang kontinu
adalah konstanta skala yang selalu dapat dibuat sama dengan satu
dengan melakukan transformasi yang tepat.
/
5ila hubungan antara P,Q dengan p, sebagai P6p, Q6 dan K6#, maka"
P p
q
H
Q
K
Q q
p
H
P
K
7ransformasi skala bersifat kanonik $ika"
( ) H q p H q p
i i i
(*+.+.8a)
Karena itu selalu dipilih 6+, maka"
dt
dF
K Q P H q p
i i i i
+
(*+.+.8b)
(adi setiap transformasi kanonik ditandai dengan suatu fungsi tertentu 3 yang disebut fungsi
generator transformasi.
5erdasarkan persamaan (*+.+.8b) di atas dapat pula dituliskan sebagai"
dt H K dQ P dq p dF
i i i i
) ( +
(*+.+.9)
:ehingga segera kita melihat bah!a"
t
F
H K
Q
F
P
q
F
p
i
i
i
i
; ;
(*+.+.;)
5erdasarkan persamaan ini, maka kita dapat melihat bah!a 3 adalah merupakan fungsi dari
perubah koordinat lama dan baru serta !aktu; yakni
) , , ( t Q q F F
. 3ungsi pembangkit ini
dikenal sebagai fungsi pembangkit jenis pertama . Dengan demikian transformasi ini bersifat
1
kanonik karena hubungan persamaan (*+.+.;) dan fungsi pembangkit ini memenuhi
persamaan transformasi dari Lagrangian, yakni"
) , , ( ) , , ( ) , , ( t Q q F
dt
d
t Q Q L t q q L +
(*+.+.<)
Cono! 1" Dengan menggunakan fungsi pembangkit tipe pertama, carilah syarat agar
persamaan suatu osilator harmonic +)dimensi bersifat kanonik
Ja"a#$ #amiltonian osilator harmonic +)dimensi adalah"
) (
/
+
/
+
/
/ / / / /
/
q m p
m
kq
m
p
H + + %+)
5entuk $umlah kuadrat memberi ide"
Q
m
P f
q
Q p f p
sin
) (
cos ) (
(/)
Dengan mesubstitusi ini ke dalam #amiltonian di atas, maka diperoleh"
K
m
P f
H
/
) (
/
(1)
f(P) harus dipilih supaya transformasinya bersifat kanonik. Dengan membagi p dengan ,
maka"
q
F
Q q m p Q m
q
p
+
cot cot
(2)
sehingga
2
Q q m F cot
/
+
/
+
(4)
:elan$utnya untuk"
Q
m
P
q
Q
q m
Q
F
P
/ /
/
/
sin
/
sin /
+
(8)
atau
Q
m
P
q sin
/
(9)
(adi transformasi akan bersifat kanonik bila"
P m P f / ) ( (;)
#asil transformasinya adalah"
=
P sehingga
/
) (
/
E P
m
P f
K
0
Q t Q
P
K
Q +
(adi ) sin(
/
) sin(
/
0 / 0
Q t
m
E
Q t
m
P
q + +
(<)
Dapat pula lebih menguntungkan bila fungsi generator itu bukannya dinyatakan dalam
perubah (,Q,t) melainkan dalam perubah (,P,t). Kadang)kadang fungsi generator tipe &,
penyelesaian transformasinya tidak dapat diperoleh sehingga perlu dicobakan fungsi generator
3
/
6 3
/
(,P,t) dengan menuliskan dalam bentuk sebagai berikut"
i
i i
P Q t P q F F ) , , (
/
(*+.+.+0)
5ila ini disubstitusikan ke dalam syarat transformasi kanonik, maka"
4
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i
i i
i
i
i
i
i i
i
i
Q P
t
F
P
P
F
q
q
F
K
Q P Q P
dt
dF
K Q P
dt
dF
K Q P H q p
,
_
+
+
+
/ / /
/
(*+.+.++a)
atau
0
/ / /
,
_
,
_
,
_
t
F
H K P
P
F
Q q
q
F
p
i
i i
i i
i i
i
(*+.+.++b)
karena ,P dianggap bebas, maka"
t
F
H K
P
F
Q
q
F
p
i
i
i
i
/ / /
; ;
(*+.+.+/)
.ntuk generator tipe &&&"
3
1
63
1
(p,Q,t)
+
i
i i
p q t Q p F F ) , , (
1
(*+.+.+1a)
Dengan cara yang sama, akan diperoleh"
t
F
H K
p
F
q
q
F
P
i
i
i
i
1 1 1
; ;
(*+.+.+1b)
:elan$utnya untuk generator tipe &*, yakni"
3
2
63
2
(p,P,t)
7ransformasi generatornya diberikan oleh"
8
+
i
i i
i
i i
P Q p q t P p F F ) , , (
2
(*+.+.+2a)
dan diperoleh"
t
F
H K
P
F
Q
p
F
q
i
i
i
i
2 2 2
; ;
(*+.+.+2b)
Dafar f&n'si ()m#an'ki ()rsamaan kanonik
) , , (
+
t Q q F ) , , (
/
t P q F ) , , (
1
t Q p F ) , , (
2
t P p F
q
F
p
+
q
F
p
/
p
F
p
1
p
F
p
2
Q
F
P
+
P
F
Q
/
Q
F
P
1
P
F
Q
2
t
F
H K
+
+
t
F
H K
+
/
t
F
H K
+
1
t
F
H K
+
2
V&.* B)#)ra(a +am#aran T)nan' Transformasi Kanonik
Perlu dikemukakan bah!a transformasi kanonik dalam sa$ian #amiltonian memiliki
banyak sekali kemungkinan yang tidak mengubah arti perubah lama dan keperubah baru.
Dalam hal ini karena transformasi pada persamaan (*+.+.+) menghubungkan besaran P,Q
terhadap dan p, maka perubah Q kiranya tidak lagi mesti sebagai perubah yang berhubungan
dengan ruang. :ebagai contoh, akan diberikan beberapa transformasi khusus dan
generatornya yakni"
+. 7ransformasi Q
i
=p
i
, P
i
=q
i
dengan fungsi generator
i
i
i
Q q F
+
+
Da,am !a, ini- i.ak ()nin' /an' mana koor.ina .an /an' mana mom)n&m
kar)na #)rsifa kanonik.
/. 3ungsi generator
i
i
i
P q F
/
H K
q
P
P
q
P
F
Q
P P
q
q
q
F
p
i
i
i
i
i
i
i
i i
i i
i
i
i
/
/
&ni adalah transformasi identitas
1. 3ungsi generator
i n i
i
i
P t q q f F ) , ,...... (
/
) , ,... , (
/ +
/
/
t q q q f
P
F
Q
P
q
f
q
F
p
n j
j
j
i
i j
i
j
j
7ransformasi ini adalah transformasi koordinat.
VI.0 K&r&n' 1oisson
,isalkan f(,p,t) suatu fungsi terhadap koordinat, momentum dan !aktu. 7urunan
totalnya terhadap !aktu adalah"
,
_
k
k
k
k
k
p
p
f
q
q
f
t
f
dt
df
(*&.1.+)
Dengan memasukkan harga
k k
p q dan
dari persamaan #amilton pada persamaan (*.4.9),
kita dapat menyatakan "
;
[ ] f H
t
f
dt
df
, +
(*&.1./a)
dengan
[ ]
,
_
k k k k k
p
f
q
H
q
f
p
H
f H,
(*&.1./b)
Pernyataan (*&.1./b) dikenal sebagai > kurung Poisson? (Poisson bracket) besaran # dan f.
Kita melihat dari persamaan (*&.1./a), bila suatu besaran; katakanlah f disini
merupakan integral gerak, maka df@dt60. &ni berarti
[ ] 0 , +
f H
t
f
. Kalau integral gerak
itu tak bergantung secara eksplisit terhadap !aktu, maka"
[ ] 0 , f H
(*&.1.1)
yang menun$ukkan bah!a kurung Poisson # dan f haruslah lenyap.
:esuai denga analogi persamaan (*&.1./b), maka kurung Poisson bagi besar g dan f
didefinisikan berdasarkan sangkutan"
[ ]
,
_
k k k k k
p
f
q
g
q
f
p
g
f g,
(*&.1.2)
Dapat pula ditun$ukkan bah!a kurung Poisson memenuhi sifat)sifat sebagai berikut"
[ ] [ ] g f f g , ,
(*&.1.4)
[ ] tetapan suatu ! ! f , 0 ,
(*&.1.8)
[ ] [ ] [ ] g f g f g f f , , ,
/ + / +
+ +
(*&.1.9)
<
[ ] [ ] [ ] g f f g f f g f f , , ,
+ / / + / +
+
(*&.1.;)
Kalau persamaan (*&.1.2) diambil turunan parsialnya terhadap !aktu, maka akan"
[ ]
1
]
1
+
1
]
1
t
g
f g
t
f
g f
t
, , ,
(*&.1.<)
(ika salah satu dari f atau g adalah koordinat atau momentum, maka dipenuhi sangkutan"
[ ]
k
k
p
f
q f
,
(*&.1.+0)
[ ]
k
k
q
f
p f
,
(*&.1.++)
Dengan menggunakan persamaan (*&.1.+0) dan (*&.1.++), maka dapat pula ditun$ukkan
bah!a"
[ ] [ ] [ ]
ik k i k i k i
q p p p q q , , 0 , ,
(*&.1.+/)
Cono! *$ 7entukan kurung Poisson terhadap komponen Aartesian momentum linear (
dengan momentum sudut L2r 3 (
Ja"a#. Dengan menggunakan persamaan (*&.1.++), dan menyatakan momentum sudut
sebagai
p " L
maka"
[ ] ( )
# $ # $ "
p #p $p
$
p L
,
[ ] ( )
$ $ # # "
p #p $p
#
p L
,
[ ] ( )
# # " " $
p "p #p
"
p L
,
[ ] ( )
#" # " # $
p "p #p
#
p L
,
[ ] [ ] [ ] 0 , , ,
# # $ $ " "
p L p L p L
+0
:elan$utnya perubahan p dan dalam sa$ian #amiltonian sering disebut perubah yang
berpasangan secara konjugat kanonis. :yarat yang menghubungkan perubah yang
berkon$ugasi secara kanonis adalah kurung Poisson. Dalam hubungan ini $ika Bf,gC
p
merupakan kurung Poisson bagi besaran f dan g terhadap p dan . :ementara Bf,gC
P,Q
sebagai
kurung Poisson bagi besaran yang sama terhadap sebagai kurung Poisson bagi besaran yang
sama terhadap peubah P,Q, maka akan dipenuhi hubungan, yakni"
[ ] [ ]
Q P q p
g f g f
, ,
, ,
(*+.1.+1)
#al ini dapat ditun$ukkan secara langsung dengan menggunakan transformasi (*+.+.+/).
Dalam hal ini"
[ ]
,
_
,
_
,
_
,
_
i
i
i
i
i i i i i
i i
i
i i
i
i i
i
i i
i
i
i i i i i
Q P
P
p
Q
q
p
g
q
f
q
g
p
f
P
p
p
g
Q
q
q
f
Q
q
q
g
P
p
p
f
P
g
Q
f
Q
g
P
f
g f
,
,
(*+.1.+2)
5ah!a persamaan (*+.1.+1) dipenuhi, tinggal menun$ukkan bah!a
,
_
i
i
i
i
P
p
Q
q
6+. &ni dapat
diperlihatkan karena menurut persamaan (*+.+.+/),
i i i
i
i i i
i
q P q
Q
dan
q P P
p
/ /
sehingga nyata
,
_
i
i
i
i
P
p
Q
q
6+. Karena dipenuhinya rumus (*&.1.+/) dan (*+.1.+1) , maka
$uga berlaku"
++
[ ] [ ]
[ ]
ik q p k i
q p k i q p k i
P Q
P P Q Q
,
, ,
,
0 , ,
(*+.1.+4)
&nilah syarat yang harus dipenuhi suatu transformasi
Q P q p , ,
bila dinyatakan
dalam kurung Poisson bersifat kanonik
Cono! 0$ Perlihatkan bah!a transformasi berikut ini kanonik"
p t q P p t q Q sin ) eDp( / , cos ) eDp( /
Ja"a#$ Dengan menggunakan kurung Poisson sebagai syarat kanonik,
[ ] + , P Q
, maka"
[ ]
+
sin cos
sin ) eDp( / . ) / (
/
+
. sin ) eDp( /
cos ) eDp( / cos ) eDp( / . ) / (
/
+
,
/ /
/
+
/
+
+
+
p p
p t q p t q
p t q p t q
q
P
p
Q
p
P
q
Q
P Q
Cono! 4$ Perlihatkan secara langsung bah!a transformasi berikut"
p q P p
q
Q cot , ) sin
+
log(
adalah kanonik.
Ja"a#$ Dengan menggunakan metode simplektif sebagai syarat kanonik, yakni"
,
_
,
_
,
_
,
_
P
q
p
Q
ii
p
P
Q
q
i
)
)
7in$au
+/
p Q
p
p
p Q p q P
p Q q p
q
Q
cos ) eDp(
sin
cos
sin ) eDp( cot
sin ) eDp( sin
+
log
,
_
q p Q
p
P
q p Q
Q
q
sin ) eDp(
sin ) eDp(
Dengan demikian transformasi di atas adalah kanonik, karena"
q
p
P
Q
q
,
_
,
_
,
_
,
_
,
_
,
_
P
q
p
Q
ii
p
P
Q
q
i
)
)
p
q Q
p q
p
Q
p
Q
p
e
Q
q
p
e
q
Q
Q
cos
) eDp( /
cos
cos
) eDp( /
cos
) eDp(
cos
+
/
cos
+
/
+
/
+
/
/
,
_
,
_
( ) p Q Q
p
p
Q
p
p
Q
p q p q P
tan + ) eDp( ) eDp( /
sin .
cos
+ ) eDp(
cos .
cos
+ ) eDp(
+ /
sin cos + /
/
+
/
+
,
_
,
_
+
+1
( )
p
q Q
p
Q
p q
p
Q
Q Q
p
P
cos
) eDp( /
cos
) eDp(
. cos /
cos
) eDp(
+ ) eDp( ) eDp( /
/
+
/
/
+
/
,
_
'
,
_
/
+
(*&.2.+a)
Dan $ika Lagrangian tidak bergantung !aktu secara eksplisit, maka
0
t
L
sehingga"
dt q
q
L
q
q
L
%
t
t
,
_
/
+
(*&.2.+b)
Karena prinsip #amilton menyatakan bah!a > peruba&an s$stem dari keadaan t
'
ke keadaan
t
(
$ang membuat integra) aksi stasioner*ekstremum+, sehingga"
/
+
/
+
0
t
t
i
i
t
t
i i i
q
q
L
dt q
q
L
dt
d
q
L
%
'
,
_
(*&.2./)
(ika pada suku ke / (dua) pada ruas kanan, dengan mengambil 0 ) (
+
t q dan menandai
q t q ) (
/
dan mengganti
p
q
L
, maka diperoleh
q p %
. (adi terlihat bah!a turunan
parsial aksi terhadap koordinat adalah merupakan momentum, yaitu"
p
q
%
(*&.2.1)
Dengan demikian aksi dapat dipandang secara eksplisit merupakan fungsi !aktu dan
koordiant dengan menin$au lintasan yang bermula pada saat t
+
pada kedudukan
+
.
(adi
q p
t
%
q
q
%
t
%
dt
d%
+
(*&.2.2)
+4
:elan$utnya dari aksi diperoleh
L
dt
d%
, maka"
q p L
t
%
q p
t
%
L
atau ,
(*&.2.4)
Disisi lain
) ; , ( ) ; , (
i
t q q L p q t p q H
i i i
i
i i
t p q H
t
%
(*&.2.8)
:ementara
p
q
%
,
_
t
q
%
q
%
q
%
q q q H
t
%
n
n
(*&.2.9)
yang menentukan besaran aksi &(,t). Persamaan diferensial parsial orde satu terhadap !aktu
ini dikenal sebagai persaman Hami)ton,a-obi. :eperti halnya persamaan Lagrange dan
persamaan kanonik #amilton, maka $uga persamaan #amilton)(acobi adalah merupakan
adalah basis dalam menentukan metode umum mengintegralkan persamaan gerak.
:ebelum mengupas metode di atas, perlu dikemukakan kenyataan bah!a setiap
persamaan diferensial parsial orde satu memiliki penyelesaian yang hanya bergantung pada
satu fungsi sembarang. Dalam penerapan mekanisme integral umum persamaan #amilton)
(acobi kurang penting dibanding dengan integral lengkap, yang mengandung tetapan bebas
sebanyak perubah bebas.
.ntuk perubah bebas dalam persamaan #amilton)(acobi terdiri atas peruba& .aktu
dan koordinat . .ntuk system dengan n buah dera$at kebebasan, integral lengkapnya hruslah
mengandung n/' buah tetapan integrasi. Karena fungsi aksi & terpaut dalam persamaan
+8
melalui turunan, maka satu diantara tetapan itu haruslah bersifat men$umlah, sehingga integral
lengkap persamaan #amilton)(acobi akan dapat disa$ikan sebagai"
( ) t q q q f %
n n
; ,..., , ; ,..., ,
/ + ; / +
(*&.2.;)
.ntuk menentukan hubungan integral lengkap persamaan #amilton)(acobi dengan
penyelesaian persamaan gerak yang dicari, maka dalam transformasi kanonik dari perubah p,
ke perubah yang baru, kita pilih f(t,,) sebagai fungsi generator dengan
+
, E,
n
sebagai
perubah momentum baru. ,isalkan koordinat baru itu adalah
+
,E,
n
, dan mengingat fungsi
generator adalah merupakan fungsi koordinat lama dengan momentum baru, maka"
+).
i
i
q
f
p
/)
i
i
f
1)
t
f
H H
+
%kan tetapi karena f $uga mengikuti persamaan #amilton)(acobi, maka #amiltonian baru
0
+
t
%
H
t
f
H H
. &ni berarti 0 H , akibatnya
0 , 0
i
i
i
i
H H
,
sehingga
i
6tetap,
i
6tetap.
:elan$utnya persamaan #amilton)(acobi akan mengambil bentuk yang lebih sederhana
bila # tidak bergantung pada !aktu secara eksplisit; yaitu bila system konser-atif.
Ketergantungan aksi terhadap !aktu ditentukan oleh suku F=t, sehingga aksi akan dapat
dinyatakan sebagai"
Et q % t q % ) ( ) , (
0
(*&.2.<)
yang dikenal sebagai so)usi umum persamaan Hami)ton,a-obi
Cono! 7$ 7in$aulah osilator harmonic dimana #amiltoniannya adalah"
+9
( )
/ / / / / /
/
/
+
/
+
/
q m p
m
q m
m
p
H + + (+a)
dengan
m
k
(+b)
Persamaan #amilton)(acobi
0 ) ; , ( +
t p q H
t
%
0 ) (
/
+
/ / / /
,
_
q m
q
%
m t
%
(/)
dimana telah digunakan
p
q
%
.
Kalau & diketahui, maka p6p(t) dan 6(t) dapat dicari. %ndaikan solusinya"
Et q % t q % ) ( ) , (
0
(ika diderensialkan terhadap maka akan diperoleh"
q
%
q
%
0
(1)
sehingga"
0
/
+
/ / /
/
0
+
1
1
]
1
,
_
t
%
q m
q
%
m
(2)
karena
H
t
%
1
1
]
1
,
_
(4)
+;
atau
( ) dq q m mE %
/
+
/ / /
0
/
(8a)
atau
dq q
m
E
m %
/
+
/
/ 0
/
,
_
(8b)
sehinga"
Et dq q
m
E
m t q %
,
_
/
+
/
/
/
) , (
(9)
7ransformasi kanonik dari perubah ,p ke perubah baru, yakni"
E
%
P
%
Q
E
%
p
maka"
t dq q
m
E
E
m
E
%
,
_
/
+
/
/
/
(;)
atau
,
_
+
/
/
/
+
/
/
/
+ /
q
m
E
dq
dq q
m
E
E
m t
(<)
:elan$utnya dengan menggunakan sifat integral"
a
"
ar-
" a
d"
sin
/ /
maka
( )
,
_
+
dengan t
m
E
q
atau
m
E
q
ar- t
sin
/
,
/
sin
+
/
/
(+0)
%khirnya diperoleh solusi osilator harmonic, yakni"
+<
( )
+ t
m
E
t q sin
/
) (
/
(++)
Soa, ,ai!an$
+. 7ransformasi berikut"
cos sin
sin cos
p q P
p q Q
+
a. 7un$ukkan bah!a transformasi ini adalah kanonik untuk semua harga .
b. Dapatkan generatornya (gunakan tipe &&)
/. Aarilah syarat agar transformasi berikut"
/
, " P
"
p
Q
dimana dan adalah konstan, merepresentasikan sebuah transformasi kanonik untuk
system satu dera$at kebebasan.
1. Persamaan transformasi"
+ / / / / /
/ +
/ / +
+
/
+ +
/ sin , sec
cos /
/ cos
,
q p P p q Q
p q
q p p
P q Q
adalah kanonik. 7entukan fungsi generatornya.
2. (ika Lagrangian
) , , ( t q q L
diganti oleh"
dt
t q dF
t q q L t q q L
) , (
) , , ( ) , , ( +
dimana 3(,t) adalah sebuah fungsi tetapan, persamaan gerak Lagrange akan in-ariant.
5uktikan bah!a transformasi ini kanonik dan carilah fungsi generator yang berkaitan
dengan transformasi ini.
/0