Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

STOMATA

Disusun Oleh:

Nama : Lia Puspita

Nim : F1071141021

Kelompok : 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2016
Abstract

In dicots and monocots plants have stomata types were different. at this time
pratikum stomata of plants which we use that Artocarpus integra, Oryza sativa, and
Nymphaea sp. , The thing that we observed is that the types of stomata in plants dicots and
monocots and also observe the structure of the leaf epidermis and monkotil .Stomata dikotil
is a hole in the epidermis, each bounded by two guard cells. Its main function is to allow
gases such as carbon dioxide, water vapor and oxygen move quickly in and out of the leaf.
Stomat have 3 types namely paneropor, kriptopor and prominent.

Keywords: Stomata, dicots, monocots, guard cells.

Abstrak

Pada Tumbuhan dikotil dan monokotil memeiliki tipe stomata yang berbeda-beda .
pada pratikum stomata kali ini tumbuhan yang kami gunakan yaitu Artocarpus integra ,
Oryza sativa , dan Nymphaea sp. . Adapun hal yang kami amati ialah mengenai tipe-tipe
stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil dan juga mengamati struktur epidermis daun
dikotil dan monkotil .Stomata adalah lubang pada epidermis, masing-masing dibatasi oleh
dua sel penjaga. Fungsi utamanya adalah untuk memungkinkan gas seperti karbon
dioksida, uap air dan oksigen bergerak cepat masuk dan keluar dari daun. Stomat memiliki 3
tipe yaitu paneropor , kriptopor dan menonjol .

Kata kunci : Stomata , Dikotil , monokotil , Sel penjaga .


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan yaitu makhluk hidup yang mempunyai peranan penting bagi
kehidupan di muka bumi. Tumbuhan dapat menyediakan makanannya sendiri dan
hasilnya bisa dimanfaatkan oleh hewan dan manusia. Kemampuan khusus yang
dimiliki tumbuhan adalah mampu memanfaatkan karbon yang ada di udara untuk
diubah menjadi bahan organik dengan bantuan cahaya matahari yang biasa kita
sebut dengan proses fotosintesis. Tumbuhan disebut sebagai mahluk hidup autotrof
karena melalui fotosintesis tumbuhan mampu memasak makanan sendiri. Dalam
proses fotosintesis ini tidak jauh juga dari peranan stomata.
Stomata merupakan bagian daun yang memiliki fungsi yang sangat penting bagi
tumbuhan yakni untuk pertukaran gas dan juga berperan dalam fotosintesis. Akan
tetapi setiap tumbuhan memiliki bentuk serta letak stomata yang berlainan yang
dipengaruhi oleh tipe/golongan maupun habitat tumbuhan itu sendiri.
Fotosintesis merupakan proses kompleks yang saling berhubungan dalam tubuh
tumbuhan. Fotosintesis merupakan aktivitas penting yang selalu dilakukan oleh
tumbuhan berklorofil. Tumbuhan yang memiliki klorofil akan mampu melakukan
proses fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari. Proses fotosintesis pada
tumbuhan membutuhkan karbondioksida dan air sebagai bahan anorganik,
kemudian tumbuhan akan menghasilkan oksigen yang dilepas ke udara dan bisa
dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya. Karbondioksida masuk ke dalam tubuh
tanaman salah satunya melalui stomata.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini yaitu Mengamati tipe-tipe stomata pada
tumbuhan dikotil dan monokotil , dan juga mengamati struktur epidermis daun dikotil
dan monokotil .

C. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang terdapat pada praktikum Stomata adalah
mengenai bagaimana tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil serta
bagaimana struktur epidermis dari daun monokotil dan dikotil tersebut.
D. Dasar Teori
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata
berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup di
bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika
terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk memasuk ke daun untuk melakukan
sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2)
untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman
menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan
stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau
musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil
banyak O2, dan semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi
kerapatan stomata dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas
kehilangan kadar air dan penyerapan CO2 (Grant dan Vatnick,2009).
Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi
karbondioksida. Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan adalah satu-
satunya faktor yang diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan
stomata dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida, pada pertumbuhan daun dapat
diketahui dengan mengukur indeks stomata (IS), yang menggambarkan rasio antara
banyaknya stomata dengan jumlas sel pada permukaan daun (Johnson et.al., 2002).
Kesinambungan epidermis terputus-putus oleh lubang-lubang kecil sekali.
Bagian tersebut adalah ruang antar sel yang dibatasi oleh dua sel yang khas disebut
dengan sel penjaga. Sel penjaga bersama-sama dengan lubang di antaranya
membentuk stoma. Pada banyak tumbuhan dapat dibedakan sel tetangga atau sel
pelengkap. Sel tersebut secara morfologi berbeda dari sel epidermis yang khas dan
merupakan dua atau lebih sel yang membatasi sel penjaga, yang tampaknya ada
saling hubungan fungsional. Stoma bersama-sama sel tetangga jika ada disebut
perlengkapan stomata atau kompleks stomata (Fahn, 1965).
Stomata regulate the exchange of gases between leaves and the
atmosphere, and thus control the water use efficiency of photosynthesis, i.e., the
balance between water loss and CO2 uptake. The development of stomata (about
400 million years ago) is therefore considered a key event in the evolution of
advanced land plants. Stomatal diffusion resistance, and hence conductance, is
directly related to the size and spacing of stomata on the leaf surface, and so guard
cell length and stomatal density can both be considered important ecophysiological
parameters .There is a general negative correlation between guard cell length and
stomatal density. Across functional groups, and even including fossil plants, this
relationship is almost exactly compensatory: Although stomatal densities ranging
from 5 to 1,000 mm2 are observed, the concurrent changes in mean guard cell
length result in a nearly constant (on the mean) stomatal conductance . Guard cell
length and stomatal density are both sensitive to growth environment, and there is
considerable genotypic variation and phenotypic plasticity for these two traits. In a
common-garden experiment, stomatal density and guard cell length varied among
provenances of Azadirachta indica, and stomatal density correlated with leaf-level net
photosynthesis and whole-plant dry weight. Other comparative studies have
indicated that xeric species typically have higher stomatal densities than mesic
species, and sun leaves typically have higher stomatal densities than shade leaves.
(N. Holland, 2009 ).
This type of response from the stomata is believed to prevent cavitation-
induced decreases in plant conductivity which, if left unchecked, could trigger
runaway cavitation in the xylem, depriving leaves of water supply and potentially
causing leaf death. Our current state of knowledge is based on quantitative
comparisons between declining stomatal and xylem conductivities in response to
decreasing water potential in leaves and xylem. These comparisons have been made
using vulnerability curves, which indicate the percentage decrease in xylem
conductivity (or increase in acoustic emissions) due to embolism as decreasing water
potentials are imposed . Detailed examinations of xylem vulnerability in the stems,
petioles and leaves of a small selection of domestic temperate trees have revealed
qualitative associations between the water potential found to induce xylem cavitation
in stems or leaves (T. J. Brodribb, 2003 ).
Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh
beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung
dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida,
berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat (Lakitan, 1996). Sel yang
mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam
perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya
dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama
tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika
menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup
mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati.
Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin (Fahn ,1982).
Kadang stomata hanya terdapat dibawah permukaan daun, tetapi juga sering
ditemui pada kedua permukaannya, meskipun lebih banyak terdapat dibawah
permukaan daun. Daun teratai mempunyai stomata di bagian atas daun, dan
tumbuhan yang terendam air tidak memiliki stomata sama sekali. Stomata pada
umumnya membuka pada saat matahari mulai terbit dan menutup saat hari gelap,
sehingga memungkinkan masuknya CO yang diperlukan untuk fotosintesis di siang
hari. Umumnya proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam, dan penutupan
berlangsung secara bertahap sepanjang sore (Dwidjoseputro, 1984).

METODELOGI
A. Alat dan Bahan
Pada pratikum kali alat yang digunakan yaitu mikroskop, silet, pipet tetes,
beaker glass, gelas objek, dan kaca penutup. Sedangkan bahan yang digunakan
berupa preparat segar daun Oryza sativa, daun Nymphaea sp, daun Atrhocarpus
integra dan air.

B. Prosedur Pengerjaan
Adapun posedur pengerjaan pratikum ini yaitu preparat segar daun Oryza
sativa, daun Nymphaea sp, daun Atrhocarpus integra . Masing-masing disiapkan
untuk disayat setipis mungkin bagian bawah epidermis dengan silet dan diletakkan
pada gelas objek dan ditetesi dengan air secukupnya serta ditutupi dengan kaca
penutup. Kemudian diamati dengan mikroskop dengan perbesaran yang lemah ke
perbesaran yang besar. Kemudian diamati stomata dan sel epdermisnya lalu
digambar serta diberi keterangan, tulislah tipe stomata dari masing-masing tumbuhan
daun tersebut.

C. Waktu Pelaksanaan
Praktikum mengenai stomata, dilaksanakan pada tanggal 28 maret 2016 di
laboratorium pendidikan biologi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas
tanjungpura pontianak, pukul 15.00-selesai WIB.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
N Obek : Oryza sativa Keterangan
o. Perbesaran : 4 x 10
1. Preparat daun monokotil
Oryza sativa
Perbesaran : 40 kali
1.Porus (celah stomata)
2. Sel Penyangga/ sel
penutup
3. Sel Tetangga
(epidermis)
Tipe stomata : Graminae
Bentuk sel penutup :
Halter

Literatur
http://www.slideshare.net/fdalhz/sto
mata

No. Objek : Arthocarpus integra Keterangan


Perbesaran : 4 x10
2. Preparat daun dikotil
Arthocarpus integra
Perbesaran : 40 kali
1.Porus (celah mulut)
2. Sel Penutup
3. Sel Tetangga

Tipe stomata : Anomositik


Bentuk stomata :Ginjal

Gambar literatur
http://adesahy.blogspot.co.id/2011
_02_01_archive.html

No. Objek : Nymphaea sp. Keterangan


Perbesaran : 4 x10
3. Preparat daun monokotil
Nymphaea sp.
Perbesaran : 40 kali
1.Porus (celah stomata)
2. Sel Penutup
3. Sel Tetangga
(epidermis)
Tipe stomata : menonjol
Bentuk sel penutup :
Halter

Gambar literatur
http://www.slideshare.net/fdalhz/sto
mata
B. PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini kali ini kami membahas mengenai Stomata , adapun
alat dan bahan yang kami gunakan ialah alat yang digunakan yaitu mikroskop, silet,
pipet tetes, beaker glass, gelas objek, dan kaca penutup. Sedangkan bahan yang
digunakan berupa preparat segar daun Oryza sativa, daun Nymphaea sp, daun
Atrhocarpus integra dan air.
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata
berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup di
bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika
terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk memasuk ke daun untuk melakukan
sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2)
untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman
menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan
stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau
musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil
banyak O2, dan semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi
kerapatan stomata dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas
kehilangan kadar air dan penyerapan CO2.
secara morfologi ada 4 tipe stomata pada daun monokotil yaitu: Sel penutup
terdiri dari 4 sampai 6 sel tetangga, Sel penutup terdiri dari 4 sampai 6 sel tetangga,
Sel penutup didampingi oleh 2 sel tetangga. Sel penutup tidak mempunyai sel
tetangga.
secara morfologi ada 5 tipe stomata pada daun dikotil yaitu : Tipe anomosit
(Ranunculaceous), Tipe anisosit (Cruciferous), Tipe parasit (rubiaceous), Tipe
diasit(Caryophillaceous), Tipe Aktinosit.
Stoma mempunyai beberapa bagian yaitu a. Sel penutup atau bisa disebut
sel penjaga , dimana terdiri dari sepasang sel yang kelihatannya simetris dan
umumnya berbentuk ginjal . sel-sel penutup merupakan sel-sel aktif dan pada sel
penutup terdapat kloroplas . b.Celah atau porus , diantara kedua sel penutup
terdapat celah yang berupa lubang kecil , sel penutup dapat mengatur menutup atau
membukanya porus berdasarkan perubahan osmosisnya. c. Sel tetangga merupakan
sel yang berdampingan atau yang berada disekitar sel-sel pentup . sel tetangga
dapat terdiri dari dua buah atau lebih yang secara khusus melangsungkan fungsinya
secara berasosiasidengan sel-sel penutup. D. Ruang udara dalam , merupkan suatu
ruang antar sel yang besar dan berfungsi ganda dalam fotosintesis , transpirasi dan
juga respirasi .
Perbedaan stomata pada tumbuhan dikotil dan monkotil yaitu pada bentuk
stomanya , pada dikoyil berbentuk ginjal , sedangkan pada monokotil berbentuk
halter (memanjang).
Pada daun Oryza sativa dari hasil pengamatan kita dapatkan pada stomata
yaitu mengenai celah (porus ) , sel penutup , dan sel tetangga. Oryza sativa yang
merupakan tumbuhan monokotil, memiliki bentuk halter. Selain itu memiliki tipe
stomata gramineae yang ditandai dengan ciri sel penutup berbentuk halter, bagian
ujung-ujungnya membesar, dinding sel pada ujung-ujung yang membesar tersebut
relatif tipis dari pada dinding sel bagian bawah, arah membukanya sel penutup
sejajar dengan permukaan epidermis, dan juga tipe ini terdapat pada tumbuhan
familia Graminea (Poaceae) dan Cyperaceae. Dan pada pengamatan terlihat struktur
epidermisnya teratur disekitar stomata pada Oryza sativa.
Pada daun Arthocarpus integra , di dapat hasil yaitu terdapat porus , sel
penutup , dan sel tetangga , daun Arthocarpus integra stomatanya berbentuk ginjal.
Dan daun Arthocarpus integra merupakan daun dikotil yang memiliki tipe stomata
Amaryllidaceae yang memiliki ciri-ciri yaitu sel penutup berbentuk ginjal, dinding
perut dan dinding punggung relatif tipis, dinding luar dan dinding dalam menebal,
arah membukanya sel penutup sejajar dengan permukaan dalam, dan terdapat pada
daun tumbuhan dikotil , terutama pada family Amiryllideceae.
Pada pengamatan daun Nymphaea sp., sel epidermisnya mengelilingi
stomata sehingga apabila dilihat stomata dan sel epidermis tersebut menyerupai
bentuk bunga. Pada daun Nymphaea sp. stomanya berbentuk halter (memanjang)
dan berukuran lebih besar yang dikarenakan tumbuhan ini hidup diperairan sehingga
adanya stomata yang berukuran besar ini berfungsi untuk mempercepat laju
transpirasi. Selain itu menurut Mulyani (2006) Stomata tumbuhan yang daunnya
mengapung di permukaan air, seperti Nymphaeae sp. , hanya terdapat pada
permukaan atas saja. Hal tersebut tentunya membedakan Nymphaea sp. Dari
tumbuhan yang hidup didaratan seperti Oryza sativa dan Arthocarpus integra
yang memiliki stomata umumnya pada permukaan bawah daun. Dan tipe stomata
Nymphaeae sp. yaitu tipe menonjol yang bercirikan sel penutup lebih tinggi dari
pada sel-sel epidermis dan terdapat pada tumbuhan air yang daunnya terapung.
Adapun faktor yang mempengaruhi jumlah stomata yaitu Jumlah dan ukuran
stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih
sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam
kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan (Aufariz,2012). Faktor lain
yang menyebabkan membuka dan menutupnya stomata antara lain ; karbondioksida
(CO2), cahaya, suhu, potensial air daun, kelembaban, angin, laju fotosintesis
(Ady,2014).

KESIMPULAN
Dari pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa stomata pada tumbuhan
dikotil dan monokotil tidak sama, yaitu mempunyai perbedaan seperti halnya pada
bentuk , kalo dikotil bentuk stoma nya berbentuk ginjal , sedang monokotil berbentuk
halter. Selain itu pada tiap stoma mempunyai bagian yaitu porus , sel penutup dan
sel tetangga. Pada daun Arthocarpus integra termasuk pada dikotil , sedangkan
Oryza sativa dan Nymphaea sp. termasuk pada monokotil. Faktor yang dapat
mempengaruhi jumlah stomata yaitu bisa dari genotipe dan lingkungannya.
Sedangkan faktor lain yang menyebabkan membuka dan menutupnya stomata
antara lain ; karbondioksida (CO2), cahaya, suhu, potensial air daun, kelembaban,
angin, laju fotosintesis.

SARAN
Sebaik nya membuat preparat , memaksimalkan ketipisannya agar saat
pengamatan menggunakan mikroskop terlihat jelas dan sesuai dengan yang
semestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ady,Ricky.2014.Stomata.(online)(http://stomatamembukamenutup.blogspot.co.id/)
Diakses Tanggal 3 April 2016.

Aufariz,2011.Transpirasi.(online)(http://aufariz.blogspot.co.id/2011/01/sebelum-
menghijaukan-kita-butuh.html) Diakses Tanggal 3 April 2016.

Dwidjoseputro, D., 1984, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia, Jakarta.

Fahn, A. 1965. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Fahn, A. 1982. Plant Anatomy. Fourth Edition. Oxford : Pergamon Press.

Grant, B. and Vatnick.2009.Environmental Correlates of Leaf Stomata


Density.Journal of Biology(1): 1-5.

Johnson, D.M., W.K.Smith, M.R. Silman. 2008. Climate-independent paleoaltimetry


using stomatal density in fossil leaves as a proxy for CO2 partial pressure. Biology
journal (27) 109-117

Lakitan, B. 1996. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

N. Holland. 2009. Stomatal Length Correlates with Elevation of Growth in Four


Temperate Species. Journal of Sustainable Forestry, 28:6373, 2009 Copyright
Taylor & Francis Group, LLC ISSN: 1054-9811 print/1540-756X online. DOI:
10.1080/10549810802626142.

T. J. Brodribb. 2003. Relations between stomatal closure, leaf turgor and xylem
vulnerability in eight tropical dry forest trees. Department of Organismic and
Evolutionary Biology, Harvard University, Cambridge, MA 02138 USA, Department of
Ecology and Evolutionary Biology, Yale University, New Haven, CT, USA and
Estacon Experimental Fabio Baudrit, Universidad de Costa Rica, Apdo. 183-4050,
Alajuela, Costa Rica.

Anda mungkin juga menyukai