Anda di halaman 1dari 24

Dicetak pada tanggal 2019-05-22

Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3
20

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Tipe Stomata

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan tiga tipe stomata

dari 12 jenis paku terestrial yang ternaungi dan tidak ternaungi di hutan sekitar

kampus Universitas Jambi yaitu diasitik, anomositik dan anisositik. Dari

penelitian ini ditemukan delapan jenis paku yang ternaungi yaitu: Pteris vittata,

Gleichenia linearis, Stenochlena palustris, Nephrolepis bisserata, Blachnum

finlaysolium, Arcypteris irregularis, Drynaria sparsisora, Thelypteris simulata.

Sedangkan ditempat yang tidak ternaungi diperoleh tujuh jenis, yaitu: seperti

Pteris vittata, Blechnum orientale, Blechnum sp, Gleichenia linearis, Nephrolepis

bisserata, Lygodium circinatum, Pteris longifolia.

Tabel 4.1 Tipe stomata pada tumbuhan paku terestrial yang ternaungi dan tidak ternaungi
di hutan sekitar kampus Universitas Jambi.
Terdapat di Tempat
Tipe Stomata Jenis Paku
No. Ternaungi Tidak Ternaungi
1. Pteris vittata V V
2. Anomositik Blechnum orientale V
3. Blechnum sp V
4. Gleichenia linearis V V
5. Stenochlena palustris V
Diasitik
6. Nephrolepis bisserata V V
7. Blachnum finlaysolium V
8. Arcypteris irregularis V
9. Lygodium circinatum V
10. Anisositik Drynaria sparsisora V
11. Pteris longifolia V
12. Thelypteris simulata V

20
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 21

A. Tumbuhan Paku Yang Ternaungi

1. Gleichenia linearis

(a) (b)
Gambar 4.1 (a) Tumbuhan paku Gleichenia linearis (b) Tipe Stomata diasitik (400×)

Struktur stomata pada daun Gleichenia linearis memiliki tipe diasitik,

Stomata dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu

tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah, dari gambar

terlihat stomata membuka, penyebaran stomatanya yang merata, (Gambar 4.2).

Sel tetangga

Celah sel
Sel penutup

Gambar 4.2 Tipe Stomata diasitik (400×)

21
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 22

2. Nephrolepis bisserata

(a) (b)
Gambar 4.3 (a) Tumbuhan Paku Nephrolepis bisserata (b) Tipe Stomata diasitik (400×)

Stomata pada daun Nephrolepis bisserata memiliki tipe diasitik, stomatanya

dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu tegak

lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup, stomata tersebar secara

merata, dan sel epidermisnya memiliki ukuran yang berbeda. Stomata terlihat

dalam keadaan membuka, ukuran celah stomata tidak membuka sempurna

(Gambar 4.4).

Sel tetangga Sel epidermis

Celah sel Sel penutup

Gambar 4.4 Tipe Stomata diasitik (400×)

22
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 23

3. Pteris vittata

(a) (b)
Gambar 4.5 (a) Tumbuhan Paku Pteris vittata (b) Tipe Stomata anomositik (400×)

Stomata pada daun Pteris vittata termasuk dalam tipe anomositik karena

sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang ukuran dan bentuknya sama dengan

sel epidermis sekitarnya. Terlihat sebagian celah stomata membuka, bentuk sel

epidermisnya tidak teratur, beberapa stomata celahnya tampak gelap, namun tetap

dalam keadaan membuka (Gambar 4.6).

Sel tetang Sel epidermis

Celah sel Sel penutup

Gambar 4.6 Tipe Stomata anomositik (400×)

23
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 24

4. Drynaria sparsisora

(a) (b)
Gambar 4.7 (a) Tumbuhan Paku Drynaria sparsisora (b) Tipe Stomata anisositik (400×)

Stomata pada daun Drynaria sparsisora memiliki tipe stomata anisositik, sel

penutupnya dikelilingi oleh dua atau tiga sel tetangga yang memiliki ukuran yang

berbeda-beda. Jarak stomata satu dengan yang lainnya meliki jarak yang berbeda-

beda, celah stomata dalam keadaan membuka (Gambar4.8).

Sel tetangga Sel epidermis

Celah sel

Sel penutup

Gambar 4.8 Tipe Stomata anisositik (400×)

24
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 25

5. Arcypteris irregularis

(a) (b)
Gambar 4.9 (a) Tumbuhan Paku Arcypteris irregularis (b) Tipe Stomata anisositik (400×)

Stomata pada daun Arcypteris irregularis memiliki tipe stomata anisositik,

sel penutup dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak sama besar, jarak stomata

yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Beberapa stomata terlihat membuka

namun agak kecil, tetapi pada dasarnya membuka (Gambar 4.10).

Sel tetangga

Celah sel

Sel epidermis

Sel penutup

Gambar 4.10 Tipe Stomata anisositik (400×)

25
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 26

6. Thelypteris simulata

(a) (b)
Gambar 4.11 (a) Tumbuhan Paku Thelypteris simulata (b) Tipe Stomata anisositik (400×)

Stomata pada daun Thelypteris simulata memiliki tipe stomata anisositik,

sel penutup dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak sama besar, letak stomata

menyebar merata, namun jarak satu dengan yang lainnya berbeda-beda, dan

terdapat trikoma diantara stomata, celah stomata dalam keadaan membuka

(Gambar 4.12).

Sel tetangga

Sel epidermis

Celah sel

Sel penutup

Gambar 4.12 Tipe Stomata anisositik (400×)

26
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 27

7. Blachnum finlaysolium

(a) (b)
Gambar 4.13 (a) TumbuhanPaku Blachnum finlaysolium (b) Tipe Stomata diasitik (400×)

Stomata pada daun Blachnum finlaysolium termasuk dalam tipe diasitik,

Stomata dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu

tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah. Stomata

tersebar merata dan jaraknya berbeda-beda, sebagian celah setomata membuka

namun kecil (Gambar 4.14).

Sel tetangga Sel epidermis

Celah sel

Sel penutup

Gambar 4.14 Tipe Stomata diasitik (400×)

27
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 28

8. Stenochlena palustris

(a) (b)
Gambar 4.15 (a) TumbuhanPaku Stenochlena palustris (b) Tipe Stomata diasitik (400×)

Stomata pada daun Stenochlena palustris termasuk dalam tipe diasitik

karena stomata dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel

tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah,

namun jarak stomata satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Stomata membuka

namun celahnya sangat kecil (Gambar 4.16).

Sel tetangga Sel epidermis

Sel penutup Celah sel

Gambar 4.16 Tipe Stomata diasitik (400×)

28
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 29

B. Tumbuhan Paku Yang Tidak Ternaungi

1. Gleichenia linearis

(a) (b)
Gambar 4.17 (a) Tumbuhan Paku Gleichenia linearis (b) Tipe Stomata diasitik (400×)

Struktur stomata pada daun Gleichenia linearis memiliki tipe diasitik,

Stomata dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu

tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah, dari gambar

terlihat stomata membuka, penyebaran stomatanya yang merata (Gambar 4.18).

Sel tetangga Sel epidermis

Celah sel Sel penutup

Gambar 4.18 Tipe Stomata diasitik (400×)

29
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 30

2. Nephrolepis bisserata

(a) (b)
Gambar 4.19 (a) Tumbuhan Paku Nephrolepis bisserata (b) Tipe Stomata diasitik (400×)

Stomata pada daun Nephrolepis bisserata memiliki bentuk diasitik

stomatanya dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga

itu tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup. Stomata tersebar

secara merata, dan sel epidermisnya memiliki ukuran yang berbeda. Stomata

terlihat dalam keadaan membuka, ukuran celah stomata tidak membuka sempurna

(Gambar 4.20).

Sel tetangga Sel epidermis

Celah sel Sel penutup

Gambar 4.20 Tipe Stomata diasitik (400×)

30
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 31

3. Pteris vittata

(a) (b)
Gambar 4.21 (a) Tumbuhan Paku Pteris vittata (b) Tipe Stomata anomositik (400×)

Stomata pada daun Pteris vittata termasuk dalam tipe anomositik karena

sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang ukuran dan bentuknya sama dengan

sel epidermis sekitarnya. Terlihat sebagian celah stomata membuka, bentuk sel

epidermisnya tidak teratur, beberapa stomata celahnya tampak gelap, namun tetap

dalam keadaan membuka (Gambar 4.22).

Sel tetangga Sel epidermis

Celah sel Sel penutup

Gambar 4.22 Tipe Stomata anomositik (400×)

31
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 32

4. Blechnum orientale

(a) (b)
Gambar 4.23 (a) TumbuhanPaku
Tumbuhan Blechnum orientale (b) Tipe Stomata anomositik (400×)

Stomata pada daun Blechnum orientale memiliki tipe stomata anomositik,

stomatanya dikelilingi oleh sejumlah sel yang ukuran dan bentuknya sama dengan

sel epidermis di sekitarnya, stomatanya kelihatan tersusun marata


ma dan semua

stomata dalam keadaan terbuka (Gambar 4.24).

Sel tetangga Sel epidermis

Celah sel Sel penutup

Gambar 4.24 Tipe Stomata anomositik (400×)

32
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 33

5. Blechnum sp

(a) (b)
Gambar 4.25 (a) Tumbuhan Paku Blechnum sp (b) Tipe Stomata anom
omositik (400×)

Stomata pada
ada daun Blechnum sp termasuk dalam tipe anomositik,
an

stomatanya juga dikelilingi oleh sejumlah sel tetangga yang bentuk dan ukurannya
ukuranny

sama dengan sel epidermis sekitarnya,


sekitarnya, stomatanya tersebar merata dan semua

stomata terlihat dengan jelas dalam keadaan membuka (Gambar 4.26).


4.26

Sel tetangga Sel epidermis

Celah sel Sel penutup

Gambar 4.26 Tipe Stomata anomositik (400×)

33
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 34

6. Pteris longifolia

(a) (b)
Gambar 4.27 (a) Tumbuhan Paku Pteris longifolia (b) Tipe Stomata anisositik (400×)

Stomata pada daun Pteris longifolia termasuk dalam tipe anisositik karena

sel penutup dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang ukurannya tidak sama besar.

Stomata menyebar merata, namun jarak stomata satu dengan yang lainnya

berbeda-beda. Stomata dalam keadaan membuka, namun celahnya kecil (Gambar

4.28).

Sel tetangga Sel epidermis

Celah sel Sel penutup

Gambar 4.28 Tipe Stomata anomositik (400×)

34
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 35

7. Lygodium circinatum

(a) (b)
Gambar 4.29 (a) TumbuhanPaku Lygodium circinatum (b) TipeStomata anisositik (400×)

Stomata pada daun Lygodium circinatum memiliki tipe anisositik karena

sel penutup dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang ukurannya tidak sama besar,

stomata menyebar merata, dan beberapa stomata terlihat dalam keadaan membuka

namun kecil (Gambar 4.30).

Sel tetangga Sel epidermis

Celah sel Sel penutup

Gambar 4.24 Tipe Stomata anisositik (400×)

35
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 36

4.1.2 Indeks Stomata dan Jumlah Stomata

Dari hasil perhitungan rata-rata jumlah stomata maupun jumlah sel

epidermis paku terestrial yang ternaungi dan yang tidak ternaungi di hutan sekitar

kampus Universitas Jambi didapatkan kerapatan stomata di tempat ternaungi

berkisar antara 452.26-315.64 per mm2, dan di tempat tidak ternaungi 909.24-

551.50 per mm2. Sedangkan indeks stomata di tempat ternaungi berkisar antara

29.09% - 23.17%, sedangkan ditempat yang tidak ternaungi indeksnya berkisar

antara 40.98% - 30.08%. Paku yang memiliki kerapatan stomata tertinggi di

tempat ternaungi adalah Stenochlena palustris dengan jumlah 452.26 per mm2 dan

indeksnya 29.09%, dan di tempat tidak ternaungi adalah Blechnum sp dengan

jumlah 909.24 per mm2 dan indeksnya 40.98%.

Tabel 4.2 Jumlah stomata, sel epidermis, kerapatan stomata dan indeks stomata pada
tumbuhan paku terestrial yang ternaungi dan tidak ternaungi di hutan sekitar
kampus Universitas Jambi.
Jumlah Jumlah Kerapatan Indeks
No. Jenis Paku Stomata Epidermis Stomata (1 mm2) Stomata (%)
T TT T TT T TT T TT
1 Gleichenia linearis 86 117 265 272 405.15 551.50 24.50 30.38
2 Nephrolepis bisserata 67 129 215 284 315.64 607.73 23.76 31.23

3 Pteris vittata 90 164 232 367 424 772.64 27.29 38.31

4 Drynaria sparsisora 68 - 215 - 320.35 - 24.02 -

5 Arcypteris irregularis 73 - 242 - 343.91 - 23.17 -

6 Thelypteris simulata 89 - 263 - 419.29 - 25.28 -

7 Blachnum finlaysolium 79 - 234 - 372.17 - 25.23 -

8 Stenochlena palustris 96 - 220 - 452.26 - 29.09 -

9 Blechnum orientale - 168 - 293 - 791.46 - 36.44

10 Blechnum sp - 193 - 278 - 909.24 - 36.36

11 Pteris longifolia - 176 - 308 - 829.15 - 40.98

12 Lygodium circinatum - 180 - 262 - 848 - 40.72

Keterangan: T = Ternaungi
TT = Tidak Ternaungi

36
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 37

4.1.3 Ukuran Sel Penutup

Berdasarkan hasil pengamatan ukuran sel stomata pada tumbuhan paku di

hutan sekitar kampus Universitas Jambi didapatkan bahwa di tempat ternaungi

panjang stomata berkisar antara 54.4-47.8 μm, sedangkan lebarnya berkisar antara

28.6-22.5 μm. Di tempat tidak ternaungi panjang Stomata berkisar antara 55.2-

45.2 μm, sedangkan lebarnya berkisar antara 31.2-22.5 μm. Stomata di tempat

ternaungi ukuran terpanjang dimiliki oleh paku Pteris vittata (P= 54.4 μm),

sedangkan ukuran Stomata terpendek yaitu paku Drynaria sparsisora (P= 47.8

μm). Ukuran stomata terlebar ditempat ternaungi adalah paku Pteris vittata (L=

30.4 μm) dan yang lebarnya terkecil adalah paku Drynaria sparsisora (L= 23.6

μm). Stomata di tempat yang tidak ternaungi ukuran terpanjang dimiliki oleh paku

Blechnum orientale (P= 55.2 μm) dan terpendek Nephrolepis bisserata (P= 45.2

μm), sedangkan ukuran stomata terlebar ditempat tidak ternaungi adalah paku

Ptris longifolia (L= 31.2 μm) dan yang lebarnya terkecil adalah paku Nephrolepis

bisserata (L= 22.5 μm) (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Rata-rata ukuran sel Stomata pada tumbuhan paku terestrial yang ternaungi dan
tidak ternaungi di hutan sekitar kampus Universitas Jambi.
Panjang (μm) Lebar (μm)
No. Jenis Paku Tidak Tidak
Ternaungi Ternaungi
Ternaungi Ternaungi
1 Gleichenia linearis 52.4 47.1 29.7 24.7

2 Nephrolepis bisserata 51.7 45.2 29.3 22.5

3 Pteris vittata 54.4 49 30.4 24.6

4 Drynaria sparsisora 47.8 - 23.6 -

5 Arcypteris irregularis 50.6 - 26.2 -

6 Thelypteris simulata 48.9 - 27.5 -

7 Blachnum finlaysolium 51.4 - 28.6 -

8 Stenochlena palustris 50.5 - 27.4 -

9 Blechnum orientale - 55.2 - 30.9

37 Bersambungan ke halaman 38
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 38
....
Sambungan

10 Blechnum sp - 53 - 29.7

11 Pteris longifolia - 53.2 - 31.2

12 Lygodium circinatum - 53 - 30.3

4.1.4 Ukuran Celah Sel Penutup

Dari hasil pengukuran celah sel penutup pada tumbuhan paku terestrial

dihitan sekitar kampus Universitas Jambi didapatkan lebar celah sel penutup

ditempat ternaungi lebar celah sel penutup berkisar antara 5.8-4 μm, sedangkan

ditempat yang tidak ternaungi lebar celah sel penutup berkisar antara 6.7-5.2 μm.

Ditempat ternaungi lebar celah terbesar dimiliki paku Blachnum finlaysolium dan

Stenochlena palustris dengan lebar rata-rata 5.8 μm, dan lebar celah terkecil

dimiliki paku Drynaria sparsisora dan Arcypteris irregularis dengan lebar rata-

rata 4 μm. Ditempat yang tidak ternaungi lebar celah terbesar dimiliki paku

Blechnum orientale dengan lebar rata-rata 6.7 μm, dan lebar celah terkecil

dimiliki paku Lygodium circinatum dengan lebar rata-rata 5.2 μm (Tabel 4.4).

Tabel 4.4 Ukuran Celah sel penutup pada tumbuhan paku terestrial yang ternaungi dan
tidak ternaungi di hutan sekitar kampus Universitas Jambi.
Lebar Celah μm
No. Jenis Paku
Ternaungi Tidak Ternaungi

1 Gleichenia linearis 5 6.6

2 Nephrolepis bisserata 4.5 5.3

3 Pteris vittata 4.4 6.3

4 Drynaria sparsisora 4 -

5 Arcypteris irregularis 4 -

6 Thelypteris simulata 5.3 -

7 Blachnum finlaysolium 5.8 -

8 Stenochlena palustris 5.8 -

9 Blechnum orientale - 6.7

10 Blechnum sp - 5.4

Bersambungan ke halaman 39
38
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 39

Sambungan
11 Pteris longifolia - 6.1

12 Lygodium circinatum - 5.2

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan stomata pada 12 jenis paku terestrial di hutan

sekitar kampus Universitas Jambi, yang terdapat ditempat ternaungi 8 jenis dan

yang terdapat di tempat tidak ternaungi 7 jenis. Dari kedua tempat tersebut

terdapat 3 jenis, dari beberapa jenis paku tersebut didapatkan 3 tipe stomata yaitu

anomositik, anisositik, dan diasitik. Masing-masing jenis paku memiliki satu tipe

stomata namun terdapat perbedaan ukuran stomata dan kerapatan stomata dalam

satu jenis yaitu pada Gleichenia linearis, Nephrolepis bisserata, Pteris vittata dan

perbedaan ini terjadi dikarenakan lingkungan yang berbeda, namun tidak

mempengaruhi struktur anatomi stomata.

Perbedaan bentuk organ dan ukuran stomata tersebut, disebabkan karena

ada faktor fisik seperti lingkungan namun disisi lain juga dipengaruhi oleh

kandungan bahan organik yang berperan dalam proses metabolisme sel.

Kandungan tersebut berpengaruh terhadap keheterogenan sel dimana

heterogenitas bisa menentukan distribusi energi, kesimetrisan atau

ketidaksimetrisan dari sel, yang berdampak pada bentuk organ yang berbeda pula

(Rusmana, 2009:30).

Berdasarkan pengamatan pada stomata paku terestrial yang disayat secara

paradermal, ditempat yang tidak ternaungi menunjukkan jumlah stomata lebih

banyak dibandingkan jumlah stomata pada tempat yang ternaungi. Stomata

berfungsi sebagai pengatur masuknya CO2 dari udara dan keluarnya O2 ke udara

selama berlangsungnya fotosintesis dan respirasi stomata pada tumbuhan.

39
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 40

Adaptasi pada tempat ternaungi akan meminimalkan kehilangan air yang terjadi

lebih cepat melalui stomata yang terkena terik matahari (Campbell dkk, 2003:329)

Menurut Wilmer (1983:15) indeks stomata menyatakan persentase jumlah

stomata dari jumlah total sel epidermis bersama dengan stomata. Indeks stomata

memberikan informasi tentang kerapatan stomata. Berdasarkan hasil perhitungan

indeks stomata dari ketiga jenis paku yang sama tetapi tumbuh ditempat yang

berbeda terdapat perbedaan indeks stomata, indeks stomata terbesar terdapat pada

paku Pteris vittata yang tumbuh di tempat ternaungi maupun tidak ternaungi,

ditempat ternungi kerapatannya 424 mm2 indeksnya 27.29%, sedangnkan

ditempat tidak ternaungi kerapatannya 772.4 mm2 indeksnya 38.31%, perbedaan

ini terjadi dikarenakan pengaruh lingkunga yang berbeda.

Kerapatan stomata dari tiap tumbuhan akan berbeda-beda yang

dipengaruhi oleh lingkungannya terutama intensitas sinar matahari dan

kelembaban. Tanaman yang tumbuh di daerah kering dan banyak mendpatkan

penyinaran matahari akan mempunyai kerapatan stomata yang lebih besar

dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh didaerah basah dan terlindungi.

Kondisi penyinaran penuh, kelembaban tanah yang rendah disertai dengan

temperatur yang tinggi akan meningkatkan frekwensi stomata (Wilmer, 1983:12).

Kerapatan stomata dapat mempengaruhi dua proses penting pada tanaman

yaitu fotosintesis dan transpirasi. Tanaman yang mempunyai kerapatan stomata

yang tinggi akan memiliki laju transpirasi yang lebih tinggi dari pada tanaman

dengan kerapatan stomata yang rendah. Letak dan jumlah stomata daun

berhubungan dengan fungsi stomata pada daun sebagai salah satu sarana

transpirasi. Hal ini penting bagi tumbuhan, karena stomata berperan dalam

40
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 41

membantu meningkatkan laju angkutan air dengan garam mineral, mengatur suhu

tumbuhan dengan cara mengatur melepaskan kelebihan panas dan mengatur

turgor optimal didalam sel (Lestari, 2006:46).

Berdasarkan hasil pengukuran sel penutu dari ketiga jenis paku yang sama

tetapi tumbuh ditempat yang berbeda terdapat perbedaan yang terlihat seperti

paku Gleichenia linearis ukuran sel penutup ditempat ternaungi (P= 52.4)

ditempat tidak ternaungi (P= 47.1), dan lebar Gleichenia linearis ditempat

ternaungi (L= 39.7) ditempat tidak ternaungi (L= 24.7). Paku Nephrolepis

bisserata ukuran sel penutup ditempat ternaungi (P= 51.7) ditempat tidak

ternaungi (P= 45.2), dan lebar Nephrolepis bisserata ditempat ternaungi (L= 29.3)

ditempat tidak ternaungi (L= 22.5). Paku Pteris vittata ukuran sel penutup

ditempat ternaungi (P= 54.4) ditempat tidak ternaungi (P= 49), dan lebar Pteris

vittata ditempat ternaungi (L= 30.4) ditempat tidak ternaungi (L= 24.6),

perbedaan ini terjadi dikarenakan pengaruh lingkungan yang berbeda.

Ukuran sel penutup stomata dipengaruhi oleh aktivitas sel penjaga, bila

kadar air tinggi tekanan turgor meningkat maka stomata membuka dan ukurannya

akan semakin besar, jika kadar air rendah tekanan turgor menurun maka stomata

menutup dan ukuran stomata menjadi kecil. Berdasarkan penelitian Fitriani dkk

(2006:52) menunjukkan bahwa bila potensial air naik dan tekanan turgor naik

maka dapat mendorong terjadinya pemanjangan sel penutup, dan terbentukalah

stomata. Ukuran stomata yang terbentuk dipengaruhi oleh ukuran panjang sel

penutup. Hasil penelitian Lestari (2006:45) didapatkan bahwa ukuran stomata

pada tumbuhan lebih kecil jika kerapatan lebih tinggi.

41
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 42

Keunikan dari sel penutup adalah serat halus selulosa pada dinding selnya

yang tersusun melingkar. Pola susunan ini dikenal sebagai miselasi radial. Karena

serat selulosa ini relatif tidak elastis, maka jika sel penutup menyerap air

mengakibatkan tidak membesar diameternya melainkan memanjang. Akibat

melekatnya sel penutup satu sama lain pada kedua ujungnya memanjang saat

menyerap air, sehingga akan melengkung kearah luar dan terbukalah celah

stomata (Kartasaputra, 1988:147).

Sel penutup mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk

yang akan melebarkan dan menyempitkan celah diantara kedua sel tersebut ketika

sel penutup mengambil air melalui osmosis, sel penutup akan membengkak dan

semakin dalam keadaan turgid. Perubahan tekanan turgor yang menyebabkan

pembukaan dan penutupan stomata terutama disebabkan oleh pengambilan dan

kehilangan ion kalium (K+) secara reversibel oleh sel penutup (Campbell et al,

2003:330).

Berdasarkan hasil pengukuran lebar celah stomata dari ketiga jenis paku

yang sama tetapi tumbuh ditempat ternaungi dan tidak ternaungi terdapat

perbedaan yang terlihat seperti paku Gleichenia lineari lebar celah stomata

ditempat ternaungi (L= 5) ditempat tidak ternaungi (L= 6.6). Paku Nephrolepis

bisserata lebar celah stomata ditempat tenaungi (L= 4.5) ditempat tidak ternaungi

(L= 5.3). Paku Pteris vittata lebar celah stomata ditempat tenaungi (L= 4.4)

ditempat tidak ternaungi (L= 6.3), perbedaan ini terjadi dikarenakan lingkungan

tempat tumbuh yang berbeda dan adanya pengangur dari larutan KCL. Membuka

dan menutupnya stomata diantaranya ada yang disebabkan mekanisme turgor,

akumulasi ion kalium, akumulasi asam absisat dan pengaruh lingkungan seperti

42
Dicetak pada tanggal 2019-05-22
Id Doc: 589c899a81944d3410493fb3 43

suhu, kelembaban maupun cahaya. Pada saat stomata membuka akan terjadi

akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga. Ion kalium ini berasal dari sel

tetangganya. Cahaya sangat berperan merangsang masuknya ion kalium ke sel

penjaga dan jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap maka ion kalium akan

kembali ke luar sel penjaga (Lakitan, 1993:59).

Ketika ion kalium (K+) masuk kedalam sel penjaga, sejumlah yang sama

ion hidrogen keluar, dimana ion hidrogen tersebut berasal dari asam-asam organik

yang disintesis kedalam sel penjaga sebagai suatu kemungkinan faktor penyebab

membukanya stomata. Asam organik yang disintesis umumnya adalah asam malat

dimana ion-ion hidrogen terkandung didalamnya. Asam malat adalah hasil yang

paling umum didapati pada keadaan normal. Karena ion hidrogen diperoleh dari

asam organik, pH di sel penjaga akan turun (akan menjadi semakin asam), jika H+

tidak ditukar dengan K+ yang masuk (Salisbury dan Ross, 1995:87).

43

Anda mungkin juga menyukai