Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PILOT PROJECT BOTANI

ACARA I
PENGENALAN STRUKTUR UBI KAYU (Manihot esculenta)

Dosen Pengampu: Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih, M.Si

Disusun Oleh:
Nama : Adrian Arya Dwi Rangga
NPM : 2320401076
Kelas/Kelompok : D / D1
Asisten Praktikum : Salsabella Rahma Azzahra

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang
memiliki peranan penting dalam sektor pertanian dan pangan di berbagai negara
tropis dan subtropis (Hsieh et al., 2019). Tanaman ini juga dikenal dengan nama lain
seperti singkong, cassava, atau manioc. Selain sebagai sumber energi, ubi kayu juga
memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam berbagai industri, seperti pangan, pakan
ternak, tekstil, dan bioenergi (Natanegara, 2016).
Ubi kayu merupakan tanaman serbaguna. Batang, daun, dan umbinya dapat
dimanfaatkan untuk berbagai industri. Batang ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk
bibit, papan partikel, kerajinan, dan arang. Daunnya untuk makanan, farmasi, dan
pakan ternak. Biji ubi kayu berpotensi sebagai penghasil minyak. Kulit umbinya dapat
digunakan sebagai pakan ternak, dan daging umbinya dapat diolah menjadi berbagai
produk seperti makanan, tapioka, tepung ubi kayu, dekstrin, perekat, bioetanol, dan
lain-lain (Restiani et al., 2014).
Pengenalan struktur ubi kayu merupakan langkah awal dalam memahami lebih
dalam tentang tanaman ini. Struktur tanaman mencakup berbagai aspek, termasuk
morfologi (penampilan fisik), anatomi (struktur internal), dan komposisi penyusun.
Pengenalan struktur ubi kayu akan membantu para peneliti, petani, dan praktisi
pertanian dalam mengoptimalkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan hasil panen,
dan mengurangi risiko penyakit serta hama (Rai, 2018). Melalui praktikum ini,
diharapkan praktikan akan dapat mengidentifikasi berbagai komponen struktur ubi
kayu (Manihot esculenta) dengan baik.

1.2 Tujuan Praktikum


Mengetahui struktur dan bentuk sel ubi kayu (Manihot esculenta).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sel
Sel merupakan unit struktural terkecil dari organisme hidup. Sel di kelilingi oleh
selaput/membran sel yang di dalamnya terdapat cairan (protoplasma) atau matriks,
dan bentuk-bentuk sub selular, organel sel, yang juga dikelilingi membran.
Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nukleus), Di dalam inti
sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma. Secara struktural, sel merupakan satuan
terkecil makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan, yang merupakan unit
terkecil penyusun makhluk hidup. Secara fungsional, sel berfungsi untuk
menjalankan fungsi kehidupan (menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel
penyusunya berfungsi), kemudian membentuk organisme (Subagiartha, 2018).

2.2 Struktur Gabus


Sel gabus termasuk sel mati karena sudah tidak memiliki inti sel, sehingga ruang
selnya terlihat kosong. Sel-sel gabus yang berdekatan membentuk suatu tumpukan
dinamakan jaringan gabus. Jaringan gabus adalah jaringan yang terdapat pada bagian
tepi pada tumbuhan dan tersusun oleh sel-sel parenkim gabus. Jaringan gabus
mengandung suberin dan rutin yang membuat jaringan ini lebih kuat dari epidermis.
Jaringan gabus yaitu sel-sel mati yang memiliki bentuk kotak dan dinding selnya
mengalami penebalan oleh suberin dan bersifat impermeabel/tidak tembus air (Akbar,
2021).

2.3 Varietas Ubi Kayu


Dalam praktikum pilot project botani acara I dengan judul Pengenalan Struktur
Ubi Kayu (Manihot esculenta) menggunakan 7 aksesi ubi kayu, yaitu:

1. Mukibat : Singkong mukibat merupakan hasil okulasi dari batang bawah ubi kayu
dengan singkong karet. Singkong jenis ini berukuran 3 hingga 6 kali lebih besar
dibandingkan singkong biasa. Rasa singkong mukibat cenderung pahit dan
kandungan patinya sering dimanfaatkan sebagai bioetanol (Kurniawan et al.,
2014)
2. Kayu Pulut : Daun dari ubi jenis pulut sedikit berbeda dari jenis yang lain,
tanaman ini memiliki bentuk daun menjari namun tidak selebar daun tanaman
lain. Daunnya kecil dan memanjang seperti jari serta berwarna hijau muda hingga
hijau tua (Junistia et al., 2018).
3. Klentheng : Kulit umbi bagian luar dari ubi klentheng berwarna coklat tua,
sedangkan bagian dalam berwarna merah muda. Batang umbi tanaman ini
berwarna coklat seperti batang ubi pada umumnya. Daun mudanya berwarna hijau
muda dan daun yang sudah tua akan berwarna hijau tua (Kotto et al., 2020).
4. Rengganis : Bibit singkong jenis ini memiliki masa panen hingga 12 bulan Panen.
Umur tanaman singkong yang bisa dipanen sekitar 6-8 bulan untuk singkong
varietas genjah dan umur 9-12 bulan untuk varietas dalam. Panen singkong bisa
dilakukan dengan cara mencabut batang sampai ke akarnya (Rianto et al., 2020).
5. Randu : Ubi kayu jenis randu ini memiliki ciri-ciri pucuk daunnya berwarna hijau
tua, dengan tangkai daun berwarna ungu. Batang tanaman ini memiliki warna
kulit hijau kekuningan (Aditya, 2018).
6. Ketan : Daun berbentuk lancelote dengan warna hijau gelap, warna tunas pucuk
hijau keunguan, dan warna tulang daun hijau kemerahan. Warna luar batang hijau
kekuningan, korteks batang hijau terang, epidermis batang coklat muda, dan
warna batang pada ujung percabangan hijau. Ubinya berbentuk silinder dengan
warna kulit luar coklat gelap, korteks dan warna ubi krim (Pranowo et al., 2021).
7. Varigata : Ubi jenis varigata ini memiliki keunikan yang terletak pada warna
daunnya, Dimana pada bagian pinggir berwarna hijau sedangkan bagian Tengah
berwarna kuning (Masturoh et al., 2015).

2.4 Larutan Safranin


Safranin adalah salah satu zat warna yang digunakan dalam pembuatan preparat
jaringan pada tumbuhan (Indasari et al., 2013). Pewarna sangat diperlukan dalam
proses pembuatan preparat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas penampang dan
bagian-bagian pada jaringan agar mudah dibedakan. Jika tidak menggunakan
pewarnaan, hasilnya akan sulit diamati karena hasil yang didapat transparan.
Pemberian zat warna pada bagian-bagian yang akan diamati di bawah mikroskop
seperti sel atau jaringan baik pada hewan maupun tumbuhan dapat menjadikan unsur
tersebut mudah dikenali dan menjadi kontras (Dewi et al., 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum pilot project acara I pengenalan struktur ubi kayu (Manihot esculenta)
dilaksanakan pada hari Jumat, 15 September 2023 pukul 16.20 -18.00 WIB di
Laboratorium Agronomi dan Fisiologi lt. 4, Laboratorium Terpadu Universitas Tidar.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum pilot project acara I pengenalan struktur
ubi kayu (Manihot esculenta) yaitu mikroskop, gelas benda, gelas penutup, silet,
pipet, dan pinset. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu irisan
melintang jaringan gabus batang ubi kayu dari 7 aksesi yang diberikan label, terdapat
varietas mukibat, kayu pulut, klentheng, regganis, randu, ketan, dan varigata, dan
larutan safranin.

3.3 Cara Kerja


1. Jaringan gabus batang Manihot esculenta dari 7 aksesi disiapkan.
2. Jaringan gabus batang Manihot esculenta diiris melintang.
3. Jaringan gabus yang telah dipotong diletakkan pada gelas benda, kemudian
ditetesi dengan larutan safranin.
4. Jaringan gabus batang Manihot esculenta diamati menggunakan mikroskop, lalu
dokumentasi berupa foto menggunakan kamera hp.
5. Hasil pengamatan sel jaringan gabus batang Manihot esculenta di catat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No Nama Gambar Keterangan
1 Varietas • Sel jaringan gabus diiris secara
mukibat melintang/membujur.
• Perbesaran 10x
• karakteristik bentuk sel: sel berbentuk
segi enam, tersusun rapat antara satu dan
lainnya, tidak terdapat inti sel.
• Bagian-bagian sel: ruang sel, dinding sel,
dan vakuola.
2 Varietas • Sel jaringan gabus diiris secara
kayu melintang/membujur.
pulut • Perbesaran 10x
• karakteristik bentuk sel: sel berbentuk
segi enam, tersusun rapat antara satu dan
lainnya, tidak terdapat inti sel.
• Bagian-bagian sel: ruang sel, dinding sel,
dan vakuola.
3 Varietas • Sel jaringan gabus diiris secara
klentheng melintang/membujur.
• Perbesaran 10x
• karakteristik bentuk sel: sel berbentuk
segi enam, tersusun rapat antara satu dan
lainnya, tidak terdapat inti sel.
• Bagian-bagian sel: ruang sel, dinding sel,
dan vakuola.
4 Varietas • Sel jaringan gabus diiris secara
regganis melintang/membujur.
• Perbesaran 10x
• karakteristik bentuk sel: sel berbentuk
segi enam, tersusun rapat antara satu dan
lainnya, tidak terdapat inti sel.
• Bagian-bagian sel: ruang sel, dinding sel,
dan vakuola.
5 Varietas • Sel jaringan gabus diiris secara
randu melintang/membujur.
• Perbesaran 10x
• karakteristik bentuk sel: sel berbentuk
segi enam, tersusun rapat antara satu dan
lainnya, tidak terdapat inti sel.
• Bagian-bagian sel: ruang sel, dinding sel,
dan vakuola.
6 Varietas • Sel jaringan gabus diiris secara
ketan melintang/membujur.
• Perbesaran 10x
• karakteristik bentuk sel: sel berbentuk
segi enam, tersusun rapat antara satu dan
lainnya, tidak terdapat inti sel.
• Bagian-bagian sel: ruang sel, dinding sel,
dan vakuola.
7 Varietas • Sel jaringan gabus diiris secara
varigata melintang/membujur.
• Perbesaran 10x
• karakteristik bentuk sel: sel berbentuk
segi enam, tersusun rapat antara satu dan
lainnya, tidak terdapat inti sel.
• Bagian-bagian sel: ruang sel, dinding sel,
dan vakuola.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Varietas Mukibat
Struktur sel gabus pada ubi kayu jenis mukibat ini, selnya berbentuk
seperti segi enam yang saling menyambung dan pada pengamatan dengan
lensa obyektif menggunakan perbesaran 10x, bagian-bagian sel yang terlihat
hanya dinding sel, ruang sel, dan vakuola. Struktur sel gabusnya terlihat
seperti beberapa tumpuk dikarenakan pada saat memotong, potongan sel
gabusnya kurang tipis.

4.2.2 Varietas Kayu Pulut


Struktur sel gabus yang dimiliki ubi kayu pulut juga tidak jauh berbeda
dengan varietas ubi lain. Dimana sel gabusnya berbentuk seperti segi enam,
dan terlihat padat. Bagian-bagian sel gabus yang terlihat dari mikroskop yaitu
dinding sel, ruang sel, dan vakuola. Pada sel gabus tersebut tidak terlihat
adanya inti sel.

4.2.3 Varietas Klentheng


Bentuk sel gabus pada batang ubi klentheng tidak jauh berbeda dengan ubi
mukibat dan ubi pulut. Pada gambar hasil pengamatan, sel gabus ubi
klentheng berbentuk segi enam yang tampak rapat. Bagian-bagian sel yang
terlihat adalah dinding sel dan ruang antar sel, dimana dinding sel berfungsi
untuk memberikan bentuk tetap sel dan menjadi pembatas antar sel.

4.2.4 Varietas Regganis


struktur sel gabus tanaman ini berbentuk segi enam atau heksagonal
namun terlihat sedikit lonjong dan tampak rapat. bagian-bagian sel yang
terlihat dari mikroskop hanya dinding sel serta ruang sel yang tidak terdapat
sitoplasma. Inti sel tidak terlihat pada saat dilakukan pengamatan.
4.2.5 Varietas Randu
Struktur sel gabus dari ubi kayu jenis randu ini bentuk selnya sama dengan
varietas ubi yang lain yaitu berbentuk segi enam. Namun, ukuran sel pada ubi
kayu randu ini terlihat lebih kecil dari yang lain. Bagian sel yang terlihat dari
mikroskop yaitu hanya dinding sel dan ruang sel yang tidak terdapat
sitoplasma.

4.2.6 Varietas Ketan


Struktur sel gabus ubi ketan berbentuk heksagonal sedikit lonjong dan
rapat. Bagian-bagian sel gabusnya tidak dapat dilihat secara spesifik, yang
terlihat hanya dinding sel dan ruang sel.

4.2.7 Varietas Varigata


Struktur sel gabus yang dimiliki oleh ubi varigata, selnya berbentuk
heksagonal, dan berdasarkan hasil pengamatan bagian-bagian sel yang
terlihat hanya dinding sel dan ruang sel. pada gambar yang tertera, sel gabus
terlihat seperti bertumpukan, hal ini dikarenakan adanya kesalahan pada saat
memotong atau mengiris sel gabus. Ketika kita akan mengamati sel gabus,
kita harus menyayat selnya setipis mungkin agar bagian-bagian selnya dapat
terlihat dengan jelas.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan setiap varietas ubi kayu memiliki
bentuk yang menyerupai satu sama lain yaitu berbentuk segi enam, tersusun rapat
satu sama lain, tidak memiliki inti sel, dan ruang di dalam sel terlihat kosong. Hal ini
menyatakan bahwa sel gabus adalah sel mati (Pratiwi, 2015). Organel yang dapat
ditemui yaitu dinding sel dan ruang sel. Dimana fungsi dari dinding sel itu sendiri
yakni sebagai pelindung, pemberi bentuk yang tetap dan pembatas antara sel satu
dengan yang lainnya, sedangkan ruang sel berwarna putih dan terlihat kosong. Sel
gabus juga disebut dengan sel mati. Struktur dasar pembentuk sel ubi kayu dari setiap
varietas tetap sama, tetapi terdapat variasi dalam proporsi tertentu tergantung pada
varietas dan kondisi pertumbuhan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pilot project acara I dengan judul pengenalan struktur ubi
kayu (Manihot esculenta) dapat disimpulkan bahwa struktur jaringan gabus
menunjukkan adanya bentuk sel, dinding sel, dan ruang kosong pada sel. Sel
dikatakan mati apabila pada saat diamati menggunakan mikroskop memiliki ruang
kosong pada sitoplasmanya, karena sel yang hidup memiliki organel pada
sitoplasmanya seperti dinding sel, inti sel, membran plasma, ribosom, badan golgi,
retikulum endoplasma, vakuola, kloroplas dan mitokondria.

5.2 Saran
Saat mengiris jaringan sel gabus diusahakan teriris setipis mungkin agar saat
melakukan pengamatan menggunakan mikroskop dapat terlihat jelas. Dan satt
mengambil gambar dari mikroskop harus menggunakan kamera hp yang memadai
dari anggota praktikum agar gambar yang dihasilkan jelas dan maksimal. Dalam
melaksanakan praktikum agar berjalan dengan lancar maka harus mematuhi
prosedur/pedoman praktikum, serta praktikan diwajibkan mematuhi standar
keselamatan di laboratorium saat melaksanakan praktikum untuk meminimalisir
terjadinya kecelakaan di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, D. 2018. Uji Daya Hasil Dan Deskripsi 21 Klon Ubi Kayu (Manihot esculenta
Crantz) Di Desa Muara Putih Natar Lampung Selatan. Skripsi. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Akbar, M. A. 2021. Uji Kinerja Alat Perajang Batang Singkong (Rabakong) Tipe Tep-4
Dari 3 Varietas Tanaman Singkong. Skripsi. Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
Baiduri, N. 2017. Laporan Pengamatan Sel Bawang, Sel Batang Singkong Dan Sel
Epitel Ef. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Garut, Garut.
Dewi, A. R., Elly Purwanti, dan Nurwidodo. 2017. Kualitas Preparat Section Organ
Tanaman Srikaya (Annona squamosa) Dengan Pewarna Alami Filtrat Daun Jati
Muda (Tectona grandis) Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA. PROSIDING
SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017. 95-105.
Hsieh, C. F., Weichang Liu., Judith K. Whaley, dan Yong-Cheng Shi. 2019. Structure,
Properties, And Potential Applications Of Waxy Tapioca Starches. Trends In Food
Science & Technology. 83. 225-234.
Indasari, I. N., J. Djoko Budiono, dan Wisanti. 2013. Wenter Sebagai Pewarna Alternatif
Dalam Pewarnaan Media Preparat Jaringan Batang Dan Akar Tumbuhan Pletekan
(Ruellia sp.) Dan Beluntas (Pluchea indica). BioEdu. 2(1). 35-39.
Junistia R. A., Emmy Harso Kardhinata, dan Diana Sofia Hanafiah. 2018. Pertumbuhan
dan Perkembangan Beberapa Genotip Ubikayu (Manihot esculenta Crantz).
Jurnal Agroekoteknologi FP USU. 6 (1). 68-76.
Kotto F., Erwin Yuliadi., Kukuh Setiawan, dan M. Syamsoel Hadi. 2020. Inventarisasi
Klon Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Di Empat Wilayah Provinsi Lampung.
Journal of Tropical Upland Resources. 2 (2). 162-172.
Kurniawan T. B., Siti Harnina Bintari, dan R. Susanti. 2014. Efek Interaksi Ragi Tape dan
Ragi Roti terhadap Kadar Bioetanol Ketela Pohon (Manihot Utilissima, Pohl)
Varietas Mukibat. Biosaintifika. 6 (2). 152-160.
Masturoh., Dewi Indriyani Roslim, dan Herman. 2015. Rasa Umbi Kukus Dan Rasa Daun
Rebus UBI KAYU VARIEGATA (Manihot esculenta Crantz). Repository
University Of Riau.

Natanegara, R. P. 2016. Analisis Daya Saing Ubi Kayu Olahan Indonesia Di Pasar
Internasional. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Pranowo D., Kukuh Setiawan., Syamsoel Hadi, dan Erwin Yuliadi. 2021. Deskripsi Klon
Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Yang Ditanam Petani Di Enam
Kabupaten Di Provinsi Lampung. Jurnal Kelitbangan. 9 (3). 271-280.
Pratiwi, A. 2015. Pengamatan Sel Gabus Pada Batang Singkong. Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Banten.
Rai, I. N. 2018. Dasar-Dasar Agronomi. Penerbit Pelawa Sari. Denpasar.
Restiani, R., Dewi Indriyani Roslim, dan Herman. 2014. Karakter Morfologi Ubi Kayu
(Manihot esculenta crantz) Hijau Dari Kabupaten Pelalawan. JOM FMIPA. 1(2).
619-623.
Rianto H., Historiawati., dan Siti Nurul Iftitah. 2020. Pengelolaan Pertumbuhan Daun
Ubikayu (Manihot esculenta Cranzt) Melalui Mulsa Jenis Kultivar Dan Inteval
Pemotongan Tunas. Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika. 5 (1). 12-18.
Subagiartha, I. M. 2018. Sel Struktur, Fungsi, Dan Regulasi. Tesis. Universitas Udayana,
Bali.
LAMPIRAN

Gambar 1. Alat dan Gambar 2. Alat dan Gambar 3. Gambar 4.


Bahan Bahan Pengirisan ubi kayu Meletakkan gelas
benda pada meja
benda

Gambar 5. Gambar 6.
Pengamatan pada Pemberian larutan
objek safranin

Anda mungkin juga menyukai