Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

JARINGAN TUMBUHAN

ANDI SAPUTRA SIMANJUNTAK


220340003

DOSEN PENGAMPU:
SYAHRIAL S.Si, M.Si
MULIARI S.Kel, M.Si

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala Atas segala karunia-Nya,
sehingga laporan hasil praktikum yang berjudul Jaringan Tumbuhan di lab kimia berhasil
diselesaikan. Laporan praktikum ini disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
praktikum pada mata kuliah Biologi Dasar pada Fakultas Pertanian Univrsitas Malikussaleh.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Syahrial, S.Pi, M.Si. dan Bapak Muliari, S.Kel,
M.Si selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah dan ibu
serta seluruh keluarga dan segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga praktikum ini bermanfaat.

Aceh Utara, 3 November 2022

Andi Saputra Simanjuntak


DAFTAR ISI

Isi

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
1.2.Tujuan
1.3.Manfaat Praktikum
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1.Sediaan Segar Dan Pewarnaan
Bab III Metode Pelaksaan
3.1.Alat dan bahan
3.2.Cara kerja
Bab IV Hasil Praktikum
Bab V Penutup
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

1.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jaringan adalah kelompok sel-sel yang mempunyai fungsi  dan bentuk sama. Setiap sel
suatu organisme memiliki ukuran yang bervariasi, dan ukuran sel mencerminkan fungsi
yang dilakukan sel tersebut..Jaringan terdiri dari :
1.Jaringan Parenkim: Sel berdinding tipis, merupakan jaringan pembentuk kortex dan
empelur pada batang dan kortex pada akar.
2.Jaringan Kolenkim: Sel berdinding tebal, terdapat pada daerah kortex
3.Jaringan Epidermis: Sel berdinding tebal, merupakan jaringan pelindung.
4.Jaringan Sklerenkim: Sel berdinding tebal,.
5.Jaringan Xylem:Pembuluh kayu yang terdiri dari tracheid, sel-selnya runcing dan ada
penebalan dinding, posisi sel berderet memanjang sejajar sumbu tumbuh.
6.Jaringan floem: Pembuluh Tapis, sel-selnya mempunyai dinding yang berpori.

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman rumput-rumputan dan


berbiji tunggal (monokotil). Jagung merupakan tanaman rumput kuat, sedikit
berumpun dengan batang kasar dan tingginya berkisar 0,6-3 m. Tanaman jagung
termasuk jenis tumbuhan musiman dengan umur ± 3 bulan (Nuridayanti, 2011).
Kedudukan taksonomi jagung adalah sebagai berikut, yaitu: Kingdom: Plantae, Divisi:
Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Monocotyledone, Ordo: Graminae,
Famili: Graminaceae, Genus: Zea, dan Spesies: Zea mays.
Jagung semi (baby corn) adalah tongkol jagung yang dipetik ketika masih ,sangat muda
dan sebelum biji terbentuk. Pada prinsipnya baby corn dapat dihasilkan,dari setiap jenis
jagung. Namun untuk mendapatkan hasil baby corn yang tinggi diperlukan jenis jagung
yang khusus. Baby corn dipanen pada umur yang relatif muda, yaitu sebelum tongkol
mengalami pembuahan dan masih lunak. Baby corn memiliki
umur produksi yang lebih singkat sehingga dalam pengusahaannya lebih
menguntungkan petani daripada jagung biasa. Baby corn digolongkan ke dalam sayur-
sayuran yang dikonsumsi dalam keadaan segar dengan kelobot atau tanpa kelobot atau
berupa produk olahan yang disajikan dalam kemasan kaleng yang diawetkan.

Tanaman Kacang
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman anggota suku Leguminosae yang
dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di
Indonesia.Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30
hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk.

Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang bogor,
Voandziea subterranea yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah.
Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses pematangan biji terganggu.

Di Indonesia, ia dikenal pula sebagai kacang una, suuk (Sd.), kacang jebrol, kacang
bandung, kacang tuban, kacang kole, serta kacang banggala. Dalam perdagangan
internasional dikenal sebagai bahasa Inggris: peanut, groundnut.
Daun kacang tanah berbentuk lonjong, terletak berpasangan (majemuk), dan bersirip
genap. Tiap tangkai daun terdiri atas empat helai anak daun. Daun muda berwarna hijau
kekuning-kuningan, setelah tua menjadi hijau tua.

Daun Rhoe Discolor


Rhoeo discolor Hance merupakan salah satu tanaman yang memiliki beberapa senyawa
metabolit sekunder berupa alkaloida, flavonoida, tanin, polifenol (Kirana, 1993).
Senyawa saponin dan tanin terdapat pada daun dan bunga Rhoeo discolor Hance.
Pengamatan daun Rhoeo discolor pada mikroskop cahaya terlihat jaringan epidermis pada
daun Rhoe discolor yang berbentuk persegi panjang dan susunan selnya rapat yang
berfungsi sebagai pelindung sel-sel yang ada dibawahnya.

1.2.Tujuan Praktikum
. Agar mahasiswa mampu memahami struktur dan bentuk berbagai macam jaringan
tumbuhan.
. Mahasiswa mampu menyebutkan jenis-jenis jaringan tumbuhan
. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang bentuk dan fungsi berbagai macam jaringan
tumbuhan.

1.3.Manfaat Praktikum
Praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mempelajari bagaiman
cara pengamatan dengan menggunakan miskroskop. Dan praktikum juga bermanfaat
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan baik itu secara materi maupun secara
praktek.
BAB II
2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Morfologi Tanaman Jagung


Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri
atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi
tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif.
Klasifikasi tanaman jagung
Klasifikasi dari tanaman jagung adalah sebagai berikut. Kingdom : Plantae (tumbuh-
tumbuhan) Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Sub Divisio : Angiospermae (berbiji
tertutup) Classis : Monocotyledone (berkeping satu) Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Famili : Graminaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays L.

2.2.Morfologi Tanaman Kacang


Kacang tanah merupakan tanaman tegak atau menjalar dan memiliki rambut yang jarang.
Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah hingga kedalaman 40 cm.
Pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar serabut.
Klasifikasi tanaman kacang tanah
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea, L.

2.3.Morfologi Daun Rhoe Discolor


Tanaman berupa herba dengan tinggi pohon antara 40-60 cm. Batangnya pendek dan kasar
dan tidak mempunyai percabangan. Daun nya merupakan daun tunggal berbentuk lonjong,
permukaan atas berwarna hijau dan permukaan bawah berwarna merah keunguan.
Klasifikasi Daun Rhoe Discolor
. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi/Filum : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo :
Commelinales Famili : Commelinaceae Genus : Rhoeo Spesies : Rhoeo discolor

2.4.Gambar Tanaman jagung, tanaman kacang dan daun Rhoe discolor dilihat dari
Mikroskop
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Alat dan bahan


No Alat Bahan
.
1. Mikroskop Tanaman Jagung
2. Tisu Tanaman Kacang
3. Pisau Daun Rhoe Discolor
4. Alat Tulis
3.2.Cara kerja
Jagung
Potong batang jagung dengan menggunakan pisau dan iris dengan tipis, serta daun jagung
juga diiris dengan tipi, setelah itu tempelkan batang atau daun yang telah diiris ke kaca
preparat. Setelah itu teteskan sedikit aqua des, lalu ditempelkan dengan kaca penutup,
setelah itu diamati dengan menggunakan mikroskop.
Kacang
Potong batang kacang dengan menggunakan pisau dan iris dengan tipis, serta daun
kacang juga diiris dengan tipis, setelah itu tempelkan batang atau daun yang telah diiris
ke kaca preparat. Setelah itu teteskan sedikit aqua des, lalu tempelkan dengan kaca
penutup, setelah itu diamati dengan menggunakan mikroskop.
Daun Rhoe Discolor
Potong bagian luar daun Rhoe Discolor secara tipi, lalu tempelkan ke kaca preparat dan
teteskan sedikit aqua des, setelah itu tutup dengan kaca penutup lalu amatilah dengan
menggunakan mikroskop.

BAB IV
4.HASIL PRAKTIKUM

4.1.Hasil Praktikum
Hasil praktikum dari penelitian jaringan tumbuhan dapat dilihat pada:
1.Bentuk preparat penampang melintang batang dan daun jagung dibawah mikroskop.
Batang pada tumbuhan monokotil memiliki bentuk seperti ruas-ruas dan tidak memiliki ruang
yang cukup besar. Daun monokotil ada yang mempunyai tangkai daun dan helai daun tetapi
banyak berdiferensiasi menjadi helai daun serta pelepah daun, dan helai daunnya relatif
sempit.
2.Bentuk preparat penampang melintang batang dan daun kacang dibawah mikroskop.
Batang dikotil bercabang dan tidak beruas, adanya kambium pada batang dikotil, membuat
batang mengalami pertumbuhan membesar. Tumbuhan dikotil memiliki sepasang daun yang
dinamakan daun kotiledonkotiledon. Daun tersebut terbentuk karena adanya proses
pembentukan biji.
3.Bentuk preparat penampang melintang Daun Rhoe Discolor.
Daun adam hawa (Rhoe discolor) memiliki pigmen warna ungu dan hijau yang diduga
berasal dari antosianin. Pigmen antosianin ini bersifat larut dalam air sehingga mampu
bereaksi baik dengan asam maupun basa.

BAB V
5.PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Jaringan pada tumbuhan adalah akumulasi dari sel-sel dalam tumbuhan yang memiliki
fungsi, struktur, dan bentuk yang linier atau sama. Dijelaskan bahwa ada enam jaringan
pada tumbuhan yang cukup variatif atau bermacam-macam.
1.Jaringan Parenkim
2.Jaringan Kolenkim
3.Jaringan Epidermis
4.Jaringan Sklerenkim
5.Jaringan Xylem
6.Jaringan Floem

5.2.Saran
Saran saya sebagai penulis semoga kita di praktikum kedepannya dapat melaksanakan
praktikum dengan lebih semangat lagi dan dengan suasana yang ceria dan dikedepannya
kita melakukan praktikum lebih baik lagi dari hari ini

.DAFTAR PUSTAKA
Budiono, J. Djoko dan Pratiwie, Rinie. 2012Anatomo Tumbuhan . Surabaya: UNESA.
Campbell dan Reece. 2008. Biology Eight Edition. ErlanggaHermawan, Herri. (2008).
Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Konsep sistam Reproduksi Manusia Menggunakan Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Beralasan.Ibrahim Muslimin, 2012. Konsep, Miskonsepsi dan Cara
Pembelajarannya, Surabaya: Unesa University Press.Isnawati dan Subekti. Miskonsepsi
Sains. Surabaya. Jaudar Press.Marsita. A, Priatmoko. S, dan Kusuma E. 2010. Analisis
Damin S. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran. Jakarta:
EGC;2008.hal 176-77.
El-sadek BM. Syinthesis,micellization, and hemolysis evaluation of biodegradable quertenary
ammonium commpund. Adv. Appl. Sci. Res. 2011; 2 (3): 363-372.
James SH, Kish PE, Sulton TP. Principles of boodstain pattern analysis : theory and practice.
Boca Raton : CRC-Press; 1990. P 127-427.
Adair TW, Rebecca LS. Enhancement of Bloodstains on Washed Clothing Using Luminol
and LCV Reagents. IABPA News. 2005.
Venkatesh B, et al. Surfactantinduced stabilization of fourcoordinated heme in reconstitution
hemoglobins, Proc. Indian acad. Sci. (Chem, Sci).1999.August; Volume 111(4): 547-554.
Dogra SK, Dogra S. Kimia Fisik dan soal-soal. Jakarta. UI- press; 1990. P 127-427.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai