Anda di halaman 1dari 12

KEWIRAUSAHAAN

Kelompok 1

Oleh :

1. Rizkyta Astri Pratiwi 1613021031


2. Cokorda Gde Krisparinama 16130210
3. Yoni Nur Lutfiyah 1713021041

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2019

1
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN, RUANG LINGKUP
DAN JENIS KEWIRAUSAHAAN

1. Konsep Dasar Kewirausaan.


Jika kita menengok literatur asing, makna yang terkandung pada konsep-konsep
wirausaha tersebut adalah sepadan maknanya dengan kata entrepreneurship dalam bahasa
Inggris. Istilah entrepreneur itu sendiri berasal dari bahasa Prancis, yaitu entreprendre yang
mengandung makna to undertake yang berarti mengerjakan atau berusaha atau melakukan
suatu pekerjaan. Seorang wirausaha adalah seseorang yang berupaya untuk mengatur,
mengelola, serta bersedia menanggung risiko dari suatu usaha. Seiring dengan perkembangan
yang terjadi dan semakin beranekaragamnya upaya yang dilakukan oleh para wirausahawan
tersebut, saat ini seorang wirausaha adalah seorang inovator yang jeli dalam mengenali dan
menangkap setiap peluang dan kesempatan mengubah kesempatan dan peluang tersebut
menjadi sesuatu yang workable dan marketable. Dengan kreativitas dan kemampuan yang
dimilikinya, ia mampu memberikan nilai tambah kepada sesuatu tersebut melalui waktu, karya,
dan skill-nya.
Konsep dasar kewirausaan menurut Raymond Kao adalah “suatu proses penciptaan
sesuatu yang baru (kreasi) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi),
yang tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat”.
Sementara itu, John Kao berpendapat bahwa konsep dasar kewirausaan adalah “suatu usaha
untuk menciptakna nilai melalui suatu peluang bisnis dengan mengambil resiko yang tepat dan
memulai keterampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi sumber daya manusia,
modal, dan barang guna suatu keberhasilan”. Kewirausahaan (entrepreneurship) pada
hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan
gagasan inovatif dalam dunia nyata secara kreatif. Selain itu kewirausahaan merupakan sikap
mental dan sifat jwa yang selalu aktif dalam usaha untuk memajukan karya baktinya dalam
rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya.
Di negara kita, kewirausahaan itu sendiri mulai dikenal masyarakat secara umum sejak
Suparman Sumahamidjaya mempopulerkan istilah wiraswasta. Sejak saat itu mulailah istilah
wiraswasta dimuat di berbagai media masa, seperti surat kabar, majalah, dalam siaran radio,
dan televisi, bahkan pada perkembangan selanjutnya berbagai ceramah dan seminar serta
kursus-kursus, ceramah dan seminar, serta kursus-kursus diselenggarakan untuk merangsang
minat dan perhatian masyarakat terhadap pengembangan kewirausahaan di tanah air. Banyak
tokoh dan pemerhati yang mencoba memberikan pengertian tentang “apa sebenarnya yang
dimaksud dengan wiraswasta” Beberapa pemerhati yang mengikuti lokakarya “Sistem
Pendidikan dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia pada tahun 1976, antara lain
Suparman, Moh. Said, W.P. Napitupulu, Rusly Syarif, Taufik Rashid dan Bing. P. Lukman,
menyebut-nyebut pengertian wiraswasta sebagai kegiatan atau orang yang melakukan kegiatan
dengan karakteristik inovatif, produktif, kreatif, tekun, ulet, tidak cepat puas, dan berani
mengambil risiko dengan perhitungan terlebih dahulu. Apakah ia seorang pedagang,
pengusaha, karyawan, prajurit, petani, ilmuwan, pejabat pemerintah, semuanya dapat disebut
wiraswastawan apabila memiliki karakteristik wiraswasta. Pendapat yang hampir sama dengan
rumusan tersebut dikemukakan oleh Soeharsono Sagir (1975 p.3).

1
Dalam Suryana (2003, dalam Esthirahayu dkk, 2012: 6) disebutkan beberapa pendapat
ahli mengenai arti dari, yaitu sebagai berikut:
a. Achmad Sanusi (1994), kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam
perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses dan hasil bisnis.
b. Drucker (1959), kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).
c. Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan.
d. Soeharto Prawiro (1997), kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk
memulai suatu usaha (star-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).
Selanjutnya Sudrajat (2008) menambahkan beberapa pendapat dari para ahli mengenai
arti kewirausahaan, yaitu sebagai berikut:
e. Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
f. Soeparman Spemahamidjaja, kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability)
dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya,
tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
g. S. Wijandi, kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam
keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
h. Richard Cantillon, kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
kewirausahaan adalah sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang
dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung,
fisik, resiko sosial, dan akan menerima reward berupa keuangan dan kepuasan serta
kemandirian personal.
Wiraswasta adalah seorang yang modal utamanya adalah ketekunan, keterampilannya
yang dilandasi sikap optimis, kreatif, dan melakukan usaha sebagai pendiri pertama disertai
pula keberanian menanggung risiko berdasarkan suatu perhitungan dan perencanaan yang
tepat. Secara etimologis istilah wiraswasta berasal dari kata wira dan swasta. Wira, artinya
berani, utama, gagah, luhur, teladan, perkasa, atau pejuang. Swasta adalah paduan dari kata
swa dan sta. Swa, artinya sendiri dan sta, artinya berdiri.
Pada intinya, seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha
dan mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki
kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya
kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku
inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam
menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-

2
kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-renacana dalam pikirannya ke dalam suatu
tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola piker tentang
sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.
Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan
dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu
identic dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki
oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik
karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980 dalam Sudrajat,
2008).

2. Pendahuluan/Ruang Lingkup.
a. Lapangan agraris
Ruang lingkup yang pertama ini mencakup berbagai kegiatan kewirausahaan yang ada
pada sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan. Misalnya yaitu para petani yang
menanam padi sehingga padi tersebut dapat diperjualbelikan. Atau juga, para pengusaha
perkebunan yang menanam berbagai tanaman yang dapat dipanen dan kemudian dapat
diperjualbelikan seperti teh, kopi dan kelapa sawit.
b. Lapangan perikanan
Dalam ruang lingkup perikanan, semua kegiatan kewirausahaan tentu saja berhubungan
dengan ikan. Ada usaha pemeliharaan ikan dan penetasan ikan, contohnya budidaya lele
atau ikan hias. Ada pula usaha makanan ikan yaitu pembuatan pakan ikan seperti pelet.
Kemudian, usaha pengangkutan ikan pun tercakup dalam ruang lingkup ini
c. Lapangan peternakan
Seperti namanya, ruang lingkup kewirausahaan ini mencakup semua usaha dalam
sektor peternakan. Misalnya saja usaha pengembangbiakkan burung atau unggas, dan ada
juga usaha peternakan bangsa binatang menyusui seperti kambing dan sapi.
d. Lapangan perindustrian dan kerajinan
Dalam ruang lingkup yang satu ini, ada empat kategori berbeda yang bisa disebutkan.
Pertama yaitu industri besar, dan kedua ada industri menengah yang diikuti oleh industri
kecil. Kemudian, untuk kategori terakhir, pengrajin, dibagi menjadi beberapa usaha yaitu
pengolahan hasil pertanian seperti beras, perkebunan seperti teh, perikanan seperti ikan,
peternakan seperti ayam dan kehutanan seperti pembuatan mebel.

3
e. Lapangan pertambangan dan energy
Pada ruang lingkup ini, semua kegiatan kewirausahaan dilakukan dalam sektor
pertambangan dan energi. Sebagai contohnya yaitu pengusaha yang beroperasi dalam
tambang batu bara, minyak bumi, dan masih banyak contoh yang lainnya.
f. Lapangan perdagangan
Dalam kewirausahaan, lapangan perdagangan dibagi menjadi tiga kategori yaitu
sebagai pedagang besar, sebagai pedagang menengah, dan sebagai pedagang kecil seperti
pengusaha toko kelontong atau lainnya.
g. Lapangan pemberi jasa
Dalam ruang lingkup yang terakhir ini, ada beberapa kategori yang tercakup. Ada
pedagang perantara, koperasi, pengusaha angkutan, pemberi kredit atau perbankan,
pengusaha biro jasa travel pariwisata, pengusaha hotel dan restoran,pengusaha asuransi,
perbengkelan, tata busana, pergudangan, dan lain sebagainya.

3. Jenis Kewirausaan.
1. UKM (Usaha Kecil Menengah)
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM Pasal 1 dari UU terebut, dinyatakan
bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU
tersebut. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang buka merupakan anak
perusahan atau bukan anak cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik
langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.
Di dalam Undang-undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk
mendefinisikan UMKM seperti yang tercantum dalam Pasal 6 adalah nilai kekayaan
bersih atau nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil
penjualan tahunan. Dengan kriteria sebagai berikut:
a) Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak Rp.50 juta
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan
tahunan paling besar Rp.300 juta.

4
b) Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling
banyak Rp.500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300 juta hingga maksimum Rp.2.500.000,
dan.
c) Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih lebih dari
Rp.500 juta hingga paling banyak Rp.100 milyar hasil penjualan tahunan di atas
Rp.2,5 milyar sampai paling tinggi Rp.50 milyar.
Selain menggunakan nilai moneter sebagai kriteria, sejumlah lembaga
pemerintahan seperti Departemen Perindustrian dan Badan Pusat Statistik (BPS),
selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk membedakan
skala usaha antara usaha mikro,usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar.
Misalnya menurut Badan Puat Statistik (BPS), usaha mikro adalah unit usaha dengan
jumlah pekerja tetap hingga 4 orang, usaha kecil antara 5 sampai 19 pekerja, dan usaha
menengah dari 20 sampai dengan 99 orang.

Tulus Tambunan (2012:11) UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor
ekonomi. Pada prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK),
Usaha Menengah (UM), dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai aset
awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau jumlah
pekerja tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda menurut
negara. Karena itu, memang sulit membandingkan pentingnya atau peran UMKM
antar negara.

klasifikasiUsaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM):

1) Livelhood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah


(UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari
nafkah, yang labih umum biasa disebut sektor informal. Contohnya
pedagang kaki lima.
2) Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat
kewirausahaan.

5
3) Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4) Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi usaha besar (UB)

Contoh usaha kecil di Indonesia: Budi jaya logam (usaha idustri logam asal pati,
Jawa Tengah), gee batik (bidang usaha industri tekstil asal Yogyakarta.

Contoh usaha menengah di Indonesia: UD. Budi Luhur (bidang usaha industri kayu
dan Barang kayu jadi asala Blitar Jawa Timur. CV. Media Kreasi Bangsa ((usaha
industri makanan dan minuman asal kepulauan Riau). PT Asindo Tech (industri logam
asal Lampung Selatan).

2. UB (Usaha Besar)
Syahrul Rozi berpendapat bahwa Karakteristik atau kriteria usaha besar menurut
para ahli ialah didefinisikan dengan 6 ciri-ciri yang akan membedakannya dengan jenis
bisnis kecil maaupun menengah. Definisi usaha besar yakni adalah suatu usaha yang
dalam pengoperasiannya ia memiliki >100 serta memiliki tingkat penjualan yang
tinggi. Umumnya dalam menjalankan bisnis ini mereka melakukan kemitraan atau
kepimilikan bersama dengan pihak lain. Karakteristk usaha besar yang bisa diamati
dengan spesisifik diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Bisnis besar membutuhkan modal yang besar karena kebutuhan perusaahaan
juga besar seperti biaya operasional, karyawan, bahan baku dll.
2) Lokasi usaha yang cenderung menetap
3) Sumberdaya yang terlibat sudah berpengalaman
Dalam bisnis besar sumberdaya didalamnya memerlukan pengalaman dibidang
tersebut karena dalam sistem pengelolaan dan prosedur produksi harus
dipersiapkan secara matang dan terencana.
4) Memiliki kemudahan akses pada perbankan untuk modal
Kemudahan pelaku usaha dalam mendapatkan akses perbankan, atau kepada
pihak ketiga lain baik untuk sumber usaha maupun keikutsertaan pihak lain
untuk berinvestasi. Hal ini disebabkan karena kredibilitas usaha besar memiliki

6
sistem manajemen yang baik sehingga berdampak pada proposal usaha yang
jelas dan rapi
5) Memiliki izin usaha yang resmi
Hampir semua usaha besar memiliki surat izin yang resmi termasuk pula
NPWP. Izin usaha diberikan oleh pemerintah dan Ia menjadi jaminan hukum
bagi berdirinya perusahaan tersebut.
6) Daerah Operasional
Selain memiliki domisili tempat usaha, usaha besar juga memiliki daerah
pengopreasian untuk memasarkan produknya. Usaha besar sudah memiliki
target pasar.
3. MLM
Secara Etimologi Multi Level Marketing (MLM) berasal dari bahasa Inggris
Multi berarti banyak sedangkan level berarti jenjang atau tingkat. Adapun marketing
berarti pemasaran. Jadi dari kata tersebut dapat dipahami bahwa MLM adalah
pemasaran yang berjenjang banyak. Menurut Andreas Harefa (1999) Disebut sebagai
“Multi Level” karena merupakan suatu organisasi distributor yang melaksanakan
penjualan yang berjenjang banyak atau bertingkat-tingkat. Dalam pengertian
“Marketing” sebenarnya tercakup arti menjual dan selain arti menjual, dalam marketing
banyak aspek yang berkaitan dengannya antara lain ialah produk, harga, promosi,
distribusi dan sebagainya. Menurut Tarmidzi Yusuf (2002) “Marketing” lebih luas
maknanya dari menjual. Menjual merupakan bagian dari “Marketing” karena menjual
hanyalah kegiatan transaksi penukaran barang dengan uang. Andreas Harefa (1999)
dalam bukunya menyatakan bahwa inti dari bisnis Multi Level Marketing adalah Meet,
Lear, and Multiply. Dalam bahasa Indonesia berarti bertemu, belajar, dan
berlipatganda.
Multi level marketing secara harfiah adalah pemasaran yang dilakukan secara
banyak tingkatan, terdapat istilah up line (tingkat atas) dan down line (tingkat bawah).
Up line dan down line merupakan suatu hubungan pada dua level yang berbeda, yakni
ke atas dan ke bawah, dan jika seseorang disebut up line, maka ia mempunyai down
line, baik satu maupun lebih. Orang kedua yang disebut dengan downline ini juga
kemudian dapat menjadi upline ketika dia behasil merekrut orang lain menjadi
downlinenya, begitu seterusnya. Setiap orang berhak menjadi upline sekaligus
downline. Secara umum, dalam industri MLM ini seorang upline akan mendapatkan
manfaat berupa bonus/komisi dari perusahaan apabila downlinenya berhasil melakukan
7
penjualan produk yang dijual oleh perusahaan, bahkan ada perusahaan MLM yang
memberikan bonus kepada seorang member ketika member tersebut telah berhasil
merekrut member baru, meskipun bonus yang demikian ini oleh beberapa praktisi
MLM dianggap tidak sah karena bertentangan dengan Permendag nomor: 13/M-
DAG/PER/3/2006 ketentuan dan tata cara penerbitan surat izin usaha penjualan
langsung. Dari beberapa penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa MLM ini
adalah usaha yang sistemnya mencari anggota sebanyak-banyaknya untuk dijadikan
member. Dalam segi tingkatan ketika seseorang yang mengikuti MLM memeiliki
banyak anggota maka semakin banyak keuntungan yang didapatkan.
N Aini Latifah menyatakn Di Indonesia, terdapat lebih dari 600 perusahaan
yang mengatas namakan dirinya menggunakan MLM, antara lain: Ahadnet, K-Link,
CNI Herbalife, HPA, Tupperware, dan lain-lain. Dan untuk mengetahui atau mengenal
satu persatu perusahaan yang menggunakan sistem ini, tentulah membutuhkan waktu
yang panjang namun suatu perusahaan dapat memberikan penjelasan secara utuh
tentang program-program perusahaan tersebut melalui buku atau presentasi.

4. KORPORASI
Secara etimologi kata korporasi (Belanda: corporatie, Inggris:corporation,
Jerman: corporation) berasal dari kata corporatio dalam bahasalatin. Corporare sendiri
berasal dari kata “corpus” (Indonesia: badan), yangberarti memberikan badan atau
membadankan. Dengan demikian, corporationitu berarti hasil dari pekerjaan
membadankan, dengan lain perkataan badan yang dijadikan orang, badan yang
diperoleh dengan perbuatan manusia sebagai lawan terhadap badan manusia, yang
terjadi menurut alam.
Barda Nawawi Arif menyatakan korporasi atau perseroan disini yang dimaksud
adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang oleh hukum diperlukan seperti seorang
manusia (persona) ialah sebagai pengemban (atau pemilik) hak dan kewajiban memiliki
hak menggugat ataupun digugat di muka pengadilan. Contoh badan hukum itu adalah
PT (perseroan terbatas), NV (namloze vennootschap), dan yayasan (stichting). bahkan
negara juga merupakan badan hukum.
Bentuk-bentuk Korporasi diklasifikasikan sebagai berikut:

8
1) Korporasi Publik Korporasi yang didirikan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan
untuk memenuhi tugas-tugas administrasi di bidang urusan publik. Contoh,pemerintah
kabupaten atau kota.
2) Korporasi Privat Korporasi yang didirikan untuk kepentingan privat/pribadi, yang
dapat bergerak di bidang keuangan, industri, dan perdagangan. Korporasi privat ini
sahamnya dapat dijual kepada masyarakat, maka ditambah denganistilah go public.
3) Korporasi Publik Quasi Korporasi yang melayani kepentingan umum (Public Service).
Contoh, PT Kereta Api Indonesia, Perusahaan Listrik Negara, Pertamina, Perusahaan
Air Minum. Korporasi Publik Quasi, lebih dikenal dengan korporasi yang melayani
kepentingan umum (public services).

Contoh perusahaan Korporasi di Indonesai: Bank Rakyat Indonesai (BRI), Bank


Central Asia (BCA), Asra International, Telkom Indonesia, Gudang Garam.
Perusahaan gas Negara, Indofoof, Semen gersik, PT kereta api,

5. GROUP
Emmy Simanjuntak (1997:5) menyatakan perusahaan grup adalah perusahaan
yang berada dibawah satu pimpinan sentral atau pengurusan bersama dikelola dengan
gaya dan pola yang sama. perusahaan-perusahaan yang terkait didalam satu peruahaan
grup haruslah perusahaan-perusahaan yang berstatus badan hukum seperti Perseroan
Terbatas. Tidak tertutup kemungkinan bahwa anak perusahaan yang tidak tergolong
dalam badan hukum juga dapat bergabung didalam suatu perusahaan grup, misalnya
perusahaan berbentuk Firma, CV (commanditeir Vennootschaap atau perseroan),
menjadi anak-anak perusahaan dari satu induk perusahaan yang bersatus badan
hukum”.
Adakalanya bisnis dari suatu perusahaan sudah sedemikian besar dan melebar
sehingga perusahaan itu sendiri perlu dipecah-pecah menurut penggolongan bisnisnya.
Tetapi merupakan kebutuhan pula agar bisnis yang telah dipecah-pecah tersebut, yang
masing-masing akan menjadi Perseroan Terbatas yang mandiri masih dalam
kepemilikan yang sama dengan pengontrolan yang masih tersentralisasi dalam batas-
batas tertentu. Untuk itu, pecahan-pecahan perusahaan tersebut bersama-sama dengan
perusahaanperusahaan lain yang mungkin telah terlebih dahulu ada, dengan pemilik
yang sama atau minimal ada hubungan khusus, dimiliki dan dikomandoi oleh suatu
perusahaan yang mandiri pula. Perusahaan pemilik ini yang disebut sebagai holding
company atau perusahaan Induk. holding company atau disebut juga Perusahaan Induk

9
dalam bahasa Indonesia, adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham
dalam satu atau lebih perusahaan lain atau mengatur satu atau lebih perusahaan lain
tersebut. Biasanya, suatu perusahaan holding memiliki banyak perusahaan yang
bergerak dalam bidang-bidang bisnis yang sangat berbeda-beda. proses pembentukan
induk perusahaan dapat dilakukan dengan tiga prosedur, yaitu:
1) prosedur residu
2) prosedur penuh dan,
3) prosedur terprogram.

Contoh perusaahan Group di Indonesia: Bkarie Group, Kompas Gramedia, MNC


Group.

10
Daftar Pustaka

Arif, Barda Nawawi, Bunga Rampai Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti 1996

Harefa, Andreas . 1999. Multi Level Marketing. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Latifah, N Aini. Multi Level Marketing (MLM) DALAM PERSPEKTIF SYARIAH. Jurnal.
Tersedia online pada
https://www.Google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=hhtp://repo.iain-
tulungagung.ac.id diakses pada tanggal 4 Oktober

Napitupulu, WP. (1976)” Pendidikan Kewiraswastaan di Indonesia.” Kertas Kerja pada


Lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan Kewiraswataan di Indonesia.
Jakarta, 21 – 23 Juli 1976.

Rozi, Syahrul. Kriteria Atau Karakteristik Usaha Besar Dalam Ekonomi Menurut Para Ahli.
Blog Ekonomi. Tersedia pada https://centrausha.com/kriteria-karakterstik-bisnis-besar/
di akses pada tanggal 4 Oktober 2019

Sagir, Soeharsono (1975). Entrepreneurship Transmigrasi. Bandung: BPFE, Universitas


Pajajaran Bandung.

Simanjuntak, Emmy. 1997, Seri Hukum Dagang; Perusahaan kelompok (group


company/concern) , Jogyakarta : Universitas Gajah Mada

Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta: LP3ES

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, Bab IV pasal 6

Yusuf, Tarmidzi. 2002. Strategi MLM Secara Cerdas dan Halal. Jakarta: PT: gramedia

11

Anda mungkin juga menyukai