Anda di halaman 1dari 23

Hubungan Genetika dan Lingkungan Dengan Evolusi

Nurul Wardah

A. Pengertian genetika, lingkungan dan evolusi


Gen adalah untuk dasar dari hereditas, yang terletak dalam kromosom dan juga
merupakan unit dasar dari keturunan yang tersusun atas DNA dan menentukan struktur protein-
protein. Genetika adalah ilmu yamg mempelajari tentang sifat atau karakter yang diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya secara turun temurun. Penurunan sifat dan karakter itu
melalui gen yang terdapat dalam kromosom di dalam inti sel. Bahan dasar inti sel (nukleus)
adalah protein khas yang disebut protein inti atau nucleoprotein. Nucleoprotein dibangun oleh
senyawa protein dan asam inti atau Asam Dioksiribo Nukleat (DNA) dan Asam Ribo Nukleat
(RNA).[1]
Lingkungan adalah istilah yang mencakup segala segala makhluk hidup dan tak hidup di
alam yang ada dibumi atau bagian dari bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan
manusia yang berlebihan. Lingkungan adalah semua kondisi didalam dan di luar organism yang
berpengeruh terhadap perilaku kita, perkembangan atau proses hidup kecuali gen dan bahkangen
dapat dipertimbangakan untuk menyediakan lingkungan untuk gen lain(sartain,dkk). Lingkungan
terbagi menjadi dua,yaitu :
Lingkungan internal , terdiri dari kondisi organ dan material dalam diri seseorang,
seperti :gizi,vitamin susu,system urat saraf,motivasi,kemauan dsb. Lingkungan luar ialah
lingkungan alam (natural environment) meliputi suhu,iklim,geografis, waktu pagi dan siang. dan
lingkungan social (social environment) dapat berupa orang atau pribadi seseorang, sekumpulan
orang seperti keluarga,masyarakat,teman sepermainan dan organisasi. lingkungan adalah unsur
biologi, fisika, dan kimia yang selalu ada sekitar makhluk hidup atau keseluruhan faktor biotik,
iklim, tanah, cahaya, suhu, kelembaban udara yang mengelilingi suatu makhluk hidup.[2]
Lain lagi dengan evolusi, evolusi merupakan kata umum yang menunjukkan suatu
perubahan atau pertumbuhan, secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang cukup lama.
Perubahan tersebut dapat terjadi karena alam maupun rekayasa manusia.[3]
Evolusi mengacu pada proses yang telah mengubah bentuk kehidupan di atas bumi sejak
bentuknya yang paling awal sampai membentuk keanekaragaman yang sangat luas seperti apa
yang bisa ditemui saat ini.[4]
Sebelum membahas tentang ketiganya, secara umum evolusi menjelaskan terjadinya
perubahan pada makhluk hidup yang menyimpang dari struktur alam dalam jumlah yang banyak
serta beraneka ragam dan kemudian menyebabkan terjadinya dua kemungkinan, yang pertama
adalah makhluk hidup yang berubah akan mampu bertahan dan tidak punah atau disebut juga
istilah evolusi progresif. Sedangkan kemungkinan atau opsi yang kedua adalah makhluk hidup
berubah atau berevolusi dan gagal bertahan hidup yang akhirnya punah atau disebut juga dengan
evolusi regresif.[5]

B. Hubungan genetika dan lingkungan dengan evolusi


Genetika sebuah ilmu tentang penurunan sifat yang diperkenalkan pertama kali oleh
Gregory Mendel membantu para para ilmuwan untuk mengidentifikasi tentang kebenaran
terjadinya evolusi.
Dalam genetika dibahas variasi genetik sebagai salah satu faktor penyebab evolusi.
Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambaran dari adanya perbedaan respon
individu-individu terhadap lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan adaptif. Suatu populasi
terdiri dari sejumlah individu. Dengan suatu kekecualian, maka tidak ada dua individu yang
serupa. Pada populasi manusia dapat kita lihat dengan mudah adanya perbedaan-perbedaan
individu semisal dipunyainya ciri-ciri anatomi, fisiologi dan kelakuan yang khusus. Dengan
demikian, populasi terdiri dari sejumlah individu yang memiliki sifat penting tetapi berbeda satu
sama lain di dalam berbagai hal.
Bagaimana hubungan evolusi diantara spesies dapat diketahui? Hubungan evolusi
diantara spesies dicerminkan dalam DNA dan proteinnya (pembahasan dalam genetika). Jika dua
spesies memiliki pustaka gen dan protein dengan urutan monomer yang sangat bersesuaian,
urutan itu pasti disalin dari nenek moyang yang sama. Sama halnya jika diibaratkan sebagai dua
buah paragraf dengan panjang yang sama meskipun ada penggantian satu atau dua huruf di
beberapa tempat, tentunya kita akan mengatakan bahwa paragraf itu berasal dari satu sumber
yang sama.[6]
Fenotipe suatu individu organisme dihasilkan dari genotipe dan pengaruh lingkungan
organisme tersebut. Variasi fenotipe yang substansial pada sebuah populasi diakibatkan oleh
perbedaan genotipenya. Sintesis evolusioner modern mendefinisikan evolusi sebagai perubahan
dari waktu ke waktu pada variasi genetika ini. Frekuensi alel tertentu akan berfluktuasi, menjadi
lebih umum atau kurang umum relatif terhadap bentuk lain gen itu. Gaya dorong evolusioner
bekerja dengan mendorong perubahan pada frekuensi alel ini ke satu arah atau lainnya. Variasi
menghilang ketika sebuah alel mencapai titik fiksasi, yakni ketika ia menghilang dari suatu
populasi ataupun ia telah menggantikan keseluruhan alel leluhur.
Variasi berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan
perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang dari tukar ganti gen
antara spesies yang berbeda: contohnya melalui transfer gen horizontal pada bakteria dan
hibridisasi pada tanaman. Walaupun terdapat variasi yang terjadi secara terus menerus melalui
proses-proses ini, kebanyakan genom spesies adalah identik pada seluruh individu spesies
tersebut. Namun, bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan yang
dramatis pada fenotipenya. Misalnya, simpanse dan manusia hanya berbeda pada 5% genomnya.
Perbedaan-perbedaan diatas dapat kita lihat dengan nyata dan dapat pula sangat samar-
samar. Dengan demikian, jika terjadi suatu seleksi yang menentang beberapa varian dan seleksi
menguntungkan untuk varian lain didalam suatu populasi, maka komposisi kesehatan dari
populasi itu dapat berubah dengan berjalannya waktu, sebab sifat dari populasi itu ditentukan
oleh induvidu didalamnya. Secara umum variasi genetik dapat dibedakan menjadi 5 penyebab
(agensia evolutif), yakni mutasi rekombinasi gen, genetic drift, gen flow dan seleksi alam.[7]

Hubungan Antara Gen, Evolusi dan Lingkungan


- Hubungan genetika dan lingkungan dengan evolusi Secara umum evolusi menjelaskan
terjadinya perubahan pada mahluk hidup yang menyimpang dari struktur alam dalam jumlah
yang banyak serta beraneka ragam dan kemudian menyebabkan terjadinya dua kemungkinan
adalah mahkluk berubah akan mampu bertahan dan tidak punah atau disebut juga istilah evolusi
progresif, sedangkan kemungkinan yang kedua mahluk hidup berubah atau berovolusi dan gagal
bertahan hidup yang akhirnya punah atau disebut juga dengan evolusi regresif.
- Hubungan Genetika dengan Evolusi Genetika adalah sebuah ilmu tentang penurunan sifat yang
di perkenalkan pertama kali oleh Gregory Mendel mambantu para ilmuan untuk mengidentifikasi
tentang kebenaran terjadinya evolusi. Dalam genetika di bahas variasi genetic sebagai salah satu
faktor penyebab evolusi. Variasi genetic dalam populasi yang merupakan gambaran dari adanya
perbedaan respon individual terhadap lingkungan adalah bahan dasar dari perubahan adaptif.
Suatu populasi terdiri dari sejumlah individu. Dengan suatu kekecualian, maka tidak ada dua
individu yang serupa. Pada populasi manusia dapat kita lihat dengan mudah adanya perbedaan
individu semisal ciri-ciri anatomi, fisiologi dan kelakuan yang khusus. Dengan demikian,
populasi terdiri dari sejumlah individu yang memiliki sifat penting tetapi berbeda satu sama lain
di dalam berbagai hal. Hubungan evolusi antara spesis di cerminkan dalam DNA dan proteinnya.
Jika dua spesis memiliki pustaka gen dan protein dengan urutan monomer yang sangat
bersesuaian, urutan itu pasti di salin dari nenek moyang yang sama. Hubungan Lingkungan
dengan Evolusi Dalam teori evolusi Darwin, yang yang sangat berpengaruh dalam evolusi adalah
seleksi alam yang tidak lansung berhubungan dengan lingkungan. Lingkungan sebagai tempat
hidup mempengaruhi frekuensi suatu sifat yang dapat diturunkan dalam populasi. Seleksi alam
adalah keberhasilan yang berbeda dalam revroduksi ( kemampuan individu yang tidak sama
untuk bertahan hidup dan bereproduksi). Seleksi alam terjadi melalui suatu interaksi antara
lingkungan dan keanekaragaman yang melekat diantara individu organisme yang menyusun
suatu reproduksi. Produksi individu yang lebih banyak di bandingkan dengan yang dapat di
dukung oleh lingkungan akan mengakibatkan adanya persaingan untuk mempertahankan
keberadaan individu dalam populasi itu. Sehingga hanya sebahagian yang mampu bertahan pada
setiap generasi. Individu yang mewarisi sifat-sifat baik yang membuat individu. Individu tersebut
cocok dengan lingkungannya kemungkinan besar akan menghasulkan keturunan di bandingkan
individu yang kurang cocok sifatnya terhadap lingkungannya. Kemudian secara bertahap dalam
populasi dan sifat-sifat menguntungkan akan berakumulasi sepanjang generasi, itulah evolusi.
Seleksi alam dapat mempengaruhi frekuensi suatu sifat yang diturunkan dalam populasi melalui
3 cara yakni, seleksi penstabilan, direksional dan pendifersifikasian. Contoh : Burung Galapagos
terhadap sumber makanan yang berbeda.
Dalam teori evolusi Darwin, hal yang sangat berpengaruh dalam evolusi adalah seleksi
alam yang secara tidak langsung berhubungan dengan lingkungan. Lingkungan sebagai tempat
hidup mempengaruhi frekuensi suatu sifat yang dapat diturunkan dalam populasi.
Seleksi alam adalah keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi (kemampuan individu
yang tidak sama untuk bertahan hidup dan bereproduksi). Seleksi alam terjadi melalui suatu
interaksi antara lingkungan dam keanekaragaman yang melekat diantara individu organisme
yang menyusun suatu reproduksi.
Produksi individu yang lebih banyak dibandingkan dengan yang dapat didukung oleh
lingkungan akan mengakibatkan adanya persaingan untuk mempertahankan keberadaan individu
di dalam populasi itu, sehingga hanya sebagian keturunan yang dapat bertahan hidup pada setiap
generasi. Selain itu, kelangsungan hidup dalam perjuangan untuk mempertahankan hidup tidak
terjadi secara acak, tetapi bergantung sebagian pada susunan sifat yang terawarisi dari individu
yang bertahan hidup. Individu yang mewarisi sifat-sifat baik yang membuat individu-individu
tersebut cocok dengan lingkungannya, besar kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak
keturunan dibandingkan dengan individu yang kurang cocok sifatnya terhadap lingkungannya.
Kemudian, kemampuan setiap individu untuk bertahan hidup dan bereproduksi yang tidak sama
ini akan mengakibatkan suatu perubahan secara bertahap dalam suatu populasi dan sifat-sifat
menguntungkan akan berakumulasi sepanjang generasi, itulah evolusi.[8]
Dalam setiap generasi, faktor lingkungan menyaring variasi yang dapat diwariskan, yang
lebih menguntungkan suatu variasi tertentu atas variasi yang lain. Akan tetapi, dapatkah
sesungguhnya seleksi menyebabkan perubahan besar dalam suatu populasi?
Seleksi alam dapat mempengaruhi frekuensi suatu sifat yang dapat diturunkan dalam
suatu populasi dalam tiga cara berbeda, tergantung pada fenotipe mana yang lebih disukai dalam
suatu populasi yang beraneka ragam. Ketiga cara seleksi ini disebut sebagai seleksi penstabilan,
seleksi direksional dan seleksi pendifersifikasian.
Seleksi penstabilan bekerja terhadap fenotipe ekstrim dan menyukai varian antara yang lebih
umum. Cara seleksi ini mengurangi variasi dan mempertahankan keadaan yang tetap (Status
Quo) pada suatu waktu tertentu untuk suatu sifat fenotipik khusus.
Seleksi direksional paling umum ditemukan selama periode perubahan lingkungan atau ketika
anggota suatu populasi termigrasi ke beberapa habitat baru dengan keadaan lingkungan yang
berbeda.
Seleksi pendiversifikasian terjadi ketika keadaan lingkungan bervariasi sehingga individu pada
kedua ekstrim suatu kisaran fenotipe antara lebih disukai.[9]
Mengenai seleksi alam, yang harus diketahui adalah bahwa seleksi alam hanya akan
memperbesar atau memperkecil variasi yang dapat diwariskan. Seperti yang telah kita lihat,
suatu organisme bisa dimodifikasi melalui hal-hal yang dialaminya sendiri selama masa
hidupnya, dan ciri yang didapatkan seperti itu bahkan mungkin lebih mengadaptasikan
organisme tersebut dengan lingkungannya, tetapi tidak ada bukti bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat
yang didapat selama masa hidup itu dapat diwariskan. Kita harus membedakan antara adaptasi
yang didapatkan oleh organisme melalui tindakannya sendiri dan adaptasi yang diwariskan yang
berkembang dalam suatu populasi selama beberapa generasi sebagai akibat dari seleksi alam.
Contoh kerja seleksi alam dapat dilihat dalam adaptasi evolusioner burung finch
Galapagos terhadap sumber makanan yang berbeda. Selama lebih dari 20 tahun, Peter dan
Rosemary Grant dari Princeton University telah mempelajari populasi burung frinch darat
berukuran sedang di Daphne Major (sebuah pulau kecil di Galapagos). Burung-burung tersebut
menggunakan paruhnya yang kuat untuk menghancurkan biji-bijian. Burung-burung tersebut
lebih senang memakan biji kecil, yang dihasilkan secara berlimpah oleh spesies tumbuhan
tertentu selama tahun-tahun yang banyak curah hujannya. Pada tahun-tahun kering, biji-bijian itu
berkurang produksinya dan burung finch terpaksa memakan biji-bijian kecil dan yang lebih besar
yang jauh lebih sulit untuk dihancurkan. Ternyata keluarga Grant menemukan bahwa ketebalan
rata-rata paruh (atas dan bawah) pada populasi burung finch berubah seiring dengan perubahan
tahun.
Saat musim kering, ketebalan rata-rata paruh meningkat, kemudian mengecil kembali
selama musim hujan. Keluarga Grant mengaitkan perubahan itu dengan ketersediaan relatif biji-
bijian kecil dari tahun ke tahun. Burung-burung dengan paruh yang lebih kuat mungkin memiliki
keuntungan lebih selama musim kering, ketika kelangsungan hidup dan reproduksi bergantung
pada kemampuan untuk memecah biji-bijian besar. Sebaliknya, paruh yang lebih kecil
tampaknya merupakan perkakas yang lebih efisien untuk memakan biji-bijian yang lebih kecil
yang produksinya berlimpah selama musim hujan.
Dari penelitian keluarga Grant mengenai evolusi paruh, memperkuat pendapat yang
mengatakan bahwa seleksi alam tergantung pada situasi: Apa yang bekerja paling baik pada
konteks lingkungan tertentu bisa jadi kurang sesuai dalam situasi yang berbeda. Juga penting
untuk dipahami bahwa evolusi paruh di Daphne Major tidak dihasilkan oleh pewarisan sifat-sifat
yang didarat. Lingkungan tidak menciptakan paruh yang memiliki spesialisasi untuk memakan
biji-bijian yang lebih besar atau yang lebih kecil, bergantung pada curah hujan tahunan.
Lingkungan hanya bekerja pada variasi yang didapatkan dalam populasi, yang lebih
menguntungkan kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi beberapa individu
dibandingkan dengan individu yang lain.[10]
Genetika Persamaan
Menurut psikologi evolusi, kesamaan-kesamaan antara manusia sebagian berkaitan dengan
karakter genetis yang berkembang selama sejarah evolusi spesies kita. Evolusi (evolution) pada
dasarnya merupakan perubahan frekuensi munculnya gen dalam suatu populasi, suatu perubahan
yang secara umum berlangsung pada banyak generasi. Perubahan-perubahan yang berlangsung
pada suatu spesies tertentu tersebut apabila terjadi perubahan yang cukup besar, maka akan
mengakibatkan terbentuknya spesies baru.
Salah satu alasan terjadinya perubahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut. Jika selama
pembelahan sel-sel yang menghasilkan sperma dan telur terjadi kesalahan dalam menyalin
rangkaian DNA yang asli, gen-gen itu secara spontan dapat berubah atau mengalami mutasi.
Di samping itu, selama masa pembentukan sperma atau telur, sebagian kecil materi genetis saling
bertukar tempat dari satu pasangan kromosom ke pasangan kromosom lain, sebelum terjadinya
pembelahan sel. Kemudian terjadinya mutasi gen dan pengombinasian ulang susunan material
dari gen tersebut, terbentuklah variasi-variasi genetis baru.
Menurut prinsip seleksi alam (natural selection), nasib dari variasi-variasi gen ini tergantung
pada lingkungan. Jadi jika dalam suatu lingkungan tertentu, individu-individu yang memiliki
sifat-sifat genetis tertentu cenderung lebih berhasil dibandingkan individu-individu lain yang
memiliki sifat-sifat genetis berbeda dalam hal bertahan hidup, baik itu dalam hal mencari
makanan, bertahan terhadap tempaan cuaca, atau mengalahkan musuh, maka semakin lama gen-
gen mereka akan menjadi lebih banyak ditemui di dalam populasinya.
Warisan Kita Sebagai Manusia: Bahasa
Bahasa adalah seperangkat aturan untuk menggabungkan unsur-unsur yang tak bermakna seperti
suara atau isyarat sehingga menjadi suatu rangkaian kata atau ungkapan berstruktur yang
mengandung arti. Bahasa memungkinkan manusia untuk mengekpresikan dan memahami
sejumlah ungkapan-ungkapan tak terbatas yang dibuat pada suatu saat tertentu.
Seorang ahli bahasa bernama Noam Chomsky mengemukakan berbagai bukti bahwa bahasa
merupakan pembawaan sejak lahir. Namun, masih banyak ahli bahasa lain yang masih
berpendapat bahwa pengalamanlah yang lebih besar pengaruhnya. Maka dari itu, perkembangan
berbahasa tergantung dari kematangan biologis dan pengalaman sosial.
Warisan Kita Sebagai Manusia: Berpasangan dan Berhubungan Seksual
Menurut para ahli sosiobiologi dan para ahli psikologi evolusi, sebagai reaksi terhadap berbagai
masalah kelangsungan hidup, manusia telah mengembangkan sejumlah strategi seksual dan
strategi berpasangan yang berbeda, dalam bentuk berbagai aturan dan banyak aspek dalam
kehidupan bermasyarakat. Para ahli berpendapat, pria lebih mungkin beradaptasi jika memiliki
sifat tidak memilih-milih pasangan. Sedangkan wanita cenderung berlaku monigami, bersikap
pemilih terhadap terhadap pasangannya, dan lebih memilih keamanan daripada kesenangan baru.
Perbedaan Genetis
Adanya variasi dalam suatu spesies menimbulkan sebuah pertanyaan besar, apakah perbedaan
tersebut disebabkan oleh factor genetis ataukah oleh pengalaman dan motivasi? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut para ahli genetika perilaku menghitung statistic yang disebut heritabilitas
(heritability) yang memperkirakan proporsi dari total varians suatu sifat yang dapat dijelaskan
melalui variasi genetis dalam suatu kelompok.
Berikut adalah fakta-fakta mengenai heritabilitas: (1) Perkiraan mengenai pewarisan suatu sifat
hanya dapat diterapkan terhadap kelompok khusus yang berdiam di dalam lingkungan khusus;
(2) Perkiraan pewarisan suatu bawaan tidak dapat diterapkan ke setiap individu tapi hanya dapat
diterapkan ke variasi-variasi dalam sebuah kelompok; (3) Sifat yang sangat dapat diwariskan
atau diturunkan pun dapat dimodifikasi oleh lingkungan.
Keragaman Manusia: Masalah Inteligensi
Dalam penelitian mengenai sifat yang diwariskan, pengukuran terhadap fungsi intelektual
biasanya menggunakan IQ (intelligence quotient), atau skor IQ. Dalam penelitian perkiraan
sumbangan faktor keturunan terhadap intelegensi adalah sekitar 0,40 hingga 0,50 untuk anak-
anak dan remaja, serta 0,60 hingga 0,80 untuk orang dewasa. Dibandingkan kembar fraternal,
kembar identik lebih menunjukkan kesamaan. Demikian pula dengan anak-anak adopsi, biasanya
mereka menunjukan hubungan skor yang lebih tinggi dengan orang tua biologisnya
dibandingkan dengan orang tua angkatnya. Akan tetapi hal tersebut tidak berarti bahwa gen
menentukan inteligensi, karena varian sisa dari skor-skor IQ yang ada pasti sebagian besar
dipengaruhi pula oleh lingkungan.
Di Balik Perdebatan Antara Nature dan Nurture
Faktor keturunan maupun lingkungan saling berinteraksi untuk menghasilkan perpaduan kualitas
yang unik, yaitu manusia. Aktif tidaknya suatu gen, tergantung pada pengalaman yang dimiliki
dan aktifitas dari gen-gen lain. Aktifitas gen juga bervariasi akibat proses biokimia acak yang
terjadi di dalam badan sel, yang disebut sebagai noise. Akibat noise itulah, baik kembar identik
bahkan hasil cloning sekalipun, spesies yang sama secara genetis, yang tinggal di lingkungan
yang sama, dapat memiliki penampilan dan perilaku yang berbeda. Pemilihan waktu dan pola
aktifitas genetis merupakan hal yang penting, tidak hanya sebelum lahir, namun juga sepanjang
hidup. Ini berarti bahwa genom bukanlah suatu design yang statis bagi perkembangan, namun
merupakan suatu jaringan kerja dari berbagai pengaruh yang dinamis.
C. Peranan lingkungan dalam pembawaan
Dalam proses perkembangan manusia lingkungan ini merupakan factor yang penting setelah
factor pembawaan. Tanpa adanya dukungan dari factor lingkungan, maka proses perkembangan
dalam mewujudkan potensi pembawaan kenyataan nyata tidak akan terjadi. Oleh karena itu,
fungsi atau peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dapat dikatakan sebagai factor
ajar, yaitu factor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik
sebab pengaruh lingkungan dalam hal ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruh yang baik
dan sangat menunjang perkembangan suatu potensi atau bersifat negative yaitu pengaruh
lingkungan itu tidak baik dan akan menghmbat atau merusak perkembangan. Oleh karena itu,
sudah menjadi tugas utama seorang pendidik (orang tua atau pendidik) untuk menciptakan atau
menyediakan lingkungan yang positif agar dapat menunjang perkebangan si anak dan berusaha
untuk mengawasi dan menghindarkan pengaruh lingkungan yang negative yang dapat
menghambat perkembangan anak.
D. Teori lingkungan dan pembawaan terhadap perkembangan manusia
1. teori nativisme
Teori ini dipelopori oleh athur Schopenhauer menyatakan bahwa perkembangan manusia
dipengaruhi oleh nativus atau factor-faktor bawaan manusia sejak dilahirkan. Manusia memiliki
sifat sifat tertentu sejak dilahirkan yang mempengaruhi dan menentukan keadaan individu
yang bersangkutan. Mengabaikan factor lingkungan pendidikan karena dianggap tidak
berpengaruh terhadap perkembangan manusia.
2. teori empirisme
Teori ini dipelopori oleh john locke, memandang bahwa perkembangan individu dipengaruhi dan
ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama perkembangan mulai dari lahir
hingga dewasa. Teori ini memandang bahwa pengalaman adalah termasuk pendidikan dan
pergaulan. Penjelasan teori ini adalah bahwa manusia pada dasarnya merupakan kertas putih
yang belum ada warna dan tulisannya akan menjadi apa nantinya manusia itu bergantung pada
apa yang akan dituliskan. Teori ini optimis terhadap pendidikan, bahkan pendidikan adalah factor
terpenting menentukan perkembangan manusia.
3.teori konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas yang menyatkan bahwa pembawaan dan
pengalaman memiliki peranan penting dalam mempengaruhi dan menentukan perkembangan
individu. Asumsi teori ini berdasarkan pada eksperimen William stern terhadap dua anak
kembar. Anak kembar memilki sifat keturunan yang sama,namun setelah dipisahkan dalam
lingkungan yang berbeda anak kembar tersebut ternyata memiliki sifat yang berbeda. Dari
sinilah maka teori ini menyimpulkan bahwa sifat keturunan atau pembawaan bukanlah factor
mayor yang menentukan perkembangan individu tapi turut juga didukung oleh factor
lingkungan.
KESIMPULAN
Genetika adalah ilmu yamg mempelajari tentang sifat atau karakter yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya secara turun temurun. Lingkungan adalah unsur biologi, fisika,
dan kimia yang selalu ada sekitar makhluk hidup atau keseluruhan faktor biotik, iklim, tanah,
cahaya, suhu, kelembaban udara yang mengelilingi suatu makhluk hidup. Sedangkan evolusi
adalah suatu perubahan atau pertumbuhan, secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang
cukup lama. Hubungan antara genetika dengan evolusi tercermin dari variasi genetik sebagai
salah satu faktor penyebab evolusi. Variasi genetik dalam populasi yang merupakan gambar dari
adanya perbedaan respon individu-individu terhadap lingkungan. Lingkungan sebagai tempat
hidup mempengaruhi frekuensi suatu sifat yang dapat diturunkan dalam populasi. Dalam setiap
generasi, faktor lingkungan menyaring variasi yang dapat diwariskan, yang lebih
menguntungkan suatu variasi tertentu atas variasi yang lain.

[1] Drs. Rosman Yunus, M. A, Ed dkk, Teori Darwin dalam Pandangan Sains dan Islam,
(Jakarta: Prestasi, 2006), hlm 56.
[2] Tim Reality, Kamus Biologi Edisi Lengkap, (Surabaya: Reality Publisher, 2009), hlm 367.
[3] Drs. Rosman Yunus, Op. Cit. , hlm. 20.
[4] Campbell, Biologi, edisi kelima-jilid 2. (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm 5.
[5] http://slemgaul.wordpress.com/2009/04/07/jaringan-penguat/variasi genetik sebagai dasar
evolusi, mutasi gen, frekuensi gen dalam populasi dan hukum hardy- weinberg.
[6] Drs. Rosman Yunus, Op. Cit. , hlm.124
[7] http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/20/variasi-genetik-sebagai-dasar-evolusi-mutasi-gen-
frekuensi-gen-dalam-populasi-dan-hukum-hardy-weinberg-2/
[8] Campbell , Op Cit, hlm. 12
[9] Ibid, hlm. 34-35
[10]Ibid. hlm. 13-14

DAFTAR PUSTAKA

Campbell. Biologi, Edisi Kelima-Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2003.


Tim Reality. Kamus Biologi Edisi Lengkap. Surabaya: Reality Publisher. 2009.
Yunus, Rosman, dkk. Teori Darwin dalam Pandangan Sains dan Islam. Jakarta: Prestasi. 2006.
http://slemgaul.wordpress.com/2009/04/07/jaringan-penguat/variasi genetik sebagai dasar
evolusi, mutasi gen, frekuensi gen dalam populasi dan hukum hardy- weinberg.
http://www.google.co.id/images?
client=firefoxa&rls=org.mozilla:enUS:official&channel=s&hl=id&q=belalang
%20bunga&um&ie=UTF8&source=og&sa=N&tabwi&biw=1024&bih=578
http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&client=firefoxa&rls=org.mozilla%3AenUS
%3Aofficial&channel=s&biw=1024&bih=578&tbs=isch
%3A1&sa=1&=belalang+daun+hijau&aq=f&aqi=&aql=&oq=
http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/20/variasi-genetik-sebagai-dasar-evolusi-mutasi-gen-
frekuensi-gen-dalam-populasi-dan-hukum-hardy-weinberg-2/
Powered by WordPress.com

Pengertian Variasi Genetik dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

Variasi genetik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan variasi dalam
urutan DNA di setiap genom. Variasi genetik yang membuat kita semua unik atau
berbeda, baik dalam hal warna rambut, warna kulit atau bahkan bentuk wajah kita.
Variasi Genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang
bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel yang lain.

Jika gen berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan
oleh gen disebut genotif. Ini dikenal sebagai pembawa. Variasi non genetik atau
variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh factor lingkungan seperti intensitas
cahaya, kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan factor-faktor lingkungannya sama
dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda.
Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkungan akan menentukan
genotif yang sesuai untuk kondisis tertentu.

Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh


gen. factor genotif yang berinteraksi dengan factor lingkungan memunculkan sifat
yang tampak atau fenotif.

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan


keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor
penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor
genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi
organisme.

Advertisement

Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.


Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya matahari,
kelembaban, curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang
diwariskan dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu
individu. Dengan demikian fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara
genotip dengan lingkungannya. Baik hewan maupun tumbuhan juga mempunyai
variasi yang tampak antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna dan ciri khan
lainnya. (Restu, 2011).

Menurut tolok ukurnya variasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

Variasi yang bersifat kuantitatif, yaitu variasi yang dapat dilihat bentuknya secara
deret matematis (kontinum) dan ditentukan oleh banyak gen (poligeni). Contohnya :
tinggi, berat, dan jumlah.

Variasi yang bersifat kualitatif, yaitu variasi yang sifatnya diskontinum (tidak
bersambung menurut deret matematis) dan ditentukan oleh satu gen (monogeni).
Contohnya : warna kulit, golongan darah, dan sebagainya.

Variasi juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya variasi yaitu :

Variasi genetic adalah variasi yang dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang
bersifat kekal dan diwariskan secara turun-temurun dari satu sel ke sel yang lain.

Variasi non genetic (variasi lingkungan) adalah variasi yang ditentukan oleh
factor lingkungan yang ada di sekitarnya dan tidak diwariskan ke keturunannya.

Informasi genetic merupakan salah satu faktor penentu sifat ataupun ciri fisik yang
tampak pada organisme, karena fenotip merupakan interaksi antara genotip
dengan lingkungannya. Persamaan rumus:
Dimana: F = fenotip

G = genotip

L = lingkungan

Apabila G berubah atau L berubah atau kedua-duanya berubah maka akan terjadi
perubahan pada F

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari
organisme tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk
bersel satu hingga mahluk bersel banyak dan tingkat organisasi kehidupan individu
sampai tingkat interaksi kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem. Secara
garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :

Keanekaragaman gen

Setiap sifat organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen)
yang berasal dari kedua induknya Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan
dengan adanya variasi dalam satu jenis.

Keanekaragaman jenis (spesies)

Keanekaragaman ini lebih mudah diamati daripada keanekaragaman gen.


Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya beraneka
macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan
mikroba.

Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan dengan adanya variasi dari
ekosistem di biosfir.

Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai
keanekaragaman hayati.

Setiap orang pasti mempunyai perbedaan antara satu dngan yang lainya,walaupun
apabila dilhat sekilas pada orang yang mirip sekalipun terlihat sama namun apabila
kita cermati lagi bahwa ada perbedaan pada setiap individu,perbedaan ini pun
berlaku bagi hewan dan tumbuhan jika kita cermati pasti kita akan menemukan
perbedaan tumbuhan dan hewan meskiipun dalam pesies yang sama.perbedaan
pada setiap individu dikenal juga dengan kergaman atau variasi,jadi kita sebagai
manusia sudah seharusnya mengetahui tentang variasi tersebu,kita perlu
mengetahui apa itu kragaman,mengapa keragman terjadi dan bagaimana
keragaman tersebut dapat terjadi oleh karena itu pada praktikum kali ini ialah
tentang keragaman dengan tujuan praktikum ialah untuk mengamati keragaman
fenotip karakter pada berbagai mahluk hidup.

Penyebab timbulnya keanekaragaman variasi adalah:

Variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang
bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel kesel lainnya.

Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor
lingkungan seperti: intensitas cahaya, kelembaban, pH, temperatur, kesuburan
tanah. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke keturunannya Keanekaragaman
tersebut memunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh gen. Factor
genotif yang berinteraksi dengan factor lingkungan memunculkan sifat yang
tampak atau fenotif. Karena lingkungan yang berbeda, sifat yang muncul pada
tanaman dapat berbeda meskipun genotifnya sama. Jadi, gen yang sama
menampakkan sifat yang berbeda karena lingkungannya yang berbeda.

Keragaman/variasi ditemui pada hampir semua karakter dari yang paling gampang
sampai yang paling sulit: tinggi, lebar, besar, berat/massa, volume, ukuran, bentuk,
tanggapan terhadap faktor luar lingkungan. Menurut tolok ukurnya variasi dapat
dibagi; variasi yang bersifat kuantitatif seperti; tinggi, berat,dsb. Ingat tinggi
seseorang bervariasi dengan selisih milimeter, sejak dari orang yang paling tinggi
sampai dengan denga yang paling rendah. Karena itu sifat kuantitatif bersifat
kontinum (urut bersambung menurut deret matematis). Variasi yang bersifat
kualitatif seperti; golongan darah, warna kulit, warna bunga, bentuk permukaan
biji,dsb. Ingat antara antara golongan darah dan warna tidak terdapat selisih
antaranya yang dapat diukur, karena itu sifat kualitatif disebut juga diskontinum
(tidak bersambung menurut derat matematis).

Secara teoritis, berdasarkan penyebabnya, variasi dalam sistem biologi dibagi dua
yaitu Variasi Genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang
bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel yang lain.
Jika gen berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan
oleh gen disebut genotif. Ini dikenal sebagai pembawa.

Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh factor
lingkungan seperti intensitas cahaya, kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan factor-
faktor lingkungannya sama dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil
panennya berbeda. Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkungan
akan menentukan genotif yang sesuai untuk kondisis tertentu.

Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh


gen. factor genotif yang berinteraksi dengan factor lingkungan memunculkan sifat
yang tampak atau fenotif.

Pada manuasia untuk melihat keragaman nya dapat mengunakan cakram


genetika,Cakram genetika biasanya menggunakan 6 ciri-ciri. Lima ciri diantaranya
dapat dilihat dari kenampakan yang ada (walaupun, ibu jari yang dapat
dibengkokkan memperlihatkan beberapa variasi, yang mungkin menyulitkan
pengamatan, tapi dengan pengamatan yang baik pasti akan dapat diketahui).
Pengamatan keenam adalah pengamatan golongan darah ABO.

Faktor-faktor yang mempengaruhi variasi. Teori mengenai variasi telah dikemukakan


oleh Lamarck yang mengemukakan bahwa adanya variasi di dalam suatu populasi
adalah sebagai hasil dari adanya kekuatan yang menghasilkan variasi dan kekuatan
yang memelihara variasi dan menyebabkan
organisme beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya (RIDLEY, 1991).
BEARDMORE (1983) mengemukakan bahwa variasi di alam dipengaruhi oleh empat
faktor dimana untuk membedakannya merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan
dalam beberapa kasus malah tidak mungkin dilakukan. Keempat faktor tersebut
adalah:

Variasi yang meningkat sebagai hasil dari mutasi yang berulang,

Variasi yang meningkat karena adanya aliran gen dari populasi yang lain
(migrasi),

Variasi yang meningkat karena proses stokastik seperti genetic drift,

Variasi yang bertahan di dalam populasi oleh adanya seleksi.

Pengertian Variasi genetik dan faktor yang mempengaruhinya

Oleh: Sudarman | Diperbaharui: 7 May, 2016

Variasi genetik adalah variasi alel gen, terjadi baik di dalam dan di antara populasi.
Variasi genetik ini penting karena memberikan "bahan baku" untuk seleksi alam.
Alel gen menentukan ciri-ciri yang berbeda yang dapat diturunkan dari orang tua
kepada keturunannya.

Advertisement

Variasi gen penting untuk proses seleksi alam. Variasi genetik yang muncul dalam
suatu populasi terjadi secara kebetulan, tetapi proses seleksi alam tidak.

Seleksi alam adalah hasil dari interaksi antara variasi genetik dalam populasi dan
lingkungan. Lingkungan menentukan variasi yang lebih menguntungkan. Sifat yang
lebih menguntungkan yang demikian disampaikan kepada penduduk secara
keseluruhan.

Variasi genetik terjadi terutama melalui mutasi DNA, aliran gen (pergerakan gen
dari satu populasi yang lain) dan reproduksi seksual. Karena kenyataan bahwa
lingkungan tidak stabil, populasi dengan genetik yang berbeda akan dapat
beradaptasi dengan perubahan situasi yang lebih baik daripada mereka yang tidak
mengandung variasi genetik.

Faktor yang Mempengaruhi Variasi genetik

Seleksi alam

Ini menyiratkan kelangsungan hidup individu umumnya sukses dalam beradaptasi


dan reproduktif dalam populasi tertentu. Adaptasi ini muncul karena berbagai
perubahan genetik yang spontan terjadi pada genom organisme. Tapi tidak semua
perubahan genetik yang bermanfaat, dan karenanya variasi genetik dalam suatu
populasi dapat meningkat atau menurun tergantung pada jenis seleksi alam yang
terjadi.

Advertisement

Jika populasi mengalami menyeimbangkan seleksi, variasi genetik diperkenalkan


dan dipelihara dalam populasi. Namun, jika populasi mengalami menstabilkan
seleksi, variasi genetik berkurang untuk memungkinkan penyebaran hanya fenotip
jenis tertentu. Hal ini dapat dilihat pada perubahan warna tubuh ngengat, di mana
warna baru memungkinkan untuk berbaur dengan lingkungannya, akan lebih
efisien.

Hanyutan genetik

Ketika individu dari spesies bermigrasi ke habitat yang berbeda atau dipisahkan
karena perubahan geografis, mereka berubah dan beradaptasi dengan lingkungan
baru mereka untuk bertahan hidup. Fenomena ini disebut penyimpangan genetik.
Dalam beberapa kasus, adaptasi ini menyebabkan pengenalan variasi dalam urutan
gen dari organisme ini, dan membuat keseluruhan populasi yang lebih beragam
sehubungan dengan karakteristik ditunjukan. Hal ini memanifestasikan dirinya
dalam berbagai bentuk seperti isolasi geografis, isolasi ekologi, isolasi reproduksi,
dll. Namun, dalam beberapa kasus, karena kendala geografis tertentu atau perilaku
migrasi organisme, variasi genetik populasi berkurang sebagai konsekuensi dari
kehilangan bagian dari populasi organisme.

Pentingnya Variasi genetik


Kehadiran variasi genetik yang tinggi sangat penting untuk adaptasi, kelangsungan
hidup, dan evolusi dari setiap populasi tertentu. Ini sangat penting, karena populasi
mampu berkembang hanya jika anggotanya mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungan, hidup, dan kemudian berhasil mereproduksi. Ketika populasi yang
menunjukkan variasi genetik yang tinggi menghadapi perubahan lingkungan, atau
jika populasi yang berpindah ke habitat baru, kombinasi genom beragam dalam
organisme akan menghasilkan produksi keturunan yang akan memiliki varian
genetik yang mungkin terbukti bermanfaat bagi mereka dalam lingkungan hidup
yang baru.

Variasi genetik

Keturunan yang mampu beradaptasi akan bertahan dan berkembang biak,


sedangkan mereka yang gagal beradaptasi hampir tidak akan bertahan hidup.
Perubahan genetik seperti ini yang mengarah pada adaptasi dari organisme akan
menguntungkan, dan karenanya akan terakumulasi dalam populasi, sedangkan
mereka yang tidak melayani tujuan yang berguna akan mengalami penurunan
frekuensi. Namun, jika populasi yang menunjukkan variasi genetik yang rendah
menghadapi kondisi yang sama, ada kombinasi lebih sedikit kemungkinan yang
dapat terjadi selama produksi keturunan karena varian lebih sedikit jumlahnya. Oleh
karena itu, secara logis peluang mereka beradaptasi dan bertahan hidup berkurang
drastis. Karena organisme ini tidak beradaptasi atau bertahan dengan sukses,
mereka tidak dapat mereproduksi dan populasi mereka akhirnya menjadi punah.

Estimasi variasi genetik suatu sifat tertentu hadir dalam populasi tertentu disebut
variabilitas genetik populasi. Hal ini disebabkan dan dipengaruhi oleh mekanisme
yang sama yang menyebabkan dan mempengaruhi variasi genetik.

Dampak Ledakan Penduduk di Indonesia dan Solusinya 30 Desember 2014


07:52:04 Diperbarui:
17 Juni 2015 14:11:59 Dibaca : 14,968 Komentar : 0 Nilai : 0 Durasi Baca : 2 menit
Angka/jumlah penduduk sangat penting untuk diketahui dalam suatu wilayah/negara sebab
berhubungan dengan kebijakan dalam perencanaan-perencanaan pembangunan yang dilakukan
oleh pemerintah.Angka jumlah penduduk yang diperoleh walaupun telah melalui sensus
penduduk merupakan angka/jumlah penduduk yang mendekati kebenaran. Hal ini disebabkan
karena sifat dinamis penduduk, seperti adanya kelahiran, kematian, dan migrasi, yang bisa
berubah sewaktu-waktu. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 hingga tahun 2010, jumlah
penduduk Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup serius, walaupun pertumbuhan
mengalami penurunan. Peningkatan jumlah penduduk yang cepet sering disebut ledakan
penduduk. Seorang ahli kependudukan dari bangsa Inggris, Thomas Robert Malthus mengatakan
bahwa penyebab terjadinya ledakan penduduk suatu daerah/negara akibat kemiskinan. Menurut
Thomas Robert Malthus pertambahan jumlah penduduk adalah seperti deret ukur ( 1,2,4,8,16,...),
sedangkan jumlah pertambahan produksi makanan adalah seperti deret hitung ( 1,2,3,4,5,...). Hal
ini tentu saja akan sangat mengkhawatirkan di masa depan dimana kita akan kekurangan stok
bahan makanan. Secara logika dapat dikatakan bahwa penghuni bumi ini terus bertambah
sedangkan ruang pemukiman di bumi tetap tidak bertambah. Penigkatan pertumbuhan penduduk
normalnya harus diimbangi dengan pertumbahan bahan pangan, sandang dan papan. Ketidak
seimbangan antara bahan pangan, sandang dan papan dengan bertambahnya penduduk akan
mengakibatkan lingkungan hidup semakin rusak dan tingkat produktivitasnya SDA semakin
berkurang karena dipaksakan terus pemanfaatannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya cepat.
Pertumbuhan pendududuk Indonesia 1,49% per tahun (berdasarkan sensus penduduk tahun
2010). Dan juga jumlah populasi penduduk tertinggi di kawasan Asia Tenggara ini dipegang oleh
negara Indonesia dengan jumlah penduduk sebesar 235,5 juta jiwa. Dan jumlah populasi
terendah di pegang oleh negara Brunei Darussalam dengan penduduk berjumlah 0,4 juta jiwa.
Sumber ini di dapatkan dari source 2010 world population data sheet. Pertambahan penduduk
yang tidak dikendalikan akan menimbulkan permasalahan-permasalahan seperti : Kurangnya
kesempatan kerja, akan menimbulkan pengangguran dan peningkatan kejahatan. Kerusakan
hutan akibat penebangan hutan secara serampangan, akan menimbulkan bahaya erosi, tanah
longsor dan bahaya banjir. Adanya pemusatan penduduk akibat urbanisasi, akan menyebabkan
ketertiban dan keberhasilan lingkungan yang tidak terkontrol. Ketersediaan air bersih yang
kurang, akan mengakibatkan terganggunya kesehatan. Melihat permasalahan-permesalahan
kependudukan di atas, maka pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya
antara lain: Program KB (keluarga berencana) untuk membatasi jumlah anak bagi Menggalakan
setiap satu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
Pembatasan usia perkawinan; pembatasan tunjangan anak bagi PNS; program pendidikan formal
di sekolah-sekolah maupun penyuluhan-penyuluhan yang berlangsung kepada masyarakat.
Pelaksanaan program tansmigrasi sebagai upaya untuk mengatasi pemusatan
penduduk/kepadatan penduduk dan persebaran penduduk yang tidak merata. Pembangunan
gedung-gedung sekolah baru beserta fasilitasnya, penyelenggaraan sekolahterbuka, sebagai
upaya mengatasi kurangnya kesempatan mengenyam pendidikan, dan penyelenggaran beasiswa
bagi siswa tidak mampu dan berprestasi. Pembangunan perumahan-perumahan murah baik
rumah sederhana, maupun rumah sangat sederhana, untuk mengatasi ketersediaan perumahaan
yang kurang. Penyelenggaraan hutan lindung, reboisasi, penghijauan serta melarang pertanian
sistem ladang berpindah untuk mengatasi kerusakan hutan. Pembangunan industri-industri baru,
pusat-pusat perdagangan dan pariwisata sebagai upaya mengatasi kurangnya kesempatan kerja.
Referensi artikel : buku demografi, sensus penduduk, sumber data source 2010 World Population
Sheet, dan internet.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/fahrimfs/dampak-ledakan-penduduk-di-indonesia-
dan-solusinya_54f382d47455137d2b6c7880
Pengertian Ledakan Penduduk, Dampak dan Akibat
Ledakan Penduduk serta Cara Mengatasi Ledakan
Penduduk
Berikut ini adalah pembahasan lengkap tentang Ledakan penduduk yang meliputi
pengertian ledakan penduduk, dampak ledakan penduduk, dampak negatif ledakan
penduduk, akibat ledakan penduduk, cara mengatasi ledakan penduduk, upaya
mengatasi ledakan penduduk.

Pengertian Ledakan Penduduk

Tahukah kamu apa artinya ledakan penduduk? Bagaimana ledakan penduduk di


perkotaan dengan di pedesaan?

Ledakan penduduk dapat diartikan suatu keadaan kependudukan yang


memperlihatkan pertumbuhan yang melonjak cepat dalam jangka waktu yang
relatif pendek.

Ledakan penduduk biasanya terjadi karena angka kelahiran sangat tinggi,


sedangkan angka kematian mengalami penurunan yang drastis.

Penurunan angka kematian yang drastis ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain karena membaiknya kondisi kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat.

Pada umumnya, ledakan penduduk terjadi pada negara-negara yang sedang


berkembang, termasuk di Indonesia. Pertambahan penduduk Indonesia dalam kurun
waktu hanya 40 tahun meningkat lebih dari 100%.

Pada tahun 1961, jumlah penduduk Indonesia hanya 97.985.000 jiwa, tetapi pada
tahun 2000 telah meningkat menjadi 203.456.000 jiwa.

Pengertian Ledakan Penduduk, Dampak dan Akibat Ledakan Penduduk serta Cara
Mengatasi Ledakan Penduduk
Grafik: Ledakan Jumlah Penduduk Indonesia dari Tahun 1961 sampai Tahun 2000

Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhaan penduduk yang cepat seperti itu
memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Dampak Ledakan Penduduk

Beberapa dampak negatif yang timbul sebagai akibat terjadinva ledakan penduduk
di antaranya sebagai berikut.

1) Tingkat kemiskinan semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk yang


cepat biasanya tidak serta merta diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat.

2) Pertumbuhan penduduk yang cepat tidak seimbang dengan peningkatan


produksi pangan dapat mendorong kekurangan pangan.

3) Timbulnya permukiman atau daerah kumuh di perkotaan sebagai akibat


mahalnya harga tanah dan rumah.

4) Pemerintah mengalami kesulitan menyediakan sarana kebutuhan masyarakat


seperti sarana pendidikan dan kesehatan, perumaham, dan lain-lain disebabkan
memerlukan dana yang besar dan lokasinya padat oleh permukiman penduduk.

Jika dampak dari ledakan penduduk tidak segera diatasi, dapat mengakibatkan
suatu negara mengalami kesulitan dalam mempercepat proses pembangunannya.

Cara Mengatasi Ledakan Penduduk

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak ledakan
penduduk, di antaranya:
1) melaksanakan program Keluarga Berencana (KB), yaitu mengendalikan
pertumbuhan penduduk melalui cara pengendalian kelahiran;

2) menggalakan program transmigrasi;

3) meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga kemampuannya bekerja


untuk membangun dirinya menjadi lebih baik;

4) memperluas lapangan kerja;

5) pengiriman tenaga kerja ke negara tetangga.

Anda mungkin juga menyukai