Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EKONOMI KOPERASI dan UMKM

Eksistensi UKM dalam pembangunan ekonomi

(Dosen pengampu:Ok Sofyan Hidayat SE, M, Si, AK, CA)

Disusun oleh kelompok 10


Siat Putri Kabeakan (7213510014)

Kasah k Sigalingging (7213510045)


Alya Febrina Harahap (7213510022)
Kelas :1D

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS EKONOMI
PRODI S1 MANAJEMEN
2021
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang maha esa karena atas
rahmat dan karunia-nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini ini yang mengenai
“Eksistensi UKM dalam pembangunan ekonomi”dalam mata kuliah ekonomi koperasi dan
UMKM ini.

Semoga dengan adanya makalah ekonomi koperasi ini dapat membantu mahasiswa
atau mahasiswi dalam memahami materi ekonomi koperasi.
Dalam pembuatan makalah ini kami masih sadar masih banyak terdapat kekurangan
terutama sekali dalam hal penyajian materi. Untuk itu saran dan kritik pembaca sangat
penting bagi kami.
Akhir kata semoga makalah ekonomi koperasi ini dapat bermanfaat bagi kita dan pada
khususnya bagi para pembaca umumnya.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
2.1 Konsep pengusaha kecil dan menengah............................................2
2.2 keberadaan UKM secara alami...........................................................4
2.3 kinerja UKM di Indonesia....................................................................4
2.4 Kontribusi UKM Terhadap Kesempatan Kerja dan PDB......................5
2.5 Otonomi Daerah dan Peluang Bagi UKM Daerah...............................5
2.6 Peluang dan Tantangan Bagi UKM Dalam Liberalisasi Perdaagangan.6
BAB III PENUTUP...........................................................................................8
3.1 kesimpulan...........................................................................................8
3.2 saran.....................................................................................................8

Ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar Dalam memajukan
Eksistensi UKM dalam Proses Pembangunan Ekonomi.Selain Sebagai salah satu alternatif
lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam Mendorong laju pertumbuhan ekonomi
pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat Perusahaan-perusahaan besar mengalami
kesulitan dalam mengembangkan Usahanya. Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada
pendapatan daerah Maupun pendapatan Negara Indonesia.
UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya Berdasarkan
inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKM hanya
menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Padahal sebenarnya UKM Sangat berperan
dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.UKM dapat menyerap
banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.Selain itu UKM telah berkontribusi
besar pada pendapatan daerah maupun Pendapatan negara Indonesia. UKM juga
memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial Di suatu daerah yang belum
diolah secara komersial. UKM dapat membantu Mengolah Sumber Daya Alam yang ada di
setiap daerah. Hal ini berkontribusi Besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan
negara Indonesia.

1.2 . RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja Kreteria Usaha Kecil dan usaha menengah ?
2.Bagaimana Keberadaan UKM secara alami ?
3.Bagaimana Kinerja UKM di indonesia ?

4.Bagaimana Kontribusi UKM Terhadap Kesempatan Kerja dan PDB ?


5.Bagaimana Otonomi Daerah dan Peluang Bagi UKM Daerah ?
6.Bagaimana Peluang dan tantangan bagi UKM dalam Liberalisasi Perdagangan ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH
2.1.1 Pengertian UKM
Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998, Pengertian Usaha Kecil Menengah:
Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil Dengan bidang usaha yang secara mayoritas
merupakan kegiatan usaha Kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha
yang Tidak sehat.Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Pengertian Usaha Kecil Menengah:
Berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan Entitas usaha yang memiliki
jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan Usaha menengah merupakan entitias usaha
yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

Menurut UU No 20 Tahun 2008, Pengertian Usaha Kecil Menengah: Undang undang


tersebut membagi kedalam dua pengertian Yakni:
1) Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut :
Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta Rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
a) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00(tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah).

2) Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai Berikut :
b) Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta Rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh Milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
c) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00(dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).

3) Ciri-ciri dan contoh dari UKM


a) Ciri-ciri usaha kecil
1) Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap Tidak gampang
berubah;
2) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindahpindah;
3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau Masih sederhana,
keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan Dengan keuangan keluarga, sudah
membuat neraca usaha;
4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya Termasuk NPWP;
2
5) Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam Berwira usaha;
6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan Baik seperti
business planning.

b) Contoh Usaha Kecil


1) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki Tenaga kerja;
2) Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
3) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, dan rotan, industri
alat-alat rumah tangga, industri pakaian Jadi dan industri kerajinan tangan;
4) Peternakan ayam, itik dan perikanan;
5) Koperasi berskala kecil.

C) ciri -ciri usaha menengah

Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang Lebih baik, lebih

bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas Yang jelas antara lain, bagian

keuangan, bagian pemasaran dan bagian Produksi;

1) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem Akuntansi


dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing Dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan;

2) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi Perburuhan, telah ada
Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;

3) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin Tetangga, izin usaha,
izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan Lingkungan dll;
4) sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.
5. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik

c) Contoh usaha menengah


Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi Dari hampir
seluruh sektor mungkin hampir secara merata, yaitu:
1) Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala Menengah;
2) Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
3) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan Jasa transportasi taxi
dan bus antar proponsi;
4) Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam.
5) Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer Buatan

3
2.2 KEBERADAAN UKM SECARA ALAMI
Globalisasi perekonomian dunia juga memperbesar ketidakpastian Terutama karena

2.3 KINERJA UKM DI INDONESIA


UKM di negara berkembang, seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan Masalah-
masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat Kemiskinan, besarnya
jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan,Proses pembangunan yang tidak
merata antara daerah perkotaan dan perdesaan,Serta masalah urbanisasi. Perkembangan
UKM diharapkan dapat memberikan Kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya
penanggulangan masalahmasalah tersebut di atas.Karakteristik UKM di Indonesia,
berdasarkan penelitian Yang dilakukan oleh AKATIGA, the Center for Micro and Small
Enterprise Dynamic (CEMSED), dan the Center for Economic and Social Studies (CESS) tahun
2000, adalah mempunyai daya tahan untuk hidup dan mempunyai Kemampuan untuk
meningkatkan kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini Disebabkan oleh fleksibilitas UKM
dalam melakukan penyesuaian proses Produksinya, mampu berkembang dengan modal
sendiri, mampu mengembalikan Pinjaman dengan bunga tinggi dan tidak terlalu terlibat
dalam hal birokrasi.
UKM di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi disebabkan oleh 4 (empat) hal,
yaitu :
1) Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer Goods),
khususnya yang tidak tahan lama,

2) Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking financing Dalam


aspek pendanaan usaha,

3) Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam Arti
hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja, dan

4) Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan


Hubungan kerja di sektor formal.UKM di Indonesia mempunyai peranan Yang
penting sebagai penopang perekonomian.
Penggerak utama perekonomian di Indonesia selama ini pada dasarnya Adalah sektor UKM.
Berkaitan dengan hal ini, paling tidak terdapat beberapa Fungsi utama UKM dalam
menggerakan ekonomi Indonesia, yaitu :

4
a) Sektor UKM sebagai penyedia lapangan kerja bagi jutaan orang yangTidak
tertampung di sektor formal,

b) Sektor UKM mempunyai kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik


Bruto (PDB), dan

c) Sektor UKM sebagai sumber penghasil devisa negara melalui ekspor Berbagai
jenis produk yang dihasilkan sektor ini.
Kinerja UKM di Indonesia dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu :
1) Nilai tambah,
2) Unit usaha, tenaga kerja dan produktivitas,
3) Nilai ekspor.

2.4 KONTRIBUSI UKM TERHADAP KESEMPATAN KERJA DAN PDB


Sektor Usaha Kecil dan Menengah telah mampu menunjukkan kinerja Yang relatif lebih
tangguh dalam menghadapi masa krisis yang panjang.UKM Mendorong pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang tidak Bisalagi dilakukan oleh usaha
besar.Indikator ekonomi makro yang yang Merupakan hasil kerjasama Badan Pusat Statistik
(BPS) dengan Kementrian Koperasi dan UKM mengumumkan pertumbuhan UKM yang terus
mengalami Peningkatan.Apabila melihat data yang dilansir BPS menunjukkan betapa UKM
Menuju perkembangan yang sangat menjanjikan.Besaran Produk Domestik Bruto (PDB)
yang disumbangkan UKM pada2003 mencapai Rp1.013 triliun atau 56,7 Persen dari total
PDB nasional. Pada2001 terjadi pertumbuhan 3,8 persen, tahun 2002 naik menjadi 4,1
persen dan2003 meningkat menjadi 4,6 persen. Bahkan Sumbangan pertumbuhan PDB
UKMlebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Usaha besar. Tahun 2003 dari 4,1 persen
pertumbuhan PDB nasional ,2,4 persen Berasal dari UKM). Kontribusi sektor ini pada
perekonomian nasional juga cukupnSignifikan.

Padatahun 2002 jumlah UKM tercatat 41,3 juta unit atau 99,99% Darikeseluruhan unit
usaha ekonomi yang ada, dengan tingkat penyerapan Tenagakerja sebesar 88,7% dari
jumlah tenaga kerja yang ada, atau mencapai 68,28 jutaorang. Dibanding dengan kondisi
tahun 2002, jumlah tersebut Meningkat sebesar2,7% menjadi 42,4 juta unit usaha, dengan
penyerapan tenaga Kerja menjadi 79juta tenaga kerja atau meningkat 15,7 %.

2.5 OTONOMI DAERAH DAN PELUANG BAGI UKM DAERAH


Dengan diberlakukannya otonomi daerah, dunia usaha di daerah akan Menghadapi
suatu perubahan besar yang sangat berpengaruh terhadap iklim Berusaha/persaingan di
daerah. Oleh sebab itu, seetiap pelaku bisnis di daerah Dituntut untuk dapat beradaptasi
. 5
menghadapi perubahan tersebut. Di satu sisi, Perubahan itu akan memberi kebebasan
sepenuhya bagi daerah dalam menentukan Sendiri kegiatan-kegiatan ekonomi yang akan
dikembangkan. Tentunya Diharapkan kegiatan-kegiatan yang produktif yang dapat
menghasilkan nilai Tambah (NT) yang tinggi dan dapat memberi sumbangan besar bagi
pemerntukan PAD, salah satunya adalah industri-industri dengan dasar sumber daya alam.
Diharapkan industri-industri tersebut dapat dikembangkan di daerah yang kaya Sumber
daya alam sehingga mempunyai daya saing tinggi dibandingkan dengan Negara-negara lain.

Bagi pengusaha setempat, pembangunan industri-industri tersebut berarti Suatu


peluang bisnis ang besar, baik dalam arti membangun perusahaan di industri Tersebut atau
perusahaan di sector lain yang terkait dengan industri tersebut, Misalnya di sector jasa
(perusahaan transportasi) atau di sector perdagangan (perusahaan ekspor-impor).

Di sisi lain, jika tidak ada kesiapan yang matang dari Pelaku bisnis daerah, maka
pemberlakuan otonomi daerah akan menimbulkan Ancaman besar bagi mereka untuk dapat
bertaha menghadapi persaingan dari luar Daerah atau luar negeri. Dengan kata lain,
tantangan yang pasti dihadapi setiap Pelaku bisnis di daerah pada masa mendatang adalah
bagaimana mereka Memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik-baiknya.

2.6 PELUANG DAN TANTANGAN BAGI UKM DALAM LIBERALISASI PERDAGANGAN


Sejak terjadi reformasi kebijakan perdagangan di Indonesia pada awal Tahun 1980-an,
Indonesia mulai keluar dari cangkangnya untuk membuka diri dan Terlibat dalam
perekonomian global. Setelah sekian lama berlindung dan Bergantung terhadap pendapatan
minyak dan gas yang melimpah ruah, Indonesia Segera mencari alternatif pendapatan
negara sejak redamnya masa oil boom Sehingga fokus harus dialihkan pada pengembangan
pundi-pundi dari sektor nonmigas (sektor selain minyak bumi dan gas). Oleh karenanya,
pemerintah Indonesia berinisiatif untuk melakukan reformasi kebijakan perdagangan, mulai
Dari pengurangan hambatan perdagangan non-tarif secara bertahap hingga Penurunan
tingkat tarif mencapai 0% di beberapa sektor.Semua tingkat perjanjian Perdagangan pun
ditindaklanjuti, baik di tingkat multilateral, regional, serta Bilateral.Tak ketinggalan,
deregulasi berbagai peraturan perdagangan pun Dilakukan demi meminimalisasi peluang
korupsi di tataran birokrat.
Kendala utama yang dihadapi UMKM sehingga pembentukan nilai Ekspornya sangat
rendah disebabkan oleh teknologi yang belum mumpuni untuk Menunjang produktivitas,
rendahnya keahlian tenaga kerja, kurangnya Pengetahuan mengenai pasar dan strategi
bisnis global, dan keterbatasan dalam Mengakses modal.Pengetahuan pemasaran yang
kurang memadai mengakibatkan Para pelaku UMKM tidak melakukan kegiatan secara
ekspor secara mandiri Melainkan menggunakan jasa pihak ketiga untuk melakukan ekspor.
Hal ini untuk Sementara bisa diatasi dengan menjadikan pelaku UMKM supplierbagi
Perusahaan besar dan perusahaan asing dalam negeri yang memiliki jaringan Internasional
sehingga mereka terlatih dalam membentuk jaringan.Namun, Manfaat untuk jangka
6
panjang, pemerintah dan institusi terkait perlu mengadaka Pelatihan guna meningkatkan
kemampuan pemasaran secara internasional Tersebut.Untuk mengatasi permodalan,
pemerintah telah berupaya untuk Memperluas Bank Penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR)
melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) sehingga pada tahun 2011 melalui Kementerian
Koperasi dan UKM mampu merealisasikan KUR sebesar 29 triliun. Dengan kata Lain, tercapai
145% melampaui target.Kementerian Koperasi dan UKM telah Mencanangkan berbagai
program strategis seperti, Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN), pengembangan
Inkubator Bisnis, pengembangan dan perluasan Pasar produk UMKM.Namun, pemerintah
masih luput untuk fokus pada Pengembangan sumber daya manusia dan teknologi untuk
meningkatkan Kemampuan inovasi dan mutu produk sehingga produk UMKM Indonesia bisa
Diakui secara internasion

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Meskipun peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah strategis Dan sentral
diantaranya karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan Penyerapan tenaga
kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil Pembangunan. UKM seringkali
terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam Skala kecil dan belum mampu bersaing
dengan unit usaha lainnya. Padahal UKM Terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis.
Namun kebijakan pemerintah Maupun pengaturan yang mendukungnya sampai sekarang
dirasa belum Maksimal. ………Hal ini dapat dilihat kebijakan yang diambil yang cenderung
Berlebihan namun tidak efektif, hinga kebijakan menjadi kurang komprehensif Dan kurang
terarah. Padahal UKM masih memiliki banyak permasalahan yang Menyebabkan perannya
di perekonomian indonesia kurang maksimal sehingga Perlu mendapatkan penanganan
yang serius. Selain itu kelemahan dalam Organisasi, manajemen, maupun penguasaan
teknologi juga perlu dibenahi.Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang
besar baik dari Pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif
bersama Pelaku ekonomi lainnya. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam
Memberdayakan UKM dengan cara mengupayakan UKM adar dapat tumbuh dan
Berkembang secara kondusif, meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM, dan
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya

3.2 SARAN
Dengan makalah ini, semoga pembaca dapat menelaah lebih dalam tentang UKM serta
berbagai masalah yang dihadapi UKM tersebut agar nantinya dapat Menghasilkan UKM
yang lebih kreativ, maju dan berkembang Selain itu dalam Makalah ini mungkin masih
banyak kekurangan bahan–bahan dan leteratur, hanya Sedikit yang dapat penulis paparkan,
sebaiknya pembaca agar dapat menambah Sumber–sumber bahan lainnya.

. 8

Anda mungkin juga menyukai