Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

BAB
BAB II PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dasar perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai
fungsi sebagai media/wahana pertanggungjawaban kepada publik atas
penyelenggaraan Pemerintahan. Untuk itu Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 secara garis besar adalah
untuk menginformasikan mengenai rencana kinerja dan capaian kinerja
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2016. Adapun dasar hukum yang
menjadi dasar penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi
DKI Jakarta adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah

2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas


Kinerja Instansi Pemerintah

3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah

4. Instruksi Gubernur Nomor 2 Tahun 2017 tentang Penyusunan Laporan


Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mengacu pada dokumen


Keputusan Gubernur Nomor 586 Tahun 2017 tentang Perjanjian Kinerja Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2016. Adapun Keputusan Gubernur
tersebut merupakan revisi perubahan terhadap Kepgub 1670 Tahun 2013 tentang
Penetapan Kinerja Tahun 2013-2017. Perencanaan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2
Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun
2013-2017, serta berpedoman pada Peraturan Gubernur Nomor 181 Tahun 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-1
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016 dan Peraturan Gubernur
Nomor 153 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Nomor 181
Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016.

B. MANFAAT DAN TUJUAN


1. MAKSUD
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2016 dimaksudkan untuk memberikan gambaran kinerja
penyelenggaraan pemerintah yang jelas, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
sasaran dalam kurun waktu Tahun Anggaran 2016 dan sebagai bentuk
akuntabilitas kinerja yang dicerminkan dari hasil pencapaian kinerja
berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
2. TUJUAN
a. Memberikan informasi mengenai perencanaan, pengukuran, pelaporan dan
evaluasi kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016.
b. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Tahun 2016.
c. Hasil evaluasi nantinya akan dijadikan acuan perbaikan dan peningkatan
kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di tahun selanjutnya serta masa
yang akan datang.

C. GAMBARAN UMUM ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI DKI


JAKARTA

1. Kedudukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta


Kedudukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini masih berdasarkan pada
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-2
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

Kondisi Pemerintahan
Dengan penataan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang lebih
efektif dan efisien diharapkan terwujud penyelenggaraan pemerintahan yang
berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan. Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan upaya
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaksanakan Reformasi Birokrasi.
Penataan ulang organisasi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun
2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Tabel I.1
Struktur Organisasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
No Perangkat Daerah
1 Sektetariat Daerah 1
2 Sekretariat DPRD 1
3 Inspektorat 1
4 Bappeda 1
5 Dinas 20
6 LTD 17
7 Kota Administrasi 5
8 Kabupaten Administrasi 1
9 Kecamatan 44
10 Kelurahan 267
11 Satpol PP 1
12 Lembaga Lain 4
Total 363
Sumber Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi

D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMERINTAH PROVINSI DKI


JAKARTA
Tugas pokok dan fungsi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah
menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan urusan otonomi daerah
serta kekhususannya dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas desentralisasi di
Provinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, dibentuk Organisasi Perangkat Daerah untuk mendukung
operasional pelaksanaan tugas Gubernur Kepala Daerah, Sekretariat DPRD,
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Daerah, Lembaga

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-3
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

Teknis Daerah, Kota Administrasi, Kabupaten Administrasi, Kecamatan,


Kelurahan dan Satpol PP.

1. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah mempunyai tugas membantu Gubernur dalam
menyusun kebijakan Pemerintahan Daerah dan mengoordinasikan Perangkat
Daerah, dengan fungsi sebagai berikut :
a. penyusunan kebijakan Pemerintahan Daerah;
b. pengendalian dan pengoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintahan Daerah oleh Perangkat
Daerah;
d. pembinaan administrasi dan aparatur Daerah;
e. pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan kerumahtanggaan pimpinan dan
Sekretariat Daerah;
f. penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan Pemerintah Daerah;
g. pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan, pelayanan publik, transparansi,
akuntabilitas, dan pelaporan Perangkat Daerah;
h. penyelenggaraan urusan hukum, kerjasama Daerah, dan protokol;
i. fasilitasi dan pengoordinasian fungsi perekonomian, pembangunan dan lingkungan
hidup, kesejahteraan sosial serta mental spiritual;
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

Dibawah Sekretaris Daerah terdapat 5 (lima) orang Asisten yang


mempunyai tugas koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
(1) tata praja dan aparatur, (2) perekonomian, (3) keuangan, (4) pembangunan
dan (kesejahteraan masyarakat).

2. Sekretariat DPRD `
Merupakan unsur pelayanan kepada
DPRD, yang mempunyai tugas
menyelenggarakan administrasi kesekretariatan,
administrasi keuangan, mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta
menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga
ahli yang diperlukan oleh DPRD.
Sekretariat DPRD dipimpin oleh seorang
Sekretaris, yang secara teknis operasional berkedudukan dibawah dan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-4
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif


bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

3. Inspektorat
merupakan unsur pengawasan internal
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang
mempunyai tugas pengawasan terhadap
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah
dan pengelolaan badan usaha milik daerah.
Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur
yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung
kepada Gubernur dan secara administratif mendapat pembinaan dari
Sekretaris Daerah.

4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


merupakan unsur perencana
pembangunan Daerah, yang mempunyai tugas
menyusun, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan dan
pengelola statistik daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dipimpin oleh Kepala Badan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Badan
Perancanaan Pembangunan Daerah dibantu
oleh seorang Wakil Kepala Badan.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-5
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

5. Dinas
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Gubernur
melalui Sekretaris Daerah. Dinas
Daerah ini melaksanakan tugas dan
fungsi operasional untuk bidang-bidang
pembangunan tertentu seperti
pariwisata, pendidikan, perumahan,
pertambangan, dan pendapatan
daerah. Fungsi dari dinas-dinas daerah iini akan dikoordinasikan olehn Asisten
Sekretaris Daerah yang terkait.

6. Lembaga Teknis Daerah

Lembaga teknis daerah


merupakan badan yang dikepalai oleh
seorang Kepala Badan sebagai unsur
penunjang Gubernur dalam
Penyelenggaraan pemerintah daerah
untuk bidang-bidang tertentu.
Beberapa lembaga teknis yang
terdapat dalam Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencakup Badan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik, Badan Pendidikan dan Pelatihan, Badan Pembinaan
BUMD dan Penanaman Modal, Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah,
Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana,
serta Badan Perpustakaan Arsip Daerah.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-6
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

7. Kota Administrasi
Kota Administrasi merupakan
unsur pelaksana dan koordinator
pelaksanaan tugas pemerintah daerah
yang dilimpahkan dari Gubernur di
wilayah kota administrasi.
Kota Administrasi dipimpin oleh
seorang walikota yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab
kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah. Dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya, walikota dikoordinir oleh Asisten Pemerintahan.
Saat ini terdapat 5 (lima) Kota Administrasi, yaitu Jakarta Utara, Jakarta
Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.

8. Kabupaten Administrasi
Kabupaten Administrasi merupakan unsur pelaksana dan koordinator
pelaksanaan tugas pemerintah
daerah yang dilimpahkan dari
Gubernur di wilayah kabupaten
administrasi.
Kabupaten administrasi
dipimpin oleh seorang Bupati yang
berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Gubernur
melalui Sekretaris Daerah. Dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya,
Bupati yang dibantu oleh seorang Wakil Bupati dikoordinasikan oleh Asisten
Pemerintahan.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-7
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

9. Kecamatan
Kecamatan merupakan perangkat daerah dibawah Kota
Administrasi/Kabupaten Administrasi, yang
melaksanakan tugas yang dilimpahkan dari
Gubernur dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas pemerintah daerah di
wilayah Kecamatan.
Kecamatan dipimpin oleh seorang
Camat yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Walikota/Bupati
melalui Sekretaris Kota
Administrasi/Kabupaten Administrasi dengan jumlah Kecamatan sebanyak 44
Kecamatan.

10. Kelurahan
Kelurahan merupakan perangkat daerah di bawah Kecamatan, yang
melaksanakan tugas yang dilimpahkan dari
Gubernur dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas pemerintahan daerah di
wilayah Kelurahan.
Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah
yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Walikota/Bupati
melalui Camat dengan jumlah sebanyak 267
Kelurahan.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-8
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

11. Satuan Polisi Pamong Praja


Dinas Daerah yang merupakan unsur perangkat daerah pemerintah
daerah dalam penyelenggaraan
ketentraman dan ketertiban
umum, penegakan peraturan
daerah dan Peraturan Gubernur.
Satpol PP dipimpin oleh seorang
Kepala Satuan Polisi Pamong
Praja yang berkedudukan di
bawah dan bertanggungjawab
kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah.
Satuan Polisi Pamong Praja
dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya dikoodinasikan oleh
Asisten Pemerintahan.

12. Lembaga lain.


Lembaga lain yang merupakan unsur pelaksanaan peraturan
perundang-undangan dan tugas permerintahan umum lainnya dapat dibentuk
lembaga lain sebagai bagian dari Perangkat Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan kebutuhan.
Lembaga lain dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di bawah
kordinasi Sekretaris Daerah sesuai dengan bidang tugas masing- masing.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-9
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

E. SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

Susunan Organisasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terdiri dari Sekretariat


Daerah yang membawahi 5 Asisten, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, 20 Dinas, 17 LTD, 5 Kota Administrasi,
1 Kabupaten Administrasi, 44 Kecamatan, 267 Kelurahan, Satpol PP dan
4 Lembaga Lain.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 12 Tahun 2014 tentang Otganisasi Perangkat Daerah, maka susunan
Kelembagaan tersebut efektif dilaksanakan sejak tanggal 2 Januari 2014 hingga
sampai saat ini.

Gambar I.1
Pola Struktur Organisasi Pemerintah Daerah

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-10
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

F. PERSONIL/PEGAWAI

dalam menunjang Visi dan Misi Gubernur Provinsi


DKI Jakarta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
mempunyai Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 71.779
pegawai per 31 Desember 2016.

Grafik I.1
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Jenis Kelamin

PNS PROV. DKI JAKARTA 2016

LAKI-LAKI
48%
PEREMPUAN
52%

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Sumber BKD Provinsi DKI Jakarta per 31 Desember 2016

Grafik 1.2
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Usia

30000 USIA 25246


25000

20000 17207

15000 10983
7632 8050
10000

5000 2353
308
0
<25 25-30 31-36 37-42 43-48 49-55 >55

Sumber BKD Provinsi DKI Jakarta per 31 Desember 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-11
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

Grafik I.3
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Pegawai
35,000

30,000
30,128
28,308
25,000

20,000

15,000

10,000

5,000
5,245
1,121 1,805 682 1,154 3,285 51
-
SD SMP SMA D1 D2 D3 S1 S2 S3

Sumber BKD Provinsi DKI Jakarta per 31 Desember 2016

G. CAPAIAN REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH PROVINSI DKI


JAKARTA

Reformasi Birokrasi pada hakikatnya adalah upaya untuk melakukan


pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan guna mendukung pencapaian 8 (delapan) area perubahan
reformasi birokrasi, yang meliputi: mental aparatur, pengawasan, akuntabilitas,
kelembagaan, tatalaksana, sumber daya manusia aparatur, peraturan Perundang-
undangan, serta pelayanan publik sebagai perwujudan 3 (tiga) sasaran reformasi
birokrasi, yaitu:
1. Terwujudnya birokrasi yang bersih dan akuntabel;
2. Terwujudnya birokrasi yang efektif dan efisien; dan
3. Terwujudnya birokrasi yang memiliki pelayanan publik yang berkualitas.
Pencapaian reformasi birokrasi di tahun 2016 dapat diliat dari sejauh mana
terwujudnya birokrasi yang bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien
dan birokrasi yang memiliki pelayanan publik yang berkualitas.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-12
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

Kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2016 untuk mewujudkan Birokrasi
yang Bersih dan Akuntabel yaitu melaksanakan pencanangan pembangunan
Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi/ Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani (WBK/WBBM) melalui identifikasi terhadap unit kerja yang berpotensi
sebagai unit kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dengan
mengusulkan 8 unit kerja yaitu RSUK Duren Sawit, RSUD Pasar Minggu, RSUD
Tarakan, RSUD Cengkareng, RSUD Pasar Rebo, RSUD Budhi Asih, Kantor
Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, dan Badan Pelayanan dan Pengadaan
Barang/Jasa.
Pada area perubahan bidang sumber daya manusia aparatur, diantaranya
telah dilakukan penyusunan dan penetapan peringkat jabatan, penempatan
pegawai dalam jabatan pelaksana, pemetaan jabatan dan penyusunan standar
kompetensi jabatan sebagai dampak perubahan dan penataan kelembagaan.
Pada area perubahan bidang tatalaksana diantranya penyusunan dan
penetapan Standar Pelayanan (SP) di kelurahan, kecamatan dan unit pelaksana
teknis melalui penetapan kepala SKPD; Penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP) pada sekolah-sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan.
Kegiatan strategis yang telah dilakukan pada tahun 2016 untuk mewujudkan
Birokrasi Efektif dan Efisien pada area perubahan bidang kelembagaan, telah
dilaksanakannya restrukturisasi penataan tugas dan fungsi unit kerja melalui
Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan
Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta yang merupakan implementasi dari UU
Nomor 23 tahun 2014 dan PP Nomor 18 tahun 2016, sebagai penyempurnaan dari
Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Provinsi DKI Jakarta.
Kegiatan strategis yang telah dilakukan untuk mewujudkan Birokrasi yang
Memiliki Pelayanan Publik yang Berkualitas pada area perubahan bidang
pelayanan diantaranya adalah penyederhanaan persyaratan perizinan dan Non
Perizinan melalui Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 28 Tahun 2016
tentang Penyederhanaan Persyaratan Perizinan dan Non Perizinan dan
kemudahan pemohon dalam mengakses informasi progres pengajuan
permohonan yang diajukan pada tingkat provinsi pada pelayanan perizinan dan
non perizinan dengan diimplementasikan Perizinan/Non Perizinan Yang
diselenggarakan secara Elektronik. Berdasarakan Pemeringkat E-Government

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-13
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

Indonesia (PEGI) Kemenkominfo Tahun 2015, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta


berada di peringkat teratas dengan nilai 3.39 (Skor 1 – 4).
Tabel I.2
Capaian Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016
NO CAPAIAN TANGGAL KET
1. Peraturan Gubernur tentang Road Map 3-08-2016
Reformasi Birokrasi Tahun 2015 – 2019
2. Pengusulan calon unit kerja berpredikat 20-04-2016 Ada 8
Zona integrasi menuju WBK SKPD
3. Penyusunan dan Penetapan Standar 2016 Melalui SK
Pelayanan (SP) di kelurahan, kecamatan SKPD
dan unit pelaksana teknis
4. Penyusunan dan Penetapan Standar 2016 Melalui SK
Operasional Prosedur (SOP) pada sekolah- SKPD
sekolah
5. Penyusunan dan Penetapan Peraturan 23-12-2016
Daerah No 5 tahun 2016 tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta
6. Penyusunan peraturan Gubernur tentang Proses
Jabatan Pelaksana pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Unit Kerja Perangkat
Daerah
Sumber Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi Setda Provinsi DKI Jakarta

H. PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TAHUN 2016

1. Ekonomi
Berdasarkan dari Berita Resmi Statistik BPS Provinsi DKI Jakarta Nomor
50/11/31/Th.XVIII tanggal 7 November 2016, Perekonomian Jakarta triwulan
III tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 550,11 triliun rupiah, sementara
menurut harga konstan mencapai 389,12 triliun rupiah.
Ekonomi Jakarta pada triwulan III-2016 bila dibandingkan dengan
triwulan III-2015 (y on y) dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 10,98%. Dari sisi
pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen konsumsi LNPRT
sebesar 15,26 persen.
Ekonomi Jakarta triwulan III-2016 tumbuh (2,09 persen) bila
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Dari sisi lapangan usaha

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-14
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi komunikasi


(4,91 persen), dan dari sisi komponen pengeluaran pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh pengeluaran konsumsi LNPRT (9,57 persen).
Secara komulatif, pada triwulan I s.d III-2016 perekonomian Jakarta
tumbuh (5,75 persen) bila dibandingkan dengan triwulan I s.d. III-2015.
Struktur perekonomian Jakarta triwulan III-2016 didominasi oleh tiga
lapangan usaha utama yaitu perdagangan besar dan eceran, dan reparasi
mobil dan sepeda motor sebesar (16,41 persen), industri pengolahan sebesar
(13,56 persen) dan konstruksi sebesar (12,76 persen), sementara itu dari sisi
pengeluaran didominasi oleh konsumsi rumah tangga sebesar (59,44 persen)
dan PMTB sebesar (40,07 persen).

2. Ekspor dan Impor


Berdasarkan dari Berita Resmi Statistik BPS Provinsi DKI Jakarta Nomor
06/02/31/Th. XIX tanggal 1 Februari 2017, Nilai ekspor melalui DKI Jakarta
bulan Desember 2016 mencapai 3.958,86 juta dollar Amerika, turun 4,24
persen dari nilai ekspor bulan November 2016 yang mencapai 4.134,00 juta
dollar Amerika, tetapi lebih tinggi 6,41 persen dibandingkan Desember 2015.
Hal ini berbeda dengan ekspor nasional yang mengalami peningkatan pada
bulan Desember 2016 sebesar 1,99 persen dibandingkan bulan November
2016, dan juga lebih tinggi 15,57 persen dibandingkan Desember 2015.

Nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta bulan Desember 2016 mencapai


715,18 juta dollar Amerika, turun 12,84 persen dari nilai ekspor bulan
November 2016 yang mencapai 820,56 juta dollar Amerika, dan lebih rendah
12,64 persen dari nilai ekspor sejenis bulan Desember tahun sebelumnya.

Kontribusi nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta terhadap total nilai


ekspor yang melalui DKI Jakarta bulan Desember 2016 mencapai 18,07
persen, turun 1,78 poin dari kontribusi bulan sebelumnya yang mencapai 19,85
persen.

Pasar utama ekspor produk DKI Jakarta untuk bulan Desember adalah
kawasan ASEAN yakni 39,79 persen, menurun 1,25 poin dari market share
kawasan ASEAN bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 41,04

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-15
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

persen, dan lebih rendah 4,74 poin dari bulan November 2016 yang mencapai
44,53 persen.

Pada bulan Desember 2016 empat (4) komoditi unggulan ekspor produk
DKI Jakarta mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya.
Peningkatan terjadi pada pakaian jadi bukan rajutan 6,69 juta dollar Amerika;
barang-barang rajutan 6,51 juta dollar Amerika; ikan dan udang 2,57 juta dollar
Amerika; dan tembaga 0,29 juta dollar Amerika. Sedangkan enam (6) komoditi
unggulan lainnya mengalami penurunan.

Nilai impor melalui DKI Jakarta bulan Desember 2016 mencapai 6.573,11
juta dollar Amerika, turun 3,60 persen dari nilai impor bulan November 2016,
tetapi lebih tinggi 9,15 persen dibandingkan Desember 2015. Perubahan impor
pada bulan Desember ini sejalan dengan impor nasional bulan Desember 2016
yang mengalami peningkatan sebesar 0,88 persen dibandingkan November
2016, dan lebih tinggi 5,82 persen dari bulan Desember 2015.

Berdasarkan golongan penggunaan barang atau Broad Economic


Category, nilai impor bulan Januari-Desember 2016 mengalami peningkatan
untuk golongan penggunaan barang konsumsi dan golongan penggunaan
barang bahan baku & penolong yaitu 17,12 persen dan 2,17 persen;
sedangkan barang modal mengalami penurunan yaitu 10,77 persen. Dari
ketiga jenis golongan tersebut, proporsi terbesar adalah nilai impor bahan baku
& penolong sebesar 69,17 persen.

3. Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi


Berdasarkan dari Berita Resmi Statistik BPS Provinsi DKI Jakarta Nomor
01/01/31/Th. XIX tanggal 3 Januari 2017, Bulan Desember 2016, harga-harga
di DKI Jakarta mengalami inflasi 0,27 persen. Laju inflasi Tahun 2016
mencapai 2,37 persen dan laju inflasi tahun ke tahun DKI Jakarta 2,37 persen.

Inflasi yang terjadi pada bulan Desember disebabkan naiknya harga-


harga pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Empat
kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks/inflasi yaitu kelompok
transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,99 persen; kelompok makanan jadi,
minuman, rokok & tembakau 0,54 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas
& bahan bakar 0,18 persen; dan kelompok bahan makanan 0,09 persen.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-16
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

Sedangkan tiga kelompok pengeluaran lainnya mengalami penurunan


indeks/deflasi yaitu kelompok sandang 0,90 persen; kelompok pendidikan,
rekreasi dan olah raga 0,06 persen dan kelompok kesehatan 0,06 persen.

Komoditi yang memberikan sumbangan inflasi cukup besar antara lain:


angkutan udara (0,1010 persen); tarip pulsa ponsel (0,0779 persen); telur
ayam ras (0,0406 persen); daging ayam ras (0,0377 persen); bensin (0,0332
persen); cabai rawit (0,0280 persen); ayam goreng (0,0265 persen); sarung
katun (0,0182 persen); makanan ringan/snack (0,0166 persen); rokok kretek
filter (0,0123 persen); donat (0,0113 persen); tarip listrik (0,0109 persen);
mesin cuci (0,0092 persen); jagung manis (0,0082 persen); baju kaos berkerah
(0,0080 persen); melon (0,0079 persen); rokok kretek (0,0076 persen); ikan
kembung (0,0073 persen); juice buah (0,0069 persen); tarip kereta api (0,0064
persen); bakso (0,0063 persen); kontrak rumah (0,0060 persen); teri (0,0050
persen); susu cair kemasan (0,0049 persen); kangkung (0,0046 persen); sabun
detergen bubuk/cair (0,0039 persen); kipas angin (0,0037 persen); mie kering
instant, kembang kol, kelapa, dan baju kaos berkerah masing-masing (0,0031
persen); ikan bandeng (0,0030 persen); cumi-cumi, kacang panjang, terong
panjang, dan air kemasan masing-masing (0,0028 persen); dan jeruk (0,0020
persen).
Pada bulan Desember 2016, dari 82 kota yang diteliti 78 kota mengalami
inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Lhokseumawe 2,25
persen dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kota Padang
Sidempuan dan Kota Tembilahan masing-masing 0,02 persen. Kota Jakarta
menempati urutan 56 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.

4. Tingkat Kemiskinan
Berdasarkan dari Berita Resmi Statistik BPS Provinsi DKI Jakarta Nomor
04/01/31/Th.XIX tanggal 3 Januari 2017, Jumlah penduduk miskin di DKI
Jakarta pada bulan September 2016 sebesar 385,84 ribu orang (3,75 persen).
Dibandingkan Maret 2016 (384,30 ribu orang atau 3,75 persen), jumlah
penduduk miskin naik sebanyak 1,54 ribu orang. Sedangkan dibandingkan
dengan September 2015 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 368,67 ribu
orang (3,61 persen), jumlah penduduk miskin naik 17,17 ribu orang atau naik
0,14 poin.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-17
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

Garis Kemiskinan (GK) bulan September 2016 sebesar Rp 520.690 per


kapita per bulan, lebih tinggi dibandingkan Garis Kemiskinan Maret 2016
sebesar Rp 510.359 per kapita per bulan, dan Garis Kemiskinan September
2015 sebesar Rp 503.038 per kapita per bulan.

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar


dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang,
pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap
Garis Kemiskinan September 2016 sebesar 64,33 persen (Rp 334.938),
sedangkan sumbangan Garis Kemiskinan Non Makanan terhadap Garis
Kemiskinan sebesar 35,67 persen (Rp 185.752).

Keadaan kemiskinan bulan September 2016 dibandingkan dengan


keadaan Maret 2016 dan September 2015.

a. Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2016


sebesar 385,84 ribu orang atau 3,75 persen, naik 1,54 ribu orang
dibandingakan Maret 2016 (384,30 ribu orang atau 3,75 persen).
b. Rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan (P1)
Maret 2016-September 2016 mengalami penurunan sebesar 0,024 poin
(0,457 pada Maret 2016 menjadi 0,433 pada September 2016), dan pada
September 2015-September 2016 mengalami peningkatan sebesar 0,159
poin (0,274 pada September 2015 menjadi 0,433 pada September 2016).
c. Ketimpangan pengeluaran penduduk miskin (P2) turun sebesar 0,008 poin
dari 0,083 menjadi 0,075 selama kurun Maret-September 2016 dan naik
sebesar 0,031 poin dari 0,044 menjadi 0,075 selama kurun September
2015-September 2016.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-18
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA

I. SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Sistematika penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2016 terdiri dari 4 (empat) Bab yaitu sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Gambaran singkat tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Organisasi dan Personil Perangkat
Daerah serta Sistematika Penyusunan.

BAB II. PERENCANAAN KINERJA


Menjelaskan ringkasan/ikhtisar Perjanjian Kinerja Tahun 2016 yang
mendasarkan pada dokumen perencanaan.

BAB III. KINERJA INSTANSI PEMERINTAH


Menjelaskan capaian kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja
tahun 2016. Diuraikan pula analisis capaian kinerja yang meliputi :
perbandingan Antara target dan realisasi kinerja tahun 2016.
Perbandingan Antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun
2015 dengan tahun 2016 dengan target 2017 berdasarkan dokumen
RPJMD tahun 2013 sampai tahun 2017. Untuk beberapa indikator
realisasi kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan standar nasional.
Analisis keberhasilan/ kegagalan, hambatan/ kendala dan
permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang
diambil serta penyajian realisasi anggaran.

BAB IV. PENUTUP


Memuat kesimpulan umum atas capaian kinerja Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2016 dan upaya/langkah dan di masa mendatang
yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota dalam rangka peningkatan
kinerjanya.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016 I-19

Anda mungkin juga menyukai