Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASPEK PERPAJAKAN JASA KONSTRUKSI PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kapita Selekta Perpajakan

Dosen Pengampu : 
Sony Devano, S.E., Ak., M.Ak., CA., BKP, CPA.

Disusun oleh : 
Billy Satrio (120104180006)
Ashilah Seiza Diah Kirana (120104180047)
Ajeng Anggita (120104180050)

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI PERPAJAKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Aspek
Perpajakan Jasa Konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk.” untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Kapita Selekta Perpajakan dengan tepat waktu.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kesalahan pada makalah ini.
Oleh sebab itu, penyusun berharap kritik dan saran yang membangun sebagai bentuk
perbaikan pada makalah ini. Akhir kata, penyusun mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. 

Jatinangor, 01 November 2021

Tim Penyusun Makalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan...............................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................4
2.1 Jasa Konstruksi di Indonesia..................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Jasa Konstruksi.............................................................................................4
2.1.2 Jenis-Jenis Jasa Konstruksi.............................................................................................4
2.2 Profil PT Adhi Karya (Persero) Tbk.........................................................................................7
2.2.1 Sejarah Pendirian PT Adhi Karya (Persero) Tbk..............................................................7
2.2.2 Proses Bisnis PT Adhi Karya (Persero) Tbk.....................................................................8
2.3 Aspek Perpajakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.....................................................................8
2.3.1 Pengenaan Pajak Jasa Konstruksi...................................................................................8
2.3.2 PPh Pasal 21.................................................................................................................13
2.3.3 PPh Pasal 22.................................................................................................................13
2.3.4 PPh Pasal 23.................................................................................................................13
2.3.5 PPh Pasal 26.................................................................................................................13
2.3.6 PPh Pasal 29.................................................................................................................14
2.3.7 PPh Final......................................................................................................................14
BAB III..................................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak adalah iuran atau pungutan wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat
untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat
ditunjuk secara langsung. Pajak memang merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa
dipisahkan dari dalam APBN dikarenakan pajak merupakan salah satu komponen APBN
dengan kontribusi terbesar dalam penerimaan negara yang banyak membantu pemerintahan
dalam memajukan negara itu sendiri.

Indonesia merupakan negara berkembang sehingga tidak terlepas dari berbagai


pembangunan infrastruktur, baik itu pembangunan jalan, gedung, perumahan, sarana dan
prasarana lainnya. Proyek-proyek yang ada dalam konstruksi itu sendiri sebagian diisi oleh
proyek pemerintah dan sisanya diperoleh dari proyek swasta. Dilihat dari perkembangannya,
sektor konstruksi tidak saja berdampak pada kehidupan ekonomi, namun juga berimbas
positif bagi kehidupan sosial masyarakat. Hubungan antar kemajuan ekonomi dan sosial
masyarakat dapat dilihat dari hasil kerja para pelaku industri konstruksi. Keberadaan berbagai
macam hasil pekerjaan konstruksi seperti sekolah, pusat bisnis, gedung pemerintahan,
jembatan, hingga jalan raya akan menciptakan gerak perokonomian sekaligus penopang
kehidupan sosial-budaya sebuah bangsa.

Di sisi lain, apapun bentuk usahanya termasuk di bidang konstruksi atau jasa, tidak bisa
lepas dari pajak. Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling besar, karena APBN
sebagian besar dibiayai oleh pajak. Pajak juga memiliki potensi paling besar setiap tahunnya
karena pajak meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, perekonomian, dan
stabilitas politik suatu negara.

Sejak tahun 2001, pengenaan pajak atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi diatur
dengan PP No.140 tahun 2000 yang ditetapkan tanggal 21 Desember 2000. Tujuan penerbitan
PP No.140 Tahun 2000 adalah untuk meningkatkan efektivitas pengenaan pajak penghasilan
dari usaha jasa konstruksi sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut dalam Undang-Undang
Pajak Penghasilan. Penggunaan PP No.140 Tahun 2000 dalam pelaksanaan kewajiban
perpajakan sehubungan dengan penghasilan dari usaha jasa konstruksi berlangsung sampai

1
dengan diterbitkannya PP No.51 Tahun 2008 yang ditetapkan tanggal 20 Juli 2008 dan
diundangkan tanggal 23 Juli 2008. Penerbitan tersebut bertujuan untuk mengefektifkan
penerimaan pajak negara dalam bidang usaha jasa konstruksi. Di dalam PP No.51 tahun 2008
terdapat perbedaan sifat dan tarif yang digunakan dalam perhitungan pajak penghasilan dari
jasa konstruksi. Pengenaan pajak terhadap penghasilan dari jasa konstruksi bersifat final
untuk semua jenis kualifikasi dengan tarif yang telah ditentukan.

Munculnya peraturan ini menimbulkan masalah dalam perlakuan pajak perusahaan


karena ketentuan dalam peraturan ini berlaku surut terhadap pajak- pajak yang sudah disetor
dan dilaporkan untuk periode 1 januari 2008 sedangkan peraturan dikeluarkan pada bulan Juli
2008. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan PP No.40 Tahun 2009 guna
menyempurnakan PP No.51 Tahun 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009
diantaranya memuat ketentuan bahwa saat efektif berlakunya PP No.51 Tahun 2008 tidak
dari 1 Januari 2008, melainkan untuk kontrak yang ditandatangani sejak tanggal 1 Agustus
2008.

Penulis membuat makalah ini untuk mengetahui lebih dalam mengenai jasa konstruksi
dan aspek-aspek perpajakan apa saja yang ada di jasa konstruksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu jasa konstruksi?


2. Apa saja jenis-jenis jasa konstruksi?
3. Bagaimana sejarah pendirian PT Adhi Karya (Persero) Tbk?
4. Bagaimana proses bisnis PT Adhi Karya (Persero) Tbk?
5. Apa saja aspek perpajakan yang ada di PT Adhi Karya (Persero) Tbk?

1.3 Maksud dan Tujuan

a. Maksud
- Memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta;
- Mengidentifikasi dasar hukum jasa konstruksi di Indonesia;
- Mengidentifikasi profil PT Adhi Karya (Persero) Tbk;
- Mengidentifikasi perpajakan di PT Adhi Karya (Persero) Tbk;
b. Tujuan
- Mengetahui pengertian dan jenis-jenis jasa konstruksi di Indonesia
- Mengetahui sejarah pendirian PT Adhi Karya (Persero) Tbk;

2
- Mengetahui bidang usaha yang dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk;
- Mengetahui aspek-aspek perpajakan di PT Adhi Karya (Persero) Tbk;
- Mengerti cara menghitung perpajakan penghasilan untuk jasa konstruksi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jasa Konstruksi di Indonesia

1.1.1 Pengertian Jasa Konstruksi

Undang-undang tentang Jasa konstruksi (UUJK) menyebutkan bahwa pengertian Jasa


Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan
konstruksi.

Dari definisi yang ada di dalam UUJK tersebut maka dalam masyarakat terbentuklah
"Usaha Jasa Konstruksi", yaitu usaha tentang "jasa" atau services di bidang perencana,
pelaksana dan pengawas konstruksi yang semuanya disebut "Penyedia Jasa". Disisi lain
muncul istilah "Pengguna Jasa" yaitu yang memberikan pekerjaan yang bisa berbentuk orang
perseorangan, badan usaha maupun instansi pemerintah.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa definisi Usaha Jasa Konstruksi
adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan
atau pelaksanaan dan atau pengawasan suatu kegiatan konstruksi/infrastruktur untuk
membentuk suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

1.1.2 Jenis-Jenis Jasa Konstruksi

Dalam Bentuk usaha dalam kegiatan jasa konstruksi meliputi usaha perseorangan dan
badan usaha, baik dalam lingkup nasional maupun global, baik dalam bentuk badan hukum
maupun bukan badan hukum. Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan sebagai
pelaksana konstruksi hanya dapat dilakukan atas pekerjaan konstruksi yang memiliki resiko
kecil, berteknologi sederhana, dan budget yang terbilang kecil. Pekerjaan proyek konstruksi
yang memiliki resiko besar, berteknologi tinggi, dan tentunya memakan biaya dengan
nominal besar biasanya dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas atau
badan usaha asing yang dipersamakan.

Adapun lingkup jenis – jenis usaha konstruksi menurut UU No. 18 Tahun 1999, yaitu:

1. Perencana konstruksi, yaitu penyedia yang memberikan layanan jasa perencanaan


dalam konstruksi yang meliputi serangkaian kegiatan yang dimulai dari studi pengembangan
hingga penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi. Perencana konstruksi ini umumnya

4
disebut Konsultan Perencana (team Leader). Ruang lingkup kegiatannya meliputi kegiatan
survei, perencanaan umum, studi kelayakan proyek, perencanaan operasi dan pemeliharaan.
Perencanaan konstruksi sangat penting untuk dilakukan karena hal tersebut akan terkait
dengan persiapan dokumen tender, metode penentuan besarnya biaya yang diperlukan, jadwal
pelaksanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan, ketersediaan material, logistik,
ketidaknyamanan publik terkait dengan pekerjaan konstruksi, dan ketentuan-kentuan lain
yang kemungkinan akan terjadi saat pelaksanaan konstruksi.

2. Pelaksana konstruksi, yaitu penyedia yang memberikan layanan jasa pelaksanaan


pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan
mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi.
Pelaksana konstruksi disebut dengan Kontraktor Konstruksi yang menjadi manajer
proyek/kepala proyek. Kontraktor bertugas untuk mengerjakan suatu hasil perencanaan
menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain.

3. Pengawas konstruksi, yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa pengawasan


terhadap jalannya pekerjaan pelaksanaan konstruksi baik sebagian atau keseluruhan
pekerjaan mulai dari penyiapan lapangan hingga proyek diselesaikan. Sebagai penyedia jasa
yang mengerjakan pengawasan disebut sebagai Konsultan Pengawas (Supervision Engineer).

Dengan penjelasan di atas mengenai jenis usaha jasa konstruksi, maka istilah yang
selama ini di kenal yaitu Konsultan dan Kontraktor sesungguhnya terbagi menjadi "tiga
kategori".

Dalam mewujudkan suatu bangunan, suatu proyek konstruksi biasanya akan


melibatkan pekerjaan konstruksi yang terintegrasi misalnya pekerjaan arsitektural, sipil,
elektrikal dan tata lingkungan. Berikut penjelasan detailnya.

1. Bidang Arsitektural

Bidang usaha jasa konstruksi yang satu ini mencakup pengerjaan arsitektur bangunan
berteknologi sederhana, menengah, tinggi, arsitektur ruang dalam bangunan (interior), dan
arsitektur lansekap termasuk dengan perawatannya.

2. Bidang Sipil

Proyek bidang sipil mencakup pekerjaan yang melaksanakan pembangunan jalan dan
jembatan, jalur kereta api, landasan, terowongan, jalan bawah tanah, saluran pengendalian

5
banjir, jaringan pengairan atau prasarana sumber daya air, struktur bangunan gedung,
konstruksi tambang dan pabrik, serta pekerjaan penghancuran bangunan.

3. Bidang Mekanikal

Proyek jasa konstruksi yang satu ini mencakup pengerjaan instalasi tata udara (AC),
instalasi minyak/gas/geotermal, instalasi industri, konstruksi lift dan eskalator, dan perpipaan.

4. Bidang Elektrikal

Proyek bidang elektrikal mencakup pengerjaan instalasi pembangkit, instalasi listrik,


sinyal dan telekomunikasi kereta api, telekomunikasi sarana bantu navigasi udara dan laut,
sentral telekomunikasi, penangkal petir, dan bangunan pemancar radio.

5. Bidang Tata Lingkungan

Proyek jasa konstruksi yang satu ini mencakup pengerjaan tata ruang kota, analisa
dampak lingkungan (Amdal), teknik lingkungan, pengembangan wilayah, bangunan
pengolahan serta perpipaan air bersih dan perpipaan limbah.

2.2 Profil PT Adhi Karya (Persero) Tbk

1.1.3 Sejarah Pendirian PT Adhi Karya (Persero) Tbk

Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) didirikan tanggal 1 Juni 1974 dan memulai usaha
secara komersial pada tahun 1960. Kantor pusat ADHI berkedudukan di Jl. Raya Pasar
Minggu KM.18, Jakarta 12510 – Indonesia.

Nama Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam SK Menteri Pekerjaan
Umum dan Tenaga Kerja tanggal 11 Maret 1960. Kemudian berdasarkan PP No. 65 tahun
1961 Adhi Karya ditetapkan menjadi Perusahaan Negara Adhi Karya. Pada tahun itu juga,
berdasarkan PP yang sama Perusahaan Bangunan bekas milik Belanda yang telah
dinasionalisasikan, yaitu Associate NV, dilebur ke dalam Adhi Karya.

Pemegang saham pengendali Adhi Karya (Persero) Tbk adalah Negara Republik
Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 51%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Ruang lingkup bidang usaha ADHI


meliputi:

6
1. Konstruksi,

2. Konsultasi manajemen dan rekayasa industri (Engineering Procurement and


Construction/EPC),

3. Perdagangan umum, jasa pengadaan barang, industri pabrikasi, jasa dalam bidang
teknologi informasi, real estat dan agro industri.

Saat ini kegiatan utama ADHI dalam bidang konstruksi, engineering, Procurement
and Construction (EPC), perkeretaapian, pariwisata, perdagangan, properti, real sstate dan
investasi infrastruktur.

Pada tanggal 8 Maret 2004, ADHI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK
untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 441.320.000 saham biasa dengan
nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp150,- per saham. Dari jumlah
saham yang ditawarkan dalam penawaran umum kepada masyarakat tersebut sebesar 10%
atau sebanyak 44.132.000 saham biasa atas nama baru dijatahkan secara khusus kepada
manajemen (Employee Management Buy Out / EMBO) dan karyawan Perusahaan melalui
program penjatahan saham untuk pegawai Perusahaan (Employee Stock Allocation/ESA).
Kemudian pada tanggal 18 Maret 2004 seluruh saham ADHI telah tercatat pada Bursa Efek
Jakarta (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia).

1.1.4 Proses Bisnis PT Adhi Karya (Persero) Tbk

Proses bisnis pada perusahaan konstruksi mempunyai fungsi-fungsi yang tidak jauh
berbeda dengan perusahaan lainnya. Elemen-elemen yang ada saling mendukung satu  sama
lain sehingga menghasilkan output sesuai dengan yang diinginkan. Adapun proses bisnis
pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai berikut :

 Jasa konstruksi, yang terdiri dari Proses Info Pasar, Proses Pembentukan JO, Proses
Tender, Kontrak, Pra pelaksanaan, pelaksanaan, dan penutupan proyek.
 EPC, yang terdiri dari Proses Info Pasar, Proses Pembentukan JO, Proses Tender,
Kontrak, Pra pelaksanaan, pelaksanaan, dan penutupan proyek.
 Investasi, yang terdiri proses keuangan, dan akuntansi, legal, pengadaan, SDM,
teknologi, persiapan, dan transaksi
 Properti, yang terdiri tahap pengembangan, pelaksanaan, penjualan, dan pengelolaan.

7
 Industri, yang terdiri dari tahap info pasar, sasaran/ target, penaaran, kontrak PO dan
SIP, pelaksanaan, dan pembayaran, dan pembayaran.

2.3 Aspek Perpajakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk

1.1.5 Pengenaan Pajak Jasa Konstruksi

Usaha jasa konstruksi merupakan objek pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final. Dalam kegiatan usaha jasa konstruksi, kontraktor
atau pengusaha jasa konstruksi menjadi subjek pajak.

Hal ini berlaku baik bagi yang sudah maupun yang belum memiliki sertifikasi dan kualifikasi
sebagai profesional dalam bidang konstruksi sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11 Tahun 2006.

Payung hukum yang mengatur tentang pajak atas usaha jasa konstruksi tercantum dalam
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan PP
Nomor 40 tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi
(selanjutnya disebut PP 51/2008 stdd PP 40/2009).

Sebelum membahas lebih dalam tentang bagaimana perpajakan yang terjadi dalam usaha jasa
konstruksi, akan dijelaskan terlebih dahulu beberapa pengertian yang berkaitan dengan jasa
konstruksi, sebagai berikut:

 Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi,


layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi
pengawasan konstruksi.

 Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan


perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

 Perencanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang perencanaan jasa konstruksi yang mampu
mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan fisik lain.

 Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu

8
menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi
bentuk bangunan atau bentuk fisik lain, termasuk di dalamnya pekerjaan konstruksi
terintegrasi yaitu penggabungan fungsi layanan dalam model penggabungan
perencanaan, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement and
construction) serta model penggabungan perencanaan dan pembangunan (design and
build).

 Pengawasan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang
dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi, yang mampu
melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sampai selesai dan diserahterimakan. Termasuk di dalam kelompok jasa ini adalah
jasa penilai.

 Nilai Kontrak Jasa Konstruksi adalah nilai yang tercantum dalam suatu kontrak
jasa konstruksi secara keseluruhan.

Berdasarkan pengertian di atas, usaha jasa konstruksi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu jasa
perencanaan konstruksi, jasa pelaksanaan konstruksi dan jasa pengawasan konstruksi.

Dalam Pasal 3 PP 51/2008 stdd PP 40/2009, besar tarif pajak untuk usaha jasa konstruksi
dibedakan menjadi dua bagian yaitu usaha jasa konstruksi yang memiliki klasifikasi usaha
dan yang tidak memiliki klasifikasi usaha.

 Memiliki Klasifikasi Usaha

Bentuk Usaha Klasifikasi Usaha Tarif

Pelaksanaan Konstruksi Kecil 2% dari penerimaan pembayaran tidak termasuk


PPN

Menengah dan Besar 3% dari penerimaan pembayaran tidak termasuk


PPN

9
Perencanaan dan Kecil, Menengah dan 4% dari penerimaan pembayaran tidak termasuk
Pengawasan Besar PPN

 Tidak Memiliki Klasifikasi Usaha

Bentuk Usaha Tarif

Pelaksanaan Konstruksi 4% dari penerimaan pembayaran tidak termasuk PPN


Perencanaan dan Pengawasan 6% dari penerimaan pembayaran tidak termasuk PPN

Khusus untuk jasa pelaksanaan konstruksi, kualifikasi usaha itu bahkan dibagi ke dalam tiga
kelompok yakni: kecil, menengah dan besar. Menurut Peraturan LPJK Nomor 11 Tahun 2006
pengelompokkan tersebut didasarkan pada apa yang disebut grade yaitu tingkat kemampuan
atau kompetensi dari si kontraktor, seperti tampak pada tabel berikut:

Kualifikas Kelompok Grade Kompetensi Peruntukan


i

Kecil K3 1 Rp0 - Rp100 Juta Pengusaha perorangan dan badan usaha

Kecil K2 2 Rp100 Juta – Rp300 Juta Pengusaha perorangan dan badan usaha

Kecil K1 3 Rp300 Juta – Rp600 Juta Pengusaha perorangan dan badan usaha

Kecil 4 Rp600 Juta – Rp1 Miliar Pengusaha perorangan dan badan usaha

Menengah M 5 Rp1 Miliar – Rp10 Miliar Badan usaha

Besar B2 6 Rp1 Miliar – Rp25 Miliar Badan usaha

Besar B1 7 Rp1 Miliar – tidak dibatasi Badan usaha (termasuk asing)

Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan

10
Adapun terkait dengan tata cara pemotongan, penyetoran, pelaporan, dan penatausahaan
pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) No. 187/PMK.03/2008 sebagaimana telah diubah dengan PMK No.
153/PMK.03/2009.

Pajak penghasilan dipotong oleh pengguna jasa pada saat pembayaran, dalam hal pengguna
jasa merupakan pemotong pajak. Apabila pengguna jasa adalah badan pemerintah, subjek
pajak badan dalam negeri, bentuk usaha tetap atau wajib pajak orang pribadi dalam negeri
yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak, maka akan dipotong oleh pengguna jasa pada
saat pembayaran uang muka dan termin.

Sementara itu, apabila pengguna jasa bukan merupakan pemotong PPh, maka kontraktor
selaku pemberi jasa dan penerima penghasilan wajib menyetorkan sendiri PPh Final yang
terutang tersebut.

Pembayaran PPh Final usaha jasa konstruksi dilakukan paling lambat pada tanggal 10 bulan
berikutnya setelah bulan terutangnya PPh oleh pengguna jasa atau tanggal 15 bulan
berikutnya setelah bulan diterimanya pembayaran oleh pemberi jasa.

Sementara, pelaporan PPh Final bagi pengguna dan pemberi jasa harus dilakukan paling
lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan terutangnya PPh atau bulan diterimanya
pembayaran atas jasa konstruksi.

Cara Menghitung PPh Jasa Konstruksi

Koperasi Rumus perhitungan PPh Jasa Konstruksi adalah nilai kontrak yang belum
termasuk PPN dikalikan tariff PPh Jasa Konstruksi. Sedangkan untuk mekanisme
pemotongannya, penyedia jasa langsung menyetor kepada kantor pajak. Kemudian untuk
pengguna jasa diberikan surat pemberitahuan pemotongan PPh Jasa Konstruksi.

Untuk lebih memahami perhitungannya, simak baik – baik simulasi berikut:

Ibu Susi berencana membangun rumah di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. Untuk
keperluan tersebut, dia mendatangi perusahaan konstruksi. Meski usaha konstruksi ini masih
terbilang kecil namun Ibu Susi ingin mempercayakan pengerjaan rumahnya ke perusahaan
tersebut. Dia mengonsultasikan semuanya. Mulai dari perencanaan, tata letak bangunan,

11
ukuran ruangan, pemilihan bahan bangunan sampai target pengerjaan. Setelah berdiskusi
panjang lebar, sepakatlah kedua belah pihak untuk bekerjasama.

Perusahaan konstruksi kemudian memberikan dokumen yang di dalamnya terdapat rincian


biaya yang dibutuhkan. Nah, rincian biaya inilah yang disebut dengan nilai kontrak. Dengan
beberapa kali pertemuan dan pertimbangan, akhirnya rincian biaya disahkan di atas materai
bernilai Rp2 miliar. Ibu Susi kemudian menyetujui dengan syarat semua biaya akan dibayar
lunas saat pengerjaan selesai. Nilai kontrak ini disimpan kedua belah pihak sebagai tanda
bukti.

Setelah pengerjaan rumah selesai, Ibu Susi menepati janjinya dengan membayar nilai
kontrak sebesar Rp2 miliar.

Karena penyedia jasa konstruksi adalah perusahaan yang memiliki kualifikasi usaha kecil,
maka dikenakan tarif 3% sehingga perhitungannya akan seperti ini: Nilai Kontrak X Tarif
PPh Jasa Konstruksi yaitu Rp 2 miliar x 3% = Rp 60.000.000

Dengan demikian, PPh Jasa Konstruksi yang harus disetor kepada kantor pajak adalah Rp 60
juta. Jumlah uang yang sudah dihitung sebagai Pajak Penghasilan Jasa Konstruksi harus
dipotong dari Nilai Kontrak, lalu disetorkan dan dilaporkan dalam masa pajak yang sama
yaitu maksimal 30 hari setelah pelunasan pembayaran.

Setelah Perusahaan Konstruksi menyetor pajak tersebut dan melaporkannya, perusahaan itu
akan mendapatkan bukti potong PPh final atas jasa konstruksi yang diberikan kepada Ibu
Susi. Kemudian bukti potong tersebut diberikan ke Ibu Susi dan dilaporkan pada akhir tahun
pelaporan pajak sebagai pajak final dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Ibu
Susi.

1.1.6 PPh Pasal 21

Pajak yang dikenakan berdasar penghasilan yang diterima dari pekerjaan, jasa, atau
kegiatan yang dilakukan Jasa Konstruksi. PPh Pasal 21 terutang PT Adhi Karya (Persero)
Tbk selama tahun 2019 ialah sebesar Rp 20,208,764,056,-.

12
1.1.7 PPh Pasal 22

Pajak yang dikenakan pada badan usaha, baik milik pemerintah maupun badan usaha
swasta, yang melakukan kegiatan ekspor dan impor. PPh Pasal 22 terutang PT Adhi Karya
(Persero) Tbk selama tahun 2019 ialah sebesar Rp 37,254,735,733,-.

1.1.8 PPh Pasal 23

Pajak yang dikenakan pada penghasilan atas modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan
penghargaan, selain yang telah dipotong PPh Pasal 21. Umumnya penghasilan jenis ini terjadi
saat adanya transaksi antara pihak yang menerima penghasilan (penjual atau pemberi jasa)
dan pemberi penghasilan. Pihak pemberi penghasilan (pembeli atau penerima jasa) akan
memotong dan melaporkan PPh pasal 23 tersebut kepada kantor pajak. PPh Pasal 23 terutang
PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama tahun 2019 ialah sebesar Rp 13,552,533,385,-.

1.1.9 PPh Pasal 26

Pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar
negeri dari Indonesia selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia. PPh Pasal 26 terutang PT
Adhi Karya (Persero) Tbk selama tahun 2019 ialah sebesar Rp 10,104,480,-.

1.1.10 PPh Pasal 29

Merupakan PPh Kurang Bayar (KB) yang tercantum dalam SPT Tahunan PPh. PPh
Kurang Bayar yaitu sisa dari PPh yang terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan
dikurangi Kredit Pajak PPh Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 dan PPh Pasal 25
tercantum dalam Pasal 28 UU Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan. PPh Pasal
29 terutang PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama tahun 2019 ialah sebesar Rp 997,786,-.

1.1.11 PPh Final

PPh Final atau PPh Pasal 4 ayat 2 merupakan pemotongan pajak penghasilan yang
bersifat final dan dikenakan atas beberapa jenis transaksi antara lain penyewaan tanah dan
atau bangunan transaksi penjualan saham di bursa efek, pemberian bunga deposito, tabungan,

13
dan beberapa jenis transaksi lainnya. PPh Final, atau PPh Pasal 4 Ayat 2 terutang PT Adhi
Karya (Persero) Tbk selama tahun 2019 ialah sebesar Rp 62,931,742,051,-.

BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Bidang usaha yang dijalankan oleh PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. adalah sebuah
perusahaan Indonesia yang bergerak dalam jasa konstruksi, pembangunan infrastruktur,
properti, real estate dan EPC (engineering, procurement & construction). Proyek-proyek
infrastrukturnya mencakup jalan, jembatan, saluran irigasi, pembangkit listrik dan pelabuhan,
sementara proyek-proyek konstruksi bangunannya mencakup gedung pencakar langit, hotel,
rumah sakit dan sekolah. Perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia
sampai tahun 2004 waktu Pemerintah menjual 49% sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT Adhi Karya (Persero) ialah badan usaha yang memiliki penghasilan, oleh karena itu
diwajibkan memenuhi kewajiban perpajakannya. Jenis-jenis pajak yang dibayarkan oleh PT
Adhi Karya (Persero) selama tahun 2019 antara lain PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal
23, dan PPh Pasal 26, PPh Pasal 29 dan PPh Pasal 4 ayat (2).

DAFTAR PUSTAKA

14
https://www.pajak.go.id/id/peraturan/tatacara-pemotongan-penyetoran-pelaporan-dan-
penatausahaan-pajak-penghasilan-atas

https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/Jeni
s_Informasi/01_Laporan_Keuangan/04_Annual%20Report//2019/ADHI/ADHI_Annual
%20Report%202019.pdfKoperasi Kasih Indonesia. (t.thn.). About Us. Diambil kembali dari
Koperasi Kasih Indonesia: https://www.kasihindonesia.com/about-kki/

15

Anda mungkin juga menyukai