NIM : 201830114 Kelas : Akuntansi Keuangan Lanjutan II (G)
TUGAS RMK AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTN II
(BAB 5 TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN – ASET)
I. LABA ANTAR PERUSAHAAN
Laba antar perusahaan atas aset tetap yang memiliki umur tidak terbatas hanya akan terealisasai apabila aset tetap tersebut telah berpindah tangan ke pihak ke-3 yang biasanya terjadi melalui proses penjualan. Laba antar perusahaan atas aset tetap yang memiliki umur terbatas dapat terealisasi dengan dua cara yaitu : a. Pindah tangan kepihak eksternal (biasanya melalui proses penjualan) b. Masa pemakaian atau umur ekonomis aset tetap tersebut. Contoh : Terjadi jual beli aset tetap perusahaan dengan laba penjualan sebesar Rp. 100.000.000 aset tetap tersebut berumur 10 tahun dan tidak dijual sehingga habis umur ekonomisnya. Apabila jual beli aset tersebut dilakukan pada akhir tahun, penundaan dan realisasi laba antar perusahan ditunjukkan seperti : Dan jika beli aset dilakukan pada awal tahun, realisasi laba antar perusahaam sudah direalisasi pada tahun pertama. II. LABA ANTAR PERUSAHAAN DAN PENDAPATAN INVESTASI Laba antar perusahaan tidak diakui untuk kepentingan penyusunan laporan konsolidasi, sehingga harus dieliminasi. Pendapatan investasi meurut metode ekuitas berasal dari laba entitas anak.Laba antar perusahaan menyebabkan laba tercatat berlebih sehingga pendapatan investasi juga dicatat terlalu besar dan harus dikoreksi sebagai betikut : Jurnal Pendapatan Investasi (D) XXX Investasi dalam Saham (C) XXX Dampak laba antar perusahaan terhadap pendapatan investasi dan nilai investasi secara detail dijelaskan sebagai berikut : a. Pendapatan investasi dan nilai investasi dalam saham berkurang - Bila terdapat persediaan akhir yang berasal dari transaksi antar perusahaan. - Keuntungan penjualan aset tetap antar perusahaan tahun berjalan baik yang memiliki umur ekonomis maupun tidak memiliki umur ekonomis. b. Pendapatan investasi dan nilai investasi bertambah : - Bila terdapat persediaan awal antar perusahaan (penjualan tahun berjalan berasal daro persediaan awal). - Pada saat penjualan aset antar perusahaan yang tidak memiliki umur ekonomis kepada pihak eksternal. - Jika laba antar perusahaan diamortisasi untuk aset tetap antar perusahaan yang memiliki umur ekonomis.
III. LABA ANTAR PERUSAHAAN - PENJUALAN DOWNSTREAM DAN
UPSTREAM Koreksi atas pendapatan investasi harus dilakukan karena laba antar perusahaan jumlahnya sama dengan dampak laba antar perusahaan terhadap pendapatan investasi. Dampak laba antar perusahaan atas pendapatan investasi berbeda antara penjualan downstream dan penjualan upstream. Laba antar perusahaan atas penjualan downstream menyebabkan entitas induk memiliki laba, laba atas aset antar perusahaan milik entitas anak. Misalnya : PT Andika pada tahun 1999 mengumumkan laba sebesar Rp. 200.000 .000 dan terjadi penjualan antar perusahaan - downstream yang menghasilkan laba antar perusahaan atas aset sebesar Rp. 40.000.000. Hingga tanggal laporan konsolidasi, aset tersebut masih dimiliki pihak pembeli (PT Andika). Laba entitas induk sebesar Rp. 40.000.000 dalam penjualan downstream ini memerlukan koreksi karena aset antar perusahaan masih berada di perusahaan anak pada tanggal laporan konsolidasi. Laba antar perusahaan ini seluruhnya dikoreksi dengan mengurangkannya dari pendapatan investasi dalam penjualan downstream merupakan laba antar perusahaan, Jurnal penyesuaian (adjustement) entitas induk atas laba antar perusahaan ini adalah sebagai berikut : Jurnal : Pendapatan Investasi (D) Rp. 40.000.000 Investasi Saham (C) Rp. 40.000.000 Laba antar perusahaan upstream berarti laba tersebut adalah laba entitas anak atas aset entitas induk. Laba antar perusahaan dari penjualan upstream akan mempengaruhi pendapatan investasi sebesar persentase kepemilikikan entitas induk atau saham entitas anak, sehingga pemdapatan investasi harus dikoreksi sebesar : Laba antar perusahaan x Persentase Kepemilikan entitas induk Dalam kasus tersebut, bila kaba antar perusahaan berasal dari penjualan upstream, pendapatan investasi dikoreksi sebesar Rp. 36.000.000 (90 % x Rp. 40.000.000) Laba entitas anak (sebagai pihak penjual) mempengaruhi pendapatan investasi 90%, sehingga koreksi laba antar perusahaan yang berasal dari entitas anak aan mengharuskan entitas induk mengoreksi pendapatan investasi 90% dari laba antar perusahaan tersebut dengan jurnal sebagai berikut : Pendapatan Investasi (D) Rp. 36.000.000 Investasi dalam saham PT Andika (C) Rp. 36.000.000
IV. TRANSAKSI ANTAR PERUSAHAAN ASET DAN KERTAS KERJA
KONSOLIDASI A. Transaksi antar perusahaan - Barang Dagang dan Aset Tetap Kertas kerja konsolidasi harus mengeliminasi setiap transaksi antar perusahaan dan dampaknya sehingga laporan konsolidasi menggabarkan kesatuan entitas induk dan anak. Transaksi aset antar perusahaan menyebabkan keterkaitan akun-akun laporan keuangan entitas induk dan akan dalam kertas kerja konsolidasi. Keterkaitan akun akun antar perusahaan di dasarkan pada jenis aset. B. Barang Dagang Jual beli barang menimbulkan akun "penjualan" bagi pihak penjual. Sementara itu, penjualan kredit akan memunculkan piutang usaha yang dicatat dengan jurnal sebagai berikut : Piutang Usaha (D) XXX Penjualan (C) XXX Apabila perusahaan menggunakan metode perpetual, maka arus keluar perusahaan dicatat sebagai berikut : HPP (D) XXX Persediaan (C) XXX
Transaaksi jual beli antar perusahaan menyebabkan keterkaitan akun akun
perusahaan dalam hubungan induk - anak : 1. Akan penjualan dan akan pembelian (jika diterapkan metode periodik) atau HPP jika diterapkan metode perpectual. 2. Akan utang usaha dan akan piutang atas penjualan pembelian yang belum dilunasi. 3. Laba antar perusahaan dan persediaan. Laba antarperusahaan atas persediaan pada akhir tahun dieliminasi dengan mengurangi nilai persediaan pada harga pokoknya. Laba penjualan akan mengecil jika HPP bertambah, sehingga laba penjualan dieliminasi dengan mendebet HPP : Jurnal eliminasinya adalah sebagai berikut : HPP (D) XXX Persediaan (C) XXX
C. Aset Tetap - Aset Tetap yang tidak disusutkan - Aset Tetap yang Memiliki Umur Ekonomis