Anda di halaman 1dari 6

Rangkuman Mata Kuliah Teori Akuntansi Chapter 10

EXPENSES

DIsusun Oleh:

MONALISA FEBRIANTY LELANG

A031181339

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
A. Pengertian Expense

Expense (Beban) adalah aliran kas yang keluar untuk barang atau jasa.
Dalam arti luasnya espense (beban) adalah semua biaya yang sudah habis masa
berlaku nya yang dapat dikurangi dengan pendapatan. Beban dapat terjadi karna
adanya 2 sebab, yaitu : pertama, yang terdapat dari cost (biaya) yang sudah expired
(masa berlaku habis) dan yang kedua, karna penggunaannya (beban) muncul dan
hadir pada saat kita sudah melakukan pemakaian tertentu atau utilitas.

Menurut IAI: beban atau expense adalah suatu penurunan


manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau
dapat berkurangnya aktiva atau terjadinya suatu kewajiban yang dapat
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada si
penannam modal. Akuntan sendiri telah mendefinisikan biaya itu sendiri sebagai
nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan, untuk memperoleh suatu manfaat.

Beban (expense) adalah sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu


periode dalam arus keluar atau berkurangnya didalam akuntansi. Atau adanya
kewajiban yang berakibat adanya penurunan ekuitas yang tidak menyangkut dalam
pembagian penanaman modal.

Sebagai contoh , pembelian bahan baku secara tunai karna adanya aktiva
bersih tidak terpengaruh dan tidak ada beban yang dapat diakui. Dan sumber daya
perusahaan hanya dapat diubah dari suatu kas menjadi persediaan bahan baku.
Ketika perusahaan menjual bahan baku yang sudah diolah menjadi barang siap jadi,
biaya dari bahan baku dibukukan sebagai beban yang dilaporkan kepada Laba Rugi.

B. Karakteristik Beban 

Terdapat tiga karakteristik beban di dalam akuntansi :

1. Adanya penurunan aktiva (Asset)


Beban akan timbul bila terjadinya transaksi yang mengakibatkan pengurangan
atau penutunan suatu aktiva atau dapat menimbulkan aliran keluar dari manfaat
ekonomi. Jika terjadi pemakaian bahan baku yang barang nya belum terjual atau
dijual maka tidak dapat dikatakan sebagai suatu beban, melainkan sebagai
biaya. Dan apabila pemakaian aktiva sudah digunakan untuk segala keperluan
untuk barang maka sudah bisa dikatakan atau sudah berhasil terjual baru dapat
dikatakan sebagai beban.
2. Aktivitas yang membentuk operasi utama yang berkelanjutan/ terus menerus
Tidak semua penurunan aktiva dapat dikatakan sebagai beban, agar dapat
terjadi maka harus ada kaitannya dengan suatu kegiatan utama perusahaan
yang continue. Kegiatan utama perusahaan itu sendiri adalah yang bada
kaitannya dengan sutau proses produksi dan pengiriman barang. Beban itu
sendiri adalah penurunan aset yang berkaitan dengan jenis operasi, bukan
dengan investasi atau pendanaan.
3. Kenaikkan kewajiban
Jika terdapat suatu keadaan dimana sebuah perusahaan telah memanfaatkan
barang dan jasa dengan baik dan kejadian sebelumnya tidak mengakui sebagai
sebuah aset atau belum mengakui kewajiban sebagai penggunaan suatu barang
atau jasa yang dikuasai pihak lain, maka di sebut kewajiban.
C. Jenis-Jenis Beban
1. Beban usaha
Beban-beabn yang ada secara langsung maupun ada secara tidak langsung
yang berhubungan dengan suatu aktivitas usaha pokok yang ada di perusahaan.
Ada beberapa golongan beban usaha, yaitu :
1. HPP (Harga Pokok Penjualan) : harga pokok atau harga yang di bandrol
untuk barang yang akan dijual selama dalam periode akuntansi.
2. Beban penjualan : beban yang berhubungan dengan suatu  usaha
memperoleh pendapatan dari si pembeli dan usaha dalam melayani
pelanggan.
3. Dan beban administrasi.
2. Beban yang terdapat diluar usaha
Beban itu sendiri keluar atau timbul akibat adanya aktivitas yang ada atau yang
dilakukan di luar usaha pokok perusahaan.
D. Pengakuan Beban

Beban/biaya pada dasarnya memiliki kedudukan yang penting yaitu sebagai


aktiva (jasa), dan sebagai beban pendapatan(biaya). Dalam proses pembebanan
cost (biaya) pada umumnya merupakan sebagai proses pemisahan cost itu sendiri
(biaya). Di dalam laporan Laba Rugi beban diakui sebagai :
1. Adanya suatu penururan dari aktiva tetap yang digunakan oleh suatu
perusahaan.
2. Terdapat proses produksi agar dapat menghasilkan suatu barang dan atau
jasa.
3. Adanya kewajiban perusahaan yang terdapat dalam karyawan misal :
pembayaran gaji karyawan dan upah karyawan.
4. Terdapat kewajiban perusahaan yang tanpa diiringi dengan perolehan aktiva,
misal : garansi suatu produk, dan pembayaran bunga pinjaman.
5. Apabila suatu cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai suatu biaya,
maka cost harus memiliki kriteria sebagai berikut :
6. Dapat memenuhi manfaat ekonomi dimasa mendatang  dan dapat
dikendalikan oleh perusahaan yang dimana transaksinya terjadi dimasa lalu.
7. Aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai apabila memungkinkan
bahwa manfaat ekonomi dimasa mendatang terbilang mencukupi.
8. Manfaat itu sendiri dapat diukur dengan andal.
E. Pengukuran Beban

Pengukuran beban/biaya sama dengan penilaian aktiva dan diukur atas


jumlah rupiah yang digunakan untuk penilaian suatu aktiva atau hutang. Dan
pengukuran biaya dapat didasari pada :

1. Cost historis
Merupakan jumlah rupiah kas atau setara dengan yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Dan pengukuran biaya atau cost hitoris biasa digunakan
untuk untuk jenis aset atau aktiva seperti peralatan, gedung,dll.
2. Cost pengganti (replacement cost)
Biasanya menunjukkan jumlah dari rupiah harga petukaran yang harus
dikorbankan dimasa sekarang pada suatu entitas untuk mendapatkan aktiva
yang sama atau sejenis dalam kondisi yang sama. Contohnya penilaian
persediaan.
3. Cash equivalent (setara kas)
Jumlah rupiah pada kas yang biasanya direalisir yang menggunakan cara
dengan menjual setiap jenis aktiva yang ada di pasar bebas didalam kondisi
perusahaan yang normal. Biasanya berdasarkan pada pencatatan harga pasar
barang bebas dan sejenis dalam keadaan dan kondisi yang sama atau sejenis.
Dan untuk pencatatan beban itu sendiri yang akibatnya dari penyusutran
(depresiasi). Nilai yang dicantumkan juga masuk ke dalam beban sebagai nilai
selisih dan nilai wajar dengan nilai buku.

Di dalam akuntansi pencocokan antara beban dan pendapatan adalah


merupakan sebgai fungsi utama. Namun walau begitu tetap saja sulit jika dilakukan
karna ada hubungannya dengan penilaian akuntan

F. Penyajian Biaya / Beban

Pendekatan ini digunakan untuk menilai sebuah bangunan dengan cara


memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat bangunan baru
atau sebuah proyek baru yang nilainya dikurangi penyusutan.

Terdapat langkah-langkah dengan penerapan pendekatan biaya :

 Untuk menentukan biaya bangunan untuk bangunan baru


 Dapat memperkirakan seberapa besar depresiasi atau penyusutan bangunan itu
 Agar mendapat nilai sebuah bangunan, biaya pembangunan untuk bangunan
baru dengan cara di depresiasi (penyusutan).
 Dapat menentukan nilai tanah dimana sebuah bangunan itu akan didirikan
 Menambahkan nilai tanah dan nilai bangunan sehingga memperoleh nilai pasar
wajar.

PSAK 26 : Biaya Pinjaman

Prinsip dasar dari biaya pinjaman itu adalah yang dapat dikaitkan secara
langsung dengan sebuah perolehan, konstruksi, atau produksi aset sebagai bagian
biaya dari perolehan suatu aset tersebut. Jika terjadi biaya pinjaman lainnya maka
dapat diakui sebagai beban. Ruang lingkup dari suatu entitas tidak disyaratkan untuk
menerapkan sebuah pernyataan untuk biaya pinjaman dikaitakan dengan cara
langsung secara perolehan, produksi, atau konstruksi dari :

1. Aset yang diukur pada saat nilai wajar


Persediaan yang telah diprosuksi dalam jumlah yang besar dan dengan dasar
yang berulang.
Bunga dan biaya-biaya lain adalah termasuk biaya pinjaman yang ditanggung oleh
entitas yang berhbungan dengan peminjaman dana. Biaya peminjaman itu sendiri
mencangkup :

 Dalam menghitung beban bunga metode yang diguanakan adalah suku


bunga efektif
 Sewa pembiayaan termasuk beban keuangan
 Pinjaman dana dalam mata uang asing berasal dari selisih kurs yang
diperlakukan sebagai biaya bunga atas penyesuaian.
 Jika bergantung kepada keadaan, maka aset apa sajakah yang yang dapat
dikualifikasikan ?
 Yaitu aset persediaan, pabrik, fasilitas-fasilitas pembangkit listrik, aset tak
berwujud dan proprtti investasi.

Anda mungkin juga menyukai