Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PELAPORAN KORPORATE

PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA, PERBEDAAN STANDAR


AKUNTANSI UNTUK ETAP DENGAN IFRS, PENERAPAN STANDAR
AKUNTANSI UNTUK ETAP

OLEH

AULIA PINTO
NUR IMAN CAHYONO

PROGRAM PROGRAM PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
PELAPORAN KORPORAT
PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA, PERBEDAAN STANDAR
AKUNTANSI UNTUK ETAP DENGAN IFRS, PENERAPAN STANDAR
AKUNTANSI UNTUK ETAP

PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA


 Latar Belakang Pelaporan Keuangan ETAP

Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik ( SAK ETAP) telah
disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 19 Mei 2009. SAK
ETAP ini berlaku secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada
atau setelah 1 januari 2011 dan penerapan dini diperkenankan.
Standar Akuntansi yang berbasis IFRS (SAK Umum) ditujukan bagi entitas yang
mempunyai tanggug jawab publik signifikan dan entitas yang banyak melakukan kegiatan
lintas negara. SAK Umum tersebut rumit untuk dipahami serta diterpkan oleh sebagian
besar entitas usaha di Indonesia yang berskala kecil dan menengah. Dalam berbagai hal
SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk suatu entitas dibandingkan dengan
SAK Umum yang ketentuan pelaporannya lebih kompleks.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP, maka standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang
dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh
pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha,
kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Namun, entitas yang mempunyai tanggung jawab publik yang signifikan dapat juga
menggunakan SAK ETAP apabila diizinkan oleh regulator. Contohnya adalah Bank
Pengkreditan Rakyat yang telah diizinkan oleh Bank Indonesia menggunakan SAK ETAP
mulai 1 januari 2010 sesuai dengan SE No.11/37/DKEU tanggal 31 Desember 2009.

SAK ETAP diterbitkan sebagai solusi dari beberapa masalah berikut:


 PSAK-IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah dan kecil mengingat
ketentuan fair value memerlukan biaya yag tidak murah.
 PSAK-IFRS rumit dalam implementasinya misal seperti PSAK 50 dan PSAK 55
meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun tertunda dalam implementasinya bahkan
sampai tahun 2010 telah keluar lagi revisi dari PSAK 50 ini.
 PSAK-IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan banyak professional
judgment.
 PSAK-IFRS memerlukan dokumentasi dan IT yang kuat.
Dengan diterbitkannya SAK ETAP diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
 SAK ETAP membuat perusahaan kecil, menengah, mampu untuk menyususn laporan
keuangannya sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit sehingga dapat
menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank)
untuk mengembangkan usaha.
 Lebih sederhana diabandingkan dengan PSAK-IFRS sehingga lebih mudah dalam
implementasinya.
 Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan.

 Latar Belakang Pelaporan Keuangan Nirlaba


Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara entitas nirlaba memperoleh sumber
daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. PSAK 45 bertujuan
untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya pedoman pelaporan,
diharapkan leporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki
relevansi, dan memiliki daya banding yang tingi.
 Ruang Lingkup PSAK 45
o Sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan
jumlah sumber daya yang diberikan.
o Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas
nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada pendiri atau
pemilik entitas nirlaba tersebut.
o Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat sijual, dialihkan, atau ditebus kembali,
atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas
nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.
PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP DENGAN IFRS

IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) merupakan standar akuntansi


internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat
organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi
Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi
Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi
berkualitas tinggi yang:
1. Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang
disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua
laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim dapat disusun secara bulanan, triwulan,
atau periode lainnya yang kurang dari setahun dan mencakup seluruh komponen laporan
keuangan sesuai standar akuntansi keuangan. Secara konsepsual, laporan keuangan interim
menyediakan informasi yang lebih tepat waktu tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan
laporan keuangan tahunan.

SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik)
ditetapkan oleh ikatan akuntansi indonesia untuk perusahaan kecil dan menengah. SAK
ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.

PERBEDAAN SAK ETAP VS PSAK – IFRS


1. Materi SAK ETAP lebih sederhana sedangkan PSAK – IFRS complicated dan rumit.
2. SAK ETAP cenderung menggunakan basis stewardship sebagai pertanggungjawaban
pengelola kepada stakeholder sehingga cenderung menggunakan prinsip reliability,
sedangkan PSAK – IFRS telah bergeser untuk pemenuhan user dalam pengambilan
keputusan sehingga cenderung menggunakan prinsip relevan.
3. SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan.
4. SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus kas.
5. SAK ETAP menggunakan cost model untuk investasi ke asosiasi dan menggunakan
metode ekuitas untuk anak perusahaan.
6. SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
7. SAK ETAP hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, aset tidak berwujud dan
properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih cost model atau model reavaluasi.

Tujuan laporan keuangan SAK-ETAP adalah menyediakan informasi keuangan,


kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan tujuan laporan keuangan IFRS
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang berguna untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan ekonomi.
Tetapi antara IFRS dan SAK-ETAP memiliki persamaan yaitu sama-sama bertujuan
untuk menyediakan/memberikan informasi bagi pengguna yang nantinya digunakan untuk
membuat keputusan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai