Anda di halaman 1dari 11

Problem Based

Learning (PBL)

Oleh kelompok 1 :
 
Agustinus Yudha Arie Kusumo 20060013
Inda Alfianti 20060030
Abdul Jumarna 20060388
Latar Belakang Model Pembelajaran PBL

Berasal dari McMaster University, Program Studi Kedokteran yang berada di Kanada pada pertengahan
tahun 60-an. Kemudian menyebar cukup cepat dalam beberapa tahun, seperti adanya kurikulum PBL di
Belanda, Australia, Israel dan Amerika Serikat.

Model pembelajaran berbasis masalah mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan


teoritisnya dan juga berlandaskan pada teori kontruktivisme. Fokus pembelajaran pada
model ini menekankan pada apa yang peserta didik pikirkan selama mereka terlibat
dalam proses pembelajaran, bukan pada apa yang mereka kerjakan dalam proses
pembelajaran.
Definisi PBL

Ross (1991) sebagai pembelajaran yang hasil dari proses bekerja menuju
pemahaman, atau resolusi, masalah

Fogarty (1997) mendefinisikan PBL sebagai 'model kurikulum yang


dirancang dari masalah-masalah sekitar di kehidupan nyata yang
merupakan ill-structured problem

Pembelajaran berbasis masalah merupakan metode pembelajaran aktif


berdasarkan penggunaan ill-structured problem sebagai stimulus untuk
belajar (Barrows, 2000).

Pembelajaran Berbasis Masalah yang berasal dari bahasa


Inggris Problem-based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk
menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru
untuk dapat menyelesaikannya.
Prinsip Model Pembelajaran PBL

Berpusat pada
Berdasarkan isu nyata
penyelesaian masalah

Siswa dituntut untuk aktif


berpikir kritis dalam
Berpusat pada siswa memecahkan masalah
secara individu maupun
kelompok

Guru sebagai fasilitator


Karakteristik Model Pembelajaran PBL

1. Langkah-langkah Model Pembelajaran PBL


Menurut Sugiyanto dalam jurnal (Andrean Perdana) mengemukakan ada 5 tahapan yang harus
dilaksanakan dalam PBL, yaitu:

Memberikan
Membantu
orientasi tentang Mengorganisasikan
investigasi individu
permasalahannya siswa untuk meneliti.
dan kelompok
kepada siswa.

Menganalisis dan Mengembangkan


mengevaluasi dan
proses mengatasi mempresentasikan
masalah. hasil
2. Sistem sosial
Sistem sosial yang terbentuk dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
adalah :
• Kerjasama
• Interaksi sosial
• Musyawarah
• Bertanggungjawab
• Peduli dengan masalah-masalah yang ada di lingkungannya

3. Prinsip reaksi
Prinsip Reaksi yang terbentuk dari model pembelajaran Problem Based Learning adalah :
• Orientasi terhadap masalah
• Mengorganisasikan siswa untuk belajar
• Penyelidikan individual dan kelompok
• Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya
• Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Sistem penilaian

Konten: penilaian harus merefleksikan apa yang sangat


penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh siswa

Proses pembelajaran: penilaian harus sesuai dan


diarahkan pada proses pembelajaran.

Kesamaan: penilaian harus menggambarkan kesamaan


kesempatan siswa untuk belajar.
Instructional Effect dan Nurturant Effect dalam sains

Adapun instructional effect dari model PBL adalah :

Siswa dapat
Siswa dapat
memecahkan
memahami
permasalahan
permasalahan
yang terjadi
mengenai materi
mengenai materi
dalam
dalam
pembelajaran
pembelajaran

Siswa dapat Siswa dapat


menyajikan hasil melakukan
diskusi dengan praktek mengenai
teman materi dalam
sekelompok di pembelajaran
depan kelas
Nurturant Effect adalah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yang berpusat pada ranah
afektif siswa. Adapun nurturant effect dari model PBL adalah :

Siswa diharapkan memiliki sikap teliti

Siswa diharapkan memiliki sikap kerjasama yang baik

Siswa dapat melakukan interaksi sosial,

Siswa diharapkan dapat bermusyawarah

Siswa diharapkan memiliki sikap bertanggungjawab

Siswa diharapkan memiliki sikap peduli terhadap masalah-masalah yang ada di


lingkungan/dunia nyatanya
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBL

Kelebihan PBL
● Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi
nyata .
● Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas
belajar.
● Pembelajaran berfokus pada masalahsehingga materi yang tidak ada hubungannya
tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan
menghafal atau menyimpan informasi .
● Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok .
● Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan,
internet, wawancara dan observasi .
● Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri .
● Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan
diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka .
● Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam
bentuk peer teaching.
Kekurangan PBL

● PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran


● Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi
akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
● PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah
kemampuan bekerja dalam kelompok.
● PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga
dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang
diharapkan, walapun PBL berfokus pada masalah bukan konten
materi.
● Membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa
dalam kelompok secara efektif

Anda mungkin juga menyukai