Anda di halaman 1dari 40

Problem Based Learning

&
Project Based Learning
1311820002 Hari Suharto

1311820003 Firza Luthfia Adlina

MK Desain Pembelajaran Kimia bersama Dr. Ucu Cahyana. M.Si.


01 Problem Based
Learning
DEFINISI PROBLEM BASED LEARNING
Menurut Dewey

Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan
kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak
berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat
diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik

Menurut Duch (1995)

Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang medorong siswa
untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari
penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk
mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL
menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk
mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.
.
DEFINISI PROBLEM BASED LEARNING

Suyatno (2009 : 58) Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah proses


pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam
kehidupan nyata siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk
membentuk pengetahuan dan pengalaman baru.

  Dutch (1994) menyatakan Problem Based Learning (PBL) merupakan metode


instruksional yang menantang siswa agar “belajar dan belajar”, bekerja sama dengan
kelompok untuk mencari solusi masalah yang nyata.

Trianto (2007 : 68) “Model pembelajaran berdasarkan masalah) mengacu pada


Pembelajaran Proyek (ProjectBased Learning), Pendidikan Berdasarkan Pengalaman
(Experience Based Education), Belajar Autentik (Autentic Learning), Pembelajaran
Bermakna (Anchored Instruction)”.
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Pembelajaran bersifat student-centered yang aktif

Pembelajaran dilaksanakan melalui diskusi kelompok kecil dan semua anggota kelompok memberikan kontribusinya
secara aktif

Diskusi dipicu oleh masalah yang bersifat integrasi interdisiplin yang didasarkan pada pengalaman/ kehidupan nyata

Diskusi secara aktif merangsang peserta didik untuk menggunakan prior knowledgenya (pengetahuannya)

Peserta didik terlatih untuk belajar mandiri dan diharapkan dapat menjadi dasar bagi pembelajaran seumur hidup

Pembelajaran berjalan secara efisien, karena informasi yang dikumpulkan melalui belajar mandiri sesuai dengan apa
yang dibutuhkannya (need to know basis)

Feedback dapat diberikan sewaktu tutorial, sehingga dapat memacu peserta didik untuk meningkatkan usaha
pembelajarannya

Latihan keterampilan diberikan secara paralel.


SINTAKS PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Orientasi siswa pada  Menjelaskan dan memotivasi
masalah  Menjelaskan tujuan dan perlengkapan

 Mendefinisikan masalah
Mengorganisasi siswa
 Mengorganisasi tugas belajar

 Mendorong mengumpulkan informasi,


Membimbing penyelidikan
eksperimen, untuk menjelaskan masalah

Mengembangkan  Membimbing siswa mengembangkan membuat


menyajikan hasil laporan hasil karya

Menganalisis dan evaluasi  Evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan


masalah proses proses yang mereka gunakan
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Dalam implementasi model pembelajaran berbasis masalah, guru perlu memilih bahan
pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Model pembelajaran berbasis
masalah ini dapat diterapkan dalam kelas jika :

a. Guru bertujuan agar peserta didik tidak hanya mengetahui dan hafal materi pelajaran saja,
tetapi juga mengerti dan memahaminya.
b. Guru mengiginkan agar peserta didik memecahkan masalah dan membuat kemampuan
intelektual siswa bertambah.
c. Guru menginginkan agar peserta didik dapat bertanggung jawab dalam belajarnya.
d. Guru menginginkan agar peserta didik dapat menghubungkan antara teori yang dipelajari di
dalam kelas dan kenyataan yang dihadapinya di luar kelas.
e. Guru bermaksud mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis situasi,
menerapkan pengetahuan, mengenal antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan
kemampuan dalam membuat tugas secara objektif.
Komponen-Komponen Pembelajaran Berbasis Masalah
• Permasalahan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah
mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara sosial dan bermanfaat bagi
peserta didik. Permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam dunia nyata tidak
dapat dijawab dengan jawaban yang sederhana.
• Fokus interdisipliner. Dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir struktural
dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan.
• Pengamatan autentik. Hal ini dinaksudkan untuk menemukan solusi yang nyata.
Peserta didik diwajibkan untuk menganalisis dan menetapkan masalahnya,
mengembangkan hipotesis dan membuat prediksi, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, membuat inferensi, dan
menarik kesimpulan.
• Produk. Peserta didik dituntut untuk membuat produk hasil pengamatan.produk
bisa berupa kertas yang dideskripsikan dan didemonstrasikan kepada orang lain.
• Kolaborasi. Dapat mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH

TAHAP 1 Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah

TAHAP 2 Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

TAHAP 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

TAHAP 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

TAHAP 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
KEUNGGULAN

1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan
untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik.

Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.

Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan


mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan


barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik.

Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
KELEMAHAN

1. Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak


mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari
sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba.

Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving


membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk


memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Contoh Penerapan PBL pada Topik Ikatan Kimia

Kompetensi Dasar (KD)


3.5. Membandingkan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta kaitannya dengan sifat zat
4.5. Merancang dan melakukan percobaan untuk menunjukan karakteristik senyawa ion atau senyawa kovalen berdasarkan
beberapa sifat fisika

Indikator pencapaian Kompetensi (IPK)


3.5.1. Menganalisis proses terbentuknya ikatan ion, kovalen (tunggal, rangkap 2 dan rangkap 3 serta
kovalen koordinasi)
3.5.2. Menentukan jenis ikatan kimia yang terbentuk ke dalam senyawa ion atau kovalen
3.5.3. Meramalikan senyawa yang terbentuk ke dalam senyawa ion atau kovalen
3.5.4. Menyimpulkan perbedaan ikatan ion dan kovalen ditinjau dari sifat fisika dan kimia
4.5.1. Merancang percobaan sederhana untuk menentukan sifat kepolaran pada senyawa kovalen
dengan bahan yang ada di sekitar
4.5.2. Mempresentasikan hasil percobaan sederhana untuk menentukan sifat kepolaran pada
senyawa kovalen dengan bahan yang ada di sekitar
Langkah Sintaks Model
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran PBL

• Guru memberi salam dan menanyakan kesiapan belajar melalui WA


Grup
• Peserta didik dan Guru berdoa Bersama sebelum pembelajaran
Pendahuluan
dimulai
• Peserta didik diminta mengakses LMS Edmodo untuk menyimak
tujuan pembelajaran terkait : Ikatan kimia

• Setelah peserta didik menyimak tujuan pembelajaran, peserta didik


diminta melihat dan menganalisis video pembelajaran yang telah
diupload guru di Edmodo: “Brainstroming tentang keberadaan atom
di alam, serta kestabilan atom gas mulia”
Tahap 1: Orientasi
Kegiatan Inti • Peserta didik menemukan masalah:
Peserta didik
Setelah memenonton tanyangan video, siswa menentukan
masalahnya, misalnya: “Mengapa unsur gasa mulia berada dalam
kondisi stabil di alam? Bagaimana cara atom berada dalam kondisi
stabil?”
Langkah Sintaks Model
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran PBL
• Peserta didik dibagi kedalam beberapa kelompok
• Peserta didik mendiskusikan hal yang harus dikerjakan dan konsep
yang harus didiskusikan dan pertanyaan yang harus dijawab dalam
Tahap 2:
forum diskusi yang telah disediakan di dalam LMS Edmodo dengan
Mengorganisasikan
penuh tanggungjawab terkait materi ikatan ion.
Peserta didik
• Peserta didik mengamati video proses terjadinya ikatan ion, ikatan
kovalen dan kovalen koordinasi selanjutnya peserta didik berdiskusi
meramalkan bagaimana senyawa tsb terbentuk

• Peserta didik dibimbing oleh guru proses diskusi materi ikatan kimia
Tahap 3: Membimbing tersebut
Kegiatan Inti penyeledikan individu dan • Guru memberikan semangat kepada peserta didik dalam
kelompok (online) menyelesaikan LKPD

• Peserta didik menyelesaikan permasalahan sesuai LKPD Online


dengan penuh tanggungjawab
Tahap 4: Menyajikan Hasil
• Peserta didik menuliskan hasil diskusi proses terjadinya ikatan ion
Karya
dengan reaksi serah terima elektron, ikatan kovalen pemakaian
bersama dalam kolom forum diskusi
Langkah Sintaks Model
Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran PBL

• Peserta didik mengelaborasikan hasil diskusi kelompoknya dengan


kelompok lainnya
• Peerta didik lain menanggapi kelompok yang yang telah menyajikan
Tahap 5: Menganalisa hasil diskusinya
Kegiatan Inti
dan mengevaluasi • Guru membantu menanggapi pertanyaan peserta didik lain untuk
meluruskan dan memperkuat pemahaman yang telah terbentuk.
• Peserta didik dibantu guru memberikan kesimpulan pembelajaran
hari ini.

• Guru menyampaikan tema materi pada pertamuan selanjutnya


• Guru memberikan semangat belajar, serta mengajak berdoa sebelum
Penutup
menutup pembelajaran
• Guru mengucapkan salam penutup.
02 Project Based
Learning
Definisi

Grant, 2002 Arfina, 2015


project based learning atau Pembelajaran berbasis proyek merupakan
pembelajaran berbasis proyek model pembelajaran yang berpusat pada
merupakan model pembelajaran yang peserta didik dan memberikan
berpusat pada peserta didik untuk pengalaman belajar yang bermakna bagi
melakukan suatu investigasi yang peserta didik
mendalam terhadap suatu topik.
Definisi Project Based Learning (PjBL) merupakan pengajaran
yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas
nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik
yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk
dipecahkan secara berkelompok. (Goodman dan
Stivers, 2010)

Project Based Learning (PjBL) adalah


model pembelajaran yang menggunakan
proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik
melakukan pembelajaran melalui kegiatan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar
Definisi

Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based


Learning merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas
secara nyata (Kemendikbud, 2013)
Definisi dan Penjelasan PjBL (Bell, 2005)

Model pembelajaran berbasis proyek


Project Based Learning is
merupakan model pembelajaran yang curriculum fueled and
menghendaki adanya standar isi dalam standards based.
kurikulumnya

Pembelajaran berbasis proyek adalah model Project Based Learning


pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau asks a question or poses a
peserta didik mengembangkan pertanyaan
penuntun (a guiding question) problem that each student
can answer.
Definisi dan Penjelasan PjBL (Bell, 2005)
Project Based Learning asks
Pembelajaran berbasis proyek students to investigate issues
merupakan model pembelajaran yang
and topics addressing real-
menuntut peserta didik membuat
“jembatan” yang menghubungkan antar
world problems while
berbagai subjek materi integrating subjects across the
curriculum

Pembelajaran berbasis proyek


merupakan model pembelajaran yang Project Based Learning is
memperhatikan pemahaman peserta a model that fosters
didik dalam melakukan eksplorasi, abstract, intellectual tasks
penilaian, interpretasi dan mensintesis
to explore complex issues
informasi melalui cara yang bermakna
Karakteristik PjBL
Seperti didefinisikan oleh Buck Institute fo Education (1999), bahwa belajar berbasis
proyek memiliki karakteristik:

1. Peserta didik membuat keputusan, dan membuat kerangka kerja,


2. Peserta didik merancang proses untuk mencapai hasil,
3. Peseta didik bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi
yang dikumpulkan
4. Peserta didik melakukan evaluasi secara kontinu
5. Peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan,
6. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, dan
7. Kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
Langkah-Langkah PjBL (Kemendikbud, 2013)

ain
Mendes an Proyek Menyusun Jadwal
na
Perenca l a n for the (Create a Schedule)
a P
(Design
Project)
01 02 03
Membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
Penentuan Membuat deadline penyelesaian proyek
Pertanyaan Membawa peserta didik agar merencanakancara yang baru
Mendasar Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara
(Start With the yang tidak berhubungan dengan proyek
Essential Question) Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.
Langkah-Langkah PjBL (Kemendikbud, 2013)

e n g uji Hasil
M
the
(Assess
e)
Outcom

04 05 06
Memonitor peserta d Mengevaluasi
idik
dan kemajuan proyek Pengalaman
(Monitor the Student
s and (Evaluate the
the Progress of the P
roject) Experience)
Sistem Penilaian Pembelajaran PjBL
(Kemendikbud, 2013)
Kemampuan Relevansi
pengelolaan Keaslian

Kesesuaian dengan mata


pelajaran, dengan
Kemampuan peserta didik mempertimbangkan tahap Proyek yang dilakukan peserta
dalam memilih topik, mencari pengetahuan, pemahaman dan didik harus merupakan hasil
informasi dan mengelola keterampilan dalam karyanya, dengan
waktu pengumpulan data serta pembelajaran. mempertimbangkan kontribusi
penulisan laporan. guru berupa petunjuk dan
dukungan terhadap proyek
peserta didik
Kelebihan dan Kelemahan PjBL (Afrina, 2015)
Kelebihan Kelemahan
1. Increased motivation 1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
2. Increased problem-solving ability 2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Increased collaborative 3. Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di
4. Improved library research skills mana instruktur memegang peran utama di kelas.
5. Increased resource-management 4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
skills 5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
6. Memberikan kesempatan belajar pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
bagi siswa untuk berkembang 6. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
sesuai kondisi dunia nyata kelompok.
7. Meningkatkan kemampuan 7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berfikir berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik
8. Menciptakan suasana belajar secara keseluruhan
yang menyenangkan
Kesamaan

Problem Based Project Based


Learning Learning

Lingkungan belajar siswa aktif,


kerja kelompok (kolaboratif),
dan teknik evaluasi otentik
(authentic assessment)
Perbedaan
Project Based Learning
Problem Based Learning kegiatan desain: merumuskan
projek, merancang (designing),
mengkalkulasi, melaksanakan
Kegiatan yang memerlukan pekerjaan, dan mengevaluasi
perumusan masalah, hasil
pengumpulan data, dan
analisis data Perbedaan terletak pada
Objek
Contoh Penerapan PjBL pada topik Termokimia

Kompetensi Dasar
3.4 Memahami konsep ∆H sebagai kalor 4.4 Menggunakan persamaan termokimia
reaksi pada tekanan tetap dan untuk mengaitkan perubahan jumlah
penggunaannya dalam persamaan pereaksi atau hasil reaksi dengan
termokimia. perubahan energi.
3.5 Memahami berbagai jenis entalpi reaksi 4.5 Menentukan perubahan entalphi
(entalpi pembentukan, entalpi berdasarkan data kalorimetri, entalpi
pembakaran, dan lain-lain), hukum Hess pembentukan, atau energi ikatan
dan konsep energi ikatan berdasarkan hukum Hess
Contoh Penerapan PjBL pada topik Termokimia
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.4.1 Mengidentifikasi sistem dan lingkungan serta 4.4.1 Melakukan percobaan yang berkaitan
kalor dari suatu reaksi kimia dengan perubahan jumlah peraksi
atau hasil reaksi dengan perubahan
energi.
3.4.2 Menganalisis reaksi yang melepas kalor 4.5.1 Menghitung perubahan entalpi
(eksoterm) dengan reaksi yang menerima berdasarkan data percobaan
kalor (endoterm) melalui diagram entalpi kalorimetri, entalpi pembentukan atau
reaksi. hukum Hess dan energi ikatan.
3.4.3 Membuat persamaan reaksi termokimia.
3.5.1 Mengidentifikasi jenis-jenis entalpi reaksi
entalpi pembentukan standar, entalpi
penguraian standar, entalpi pembakaran
standar dan entalpi pelarutan standar.
3.5.2 Menganalisis konsep kalorimeter, hukum Hess
dan energi ikatan.
Contoh Penerapan PjBL pada topik Termokimia
Langkah Sintaks Model PjBL Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran
Apersepsi
Menggali pengetahuan siswa tentang
materi termokimia dengan memberikan
pertanyaan :
Apa yang kalian ketahui tentang
Pendahuluan
termokimia?
Motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Menunjukkan contoh aplikasi termokimia di
kehidupan sehari-hari.
Contoh Penerapan PjBL pada topik Termokimia
Langkah Pembelajaran Sintaks Model PjBL Deskripsi Kegiatan

1. Pertanyaan esensial
Apa yang kalian ketahui tentang pembakaran?
Pembakaran akan menghasilkan banyak kalor.
Apa itu kalor?
Dari manakah kalor itu berasal?
Dan berapa kalor yang dihasilkan dari reaksi
Memberikan pembakaran?
Kegiatan Inti
pertanyaan esensial
2. Siswa diinformasikan mengenai materi yang
akan dipelajari sesuai dengan peta konsep yang
terdapat pada buku sumber belajar siswa.

3. Guru menjelaskan tentang Sistem dan


lingkungan dan Kalor
Contoh Penerapan PjBL pada topik Termokimia
Langkah Pembelajaran Sintaks Model PjBL Deskripsi Kegiatan

1. Siswa dikelompokkan ke dalam enam kelompok.


2. Siswa diinformasikan mengenai proyek yang
akan dilakukan, yaitu:
• Membuat kapal uap sesuai dengan
desain/model yang telah dibuat dengan
memperhitungkan daya apung kapal uap.
• Memilih bahan (senyawa kimia) yang akan
Menyusun Perencanaan
Kegiatan Inti digunakan yang tepat dengan
Proyek
mempertimbangkan kecepatan kapal uap.
3. Siswa diinformasikan untuk mendiskusikan
lembar kerja aktivitas yang telah diberikan.
4. Siswa diberi tugas untuk membuat desain/model
kapal uap yang akan mereka buat dari buku
maupun internet dan mencari informasi mengenai
kendala-kendala
Contoh Penerapan PjBL pada topik Termokimia
Langkah Pembelajaran Sintaks Model PjBL Deskripsi Kegiatan
Guru dan siswa berdiskusi tentang jadwal
Menyusun Jadwal penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal yang
telah direncanakan.
Memonitor peserta didik Memonitoring aktivitas siswa dalam membuat
dan kemajuan proyek desain/model kapal uap
Kegiatan Inti
Guru menilai dan memeriksa hasil desain/model
Menguji Hasil
kapal uap setiap kelompok.
Siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas
Mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengisi
Pengalaman
lembar reflektif jurnal
Contoh Penerapan PjBL pada topik Termokimia
Pertemuan ke-2 Siswa secara berkelompok mulai membuat kapal uap sesuai dengan
desain/model yang telah mereka buat dan dengan menggunakan alat
dan bahan yang mereka bawa
Pertemuan ke-3 Siswa secara berkelompok menguji coba kapal uap yang mereka
buat di atas air dengan menggunakan H 2O
Petemuan ke-4 Siswa secara berkelompok menguji kapal uap mereka dengan semua
dan ke-5 bahan bakar yang telah disediakan.

Menyusun Siswa secara berkelompok menguji kapal uap mereka dengan semua
Jadwal bahan bakar yang telah disediakan
Pertemuan ke-6 Setiap kelompok diminta untuk menghitung jumlah kalor yang
dihasilkan dari semua bahan bakar menggunakan reaksi 160
pembentukan standar
Pertemuan ke-7 Setiap kelompok melakukan diskusi lembar aktivitas dan bahan bakar
yang telah mereka uji cobakan, bahan bakar mana yang terbaik untuk
kapal uap mereka masing-masing
Pertemuan ke-8 Setiap kelompok melakukan persentasi
Contoh Penerapan PjBL pada topik Termokimia
Langkah Sintaks Model PjBL Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran
1. Siswa melakukan refleksi terhadap
aktivitas pembelajaran yang telah
dilakukan dengan mengisi lembar
Penutup reflektif jurnal.
2. Siswa menyimpulkan materi
termokimia yang telah dipelajari
selama ini
Contoh Penerapan PjBL pada topik Termokimia
Project yang dihasilkan
TERIMAKASIH YA 

Anda mungkin juga menyukai