Spektrofotometer UV-Vis
Hari Suharto 1311820002
Spektrofotomet
ri UV-Vis
Analisis Sampel
Prinsip Kerja
Spektrofotometer UV Vis
Untuk sampel yang berupa larutan
perlu diperhatikan beberapa
persyaratan pelarut yang dipakai
antara lain :
Sampel dilarutkan dengan sempurna
Pelarut yang dipakai tidak mengandung ikatan
rangkap terkonjugasi
Tidak terjadi interaksi dengan molekul
senyawa yang dianalisis
Kemurniannya harus tinggi.
Analisis Spektrofotometer UV-
Vis
A Caffeinated Boost on UV Spectrophotometry: A Lab for
High School Chemistry or an Introductory University
Kevin Chemistry Course and
Dooling, Kurt Bodenstedt,
Michael F. Z, Page
Pendahuluan
Prosedur
Kesimpulan
Percobaan
Analisis
Spektrofotomete
r Uv-Vis
Penggiling kopi
Sampel Kopi
Solusi stok digunakan untuk membuat satu set empat standar dengan
konsentrasi sebagai berikut : 2,00 × 10−5 M, 5.00 × 10−5 M, 7,99 × 10−5M,
dan 9,99 × 10−5M. (Standar digunakan untuk menyiapkan kurva kalibrasi
yang diberikan kepada siswa dan ditampilkan dalam data pendukung)
Ekstraksi dan Penentuan Persen Kafein
Sesi 1 Ekstraksi dan Penentuan Persen Kafein
DI air dituangkan di atas sampel kopi Sampel dari seluruh kelas ditempatkan
untuk menurunkan internal suhu kacang di seluruh oven dan panggang secara
dan padamkan proses pemanggangan. para siswa memindahkan biji tersebut bersamaan. Sedangkan kacang utuh
Kacang panggang yang didinginkan menjadi kopi saringan didiamkan di sampel dipanggang, para siswa mulai
ditempatkan di botol berlabel dan dalam batang panjang, corong kaca. mengencerkan kafein ekstrak yang
disimpan di lemari asam selama dua dijelaskan di atas. Mengikuti waktu
hari. panggang (10 menit di atas 190° C)
Jumlah cahaya yang ditransmisikan melalui sampel individu dikonversi menjadi absorbansi oleh persamaan A = log ( I 0 / I ), dimana
I 0 adalah intensitas cahaya awal dan I intensitas cahaya yang ditransmisikan
Kuantitas energi diserap adalah fenomena absorptivitas molar (ε) dari kafein. Nilai ini dihitung dari kemiringan kurva kalibrasi
daya serap cahaya yang diberikan kesiswa, menggunakan serangkaian solusi standar.
Terakhir, diperoleh nilai absorbansi dari ekstrak kafein encer itu dikonversi ke konsentrasi molar menggunakan hukum
Beer−Lambert: A = ε bc , (A = nilai absorbansi, ε = molar absorptivitas larutan, b = panjang lintasan sel kuvet (yaitu, jarak yang
ditempuh cahaya melalui sampel), dan c = konsentrasi larutan).
Begitu konsentrasi ekstrak encer diketahui, molaritas minuman asli ditentukan menggunakan rumus pengenceran M 1 V 1 = M 2 V
2
Molaritas dikonversi menjadi massa kafein (dalam gram) dan dibandingkan dengan massa bubuk kopi yang digunakan dalam ekstraksi,
menghasilkan persen kafein secara massal (b / b)
Hasil dan Pembahasan
Setelah meninjau data siswa,
Diketahui bahwa persentase
dihitung persen kafein dalam
kafein (b / b) dalam berbagai
sampel kopi berkisar 1,18-
sampel kopi adalah sedikit
2,15% dan persen air berkisar
lebih besar dari 1%
antara 3,51 hingga 11,67%.