Kelas/Semester : 3G
Anggota Kelompok B
1. Kematangan anak
Isi dan urutan kurikulum/materi pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan
tingkat kematangan anak, yaitu kesanggupan atau kesiapan anak untuk mencerna.
atau mempelajari materi pembelajaran. Bila anak belum siap atau belum matang
untuk mencerna atau mempelajari sesuatu, dan dipaksakan untuk mempelajarinya,
hasilnya tidak akan optimal, tidak efektif, bahkan ada kemungkinan pagal. Tentang
kematangan anak tidak sama untuk masing-masing individu dan juga tidak sama dari
jaman ke jaman, Perbedaan kes matangan individu dapat diatasi dengan upaya
membentuk kelas dari anak-anak sebaya dengan pembelajaran deferensiasi (bukan
diskrimihasi). perbedaan jaman diatasi dengan penyesuaian dengan perkembangan
IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni) dengan bijak dan hati-hati.
2. Pengalaman anak .
Pembelajaran akan lebih berhasil bila didasarkan pada pengalaman anak, artinya
anak telah memilki pengalaman baik di dalam maupun di luar sekolah tentang hal-hal
yang akan diajarkan. Misalnya geografi diajarkan setelah anak mengenal
lingkungannya, dimulai dari lingkungan keluarganya, Rukun Tetangga, Rukun
Kampung/ Warga, Kelurahan/Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan seterusnya.
Dalam pelajaran berhitung, berturut-turut dimulai dari penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.
3. Minat anak
Isi dan urutan materi pelajaran hendaknya dirancangbdengan mempertimbangkan
minat anak, artinya meteri dipilih yang menarik minat anak dan dimulai dari yang
paling diminati. Sekolah-sekolah modern isi dan urutan materi pelajaran diajarkan
sebagai pusat minat.
4. Faedah bagi anak
Isi dan urutan materi pelajaran disusun dengan mempertimbangkan faedah atau
kegunaan bagi anak, baik untuk jangka pendek (kehidupan sekarang) maupun
jangka panjang (kehidupan masa depan). Kurikukulum/matapelajaran harus memiliki
nilai fungsional: berfungsi dalam kehidupan anak. Hal-hal yang berfungsi akan
dipelajari anak dengan lebih mudah dan menyenangkan, dengan dorongan atau
motivasi yang kuat. Misalnya pelajaran membaca, menulis, dan berhitung jelas
memiliki nilai fungsional bagi anak.
5. Taraf kesulitan
Materi pelajaran hendaknya dipilih dan diurutkan sesuai dengan tingkat kesulitannya.
Pembelajaran dimulai dari materi yang mudah menuju yang lebih sulit, dari yang
sederhana menjadi lebih kompleks/rumit. Bila dimulai dengan yang mudah, anak
dapat menguasai, maka akan membuat anak percaya diri. Bila tiba-tiba diberi
pelajaran yang sulit, anak tidak mampu, anak tersebut dapat menjadi patah
semangat, bahkan membenci pelajaran itu, biasanya menjadi membenci gurunya.
B. PENENTUAN ISI DAN URUTAN MATERI DALAM KURIKULUM MATA PELAJARAN
TERPISAH.
Menurut Abdullah,2020:159
Penentuan Isi dan urutan materi kurilulum/mata pelajaran biasanya dilakukan oleh
Komisi Rencana Pelajaran atau lembaga yang ditugasi.
Prinsip-prinsip penentuan isi dan urutan materi dalam kurikulum mata pelajaran terpisah
yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
Ada matapelajaran yang telah memiliki struktur atau susunan yang logis, misalnya
matapelajaran berhitung: atau dengan urutan kronologis, seperti matapelajaran sejarah.
Dalam praktiknya, isi dan urutan materi dalam kurikulum matapelajaran yang terpisah
telah disusun oleh penulis buku.
Bentuk Correlated-curriculum :
Sebagai broad field curriculum kurikulum bidang yang luas) menentukan isi dan urutan
materinya yang berbeda dengan correlated-curriculum, karena dalam broad field
curriculum terjadi perpaduan dari beberapa mata pelajaran, yang batas-batasnya telah
ditiadakan, yaitu: language arts, mathematic-science, social studies, dan aesthetics.
Contoh-contoh bidang utama atau unit dalam broad field curriculum antara lain:
Tentang urutan materinya, didasarkan pada minat dan pengalaman yang telah/sedang
dijalani. Pengalaman tersebut dimulai dari yang dekat (sekitar rumah), sekolah, kemudian
lingkungan masyarakat yang lebih luas.